PENDAHULUAN
1
Makalah ini dibuat agar memahami kerangka kerja konseptual yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standard yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta
batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Anda dapat menyebutkan sebagai why,who,what,how menyangkut pelaporan
keuangan. IFRS Framework for the preparation of presentation of financial
statements menggambarkan sifat, fungsi, dan batasan di mana akuntansi
keuangan dan pelaporan keuangan beroperasi.
Tabel 1.
statement of financial accounting concepts 1-7
TAHUN
SFAC JUDUL
TERBIT
NO.1 Objectives of financial Reporting by business Enterprises 1978
NO.2 Qualitatative characteristics of accounting information 1980
NO.3 Elements of financial statements of business enterprises 1980
NO.4 Objectives of financial Reporting by Non-business Enterprises 1980
NO.5 Recognition and measurement in financial statement of business 1984
enterprises
NO.6 Elements of financial statements (mengganti SFAC No.3) 1985
NO.7 Using cash flow 1985
Sumber : Yadiati 2007:49
4
Apabila digambarkan maka menurut Belkaoui (2011:232), kerangka
konseptual tersebut akan terlihat seperti ini :
5
Tingkat ketiga : Rumusan tentang pengakuan dan pengukuran laporan dan
pelaporan keuangan SFAC Nomor 5.
SPAC Nomor 33, mengatur pelaporan keuangan dengan
penyesuaian tingkat harga (tingkat inflasi). Karena struktur
akuntansi sekarang pelaporan keuangannya berdasarkan pada
historical cost-nya SFAC ini mengatur bagaimana penyajian
kembali (restated) laporan keuangan historical yang
disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (inflasi) yang di-
proxi-kan dengan indeks harganya. Tetapi laporan keuangan
dengan penyesuaian tingkat harga ini sifatnya belum menjadi
keharusan sifatnya hanya sebagai informasi tambahan saja.
Tingkat keempat: Pelaporan posisi keuangan, pelaporan arus kas dan likuiditas,
pelaporan posisi keuangan.
6
alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang
membutuhkannya.
7
2.2.1 Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis
Menurut SFAC Nomor 1 tentang objectives of financial reporting by
business enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah :
8
Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan.
Membantu Fungsi dan pengawasan social.
9
d. Netralis, yang artinya hasil akuntasi ditujukan untuk kebutuhan umum
dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-
pengguna yang spesifik.
e. Timeliness, laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f. Comparability, informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan,
artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu
perusahaan maupun perusahaan lain.
g. Completeness, informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup
semua kebutuhan yang layak dari pemakai
Menurut Arief dkk (2009:7) pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan
keuangan adalah pihak internal dan pihak eksternal.
1. Pihak Internal
Pihak manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan
informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling),
pengoordinasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu
perusahaan
Pemilik perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangannya
pemilik dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam
memimpin perusahaan.
2. Pihak Eksternal
Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka
penentuan kebijakan penanaman modalnya.
Kreditur, merasa berkepentingan terhadap pengembalian/pembayaran
kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu
mengetahui kinerja keuangan jangka pendek (likuiditas), dan
profitabilitas dari perusahaan.
Pemerintahan, informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak dan
juga oleh lembaga yang lain seperti statistik.
10
2.2.2 Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan non bisnis
Menurut Belkaoui (2011:236) Organisasi nonbisnis berbeda dari organisasi
bisnis dilihat dari dua hal, Organisasi bisnis :
1) Tidak memiliki indikator kinerja yang dapat dibandingkan dengan laba
pada perusahaan bisnis .
2) Pada umumnya tidak menjadi subjek ujian dari kompetensi dalam
pasar.
Tiga karakteristik utama yang membedakan organisasi-organisasi nonbisnis
adalah
1) Sejumlah besar sumber daya yang diterima dari penyedia sumber daya,
yang tidak mengaharapkan untuk menerima pembayaran kembali
ataupun keuntungan ekonomi yang proporsional terhadap sumber daya
yang telah mereka berikan.
2) Operasi bisnisnya terutama bergerak untuk tujuan-tujuan selain
penyediaan barang atau jasa yang mendapatkan laba.
3) Tidak ada saham kepemilikan yang pasti dapat dijual, dialihkan, atau
ditebus, atau yang akan menjadi hak atas bagian dari distribusi nilai sisa
dari sumber daya pada saat organisasi dilikuidasi.
11
2.3 Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Menurut Lam dan Lau (2015:24) untuk memenuhi tujuan menyediakan
informasi yang berorientasi pada pengguna, laporan keuangan harus memiliki
karakteristik kualitatif yang memadai. Kerangka konseptual menetapkan dua
karakteristik kualitatif fundamental :
2.3.1 Relevansi
Informasi keuangan dapat berguna hanya jika relevan dengan kebutuhan
pengambilan keputusan pengguna. Informasi keuangan mampu membuat
perbedaan dalam keputusan yang dibuat oleh pengguna. Informasi keuangan
mampu mebuat perbedaan dalam keputusan jika memiliki nilai prediksi, nilai
konfirmasi atau keduanya.
1) Nilai prediktif: informasi keuangan memiliki nilai prediktif jiak dapat
digunakan sebagai masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna
untuk memprediksi hasil masa depan. Informasi keuangan dengan nilai
prediktif digunakan oleh pengguna dalam membuat prediksi mereka
sendiri.
2) Nilai konfirmasi: informasi keuangan memiliki nilai konfirmasi jika
memberikan umpan balik tentang evaluasi sebelumnya, termasuk
menegaskan atau mengubah.
12
2. Netral. Sebuah gambaran netraladalah tanpa bias dalam pemilihan atau
penyajian informasi keuangan, tetapi informasi netral tidak berarti
informasi tanpa tujuan atau tanpa ada pengaruh pada perilaku
3. Bebas dari kesalahan. Penyajian jujur tidak berarti akurasi dalam segala
hal. Bebas dari kesalahan atau penghilangan dalam deskripsi fenomena,
dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan
telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada kesalahan dalam prosesnya.
13
2.4.2 Konsistensi, Pengungkapan dan Komparatif
Untuk memungkinkan dan meningkatkan komparabilitas,pengukuran dan
penyajianefek keuangan atas transaksi dan peristiwa lainnya haru dilakukan
dengan cara yang konsisten pada suatu entitasdan dari waktu ke waktu untuk
entitastersebut dan dengan cara yang konsisten untuk entitas yang berbeda.
Namun demikian meski terkait dengan komparabilitas,konsistensi tidaklah
sama.Konsistensi mengacu pada sebuah metode yang sama untuk item yang
sama,dari periode ke periode untuk suatu entitas.Komparabilitas adalah tujuan,
sedangkan konsistensi membantu pencapaian tujuan tersebut.Komparabilitas
bukanlah penyeragaman.Agar informasi dapat dibandingkan, hal-hal serupa harus
terlihat mirip dan hal yang berbeda harus terlihat berbeda.Komparabilitas
informasi keuangan tidak dapat ditingkatkan dengan membuat hal-hal yang tak
serupa terlihat mirip satu sama lain, seperti halnya ditingkatkan dengan membuat
hal-hal yang serupa agar terlihat berbeda.
Untuk membandingkan posisi keuangan, kinerja dan arus suatu entitas dari
waktu ke waktu, adalah penting bahwa laporan keuangan menampilkan informasi
yang terkait untuk periode sebelumnya, IAS I secara khusus mewajibkan bahwa
semua jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuanganharus memilikiinformasi
komparatif sehubungan dengan periode sebelumnya, kecuali bila IFRS
memperbolehkan atau mewajibkan pengecualian atas informasi tersebut (IAS
I.38).Izin pengecualian dan ketentuan yang berbeda ditetapkan dalam IFRSyang
berbeda, sedangkan ketentuan umum tentang informasi komparatif.
14
2.4.3 Dapat Dibuktikan
Dapat dibuktikan membantu menyakinkan pengguna bahwa informasi menyajikan
secara jujur fenomena ekonomi yang memang di maksudkan untuk disajikan
(CF;QC26). Ini berarti bahwa pengamat indenpenden dan dengan pengetahuan
yang berbeda bisa mencapai konsensus, meskipun tidak selalu berwujud
persetujuan sepenuhnya, bahwa penggambaran tersebut merupakan penyajian
jujur. Informasi dalam bentuk kuantitatif tidak perlu berwujud estimasi satu angka
untuk dapat diverifikasi. Kisaran jumlah tertentu dan probalitas terkait juga dapat
diverifikasi.
Proses veribilitas dapat secara langsung atau tidak langsung:
1) verifikasi langsung berrat memverifikasi jumlah atau penyajian lain melalui
pengamatan langsung
2) verifikasi tidak langsung berarti memverifikasi masukan untuk suatu model,
formula atas teknik lain dan menghitung ulang output menggunakan
metodologi yang sama.
Untuk beberapa penjelasana dan informasi keuangan yang bersifat ke depan,
tidak mungkin dilakukan verfikasi hingga jangka waktu tertentu. Untuk
membantu pengguna memutuskan apakah mereka ingin menggunakan informasi
tesebut, maka perlu di ungkapkan :
Asumsi yang mendasari;
Metode pengumpulan informasi; dan
Faktor dan keadaan lain yang mendukung informasi tersebut
15
lama setelah akhir periode pelaporan karena, misalnya, beberapa pengguna
mungkin perlu untuk mengidentifikasi dan menilai tren.
16
Dasar aktual ini mengakui pendapatannya pada saat periode terjadinya
transaksi pendapatan. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain
diakui pada saat kejadian walaupun kas belum diterima.
Cash basis
Dasar tunai adalah apabila pendapatan yang hanya diperhitungkan
berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas. Dan penjualan barang atau jasa
hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima.
17
pendapatan dapat terjamin. Penggunaannya untuk menaksir harga pokok di masa
yang akan datang atas dasar persentase selesai atau penjualan kredit.
18
2.5.2 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut Pernyataan
Standar Akuntansi (PSAK) No.23
a. Pengakuan Pendapatan
Ketentuan PSAK No.23 (2007:23) mengenai pengakuan pendapatan atas transaksi
penjualan jasa adalah sebagai berikut : bila suatu transaksi yang meliputi
penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan
transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari
transaksi pada tanggal neraca. Yang dimaksudkan andal menurut PSAK No.23
(2007:23) adalah bila seluruh kondisi dibawah ini dipenuhi :
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan;
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal; dan
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
b. Pengukuran Pendapatan
Standar Akuntansi Keuangan (2007:23) menyatakan bahwa pendapatan
harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Adapun penjelasannya lebih lanjut dari pernyataan tersebut yang dikemukakan
Standar Akuntansi Keuangan (2007,23) adalah : Jumlah pendapatan yang relatif
timbul dari suatu transaksi oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau
pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi diskon dagangan dan
rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya, imbalan
tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas
atau setara kas yang diterima atau dapat diterima. Namun bila arus masuk dari kas
atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin krang
dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
Arief Sugiono, yanuar Nanok Soenarno dan Synthia madya Kusumawati, 2009.
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan untuk Bisnis Skala Kecil dan Menengah.
Grasindo, Jakarta.
Belkaoui, A. R. 2011. Accounting Theory Jilid 1 Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta
Budi Rahardjo, 2005. Laporan Keuangan perusahaan, seri membaca, memahami,
menganalisis. Cetakan pertama, Gajah Mada,Yogyakarta.
Harahap Sofyan Syafri, 2012. Teori Akuntansi, Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali
Pers, PT Raja Grafindo Persada
Horrison, Walter T, Horngren, Charles T, Thomas, William C, Suwardy, Themin. 2012.
Akuntansi Keuangan IFRS Edisi 8 Jilid 1. Erlangga. 2012
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit: Salemba
Empat
Lam, Nelson dan Lau Peter, 2015. Akuntansi Keuangan Intermediate Financial
Reporting An IFRS Perspective. Jakarta: Salemba Empat
Marcella, Synthia, 2012. Analisa Penjualan pada PT Pandu Siwi Sentosa Palembang.
STIE MDP.
S. Munawir, 2004. Analisis Laporan keuangan, Edisi ke-4, Yogyakarta. Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI). Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK), Jakarta:
Salemba Empat
Simamora, Henry, 2000. Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat,
Jakarta.
Skousen, Stice, 2001. Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi Kesembilan, Jilid Satu,
terjemahan. Salemba Empat, Jakarta
Winwin Yadiati, 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi pertama, cetakan
Pertama, Kencana Prenada Media Group
21