Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori akuntansi terdiri atas kerangka-kerangka acuan yang menjadi dasar
dari pengembangan teknik-teknik akuntansi. Kerangka acuan ini, nantinya akan
didasarkan pada penentuan konsep-konsep dan prinsip-prinsip akuntansi.
Menyadari akan pentingnya arti tujuan, para profesi akuntansi di Amerika Serikat,
Inggris, Kanada telah melakukan beberapa usaha percobaan untuk merumuskan
tujuan dari laporan keuangn. Di Amerika Serikat, pentinganya pengembangan
tujuan pelaporan keuangan pertama kali diungkapkan oleh laporan dari Study
Group On The Objectives of Financial Statements (Laporan kelompok Studi
Mengenai tujuan Laporan Keuangan) dan ditekankan lagi oleh usaha yang
dilakukan oleh FASB untuk mengembangakan suatu kerangka atau konstitusi
konseptual. Di Inggris, pentingnya tujuan-tujuan ini telah menjadi sorotan dari
publikasi the corporate report (Laporan Perusahaan) oleh institute of Chartered
accountants in England and Wales. Di Kanada, perhatin akan subjek ini di
publiksikan dalam corporate reporting (pelaporan keuangan). Meskipun relative
masih, semua usaha-usaha yang dilakukan diatas secara langsung mendapat
banyak pengaruh dari bab 4 dalam APB Statement No.4.
Kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu system koheren
dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standard
yang konsisten dan yang menjelaskan sifat,fungsi dan keterbatasan akuntansi
keuangan dan laporan keuangan.

Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk kosntitusi dalam proses


penyusunan standard. Tujuannya adalah memberika petunjuk dalam
menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar
dengan mempersempit pertanyaan, apakah standard telah sesuai dengan standar
atau tidak.

1
Makalah ini dibuat agar memahami kerangka kerja konseptual yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standard yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta
batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kerangka konseptual ?
2. Apakah tujuan laporan keuangan ?
3. Bagaimana Karakteristik kualitatif laporan keuangan ?
4. Apakah yang dimaksud dengan pengakuan dan pengukuran ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan kerangka konseptual
2. Untuk mengetahui tujuan dari laporan keuangan
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karakteristik kualitatif
laporan keuangan
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengakuan dan
pengukuruan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kerangka konseptual


Belkaoui (2011) kerangka konseptual diartikan sebagai teori akuntansi
yang terstruktur. Hal ini dikarenakan struktur kerangka konseptual sama dengan
teori akuntansi yang didasarkan pada penalaran yang sifatnya logis, yang mana
dapat digambarkan dalam bentuk hierarki dan terdiri dari beberapa tingkat:
1. Tingkat Teori Tertinggi
Kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan
keuangan.
2. Tingkat Selanjutnya
Kerangka konseptual mengidentifikasikan dan mendefinisikan
karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan
keuangan.
3. Tingkat Operasional yang Lebih Rendah
Kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan
(rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen laporan keuangan dan
tipe informasi yang perlu disajikan.
(Yadiati 2007:50) Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan
dengan tujuan dan konsep yang melandasi akuntansi yang bisa menurunkan
standar-standar yang konsisten dalam menggambarkan sifat, fungsi, dan
keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporannya.

kerangka konseptual ini disusun dengan tujuan :

Sebagai kerangka kerja yang akan dijadikan dasar untuk pembentukan


standar dan aturan akuntansi yang koheren.
Sebagai referensi dasar teori akuntansi untuk menyelesaikan masalah-
masalah praktik pelaporan keuangan yang muncul

(Horrison 2012:7) kerangka kerja konseptual (conceptual framework)


meletakkan pondasi untuk memecahkan persoalan besar dalam akuntansi.

3
Anda dapat menyebutkan sebagai why,who,what,how menyangkut pelaporan
keuangan. IFRS Framework for the preparation of presentation of financial
statements menggambarkan sifat, fungsi, dan batasan di mana akuntansi
keuangan dan pelaporan keuangan beroperasi.

Dalam perkembangan FASB telah menerbitkan memorandum diskusi, yaitu


conceptual Framework Of accounting and reporting Consideration of the Report
of the study group on the Objective of financial statement pada tahun 1974.
Selanjutnya FASB menerbitkan suatu prounouncement yang disebut statement of
financial accounting concepts (SFAC No.1-7), yaitu :

Tabel 1.
statement of financial accounting concepts 1-7

TAHUN
SFAC JUDUL
TERBIT
NO.1 Objectives of financial Reporting by business Enterprises 1978
NO.2 Qualitatative characteristics of accounting information 1980
NO.3 Elements of financial statements of business enterprises 1980
NO.4 Objectives of financial Reporting by Non-business Enterprises 1980
NO.5 Recognition and measurement in financial statement of business 1984
enterprises
NO.6 Elements of financial statements (mengganti SFAC No.3) 1985
NO.7 Using cash flow 1985
Sumber : Yadiati 2007:49

4
Apabila digambarkan maka menurut Belkaoui (2011:232), kerangka
konseptual tersebut akan terlihat seperti ini :

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Sumber : buku Belkaoui 2011:232

Tingkat pertama: pernyataan konsep akuntansi keuangan mengenai rumusan


tujuan pelaporan keuangan suatu kesatuan bisnis (organisasi
bisnis) SFAC Nomor 1.
SFAC Nomor 4 tujuan pelaporan keuangan perusahaan
nonbisnis organisasi nirlaba.
Tingkat kedua : pernyataan tentang karakteristik kualitatif informasi
akuntansi SFAC Nomor 2.
Unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan bisnis, SFAC
Nomor 3.

5
Tingkat ketiga : Rumusan tentang pengakuan dan pengukuran laporan dan
pelaporan keuangan SFAC Nomor 5.
SPAC Nomor 33, mengatur pelaporan keuangan dengan
penyesuaian tingkat harga (tingkat inflasi). Karena struktur
akuntansi sekarang pelaporan keuangannya berdasarkan pada
historical cost-nya SFAC ini mengatur bagaimana penyajian
kembali (restated) laporan keuangan historical yang
disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (inflasi) yang di-
proxi-kan dengan indeks harganya. Tetapi laporan keuangan
dengan penyesuaian tingkat harga ini sifatnya belum menjadi
keharusan sifatnya hanya sebagai informasi tambahan saja.
Tingkat keempat: Pelaporan posisi keuangan, pelaporan arus kas dan likuiditas,
pelaporan posisi keuangan.

2.2 Tujuan Pelaporan Keuangan


Sebelum membahas tujuan dari pelaporan keuangan, harus diketahui terlebih
dahulu apa itu pengertian laporan keuangan (Financial Statement).
Terdapat beberapa definisi laporan keuangan menurut para ahli :
Menurut Budi Raharjo (2005;1) :
Laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban manajer/pimpinan
perusahaan atas yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan (stockholders) diluar perusahaan, pemilik perusahaan, pemerintah,
kreditur dan pihak lainnya.
Menurut S. Munawir (2004:2) mengartikan laporan keuangan sebagai berikut ;
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut Winwin Yadiati (2007:51) :
Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan
oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang
berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu

6
alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang
membutuhkannya.

Menurut Arief, dkk (2009:8) Laporan Keuangan merupakan seperangkat laporan


keuangan formal (full set) yang terdiri dari :
Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva/harta (assets),
Kewajiban (liabilitites), dan modal sendiri (equity) dari suatu perusahaan
pada tanggal/waktu tertentu. Atau dengan kata lain Neraca berisi mengenai
data-data informative mengenai kondisi perusahaan pada waktu tertentu.
Laporan rugi/laba adalah laporan ringkas tentang jenis dan jumlah
pendapatan atau hasil penjual yang diperoleh perusahaan selama periode
tertentu, biaya selama itu, dan keuntungan dan kerugian yang diderita
selama periode tersebut ( misalnya; satu bulan, per kuartal, per tahun, dsb).
Laporan Perubahan Modal dan Laporan Laba Ditahan, untuk mengetahui
perubahan besarnya modal sendiri selama satu periode akuntansi perlu
disusun laporan modal sendiri (Statement Of Owner Equity).
Memperhitungkan pendapatan bersih yang diterima atau kerugian bersih
yang diderita, pemakaian prive, dan penambahan modal oleh pemilik
bilamana ada.
Laporan arus kas menghubungkan antara neraca dengan laporan laba/rugi
periode terakhir yang dapat mengevaluasi berapa banyak uang kas yang
dihasilkan perusahaan dan untuk apa saja uang kas tersebut telah
digunakan. Dalam laporan arus kas, aktivitas-aktivitas dalam perubahan
kas dibagi menjadi : arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas
investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan
Catatan atas Laporan Keuangan berisi informasi yang tidak dapat
diungkapkan dalam keempat laporan keuangan diatas , yang
mengungkapkan seluruh prinsip, prosedur, metode, dan teknik yang
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut.

7
2.2.1 Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis
Menurut SFAC Nomor 1 tentang objectives of financial reporting by
business enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah :

Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kerditor, dan


pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan
keputusan yang rasional atas investasi kredit dari keputusan lain dan
sejenis
Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu,
dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan
pendapatan dari penjualan,penebusanatau jatuh tempo sekuritas atau
pinjaman.
Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber
daya tersebut dan perubahannya.

Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:3)


adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Winwin Yadiarti (2007:54) tujuan laporan keuangan harus


menyajikan informasi yang factual, akurat, objektif, dan informative yang cukup
untuk melakukan penafsiran tentang transaksi-transaksi bisnis yang berguna untuk
memprediksi, membandingkan earnings power, tersebut.

Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), seperti


yang dikutip dan diterjemahkan oleh Harahap (2012:126) merumuskan empat
tujuan laporan keuangan :
Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang
terbatas dan untuk menetapkan tujuan
Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan
faktor produksi lainya.

8
Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan.
Membantu Fungsi dan pengawasan social.

APB Statement No. 4 mengklasifikasikan tujuan menjadi tujuan khusus, tujuan


umum, dan tujuan kualitatif, serta menempatkan mereka di bawah suatu kumpulan
pembatasan. Tujuan-tujuan tersebut terdapat dalam buku Harahap (2012;126)
sebagai berikut.
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi
keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi
keuangan.
Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut.
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber
ekonomi, dan kewajiban perusahaan
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
c. Menaksir informasi keuangan yang digunakan untuk menaksir potensi
perusahaan dalam mengahasilkan laba
d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta
dan kewajiban
e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan
Tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah sebagai berikut.
a. Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki
kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para
pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.
b. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut harus
jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat memahaminya.
c. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh
pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan
metode-metode pengukuran yang sama.

9
d. Netralis, yang artinya hasil akuntasi ditujukan untuk kebutuhan umum
dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-
pengguna yang spesifik.
e. Timeliness, laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f. Comparability, informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan,
artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu
perusahaan maupun perusahaan lain.
g. Completeness, informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup
semua kebutuhan yang layak dari pemakai
Menurut Arief dkk (2009:7) pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan
keuangan adalah pihak internal dan pihak eksternal.

1. Pihak Internal
Pihak manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan
informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling),
pengoordinasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu
perusahaan
Pemilik perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangannya
pemilik dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam
memimpin perusahaan.
2. Pihak Eksternal
Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka
penentuan kebijakan penanaman modalnya.
Kreditur, merasa berkepentingan terhadap pengembalian/pembayaran
kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu
mengetahui kinerja keuangan jangka pendek (likuiditas), dan
profitabilitas dari perusahaan.
Pemerintahan, informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak dan
juga oleh lembaga yang lain seperti statistik.

10
2.2.2 Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan non bisnis
Menurut Belkaoui (2011:236) Organisasi nonbisnis berbeda dari organisasi
bisnis dilihat dari dua hal, Organisasi bisnis :
1) Tidak memiliki indikator kinerja yang dapat dibandingkan dengan laba
pada perusahaan bisnis .
2) Pada umumnya tidak menjadi subjek ujian dari kompetensi dalam
pasar.
Tiga karakteristik utama yang membedakan organisasi-organisasi nonbisnis
adalah
1) Sejumlah besar sumber daya yang diterima dari penyedia sumber daya,
yang tidak mengaharapkan untuk menerima pembayaran kembali
ataupun keuntungan ekonomi yang proporsional terhadap sumber daya
yang telah mereka berikan.
2) Operasi bisnisnya terutama bergerak untuk tujuan-tujuan selain
penyediaan barang atau jasa yang mendapatkan laba.
3) Tidak ada saham kepemilikan yang pasti dapat dijual, dialihkan, atau
ditebus, atau yang akan menjadi hak atas bagian dari distribusi nilai sisa
dari sumber daya pada saat organisasi dilikuidasi.

Menurut belkaoui (2011:236) Terdapat empat kelompok yang khususnya


berkepentingan dengan informasi yang disajikan oleh pelaporan keuangan
organisasi non bisnis :

1. Penyedia sumber daya: peminjam, pemasok, karyawan, pembayar pajak,


anggota dan contributor
2. Elemen penyusun yang menggunakan dan memperoleh keuntungan dari
jasa-jasa yang diberikan oleh organisasi
3. Badan-badan penyelengara dan pengawas yang bertanggung jawab untuk
membuat kebijakan dan mengawasi serta menilai para manajer dari
organisasi non bisnis
4. Manajer organisasi-organisasi non bisnis.

11
2.3 Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Menurut Lam dan Lau (2015:24) untuk memenuhi tujuan menyediakan
informasi yang berorientasi pada pengguna, laporan keuangan harus memiliki
karakteristik kualitatif yang memadai. Kerangka konseptual menetapkan dua
karakteristik kualitatif fundamental :
2.3.1 Relevansi
Informasi keuangan dapat berguna hanya jika relevan dengan kebutuhan
pengambilan keputusan pengguna. Informasi keuangan mampu membuat
perbedaan dalam keputusan yang dibuat oleh pengguna. Informasi keuangan
mampu mebuat perbedaan dalam keputusan jika memiliki nilai prediksi, nilai
konfirmasi atau keduanya.
1) Nilai prediktif: informasi keuangan memiliki nilai prediktif jiak dapat
digunakan sebagai masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna
untuk memprediksi hasil masa depan. Informasi keuangan dengan nilai
prediktif digunakan oleh pengguna dalam membuat prediksi mereka
sendiri.
2) Nilai konfirmasi: informasi keuangan memiliki nilai konfirmasi jika
memberikan umpan balik tentang evaluasi sebelumnya, termasuk
menegaskan atau mengubah.

2.3.2 Penyajian Jujur


Penyajian jujur berarti penggambaran secara apa adanya fenomena ekonomi
dalam laporan keuangan. Kerangka konseptual menjelaskan bahw, untuk menjadi
bermanafaat, informasi keuangan tidak hanya harus menyajikan fenomena yang
relevan tetapi juga secara jujur menyajikan fenomena yang dimaksudkan untuk
disajikan. Agar disajikan secara jujur, informasi keuangan harus lengkap, netral
dan bebas dari kesalahan.
1. Lengkap. Sebuah gambaran yang lengkap mencakup semua informasi
yang diperlukan bagi pengguna untuk memahami fenomena yang
digambarkan, termasuk semua deskripsi dan penjelasan yang diperlukan.

12
2. Netral. Sebuah gambaran netraladalah tanpa bias dalam pemilihan atau
penyajian informasi keuangan, tetapi informasi netral tidak berarti
informasi tanpa tujuan atau tanpa ada pengaruh pada perilaku
3. Bebas dari kesalahan. Penyajian jujur tidak berarti akurasi dalam segala
hal. Bebas dari kesalahan atau penghilangan dalam deskripsi fenomena,
dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan
telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada kesalahan dalam prosesnya.

2.4 Peningkatan Karakteristik Kualitatif


Menurut Lam dan Lau (2015:27) Karakteristik kualitatif yang
meningkatkan kegunan dari informasi yang relevan dan disajikan secara jujur
dikenal dengan istilah peningkatan karakteristik kualitatif dalam kearangka
konseptual yang mencakup
2.4.1 Komparabilitas
Keputusan pengguna meliputi pemilihan beberapa alternative, seperti
menjual atau memiliki investasi atau berinvestasi di salah satu entitas pelaporan
atau yang lain. Untuk mengevaluasi informasi keuangan suatu entitas, pengguna
diharuskan untuk membandingkan laporan keuangan dari waktu kewaktu dan
antar entitas. Komparabilitas dengan demikian merupakan salah satu karakteristik
kualitatif laporan keuangan, dan membantu pengguna melakukan analisis berikut :
1. Analisis seri waktu (atau tren/time series) yaitu membandingkan laporan
keuangan suatu entitas selama periode waktu untuk mengidentifikasi tren
dalam posisi keuangan dan kinerja suatu entitas.
2. Analisis lintas bagian (cross-sectional), yaitu, membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja dan arus kas secara relative.

Komparabilitas adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan


pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan, dan perbedaan antar-
item. Tidak seperti karakteristik kualitatifl ainnya. Komparabilitas tidak
berhubungan dengan item tunggal. Sebuah perbandingan membutuhkan
setidaknya dua item.

13
2.4.2 Konsistensi, Pengungkapan dan Komparatif
Untuk memungkinkan dan meningkatkan komparabilitas,pengukuran dan
penyajianefek keuangan atas transaksi dan peristiwa lainnya haru dilakukan
dengan cara yang konsisten pada suatu entitasdan dari waktu ke waktu untuk
entitastersebut dan dengan cara yang konsisten untuk entitas yang berbeda.
Namun demikian meski terkait dengan komparabilitas,konsistensi tidaklah
sama.Konsistensi mengacu pada sebuah metode yang sama untuk item yang
sama,dari periode ke periode untuk suatu entitas.Komparabilitas adalah tujuan,
sedangkan konsistensi membantu pencapaian tujuan tersebut.Komparabilitas
bukanlah penyeragaman.Agar informasi dapat dibandingkan, hal-hal serupa harus
terlihat mirip dan hal yang berbeda harus terlihat berbeda.Komparabilitas
informasi keuangan tidak dapat ditingkatkan dengan membuat hal-hal yang tak
serupa terlihat mirip satu sama lain, seperti halnya ditingkatkan dengan membuat
hal-hal yang serupa agar terlihat berbeda.

Implikasi komparabilitas adalah pengguna mendapatkan informasi


mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan, adanya perubahan dalam kebijakan tersebut dan efek dari perubahna
tersebut.Pengguna harus dapat mengidentifikasi perbedaan antara kebijakan
akuntansi untuk transaksi yang serupa dan peristiwa lain yang digunakan oleh
entitas yang sama dari periode dan oleh entitas yang berbeda.Kepatuhan terhadap
IFRS,termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas,
membantu tercapainya komparabilitas.

Untuk membandingkan posisi keuangan, kinerja dan arus suatu entitas dari
waktu ke waktu, adalah penting bahwa laporan keuangan menampilkan informasi
yang terkait untuk periode sebelumnya, IAS I secara khusus mewajibkan bahwa
semua jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuanganharus memilikiinformasi
komparatif sehubungan dengan periode sebelumnya, kecuali bila IFRS
memperbolehkan atau mewajibkan pengecualian atas informasi tersebut (IAS
I.38).Izin pengecualian dan ketentuan yang berbeda ditetapkan dalam IFRSyang
berbeda, sedangkan ketentuan umum tentang informasi komparatif.

14
2.4.3 Dapat Dibuktikan
Dapat dibuktikan membantu menyakinkan pengguna bahwa informasi menyajikan
secara jujur fenomena ekonomi yang memang di maksudkan untuk disajikan
(CF;QC26). Ini berarti bahwa pengamat indenpenden dan dengan pengetahuan
yang berbeda bisa mencapai konsensus, meskipun tidak selalu berwujud
persetujuan sepenuhnya, bahwa penggambaran tersebut merupakan penyajian
jujur. Informasi dalam bentuk kuantitatif tidak perlu berwujud estimasi satu angka
untuk dapat diverifikasi. Kisaran jumlah tertentu dan probalitas terkait juga dapat
diverifikasi.
Proses veribilitas dapat secara langsung atau tidak langsung:
1) verifikasi langsung berrat memverifikasi jumlah atau penyajian lain melalui
pengamatan langsung
2) verifikasi tidak langsung berarti memverifikasi masukan untuk suatu model,
formula atas teknik lain dan menghitung ulang output menggunakan
metodologi yang sama.
Untuk beberapa penjelasana dan informasi keuangan yang bersifat ke depan,
tidak mungkin dilakukan verfikasi hingga jangka waktu tertentu. Untuk
membantu pengguna memutuskan apakah mereka ingin menggunakan informasi
tesebut, maka perlu di ungkapkan :
Asumsi yang mendasari;
Metode pengumpulan informasi; dan
Faktor dan keadaan lain yang mendukung informasi tersebut

2.4.4 Ketepatan waktu


Bahkan jika informasi keuangan berguna bila relevan dan disajikan jujur,
kegunaannya dapat ditingkatkan hanya jika tersedia tepat waktu. Ketepatan waktu
berarti menyampaikan informasi yang tersedia kepada pengambilan keputusan
pada waktu yang tepat untuk memengaruhi keputusan yang mereka buat
(CF.QC29).
Umumnya, makin lama usiainformasi, akan makin berkurang bermanfaat.
Namun demikian, beberapa informasi akan tetap dianggap tepat waktu meskipun

15
lama setelah akhir periode pelaporan karena, misalnya, beberapa pengguna
mungkin perlu untuk mengidentifikasi dan menilai tren.

2.4.5 Dapat Dipahami


Untuk memberikan penjelasan kepada penguna dan memenuhi kebutuhan
mereka, informasi keuangan harus mudah dipahami oleh mereka. Melakukan
klafikasi, menentukan karaktersitik dan menyajikan informasi keuangan dengan
jelas dan ringkas membuat informasi mudah untuk dipahami (CF:QC30)
Beberapa fenomena pada dasarnya rumit dan tidak dapat dibuat mudah
untuk dipahami. Penghilangan fenomena ini dari laporan keuangan mungkin
membuat laporan lebih mudah dipahami. Akan tetapi, laporan akan menjadi tidak
lengkap dan dapat berpotensi menyesatkan. Oleh karena itu, pengguna yang
meminta laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
terhadap kegiatan bisnis dan ekonomi serta akuntansi. Mereka juga harus bersedia
untuk mempelajari informasi dapat diteliti dan tekun. Kadang-kadang, bahkan
pengguna yang rajin dan sangat paham informasi pun perlu menvari bantuan
seseorang penasihat untuk memahami informasi tentang fenomena ekonomi
kompleks (CF:QC23).

2.5 Pengakuan dan Pengukuran


Menurut Simamora (2000:358) Pengakuan adalah proses formal mencatat
dan melaporkan suatu pos dalam laporan keuangan. Sedangkan menurut Skousen
(2001:298) mengatakan bahwa pendapatan selalu diakui pada saat dua kriteria
penting terpenuhi :
Pendapatan sudah diselesaikan (perusahaan sudah melakukan sesuatu)
dan,
Kas, atau keabsahan janji untuk pembayaran dimasa datang sudah diterima
(perusahaan sudah menerima suatu sebagai pengembalian).
Selama ini telah dikenal secara umum bahwa ada dua dasar pengakuan dari
pendapatan, yaitu :
Accrual basis

16
Dasar aktual ini mengakui pendapatannya pada saat periode terjadinya
transaksi pendapatan. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain
diakui pada saat kejadian walaupun kas belum diterima.

Cash basis
Dasar tunai adalah apabila pendapatan yang hanya diperhitungkan
berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas. Dan penjualan barang atau jasa
hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima.

Menurut Belkoui (2006, h. 279) pengukuran memiliki arti pemberian


angka-angka kepada objek atau kejadian-kejadian menurut aturan tertentu. Tanpa
melihat batasan-batasan tersebut, secara tradisional pengukuran dalam akuntansi
akan melibatkan pemberian nilai-nilai angka kepada objek, kejadian atau
atributnya dengan suatu cara tertentu, sehingga dapat memastikan pelaksanaan
atau disagresasi data dengan mudah. Ada empat dasar pengukuran yang
digunakan dalam akuntansi, yaitu:
Harga pertukaran masa lalu (harga pokok histori)
Harga ini adalah harga pokok sumber daya tersebut saat mendapatkannya.
Biasanya digunakan untuk mengukur persediaan, peralatan, dan aktiva lain.
Harga pertukaran pembelian
Harga ini biasanya diidentifikasikan sebagai harga pokok pergantian karena
sumber daya yang ditimbulkan oleh sumber daya yang diukur dengan harga beli
yang berlaku saat ini akan dibayar untuk memperoleh sumber daya tersebut
apabila sumber daya ini tidak terpenuhi.
Harga pertukaran penjualan
Harga ini biasanya diidentifikasikan sebagai harga yang berlaku saat ini dan
kondisi harga kemungkinan besar stabil atau perubahan tidak material, misalnya
untuk pertukaran logam mulia.
Harga pertukaran masa mendatang
Harga ini mencerminkan penerimaan tunai di masa mendatang dan
mendiskontokannya terhadap nilai yang berlaku sehingga realisasi dan kesetaraan

17
pendapatan dapat terjamin. Penggunaannya untuk menaksir harga pokok di masa
yang akan datang atas dasar persentase selesai atau penjualan kredit.

2.5.1 Metode Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Perusahaan Jasa


Menurut Marcella (2012) ada empat metode pengakuan pendapatan untuk
penjualan jasa adalah :
1) Metode kinerja khusus digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan
dengan melakukan aksi tunggal. Sebegai contoh seorang dokter gigi
menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
2) Metode kinerja proporsional digunakan untuk mengakui pendapatan jasa
yang dihasilkan oleh lebih dari aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi
satu periode akuntansi. Dalam metode ini, pendapatan diakui berdasarkan
kinerja proposional setiap tindakan. Metode kinerja proposional dari
akuntansi perusahaan jasa sama denga metode persentase penyelesaian.
Pengakuan proposional mengambil bentuk yang bergantung dari jenis
transaksi jasa.
3) Metode kinerja selesai digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang
dihasilkan dengan melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir
sangat penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa dimana
pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir
terjadi. Misalnya, perusahaan ekspedisi menghasilkan pendapatan jasa hanya
setelah pengiriman barang, meskipun pengepakan, muat barang dan
transportasi mendahului pengiriman. Metode ini serupa dengan metode
kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4) Metode penagihan digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketidakpastian
penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan
tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi.
Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Pada dasarnya metode ini

18
2.5.2 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut Pernyataan
Standar Akuntansi (PSAK) No.23
a. Pengakuan Pendapatan
Ketentuan PSAK No.23 (2007:23) mengenai pengakuan pendapatan atas transaksi
penjualan jasa adalah sebagai berikut : bila suatu transaksi yang meliputi
penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan
transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari
transaksi pada tanggal neraca. Yang dimaksudkan andal menurut PSAK No.23
(2007:23) adalah bila seluruh kondisi dibawah ini dipenuhi :
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan;
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal; dan
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

b. Pengukuran Pendapatan
Standar Akuntansi Keuangan (2007:23) menyatakan bahwa pendapatan
harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Adapun penjelasannya lebih lanjut dari pernyataan tersebut yang dikemukakan
Standar Akuntansi Keuangan (2007,23) adalah : Jumlah pendapatan yang relatif
timbul dari suatu transaksi oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau
pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi diskon dagangan dan
rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya, imbalan
tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas
atau setara kas yang diterima atau dapat diterima. Namun bila arus masuk dari kas
atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin krang
dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perumusan dari teori akuntansi akan berawal dari pengembangan tujuan


dari laporan keuangan dan di akhiri dengan penyusunan sebuah kerangka
konseptual sebagai pedoman bagi prinsip dan teknik akuntansi. Kerangka
konseptual yang dibuat harus dapat diterima oleh semua orang yang
berkepentingan. Selain bermanfaat sebagai pedoman. Kerangka konseptual juga
dapat menghasilkan suatu standar yang baik dan juga dapat diterima secara
universal.

Kerangka konseptual menetapkan dua karakteristik kualitatif fundamental :


Relevansi
Penyajian yang jujur

Peningkatan Karakteristik kualitatif dalam kerangka konseptual mencakup :


Komparabilitas
Konsistensi, pengungkapan, dan komparatif
Dapat dibuktikan
Ketepatan waktu
Dapat dipahami

20
DAFTAR PUSTAKA

Arief Sugiono, yanuar Nanok Soenarno dan Synthia madya Kusumawati, 2009.
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan untuk Bisnis Skala Kecil dan Menengah.
Grasindo, Jakarta.
Belkaoui, A. R. 2011. Accounting Theory Jilid 1 Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta
Budi Rahardjo, 2005. Laporan Keuangan perusahaan, seri membaca, memahami,
menganalisis. Cetakan pertama, Gajah Mada,Yogyakarta.
Harahap Sofyan Syafri, 2012. Teori Akuntansi, Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali
Pers, PT Raja Grafindo Persada
Horrison, Walter T, Horngren, Charles T, Thomas, William C, Suwardy, Themin. 2012.
Akuntansi Keuangan IFRS Edisi 8 Jilid 1. Erlangga. 2012
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit: Salemba
Empat
Lam, Nelson dan Lau Peter, 2015. Akuntansi Keuangan Intermediate Financial
Reporting An IFRS Perspective. Jakarta: Salemba Empat
Marcella, Synthia, 2012. Analisa Penjualan pada PT Pandu Siwi Sentosa Palembang.
STIE MDP.
S. Munawir, 2004. Analisis Laporan keuangan, Edisi ke-4, Yogyakarta. Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI). Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK), Jakarta:
Salemba Empat
Simamora, Henry, 2000. Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat,
Jakarta.
Skousen, Stice, 2001. Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi Kesembilan, Jilid Satu,
terjemahan. Salemba Empat, Jakarta
Winwin Yadiati, 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi pertama, cetakan
Pertama, Kencana Prenada Media Group

21

Anda mungkin juga menyukai