Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKEKAT FILSAFAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN


PENGETAHUAN, ILMU PENGETAHUAN, MANUSIA,
DAN BUDAYA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Filsafat pendidikan
Dosen Pengampu :
ARI WAHYUDI

Disusun oleh :
RATNA DEWI PALUPI [ 140405640XX ]
ZUSNI IQBALURROZA [ 14040564044 ]
YASHINTA AGUSTYNA [ 14040564049 ]
RANI ARDIAWATI [ 14040564051 ]
SHINTA VIRGIANANDA [ 14040564054 ]
INTAN DEVI ORLITA SARI [ 14040564055 ]

PRODI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang menjadi sumber utama dari berbagai
ilmu di dunia pendidikan. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk
yang yang berpengetahuan. Pengetahuan manusia ialah semua yang diketahui oleh
manusia. Adapun pembagiaan dari jenis pengetahuan manusia adalah sains, filsafat dan
mistik. Karena fisafat merupakan salahsatu jenis pengetahuan yang dimiliki oleh manusia,
maka dapat dikatakan bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan manusia yang logis saja,
tentang objek-objek yang abstrak.
Walaupun objek kajiannya adalah suatu hal yang abstrak, namun dapat pula objek
filsasat berupahal yang kongkret, tapi hal yang ingin diketahuinya adalah bagian yang
abstraknya. Suatu teori filsafat dikatakan benar jika dapat dipertanggungjawabkan secara
logis dan tidak akan pernah dibuktikan secara empiris selama-lamanya. Jika objek tersebut
suatu waktu dapat dibuktikan secara empiris, maka ia akan berubah menjadi ilmu.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah
kumpulan teori pendidikan yang hanya dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak
akan dapat dibuktikan secara empiris.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah hakekat filsafat itu ?
2. Apakah hubungan pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan filsafat ?
3. Apakah hubungan filsafat, manusia, dan budaya ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui hakekat filsafat
2. Menjelaskan hubungan pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan filsafat
3. Menjelaskan hubungan filsafat, manusia, dan budaya

BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKEKAT FILSAFAT

1. PENGERTIAN FILSAFAT

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari
bahasa Arab , yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Terdiri dari dua
kata philos = persahabatan, cinta dsb. Dan sophia = "kebijaksanaan, hikmah". Dari definisi
yang sederhana ini dapat di pahami bahwa filsafat secara bahasa adalah cinta terhadap
hikmah, cinta terhadap kebijaksanaan dan berusaha mendapatkannya. Jadi dapat
dikatakan filosof yaitu orang yang mencintai hikmah atau kebijaksanaan dan berusaha
mendapatkannya. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Filsafat diartikan :
1. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab, asal, dan hukumnya
2. Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan
3. Ilmu yangg berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi.

Dari pengertian ini saja, orang dapat memahami bahwa tujuan filsafat,pada mulanya
adalah mulia. Yakni, membuat orang cinta kebijaksanaan, dan seterusnya menjadi bijaksana.
Filsafat merupakan hasil pemikiran yangdidasarkan pada rasio (akal), dan karena rasio (akal)
adalah anugerah Allah, maka capaiannya kadang-kadang bisa benar. Tetapi, karena ia bukan
wahyu, maka akal pun bisa keliru.

Prof. Dr. Harun Nasution memberikan definisi filsafah sebagai berikut:


- Pengetahuan tentang hikmah
- Pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar
- Mencari kebenaran
- Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas3
Dengan demikian ia berpendapat bahwa intisari dari Filsafat ialah berpikir menurut tata
tertib (logika) dengan bebas., dan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar
persolalannya.

Berikut ini ada beberapa pengertian filsafat menurut para ahli yaitu:
1) Plato, mengatakan bahwa filsafat tidak lain daripada pengetahuan tentang segala yang
ada.
2) Aristoteles, berpendapat bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas
segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu yang umum sekali.
3) Fichte, menyebutkan filsafat sebagai Wissenschaftslehre : ilmu dari ilmuilmu, yaitu ilmu
umum yang menjadi dasar segala ilmu.
4) Al-Kindi, sebagai ahli pikir pertama dalam filsafat islam yang memberikan pengertian
filsafat di kalangan umat islam, membagi filsafat itu dalam tiga bagian:
a. Ilmu Fisika ( al-ilmu al-tabiyyat), merupakan tingkatan terendah
b. Ilmu Matematika ( al-ilmu al-riyadil) tingkatan tengah
c. Ilmu Ketuhanan ( al-ilmu al-rububiyah) tingkatan tertinggi
5) Al-Farabi, mengatakan bahwa filsafat ialah mengetahui semua yang wujud karena ia
wujud ( al-ilmu bi al majudat bima hiya maujudah ). Dari sini ia membagi lapangan filsafat
menjadi dua, yaitu:
a. Filsafat Teori (al falsafah al nadariyah), mengetahui yang ada
tanpa tuntutan untuk mewujudkannya dalam amal. Lapangan ini mencakup ilmu
matematika, ilmu fisika, dan ilmu metafisika
b. Filsafah Praktek ( al falsafah al amaliyah) mengetahui sesuatu yang seharusnya
diwujudkan dengan amal, yang melahirkan tenaga untuk melakukan bagian-
bagiannya dengan baik. Amalan yang mengenai individu disebut ilmu akhlak, yaitu
perbuatan baik yang seharusnya dikerjakan setiap orang. Yang mengenai masyarakat
di sebut al falsafah al madaniyah yaitu perilaku perbuatan baik yang seharusnya
dilakukan oleh anggota masyarakat.
6) Ibnu Sina, juga membagi filsafat kedalam dua bidang yaitu teori dan praktek, yang
keduanya berhubungan dengan agama, dimana dasarnya terdapat dalam syariat Tuhan, yang
penjelasan dan kelengkapannya di peroleh dengan tenaga akal manusia
7) Immanuel Kant, mengemukakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup alam empat persoalan :
a. Apakah yang dapat kita ketahui? (jawabannya : Metafisika)
b. Apakah yang seharusnya kita ketahui? (jawabannya : Etika)
c. Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya : Agama)
d. Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya : Antropologi)5
Berdasarkan uraian dan beberapa pengertian filsafat di atas maka dapat kita ambil
kesimpulan bahwa filsafat itu ialah suatu ilmu yang membahas dan mempersoalkan tentang
segala sesuatu dan yang mungkin ada dalam jagat raya ini secara universal, sistematis,
sedalam-dalamnya untuk menemukan kebenaran hakiki atau hikmah yang tertinggi demi
mencapai kebijaksanaan.

2. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Dalam bahasa Arab pendidikan disebut Tarbiyah yang diambil dari kata Rabba yang
bermakna memelihara, mengurus, merawat, mendidik. Dalam literatur-literatur berbahasa
Arab kata Tarbiyah mempunyai bermacam macam definisi yang intinya sama mengacu
pada proses pengembangan potensi yang dianugrahkan pada manusia.

Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu :


- The art, practice of profession of teaching “seni, praktik atau profesi sebagai pengajar
(pengajaran)
- The sistematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and
of student control and guidance; lagerly replaced by the term of education. “ilmu yang
sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode
mengajar pengawasan dan bimbingan murid dalam arti luas diartikan dengan
istilah pendidikan.

Orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan


menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa
Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak.

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu
masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah
sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan
pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.

3. HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN

Suatu usaha untuk mengatasi persoalan-persoalan pendidikan tanpa menggunakan


kearifan (wisdom) dan kekuatan filsafat ibarat sesuatu yang sudah ditakdirkan untuk gagal.
Persoalan pendidikan adalah persoalan filsafat.

Pendidikan dan filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari pendidikan adalah akhir
dari filsafat, yaitu kearifan (wisdom). Dan alat dari filsafat adalah alat dari pendidikan, yaitu
pencarian (inquiry), yang akan mengantar seseorang pada kearifan. Telah menjadi keyakinan
para ahli dalam lingkungan pendidikan tentang adanya kenyataan bahwa pendidikan itu
berhubungan erat dengan filsafat. Dalam banyak hal pendidikan perlu berlandaskan pada
konsep-konsep,tertentu yang perumusannya diambil dari filsafat.

Filsafat pendidikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, memusatkan


perhatiannya pada penerapan pendekatan fisiologis pada bidang pendidikan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya dan manusia
yang berpredikat pendidik atau gurupada khususnya. Filosof pendidikan, sebagaimana juga
filosof umum, berusaha mencari yang hak hakikat serta masalah yang berkaitan dengan
pendidikan, ia berusaha sungguh-sungguh untuk mendalami konsep-konsep pendidikan dan
memahami sebab-sebab yang hakiki dari masalah pendidikan. Berikut ini dikemukakan
beberapa pendapat para ahli tentang pengertian Filsafat Pendidikan:
- Al-Syaibany mengartikan bahwa filsafat pendidikan yaitu aktifitas pikiran yang teratur
yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan
memadukan proses pendidikan.
- Barnadib mempunyai versi pengertian atas filsafat pendidikan, yakni ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidikan.
- Arifin mengungkapkan bahwa keberadaan filsafat dalam ilmu pendidikan bukan
merupakan insindental, artinya, filsafat itu merupakan teori umum dari pendidikan,
landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan.
- Noor Syam mengemukakan filsafat pendidikan ialah niai dan
keyakinankeyakinan filosof yang menjiwai, mendasari dan
memberikan indentitas(karakteristik) suatu sistem pendidikan.
- Filsafat Pendidikan, yang menyelediki hakikat pelaksanaan pendidikan yang
bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara, dan hasilnya, serta hakikat ilmu
pendidikan, yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap sruktur
penggunaannya. (B. Othanel Smith, Philosophy of education, Encyclopedia of
Educational Research, hlm. 957-963)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Filsafat Pendidikan adalah adalah filsafat yang digunakan
dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan yang merupakan landasan bagi semua
pendidikan untuk memperoleh jawabanjawaban bagi permasalahan.

Filsafat adalah ‘ilmu istimewa’ yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa kerana masalah-masalah tersebut di luar
jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal
budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis
hakikat sarwa yang ada, yaitu:

 hakikat Tuhan

 hakikat alam semesta

 hakikat manusia

serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut. Perlu ditambah bahwa
definisi-definisi itu sebenarnya tidak bertentangan, hanya cara mengesahkannya saja yang
berbeda.

B. HUBUNGAN PENGETAHUAN, ILMU PENGETAHUAN, DAN FILSAFAT


1. PENGETAHUAN

pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran.


Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar
berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2003).

Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan


(kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan,
menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah
ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun
informasi yang diterima dari orang lain.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat di definisikan bahwa : Pengetahuan


merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan
konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.

2. ILMU PENGETAHUAN

Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan


pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan
yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut
diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya;
metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode
dialektis.

3. PERBEDAAN FILSAFAT, PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

FILSAFAT PENGETAHUAN ILMU PENGETAHUAN

Filsafat menghampiri Hasil dari proses mencari Ilmu pengetahuan mencari


kebenaran dengan cara tahu, sesuatu yang diketahui kebenaran dengan jalan
menuangkan berkaitan dengan proses penyelidikan (riset,
(mengembarakan atau pembelajaran. Proses belajar research), pengalaman
mengelanakan ) akal budi ini dipengaruhi berbagai (empiri), dan percobaan
secara radikal (mengakar) faktor dari dalam seperti (eksperimen) sebagai batu
dan integral, serta universal motivasi dan faktor luar ujian
(mengalam), tidak merasa berupa sarana informasi
terikat oleh ikatan apapun, yang tersedia serta keadaan
kecuali oleh ikatan tangannya sosial budaya
sendiri yang bernama logika

Filsafat memuat pertanyaan Pengetahuan tidak dibatasi Ilmu bersifat diskursif, yaitu
lebih jauh dan lebih pada deskripsi, hipotesis, menguraikan secara logis,
mendalam berdasarkan pada konsep, teori ,prinsip dan yang dimulai dari tidak tahu
pengalaman realitas sehari- prosedur yang secara menjadi tahu.
hari. Probabilitas Bayesian adalah
benar atau berguna.

Filsafat dengan wataknya Pengetahuan dengan Ilmu pengetahuan dengan


sendiri yang menghampiri metodenya sendiri mencari metodenya sendiri mencari
kebenaran, baik tentang kebenaran tentang alam dan kebenaran tentang alam dan
alam maupun tentang manusia. manusia.
manusia (yang belum atau
tidak dapat dijawab oleh
ilmu, karena diluar atau di
atas batas jangkauannya),
ataupun tentang tuhan.

4. PERSAMAAN FILSAFAT, PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

- Ketiganya menempuh suatu jalan untuk mencapai kebenaran


- Ketiganya didasarkan pada rasio, maksudnya sama-sama berdasarkan akal budi
- Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-
lengkapnya sampai ke-akar-akarnya.

C. HUBUNGAN FILSAFAT, MANUSIA, DAN BUDAYA

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan


Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Sumber lain menyebtkan bahwa
kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam
kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi,
yaitu pendidikan adalah proses pengeporar kebudayaan dalam arti membudayakan manusia
aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental,
tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan pendidikan dengan
kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai
pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina
kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan
kebudayaan.
Perlu didasari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara hidup
dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial
budaya yang dilakkan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik. Maka
membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya.
Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis yang menjamin tujuan
untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya, marbtabat bangsawa, kewibawaan dan
kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya
nasional mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan
pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan danpembangunan nasional serta
melestarikan nilai-nilai luruh budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk
menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa
kepribadian bangsa.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarkat, berbagai
macam kekuatan harus dihapi sepert kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia
dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia
merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan
kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil
ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan
dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharakan dengan pendidikan yang
akan mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan
terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui
tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan
memiliki peran :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dengan binatan
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam
pergaulan
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain
7. Sebagai modal dasar pembangunan

Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayan yang


bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dlaam melindungi masyarakt
terhadap lingkungan di dalamnya.
Apabila dibandingkan defenisi kebudayaan dan defenisi filsafat, bertemu dalam hal
berfikir. Filsafat ialah cara atau metode berfikir sistematik dan universal yang berujung pada
setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi
pada cipta, rasa, dan karsa sikap hidup dan pandangan hidup (Gazalba). Dengan demikian,
jelaslah filsafat mengendalikan cara berfikir kebudayaan. Di balik kebudayaan ditemukan
filsafat. Perbedaan kebudayaan dikembalikan kepada perbedaan filsafat.
Tuhan menentukan nilai melalui agama. Manusia menentukan nilai melalui filsafat.
Kebudayaan berpangkal pada manusia, maka yang menentukan kebudayaan adalah filsafat.
(Mustopo, 1983 : 71-72)

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
filsafat adalah suatu ilmu yang membahas dan mempersoalkan tentang
segala sesuatu dan yang mungkin ada dalam jagat raya ini secara universal,
sistematis, sedalam-dalamnya untuk menemukan kebenaran hakiki atau hikmah yang
tertinggi demi mencapai kebijaksanaan.
Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Ilmu bukan sekadar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya.
Hubungan antara Filsafat dan kebudayaan ialah filsafat sebagai cara atau
metode berfikir sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa, sedangkaan
kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa,
dan karsa sikap hidup dan pandangan hidup.

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapatkan pengalaman yang sangat


berharga mengenai filsafat dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan, manusia,
dan budaya. Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini tak lepas dari
kesalahan. Oleh karenanya, penulis sangat membuka apabila ada yang ingin
menyampaikan saran demi memperbaiki penulisan makalah ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Makkarana, Hasby. 2015. Hakikat Filsafat Pendidikan.


http://abbeehasbymakkarana45.blogspot.com/2012/05/hakikat-filsafat-pendidikan.html,
diakses pada 20 Februari 2015.
Amelia, Rizky. 2013. Hubungan Filsafat, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.
https://withmyglasses.wordpress.com/2013/03/29/hubungan-filsafat-pengetahuan-dan-
ilmu-pengetahuan/, diakses pada 20 Februari 2015.

Widodo, Prasetyo. 2014. Makalah Filsafat: FILSAFAT DAN KEBUDAYAAN.


http://prasetyowidodo22.blogspot.com/2014/04/makalah-filsafat-filsafat-dan-
kebudayaan.html, diakses pada 20 Februari 2015.

Anda mungkin juga menyukai