Oleh:
SHALLMAN
DARSONO
1
BAB I
PENDAHULUAN
dahulu mengenai istilah agraria. Istilah agraria atau sebutan agraria dikenal
dalam beberapa bahasa. Dalam bahasa Belanda, dikenal dengan kata akker
yang berarti tanah pertanian, dalam bahasa Yunani kata agros yang juga berarti
tanah pertanian1 Dalam bahasa Latin, ager berarti tanah atau sebidang tanah,
Indonesia agraria berarti urusan pertanian atau tanah pertanian. 4 Dalam Black
Law Dictionary arti agraria adalah segala hal yang terkait dengan tanah, atau
kepemilikan tana terhadap suatu bagian dari suatu kepemilikan tanah (agraria
Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
1
42Urip Santoso, Hukum Agraria dan hak-hak Atas Tanah, Jakarta: Kencana, 2009, Hal 1.
2
Prent K Adisubrata, J. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Latin Indonesia, Semarang:
Yayasan Kanisius, 1960.
3
bid.
4
45Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga, Cetakan
Keempat, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Hal 13.
5
ryan A. Gadner, Black’s Law Dictionary: Eighth Edition, USA: West Publishing Co,
2004, Hal 73.
2
landasan hukum tanah nasional tidak memberikan definisi atau pengertian
definisi atau pengertian secara tegas tetapi dari apa yang tercantum dalam
agaria dan hukum agraria dipakai dalam arti yang sangat luas.6 Pengertian
agraria meliputi bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya.7
tanah atau tanah pertanian karena dari istilah yang muncul dalam bahasa latin
yang hampir sama penyebutannya dengan Agraria yakni Agrarius yang berarti
tanah untuk pertanian. Dapat dipahami tentunya mengingat pada saat itu tanah
begitu luasnya dan hanya digunakan sebagai tempat untuk pertanian, karena
saat itu yang menyangkut mengenai tanah dan yang perlu diatur adalah tanah
pertanian. Tanah Pertanian pada saat itu adalah faktor terpenting dari kegiatan
ekonomi. Istilah agraria dalam bahasa Inggris yakni Agrarian lebih luas lagi
yakni tanah dan yang berkaitan dengan tanah dan juga terdapat pengertian
bahwa tanah juga didefinisikan sebagai tanah untuk penghunian dalam bidang
sebelumnya yang digunakan dalam bahasa latin. Hal ini dikarenakan dalam
Dalam UUPA, pengertian agraria menjadi lebih luas lagi dari pengertian
3
daya alam dalam definisi agraria, menurut penulis hal tersebut dimaksudkan
tersebut, negara harus ikut berperan dalam pengaturanya sesuai dengan jiwa
pendapat ahli dan definisi mengenai hal tersebut. Menurut Black Law’s
Dictionary, agrarian law is the body of law governing the ownership, use, and
dan pemilikannya. Definisi lain dari hukum agraria yang dalam bahasa belanda
Pengertian hukum agraria dalam UUPA adalah dalam arti pengertian yang
luas bukan hanya merupakan satu perangkat bidang hukum, tetapi merupakan
8
Bryan A. Gadner, Black’s Law Dictionary: Eighth Edition, Loc. Cit.
9
Bid, hal 5
4
dalam arti permukaan bumi;
bidang pertambangan;
yakni:
10
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, Isi dan Pelaksanaanya, Op. Cit., Hal., 8
11
56E Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Jakarta: PT Penerbitan dan Balai Buku
Ichtiar, 1961, Hal 162, 305, 321, dan 459.
5
agraria yaitu,:
sistematis.13
sebagai suatu cabang hukum yang mandiri dari hukum Soviet Sosialis yang
12
Subekti dan Tjitrosoedibjo, Kamus Hukum, Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1969.
13
Arie Sukanti Sumantri, Op. Cit., Hal 6
6
mengatur seluruh hubungan hukum yang timbul dari nasionalisasi tanah
Pengertian hukum agraria ternyata berbeda satu sama lain ketika berkaitaN
dengan hukum maka ada penekanan agraria akan dibawa kepada fokus
tertentu sesuai dengan konteks ideologi suatu bangsa pada saat itu. Dalam
dipakai dalam arti Hukum Tanah (dalam bahasa inggris disebut Land Law
atau The Law of Real Property), yaitu suatu cabang Tata Hukum Indonesia
Istilah agrarian berasal dari kata Akker (Bahasa Belanda), Agros (Bahasa
Yunani) berarti tanah pertanian, Agger (Bahasa Latin) berarti tanah atau
atau tanah pertanian juga urusan pemilikan tanah, dalam bahasa inggris
agrarian selalu diartikan tanah dan dihubungkan usaha pertanian, sedang dalam
UUPA mempunyai arti sangat luas yaitu meliputi bumi, air dan dalam batas-
batas tertentu juga ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung
didalamnya.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
14
Fundamentals of Soviet Law”, Moscow: Foreign Languages Publishing House, tth.
15
Arie Sukanti Sumantri, Op. Cit., Hal 6
7
tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi
Hukum agraria dalam arti sempit yaitu merupakan bagian dari hukum
agrarian dalam arti luas yaitu hukum tanah atau hukum tentang tanah yang
baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur mengenai bumi, air dan
dalam batas-batas tertentu juga ruang angkasa serta kekayaan alam yang
8
Menurut Soedikno Mertokusumo, hukum agraria adalah keseluruhan
kaidah-kaidah hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang
peraturan tertulis lainnya yang dibuat oleh negara, sedangkan kaidah hukum
yang tidak tertulis adalah hukum agraria dalam bentuk hukum adat agraria
bersangkutan.
maupun hukum tata negara (Staatsrecht ) maupun pula hukum tata usaha
termasuk badan hukum dengan bumi, air dan ruang angkasa dalam seluruh
hubungan-hubungan tersebut.
9
b. Hukum Air, yang mengatur hak-hak penguasaan atas air.
Pertambangan.
Utrecht memberikan pengertian yang sama pada hukum agraria dan hukum
tanah, tetapi dalam arti yang sempit meliputi bidang hukum administrasi
negara. Menurutnya, hukum agraria dan hukum tanah menjadi bagian hukum
tertulis, yang mengatur agraria, baik dalam pengertian sempit yang hany
bumi, air, ruanag angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
10
Sumber:
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi
Pustaka, 2012)
5. Urip Santoso, Hukum Agraria dan Hak-hak Atas Tanah, Cet. V (Jakarta:
Kencana, 2009)
Soal-soal:
11
BAB II
land, soil (Inggris), adama (Semit) dan dalam leumah (Sunda); petak,
sekedar karena adanya perbedaan bahasa, namun lebih dari itu yakni
terjadi bukan sekedar karena adanya perbedaan bahasa, namun lebih dari
12
itu yakni karena perbedaan pemaknaan tanah oleh manusia yang
sebagaimana dalam Pasal 4 UUPA bahwa, atas dasar hak menguasai dari
yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunya oleh
orang-orang…
adalah permukaan bumi, sedang hak atas tanah adalah hak atas sebagian
panjang dan lebar.16 Tanah diberikan kepada dan dipunyai oleh orang
penggunaan sebagian tubuh yang ada di bawahnya dan air serta ruang
yang ada diatasnya. Oleh karena itu bahwa hak-hak atas tanah bukan
16
Boedi Harsono, Undang-Undang Pokok Agraria, Sejarah Penyusunan, Isi dan Pelaksanaannya,
Bagian
Pertama, Jilid I.Djambatan, Jakarta, 2003,hal 18.
13
permukaan bumi yang bersangkutan, yang disebut tanah, tetapi juga
tubuh bumi yang ada di bawahnya dan air serta ruang yang ada di
atasnya.
Dengan demikian maka yang dipunyai dengan hak atas tanah itu
dan akan kembali kepada Allah kepada dasarnya yaitu tanah. Karena
sesuai dengan asal proses penciptaan manusia adalah berasal dari tanah,
maka akhir hidupnya akan kembali pada tanah dari tanah kembali ke
turun-turunan pemanfaatannya.18
Dalam National Land Code Malaysia (1965) dan Land Titles Act
Singapura (1993) tanah disebut land dan yang dimaksud adalah juga
17
5 Boedi Harsono, Hukum agrarian Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, Isi dan
Pelaksanaannya, Jilid 1, Djambatan, Jakarta, 2003, hal 87
18
Joyo Winoto, Laporan Seminar Nasional “Penataan Ulang Kelola Sumber Daya Agraria Sebagai
Upaya
Peningkatan Kualitas Daya Dukung Lingkungan dan Kemakmuran Rakyat, Universitas Jember, 16
April 2006, hal 8.
14
permukaan bumi, tetapi diperluas hingga meliputi juga hak atas tubuh
yang wajar, jadi ada persamaan hakiki dengan pengertian tanah dalam
pemilikan bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah. Malaysia dan
dan tanaman yang ada di atas tanah dan merupakan satu kesatuan dengan
dimaksudkan meliputi, maka secara tegas hal itu harus dinyatakan dalam
akta.
bersama itu dikuasai secara individual dengan hak atas tanah yang
15
Makna tanah bagi manusia tidak terbantahkan. Ia tidak hanya
dikontestasikan.
tidak saja mengandung aspek fisik, tetapi juga aspek social, ekonomi,
multidimensional:
mendatangkan kesejahteraan.
16
3. Sebagai budaya yang dapat menentukan tinggi rendahnya status
social pemiliknya.
masalah-masalah transedental.21
dalam konstitusi sebagaimana Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Pasal ini
secara prinsip memberi landasan hukum bahwa bumi dan air serta
21
9Heru Nugroho, Reformasi Politik Agraria Mewujudkan Pemberdayaan Hak-hak atas Tanah,
Penerbit Mandar Maju, Bandung, 2002, Hal. 99.
17
hukum memandang persoalan pertanahan berkaitan dengan hakhak
penguasaan atas tanah dalam suatu system. Sebagai suatu system maka
hak atas tanah harus dilihat sebagai suatu nilai. Karena hukum sebagai
hak atas tanah dari perspektif ilmu hukum berarti membahas hak atas
ditinjau dari kajian filsafat ilmu hukum, maka tanah mengandung nilai
yang berbeda-beda, tergantung pada tempat dan waktu dimana tata nilai
untuk memaksakan tata nilai tertentu pada tata nilai lain, yang berujung
Dengan pendekatan filsafat Hukum akan dicari hakikat dari tanah dan
hak atas tanah serta apa yang ada dibelakang tanah dan hak atas tanah,
18
hukum merupakan terminology yang digunakan untuk memahami
kini terkenal. Tanah sangat penting maka tidak heran apabila kemudian
kita mengenal istilah tanah air, tanah tumpah darah, bumi persada,
22
Bernhard Limbong, Hukum Agraria Nasional: Himpunan Peraturan-peraturan Hukum
Tanah, (Jakarta : Margaretha Pustaka, 2013) hlm 1
19
dengan nyawa pun harus kita pertaruhkan. Menurut Kamus Besar
Menurut UUPA sendiri, tanah memiliki arti yang berbeda, arti tanah
Pasal 4 UUPA, “Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang
permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan
orang lain serta badan-badan hukum” bahwa hak menguasai dari negara
permukaan bumi.
20
suatu aturan hukum tidak lepas dari sejarah bangsa itu sendiri. Von
Savigny mengatakan das Recht wird nich gamacht, est is und wird mit
dem Volke (hukum tidak dibuat, hukum ada dan lahir menyatu dengan
tentang tanah, dinilai tidak sesuai lagi dengan spirit dan rechtiide (cita
25
L.J. Van Apeldroon, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, (Jakarta : Sinar Harapan,
1983) hlm. 141
21
ekploitasi terhadap manusia dan monpoli (4) landreform populis (5)
UUPA ini tentunya adalah buah hasil dari pahitnya masa penjajahan
Sebagai hukum tanah nasional yang baru dalam materi muatan yang
terdapat dalam UUPA mengandung tujuan, konsepsi, asas, sistem dan isi.
perkembangan zaman
b. Sederhana
berkaitan
26
Bernhard Limbong, Op.cit, hlm 33
27
Ibid., Hal 162-163
22
dengan kegiatan ekonomi yang memerlukan pembuktian yang
jelas dan
makmur;
agraria;
menyelesaikan
h. Mewujudkan Pancasila
23
i. pelaksanaan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan Manifesto
17 Agustus 1960;
eigendom
agar keadilan bisa dicapai sesuai dengan harapan public. Namun, proses
penegakan keadilan melalui instrument hukum selalu diterpa dilemma yang tak
berasal dari pemikiran tentang sikap atau perilaku manusia terhadap sesamanya
hak atas tanah adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
tanah.
28
14 Bahder Johan Nasution, Negara Hukum dan HAM, Mandar Maju, Bandung, 2011, hal.97
24
Menurut John Rawls guru besar Universitas Harvard bahwa keadilan
pada system pemikiran. Oleh karena itu untuk memenuhi rasa keadilan maka
pemerintah melalui UUD 1945 dan UUPA telah menentukan Pasal 7 UUPA;
hak atas tanah wajib mengusahakan tanahnya secara aktif. Menurut Rawls,
paling menguntungkan golongan masyarakat yang paling lemah. Hal ini terjadi
maksimum minimum bagi golongan orang yang paling lemah. Artinya situasi
Maksudnya, supaya kepada semua orang diberikan peluang yang sama besar
berdasarkan ras, kulit, agama dan perbedaan lain yang bersifat primordial,
harus ditolak.
keadilan, yaitu, pertama, memberi hak dan kesempatan yang sama atas
kebebasan dasar yang paling luas seluas kebebasan yang sama bagi setiap
terjadi sehingga dapat member keuntungan yang bersifat timbal balik bagi
setiap orang, baik mereka yang berasal dari kelompok beruntung maupun tidak
25
beruntung.
Oleh karena itu sudah saatnya Indonesia dalam hal terjadi sengketa
menggali keadilan sendir dari denyut kehidupan masyarakat jika UU yang ada
Tanah sebagai bagian dari bumi disebutkan dalam pasal 4 ayat 1 UUPA, yaitu:
“Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam
disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-
badan-badan hukum”.
atas tanah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang terbatas,
26
berdimensi dua panjang dan lebar. Sedangkan Ruang dalam pengertian yuridis,
yang terbatas, berdimensi tiga, yaitu panjang, lebar dan tinggi yang dipelajari
Pasal 4 ayat (2) UUPA, kepada pemegang hak atas tanah diberi wewenang
dan air serta ruang yang di atasnya sekadar diperlukan untuk kepentingan
Yang dimaksud dengan Hak Atas Tanah adalah hak yang memberi wewenang
tanah yang dihakinya. Kata “mempergunakan” berarti hak atas tanah itu
peraturan-peraturan hokum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang
Objek Hukum Tanah adalah Hak Penguasaan Atas Tanah, yang berarti hak
Objek hukum tanah adalah hak-hak penguasaan atas tanah. Yang dimaksud
dengan hak penguasaan atas tanah adalah hak yang berisi serangkaian
27
wewenang, kewajiban dan atau larangan bagi pemegang haknya untuk berbuat
sesuatu mengenai tanah yang dihaki. Objek hukum tanah adalah hak
penguasaan atas tanah yang dibagi menjadi hak penguasaan atas tanah sebagai
Sebagai lembaga hukum, hak penguasaan atas tanah ini belum dihubungkan
dengan tanah dan orang atau badan hukum tertentu sebagai subjek atau
atas tanah ini sudah dihubungkan dengan hak tertentu sebagai obyeknya dan
orang atau badan hukum tertentu sebagai subjek atau pemegang haknya
Hierarki hak-hak penguasaan atas tanah dalam hukum tanah nasional yaitu hak
bangsa Indonesia, hak menguasai dari negara, hak ulayat masyarakat hukum
penguasaan atas tanah yang tertinggi dan menjadi sumber bagi hak-hak
penguasaan atas tanah yang lainnya. Rumusan Pasal 1 ayat (1) UUPA
menyatakan bahwa seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari
seluruh rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia. Itu artinya,
tanah di seluruh wilayah Indonesia adalah hak bersama dari bangsa Indonesia.
Pasal 2 UUPA. Hak ini tidak memberikan kewenangan untuk menguasai secara
kewenangan untuk mengatur tanah dan unsur-unsur sumber daya alam lainnya
28
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, persediaan, dan
ruang angkasa.
masyarakat hukum adat yang berhubungan dengan tanah yang ada dalam
keberadaan hak ulayar diakui sepanjang hak ulayat itu masih hidup dan
kepentingan pembangunan.
Hak-hak perseorangan meliputi hak-hak atas tanah, hak atas tanah wakaf, hak
jaminan atas tanah, dan hak milik atas satuan rumah susun. Hak atas tanah
yang bersumber dari hak menguasai dari negara atas tanah dapat diberikan
negara asing, sekelompok orang secara bersama-sama, dan badan hukum, baik
29
Sumber:
Pustaka, 2012)
4. Urip Santoso, Hukum Agraria dan Hak-hak Atas Tanah, Cet. V (Jakarta:
Kencana, 2009)
Soal-soal:
30
BAB III
pengertian bahasa umum tidak selalu dipakai dalam arti yang sama.
diuraikan sebelumnya.
pertanahan29
29
oedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria…Op., Cit, Hal 69
31
meliputi, bumi air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya,
bahkan meliputi ruang angkasa, yaitu ruang diatas bumi dan air yang
bumi yang disebut tanah atau tubuh bumi dibawahnya serta yang
permukaan bumi yang ada di daratan dan permukaan bumi yang ada
alam.33
30
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Op. Cit.,
Pasal 48
31
bid., Pasal 1 ayat 4 jo Pasal 4 ayat 1.
32
64Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria…Op., Cit, Hal., 7
33
65Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Landas Kontinen Indonesia. Undang Undang
Nomor 1 Tahun 1973,LN No.1 Tahun 1973 TLN No. 2994 , Pasal 1 huruf a.
32
hujan, dan air laut yang berada di darat.34
Bumi.35
34
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Sumber Daya Air. Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2004, LN No.32 Tahun 2004 TLN No. 4377, Pasal 1 angka 1
35
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Miyak dan Gas Bumi . Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2001,LN No.136 Tahun 2001 TLN No. 3260, Pasal 1 angka 1 dan angka 2
36
68Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Mineral dan Batubara . Undang-Undan Nomor
4 Tahun 2009, LN No.4 Tahun 2009 TLN No. 4959 , Pasal 1 angka 2 dan angka 3
33
d. Kekayaan yang terkandung di dalam air adalah ikan beserta
alamiah sekitarnya.37
atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur
37
69Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 Tentang Perikanan. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009, LN No.154Tahu 2009
TLN No. 5073, Pasal 1 angka 3 dan angka 4.
38
Republik Indonesia, Undang-Undang tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia . Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1983,LN No.44 Tahun 1983 TLN No. 2152 , Pasal 2.
39
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria…, Op., Cit, Hal 8.
34
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.
yang mandiri. Sebagai suatu bidang mata kuliah yang mandiri karena
diunifikasi tetapi juga hak-hak atas tanah dan hak-hak jaminan atas
tersebut hampir semuanya diubah menjadi hak yang baru yang diatur
35
Mata kuliah hukum agraria sejak awal dikelola dan dikembangkan
Indonesia.40
permukaan bumi, sedangkan hak atas tanah adalah hak atas sebagaian
Yang dimaksud dengan hak atas tanah adalah hak yang memberi
40
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria…, Op., Cit., Hal 11
36
lembaga hukum dan sebagai hubungan-hubungan hukum konkret,
beraspek publik dan perdata, yang dapat disusun dan dipelajari secara
berbuat sesuatu yang boleh, wajib atau dilarang untuk diperbuat yang
merupakan isi hak penguasaan itulah yang menjadi kriteria atau tolak
adalah:
publik.
beraspek publik.
41
Ibid, hal 31.
42
I ibid, hal 24
37
1. Hak-hak atas tanah, sebagai hak-hak individual yang
UUPA.
a. Kelompok Pertama
terkandung didalamnya.
38
c) Pengakuan terhadap hak-hak ulayat dan yang serupa
oleh negara.
nasional.
39
dimiliki.
hukum.
i. Kedudukan
penguasaan.
i. Kedudukan
penguasaan.
v. Jaminan hutang
i. Kedudukan
40
penguasaan
v. Jaminan Hutang
i. Kedudukan.
i. Kedudukan.
hutan
penangkapan ikan
dengan undang-undang.
41
3) Bab III mengenai Ketentuan Pidana, tindak pidana dalam UUPA
adalah pelanggaran
hak atas tanah yang ada, baik yang tertulis maupun tidak tertulis
dengan UUPA
ii. Pasal II mengenai hak-hak atas tanah atau yang mirip dengan hak
milik yang ada sebelum UUPA akan diatur lebih lanjut oleh
Menteri Agraria.
42
iv. Pasal IV mengenai konversi concessive.
perumahan
vi. Pasal VI mengenai hak-hak atas tanah atau yang mirip dengan hak
pakai yang ada sebelum UUPA akan diatur lebih lanjut oleh
Menteri Agraria.
viii. Pasal VIII konversi terhadap hak guna bangunan pada hak
eigendom, hak yang mirip dengan hak milik, hak opstal, dan hak
Konversi terhadap hak guna usaha pada hak yang mirip dengan hak
milik, hak erfpacht, dan hak concessive berlaku ketentuan hak guna
ix. Pasal IX hal-hal yang perlu diatur lebih lanjut dalam ketentuan
d. Kelompok Keempat mengatur hak dan wewenang atas bumi dan air
dari swapraja atau bekas swapraja yang masih ada beralih kepada
43
BAB V
1. Zaman Belanda
Jenderal. Pada masa ini bagi orang Belanda dan timur asing urusan
pertanahannya yang meliputi surat keputusan hak atas tanah diterbitkan oleh
Bupati, Residen, dan/atau Gubernur, dan kadaster yang bersifat peta dan
antara lain :
a. Cultuure stelsel
b. Agrarische Wet
c. Agrarische Besluit
44
Dalam perkembangannya antara Agrarische Wet dan Agrarische Besluit
pada pasal 1 Agrarische wet menyebutkan tanah yang tidak bisa dibuktikan
wet yang dikeluarkan oleh bangsa belanda tersebut hukum belanda tersebut
selama 75 tahun, tanah dengan hak opstal (HGB). Hak sewa, hak pinjam
tanah.
Kehakiman. Pada masa ini berlaku pelarangan pemindahan hak atas benda
45
partikelir oleh Pemerintahan Dai Nippon dihapus.43 Pada prinsipnya, urusan
pembelian hak atas tanah negara, negara tidak perlu bertindak sebagai eigenaar
sesuatu kepada penguasa atau overheid, UUPA berpendapat sama dengan ini
terlihat dalam pendirian bahwa untuk mencapai apa yang ditentukan didalam
pasal 33 UUD 1945 tidak ada tempatnya negara bertindak sebagai pemilik
tanah dan adalah lebih tepat jika negara bertindak sebagao badan penguasa
begitu juga dalam larangan pengasingan hak atas tanah ditegaskan dalam Stb.
1875 Jo no. 179 menegaskan segala perjanjian yang bertujuan penyerahan atas
tanah maka dilakukan atas kesepakatan para pihak tapi dalam kenyataannya
sekali politik hukum agraria yang pernah diterapkan di indonesia jelas tidak
perusahaan swasta belanda yang ada di Indonesia pada saat itu. Oleh karena itu
hukum agraria belanda dengan menyesuaikan dari hukum negeri sendiri. Usaha
43
Baru pada masa kemerdekaan, berdasarkan Keputusan Presiden nomor 190 tahun 1957 Jawatan
Pendaftaran tanah ini dialihkan ke dalam tugas Kementerian Agraria
46
ini baru berhasil dengan keluarnya UU no. 5 tahun 1960 artinya setelah 15
tahun indonesia merdeka dalam pasal 2 dijelaskan bahwa atas dasar ketentuan
dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut
bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung
2. Pasca Kolonial
berubah dari tahun sebelumnya karena para ahli hukum kita mulai belajar
di negara belanda itu sendiri, itupun berbagai cara dilakukan oleh bangsa
belanda
Inggris, perancis dan jepang tapi karena belanda duluan yang menjajah di
akhirnya bermaksud untuk yang lainnya, diantara tugas VOC itu ialah :
Untuk itu belanda membuat KUHD yang kita kenal dengan WvK (Wet
47
kepentingan dagang di indonesia, maka politik dagang yang muncul
maka tahun 1929 dibuatlah adat recht oleh Van vollen Hoven.
sangat luas. Walaupun tidak dinyatakan dengan tegas, tetapi dari apa
48
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dalam batas-batas
seperti yang ditentukan dalam Pasal 48, bahkan meliputi juga ruang
angkasa.
49
keseluruhan dari peraturanperaturan hukum yang mengatur hak
tubuh bumi yang di bawahnya dan air serta ruang angkasa yang ada
di atasnya. Oleh karena itu, bahwa hakhak atas tanah bukan hanya
tubuh buni yang ada di bawahnya dan air serta ruang yang ada di
atasnya.
50
permukaan bumi. Tetapi memang menggunakan yang bersumber
sebagian tubuh bumi yang ada di bawah tanah air serta ruang yang
ada di atasnya. Tubuh bumi dan air serta ruang yang dimaksudkan
pembaruan hukum agraria saat itu, namun belum cukup waktu dan
51
akibatnya terhadap masyarakat banyak.44
44
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan…, Op. Cit, Hal 243- 244
52
daya alam, sumber daya air, dan penataan ruang menjadikan dasar-
perundangundangan.
53
tercapai dalam berbagai kebijakan pertanahan, sehingga
nasional yakni:
alam.46
45
Lihat Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Ketetapan MPR No.IX/MPR/2001
tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Konsideran Menimbang Huruf
d.
46
Ibid, Pasal 1
54
c. Pembaruan agraria mencakup suatu proses yang
Indonesia.47
hukum;
5) prinsip keadilan;
6) prinsip keberlanjutan;
fungsi ekologis;
47
Ibid, Pasal 2
48
Ibid Pasal 4
55
bangsa;
individu;
prinsip diatas.49
diganti.50
49
Ibid, Pasal 5.
50
Ibid, Pasal 6.
56
Sebelum dikeluarkannya TAP MPR tentang Pembaruan
Agraria pada
ulayat dan masyarakat adat, serta berdasarkan tata ruang wilayah yang
sumber daya alam lainnya, seperti hutan, laut, air, udara, dan mineral
pembangunan
pertanahan adalah
pusat dan daerah. Sasaran yang ingin dicapai adalah adanya kepastian
57
hukum terhadap hak milik atas tanah; dan terselenggaranya pelayanan
pihak pemerintah maupun DPR. Hal ini dapat dilihat dari tidak
yang real terhadap ide pembaruan hukum agraria. Baru dalam program
58
perencanaan di bidang perundang-undangan secara nasional yang
tercapai sehingga pad tahun 2006, RUU tentang Perubahan atas UUPA
51
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, Op. Cit., Pasal 1 angka 9
59
kembali diagendakan untu diselesaikan melalui prolegnas prioritas
(Komisi II) dalam rapat kerja di DPR pada tanggal 29 Januari 2007.
sebagai berikut:
60
urut 197).
RUU tersebut yang masuk dalam prioritas tahunan baik pada Prolegnas
Dalam dua masa jabatan ini, pembaruan hukum agraria belum menjadi
Sumber:
1986)
61
Soal-soal:
sebuah sistem
62
BAB VI
penguasaan tanah, yang pada gilirannya juga memberikan pengaruh kepada pola
hubungan antar manusia sendiri, dan yang menjadi masalah bukan tanah itu
sendiri tetapi terjadinya penguasaan tanah yang timpang, dimana ada yang tidak
menguasai, dan di pihak lain ada yang menguasai dalam satuan jumlah yang
sangat besar.
Dapat dipahami bahwa tanah merupakan sesuatu yang bernilai bagi manusia.
Bernilainya tanah terkait dengan banyak aspek. Aspek Ekonomi, budaya, politik,
tersebut. Sehingga perbedaan waktu, tempat dan ruang akan berakibat pada
kebangsaan, kerakyatan dan keadilan social, sebagai asas kerohanian Negara dan
63
permintaan zaman dalam segala soal agrarian. Lain dari pada itu
berkeadilan social terhadap penguasaan dan pemilikan atas sumber daya alam.
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya telah diambil penjajah
Pengertian penguasaan dan menguasai dapat dipakai dalam arti fisik, juga
dalam arti yuridis. Juga beraspek perdata dan beraspek public.. Penguasaan
yuridis dilandasi hak, yang dilindungi oleh hukum dan umumnya memberi
kewenangan kepada pemegang hak untuk menguasai secara fisik tanah yang
dihaki. Tetapi ada juga penguasaan yuridis yang biarpun memberi kewenangan
untuk menguasai tanah yang dihaki secara fisik, pada kenyataannya penguasaan
fisiknya dilakukan pihak lain. Misalnya kalau tanah yang dimiliki disewakan
kepada pihak lain dan penyewa yang menguasainya secara fisik. Atau tanah
tersebut dikuasai secara fisik oleh pihak lain tanpa hak. Dalam hal ini pemilik
64
diserahkannya kembali tanah yang bersangkutan secara fisik kepadanya.
perubahan. Ketika jumlah penduduk masih sedikit dan jumlah tanah tak terbatas,
maka tanah hanyalah sekadar komoditi yang diolah dan dimanfaatkan untuk
Semula, hak atas tanah bersifat mutlak. Tanah memberikan berbagai hak pada
pemiliknya. Ada hak untuk mengolah dan memanfaatkan tanah, ada hak untuk
mewariskan kepada orang lain, hak untuk membangun. Hak yang mutlak tersebut
mulai dibatasi. Hak milik atas tanah, yang memberikan hak untuk menikmati dan
berbuat bebas terhadap tanah, demi kepentingan umum hak itu bahkan mungkin
UUPA tidak mengatur ihwal tanahnya, melainkan soal hak atas permukaan
bumi saja. Jadi, tidak termasuk seluruh bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Tanah yang dimaksud dalam UUPA tidak sama dengan
tanah yang dimaksud dalam KUHPer sebagai benda tak bergerak, tetapi tanah
dalam UUPA memiliki asas yang sangat spesifik dan merupakan kultur budaya
bangsa Indonesia. Dengan adanya asas yang meliputi atas tanah di Indinesia,
65
benda tidak bergerak berdasarkan KUHPer.
diberikan kepada orang maupun kepada badan huku tetapi semua hak atas tanah
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Oleh karena itu
setiap pemegang hak atas tanah akan terlepas dari hak penguasaan Negara karena
kepentingan nasional berada diatas kepentingan individu atau kelompok, meski itu
Negara memerlukan tanah tersebut untuk kepentingan umum, pemilik tanah wajib
Indonesia melihat bahwa tanah itu adalah milik bersama yang diberikan oleh sang
mengikuti asas bahwa peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan atau
menyimpang dari peraturan yang lebih tinggi tingkatannya. Karena itu Negara
memiliki tugas dan tanggung jawab khusus yaitu memberikan keadilan dalam
penguasaan dan pemilikan hak atas tanah sesuai dengan falsafah Pancasila.
Sebutan nama hak atas tanah dalam UUPA merupakan nama lembaga-lembaga
baru, yang bukan merupakan kelanjutan dari lembaga-lembaga hak-hak atas tanah
tanah yang lama sejak berlakunya UUPA tanggal 24 September 1960 dan
terjadinya unifikasi hukum tanah, sudah tidak ada lagi. Sedangkan hak-hak atas
66
tanah yang lama sebagai hubungan hukum konkret sejak 24 September 1960
dikonversi oleh UUPA atau diubah menjadi salah satu hak yang baru dari hukum
tanah nasional. Hak atas tanah dalam hukum tanah nasional isinya memberi
Ini yang merupakan kewenangan umum artinya merupakan isi tiap hak atas tanah.
dalam arti permukaan bumi tersebut, secara wajar diperluas hingga meliputi juga
sebagian tubuh bumi yang ada dibawahnya dan sebagian ruang yang ada
diatasnya, karena tidak mungkin untuk keperluan apapun yang digunakan hanya
tanahnya saja yang berupa permukaan bumi itu. Demikian juga mengenai air yang
ada diatas maupun didalam bumi di bawah tanah yang dihaki. Pemegang hak atas
keperluan sehari-hari bagi kegiatan rumah tangga dan usahanya, dalam batas-
batas kewajaran. 52
Perluasan kewenangan tersebut berarti isi hak atas tanah dalam pengertian
yuridis merupakan hak atas permukaan bumi, yang berdimensi dua, dalam
penggunaannya tanah berarti ruang yang berdimensi tiga. Yang diperluas hingga
meliputi sebagian tubuh bumi, sebagian ruang dan air tersebut adalah
Oleh karena itu selain kewenangan-kewenangan yang ada pada hak atas tanah,
52
Boedi Harsono, Op Cit, hal. 293
67
tersebut, yang bersifat umum, artinya berlaku terhadap setiap hak atas tanah
yakni:
nasional.53 Menurut Nurhasan Ismail, bahwa peralihan periode orde lama ke orde
baru hingga tahun 2005 telah menggiring peralihan dari nilai social kolektivitas ke
53
2 Ankie M.Hoogvelt, Sosiologi Masyarakat sedang Berkembang, Rajawali, Jakarta, 1985, hal. 87
68
nilai social individualistic.54
yang ada di Eropa. Ciri kolektivisme tersebut mewujud dalam institusi hak ulayat
adanya hak individu, namun hak individu itu dibatasi oleh hak kolektivitas
sebagai sesuatu hak yang tinggi. Disamping nilai koletivisme, UUPA juga
mengandung nilai religious sebagaimana pernyataan, bahwa bumi, air dan ruang
merupakan Karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada Bangsa Indonesia (lihat Pasal
atas nilai yang terkandung dalam UUPA yaitu ketimpangan dalam hal penguasaan
54
3 Nurhasan Ismail, Perkembangan Hukum Pertanahan, Pendekatan Ekonomi Politik, Penerbit
Huma , Jakarta, 2007,hal 37.
69
(tanah), ketidakserasian antara persepsi dan konsepsi mengenai agrarian; serta
Negara RI. Keempat hal tersebut juga pada dasarnya sekaligus menjadi sumber
utama dari berbagai masalah turunanya, seperti konflik agraia, kemiskinan, dan
pengangguran. Selain itu dapat ditambahkan pula tantangan yang kian menambah
atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional kita, hierarki itu dimulai
dari:
publik.
terdiri atas:
70
semuanya secara langsung ataupun tidak langsung
16 dan 53.
Pasal 49.
55
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2008) hlm 232
71
dan tanah Indonesia, yang dirinci isi dan tujuannya alam Pasal 2 ayat
Pasal 2
56
Ibid hlm 268
72
4) Hak menguasai dari Negara tersebut di atas pelaksanaannya
dengan satu hak atas tanah, untuk dikuasai secara fisik dan digunakan,
73
perdata yang diberi dan menjadi pemegang hak atas tanah. 57
lain. Tetapi tanah negara dapat diberikan dengan sesuatu hak atas tanah
kepada pihak lain. Pemberian hak atas tanah negara kepada seseorang
atau badan hukum bukan berarti melepaskan hak menguasai tersebut dari
Pengertian “penguasaan” dan “menguasai dapat dipakai dalam arti fisik, juga
dalam arti yuridis. Juga beraspek perdata dan beraspek publik. Penguasaan dalam
arti yuridis adalah penguasaan yang dilandasi hak, yang dilindungi oleh hukum
mempergunakan atau mengambil manfaat dari tanah yang dihaki, tidak diserahkan
yang dihaki secara fisik, pada kenyataannya penguasaan fisik dilakukan oleh
sendiri melainkan disewakan kepada pihak lain, dalam hal ini secara yuridis tanah
57
Ibid, hlm 25
74
tersebut dimiliki oleh pemilik tanah, akan tetapi secara fisik dilakukan oleh
penyewa tanah. Ada juga penguasaan secara yuridis yang tidak memberi
kreditor (bank) memgang jaminan atas tanah mempunyai hak penguasaan yuridis
atas tanah yang dijadikan agunan (jaminan), akan tetapi secara fisik penguasaan
tanahnya tetap ada pada pemegang hak atas tanah. Penguasaan yuridis dan fisik
atas tanah ini dipakai dalam aspek privat, sedangkan penguasaan yuridis yang
penguasaan atas tanah. Dalam UUPA misalnya diatur dan sekaligus ditetapkan
tata jenjang atau hierarki hak-hak penguasaan atas tanah dalam Hukum Tanah
Hak bangsa Indonesia atas tanah ini merupakan hak penguasaan atas tanah
yang tertinggi dan meliputi semua tanah yang ada dalam wilayah negara,
yang merupakan tanah bersama, bersifat abadi dan menjadi induk bagi hak-
Hak ini bersumber pada hak bangsa Indonesia atas tanah, yang hakikatnya
75
dikuasakan sepenuhnya kepada NKRI sebagai organisasi kekuasaan seluruh
UUPA):
ruang angkasa.
Hak ini diatur dalam Pasal 3 UUPA. Yang dimaksud hak ulayat masyarakat
hukum adapt, yang berhubungan dengan tanah yang terletak dala lingkungan
wilayahnya.
warganya.
76
c. masih ada penguasa adat yang pada kenyataannya dandiakui oleh
Hak ini termasuk salah satu hak-hak perseorang atas tanah. Hak-hak
badan hukum) untuk memakai, dalam arti menguasai, menggunakan dan atau
Hak perseorangan atas tanah berupa hak atas tanah ( Pasal 16 dan 53
UUPA), wakaf tanah hak milik (Pasal 49 ayat (3) UUPA), hak tanggungan
atau hak jaminan atas tanah (Pasal 25, 33, 39 dan 51 UUPA) dan hak milik
untuk berbuat sesuatu mengenai tanah yang dihaki. sesuatu yang boleh,
wajib atau dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak penguasaan
itulah yang menjadi kriterium atau tolak ukur pembeda diantara hak-hak
77
Sumber :
Urip Santoso, Hukum Agraria dan Hak-hak Atas Tanah (Jakarta: Prenada
Soal:
3. Jelaskan pengertian hak ulayat dalam Pasal 3 UUPA dan sebutkan ciri-
78
BAB VII
Salah satu hak penguasaan atas tanah adalah hak perorangan yang terbagi menjadi
hak-hak atas tanah, wakaf dan hak jaminan atas tanah. Menurut ketentuan Pasal
Pokok Agraria (UUPA), hak-hak atas tanah terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a. Hak Milik
d. Hak Pakai
e. Hak Sewa
h. Hak-hak lain
79
Maria SW Sumardjono berkenaan dengan hubunga antara Pasal 33
tentang tanah
80
UUPA didegradasi menjadi UU sektoral yang hanya mengatur
pendapatan dan devisa negara; (2) lebih berpihak pada pemodal besar;
proporsional.
Mengingat Indonesia adalah negara yang dari dulu hingga kini terkenal
kemudian kita mengenal istilah tanah air, tanah tumpah darah, bumi
81
persada, tanah pusaka dan ibu pertiwi.59
yang bersifat Hukum Privat mengenai bumi, air, ruang angkasa serta
pihak UUPA telah memilih Hukum Adat sebagai Dasar Hukum Agraria
wajib atau dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak penguasaan
59
Bernhard Limbong, Op.Cit. hlm 1
82
penguasaan atas tanah yang diatur dalam Hukum Tanah. 60 Adanya Hak
“Atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan hal-hal
menentukan hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh dan atau
menyatakan bahwa :
hukum”.
60
Ramli Zein, Hak Pengelolaan Dalam Sistem UUPA, (Jakarta : Rineka Cipta,1994), hlm
24
83
Tanah selain tentang nilai-nilai luhur, keberadaan tanah pun sangat
hukum tanah sangat penting untuk mengaturnya. Hal ini tentunya adalah
Hak atas tanah terdiri dari berbagai macam pilihan hak. Hak-hak
kebutuhan dan kegunaan tanah tersebut. Seperti hak milik, hak guna
61
Jimmy Joses Sembiring, Panduan Mengurus Sertifikat Tanah, (Jakarta : Visi Media,
2010) hlm 6
62
Op.cit, hlm 6
84
1. Hak Milik;
4. Hak Pakai;
5. Hak Sewa;
a. Hak Milik
Hak Milik yang merupakan salah satu macam hak atas tanah yang dikenal
“Hak milik adalah hak yang turun temurun, terkuat dan terpenuh yang
Hak Milik bersifat turun-menurun maksudnya bahwa Hak Milik atas tanah
tersebut tidak hanya berlangsung selama hidup pemegang Hak milik atas
tanah, tetapi dapat juga dilanjutkan oleh ahli warisnya apabila pewaris
meninggal dunia, oleh karena itu Hak Milik jangka waktunya tidak
85
terbatas. Hak Milik bersifat terkuat maksudnya bahwa Hak Milik
merupakan induk dari macam hak atas tanah lainnya dan dapat dibebani
oleh hak atas tanah lainnya, seperti Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.
mendirikan bangunan.
Hak Milik bersifat turun temurun, terkuat dan terpenuh bukan berarti
bahwa Hak Milik merupakan hak yang mutlak, tidak terbatas dan tidak
dapat diganggu gugat. Hal ini Ini dimaksudkan untuk membedakan Hak
Milik dengan hak-hak atas tanah lainnya yang dimiliki oleh individu.
Dengan kata lain, Hak Milik merupakan hak yang paling kuat dan paling
UUPA, semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, sehingga Hak
Milik juga mempunya fungsi social, artinya bahwa Hak Milik yang
mata untuk kepentingan pribadi. Fungsi sosial dari Hak Milik harus ada
Hak milik adalah hak terkuat terhadap suatu tanah. Hak milik tidak
dapat di ganggu gugat dan sifatnya mutlak. Sesuai definisi Pasal 20 ayat
(1) UUPA “hak milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang
dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat dengan Pasal 6.”
milik tidak berarti hak yang absolut dan tidak dapat diganggu
86
gugat, karena harus mengingat pasal 6. Pasal 6 sendiri
memiliki maksud bahwa hak milik itu lebih kuat dibanding hak-
87
b) Oleh Pemerintah ditetapkan badan-badan hukum yang dapat
itu lampau Hak Milik tidak dilepaskan, maka hak itu hapus karena
tanah dengan hak miik dan baginya berlaku ketentuan dalam ayat (3)
Pasal ini.
88
Mengenai terjadinya Hak Milik diatur dalam Pasal 22 UUPA menentukan
bahwa:
Pemerintah
UUPA, yang pada hakekatnya berarti pula pengakuan hak itu, maka
Negara.
89
b) Selain menurut cara sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal
berlaku, yaitu:
1) Bank Pemerintah
Pemerintah.”
Permohonan Hak Milik atas tanah Negara pada Pasal 9 ayat (2)
90
a. Apabila perorangan: nama, umur, kewarganegaraan,
tanggungannya;
pelunasan tanah dan rumah dan atau tanah yang yang telah
lainnya;
3. Lain-lain:
91
a. Keterangan mengenai jumlah bidang, luas dan status tanah-
yang dimohon;
2) Ketentuan Undang-Undang,
Beralihnya Hak Milik diatur dalam Pasal 20 ayat (2) UUPA yang
menyatakan bahwa:
92
Hak Milik dapat beralih maksudnya bahwa Hak Milik dapat berpindah
haknya dari subjek hak kepada subjek hak lain karena adanya peristiwa
“Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun
Peralihan hak atas tanah yang terjadi karena perbuatan hukum hanya
dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT.
Mengenai pendaftaran Hak Milik diatur dalam Pasal 23 ayat (1) UUPA
menetukan bahwa:
93
“Hak Milik, demikian setiap peralihan, hapusnya dan pembebanan
Maksud Pasal 23 ayat (1) UUPA ini adalah untuk setiap terjadi
Pendaftaran Tanah.
Tanggungan”
Selain dapat dibebani Hak Tanggunan, Hak Milik juga dapat dibebani
94
hak-hak atas tanah lainnya. Hak-hak atas tanah yang dapat dibebani di
atas Hak Milik adalah Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai, yang
Hak Milik dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang
dengan calon subjek hak pemegang hak atas tanah yang aka nada sdi
Hak Milik atas tanah dapat hapus dari subjek hak pemeganh hak atas
apabila:
1) Pencabutan hak
Hak Milik oleh Negara secara paksa, yang mengakibatkan hak atas
undangan.
95
Penyerahan dengan sukarela maksudnya bahwa subjek hak
Negara.
3) Ditelantarkan
Maksudnya bahwa Hak Milik ini dimiliki oleh subjek hak bukan
ayat 2 UUPA.
b. Tanahnya musnah
Hal ini dapat terjadi karena obyeknya (tanah) tidak ada lagi
tanah (Aanslibing)
96
b) Hak milik atas tanah terjadi karena penetapan pemerintah
adalah hak milik atas tanah yang terjadi disini berasal dari
dalam Pasal 1, Pasal II, dan pasal III dan pasal VII ayat(1)
1. Pengertian
sedangkan hak milik, hak atas tanah permanen. Hak guna usaha
sama tidak bisa dimiliki oleh warga Negara asing sesuai dengan
97
Hak guna usaha lebih diperuntukan untuk kepentingan
tanggungan”.
65
Jimmy Joses Sembiring, Op cit hlm 13
98
Pasal 30 UUPA jo. Pasal 2 PP No. 40 tahun 1996 dijelaskan,
bahwa :
a) Tanah Negara
b) Penetapan Pemerintah
HGU yang terjadi disini berasal dari tanah Negara. Hak milik
berkewajiban untuk :
99
b) Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan, dan
pemberian haknya
usaha
berlaku
tersebut hapus
100
yang diberikan dengan hak guna usaha untuk melaksanakan
peternakan
berakhir
e) ditelantarkan
f) tanahnya musnah
Negara adalah:
101
hak, dan adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai
e) anahnya ditelantarkan
f) Tanahnya musnah
guna usaha
102
d) jika bekas pemegang hak guna usaha lalai dalam memenuhi
1. Pegertian
tanah yang dapat diberikan HGB dapat berupa: tanah negara, tanah
103
(c) tanah Hak Milik. Deskripsi yang lebih rinci mengenai
orang lain
104
a) warga Negara Indonesia
tahun 1999
105
20 tahun dan dapat diperbaharui untuk jangka waktu paling
lama 30 tahun
lama 30 tahun
/kota setempat
1996, yaitu:
hakny
perjanjian pemberiannya
106
c) memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada
f) membagi jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi
berakhir
107
e) ditelantarkan
f) tanahnya musnah
pemberiannya
waktunya berakhir,
e) ditelantarkan
f) tanahnya musnah
karena:
perjanjian pemberiannya
108
2) dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang hak
waktunya berakhir,
5) ditelantarkan
6) tanahnya musnah
pengelolaan
pemilik tanah
HGB
109
membongkar bangunan-bangunan dan benda-benda yang ada
guna bangunan
bangunan
atas tanah hak milik hapus , maka bekas pemegang hak guna
110
d. Hak Pakai
1. Pengertian
oleh negara atau tanah yang dimiliki oleh individu lain yang
hak pakai dapat diberikan untuk jangka waktu tertentu, atau selama
tanah dipakai untuk suatu tujuan tertentu, dengan gratis, atau untuk
negara, suatu hak pakai hanya dapat dipindahkan kepada pihak lain
langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi
66
Jimmy Joses Sembiring, Op.cit, hlm 17
111
sewa menyewa atau perjanjian pengolaha tanah, segala sesuatu asal
berkedudukan di Indonesia
berkedudukan di Indonesia
pemerintah daerah
Menurut pasal 41 ayat 1 UUPA menyebutkan bahwa asal tanah hak pakai
adalah tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang
dapat diberikan dengan hak pakai adalah tanah Negara, tanah hak
112
4. Terjadinya Hak pakai
oleh BPN berdasarkan usul pemegang hak pakai. Hak pakai ini
Hak pakai ini terjadi dengan pemberian tanah oleh pemilik tanah
dengan akta yang dibuat PPAT. Akta PPAT ini wajib didaftarkan
jangka waktu hak pakai. Pasal ini hanya menentukan bahwa hak
113
pakai dapat diberikan selama jangka waktu tertentu atau selama
Dalam PP 40 tahun 1996 jangka waktu hak pakai diatur dalam pasal
Hak pakai ini berjangka waktu untuk pertama kali paling lama
tahun
Hak pakai ini berjangka waktu untuk pertama kali paling lama
tahun
114
b) menggunakan tanah sesuai dengn peruntukannya dan
hak milik
hak pakai
keperluan tertentu
115
a) berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam
pemberiannya
berakhir
e) ditelantarkan
karena:
tetap
116
a) apabila hak pakai atas tanah Negara hapus dan tidak
rugi
tertentu atas suatu bidang tanah bersama. Hak milik atas satuan
bangunan bertingkat terdiri dari hak milik atas satuan rumah susun
f. Hak Sewa
117
1. Pengertian
Hak sewa, suatu badan usaha atau individu memiliki hak sewa
usaha termasuk badan usaha asing. Hak sewa tidak berlaku diatas
67
Jayadi Setiabudi, op cit, hlm 43
118
Hak atas tanah yang dapat disewakan kepada pihak lain adalah
hak milik dan objek yang disewakan oleh pemilik tanah kepada
bangunan
UUPA tidak mengatur secara tegas jangka waktu hak sewa untuk
e) tanahnya musnah
119
g. Hak Untuk Membuka Tanah dan Hak Untuk Memungut Hasil Hutan
hutan, hak membuka tanah dan hak memungut hasil hutan hanya
h. Hak Tanggungan
Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak tersebut diatas yang akan
a. Hak gadai
1. Pengertian
120
uang gadai daripadanya. Selama uang gadai belum
yang menggadaikan.
2. Pihak-pihak
perjanjian ikutan.
4. Jangka Waktu
121
sewaktu-waktu. Dalam hak gadai (gadai tanah)ini. Pemilik
tanahnya
segera ditebus
pemegang gadai
yang lain
122
10. hak gadai (gadai tanah) tidak menjadi hapus jika hak atas
(mendalami gadai)
hapus
1. Pengertian
Hak usaha bagi hasil adalah hak seseorang atau badan hukum
123
b. Dengan menegaskan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
tanahnya.
akan dihapus
124
jangka waktunya tergantung pada kesediaan pemilik tanah,
desa
125
d) Menyerahkan tanah garapan kepada penggarap dan
bersangkutan
b) Kewajiban penggarap
diakhiri
e) tanahnya musnah
126
c. Hak menumpang
1. Pengertian
menumpang
2. Cara terjadi
127
d) bersifat turun temurun artinya dapat dilanjutkan oleh ahli
warisnya
warisnya
1. Pengertian
2. Cara Terjadinya
penyewa.
128
b) hak sewanya dialihkan kepada pihak lain tanpa
f) tanahnya musnah
Sumber:
2008)
Soal-soal:
129
130
BAB VIII
PENDAFTARAN TANAH
1. Pengertian
manusia. Baik pada masa zaman batu hingga era globalisasi dewasa ini. Nilai
ekonomis serta filosofis yang berbau teologis membuat tanah menjadi begitu
Tanah sebagai aspek yang sangat penting, maka perlu dikelola dengan
baik dan benar sesuai dengan keadilan. Hal ini untuk menjaga dan melindungi
Kini, BPN menjadi pusat dan sentral dalam pengelolaan segala hal yang
68
Bernard Limbong, Hukum Agraria Nasional: Himpunan Peraturan-peraturan Hukum Tanah,
(Jakarta : Margaretha Pustaka, 2013) hlm 1
131
Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
bersangkutan
tertentu yang dihadapinya akan luas dan batas-batas, siapa pemiliknya dan
pendaftaran tanah akan diterbitkan alat bukti hak yang disebut dengan
69
Eddy Ruchiyat, Sistem Pendaftaran Tanah Sebelum dan Sesudah Berlakuya UUPA, (Bandung :
Armicho, 1989). hlm.37.
132
Pendaftaran hak atas tanah merupakan keharusan pasca melakukan
transaksi jual beli atas tanah, baik itu transaksi jual beli, penukaran,
alat bukti hak yang disebut dengan sertifikat hak atas tanah.
kewajiban bagi yang mempunyai hak-hak atas tanah, dengan maksud agar
kewjiban itu perlu ditegaskan, kalau tidak, mungkin yang mempunyai hak
kepada pemerintah dan sudah mengeluarkan tenaga dan biaya yang banyak
itu akan menjadi sia-sia tanpa adanya dukungan dari orang-orang yang
yang dikenal UUPA, merupakan pelaksanaan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945.
Sebelum berlakunya UUPA, hanya bagi tanah yang tunduk pada hukum
hukum dan kepadanya diberikan tanda bukti dengan suatu akta yang
70
Djoko Prakoso dan Budiman Adi Purwanto, Eksistensi PRONA Dalam Pelaksanaan
Mekanisme Fungsi Agraria,(Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985), hlm 14.
133
dibuat oleh Pejabat Balik Nama. Tanah-tanah hak pribadi tidak terjadi oleh
tentunya dalam bentuk tertulis. Bukti otentik tersebut dibuat dalam bentuk
sertipikat atas tanah yang didalamnya terdiri dari Salinan Buku Tanah dan
Surat Ukur. Penerbitan sertipikat atas tanah secara yuridis berarti negara
dalam sertipikat tanah tersebut. Pihak lain tidak dapat mengganggu gugat
fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, bidang-bidang tanah
dan satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya
bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas
susun, dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat
134
e. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang
secara lengkap dan rinci dalam Peraturan Menteri Negara Agraria atau
ketentuan pelaksanaannya.72
71
Eddy Ruchiyat, Sistem Pendaftaran Tanah Sebelum dan Sesudah Berlakuya UUPA,
(Bandung : Armicho, 1989). hlm.37.
72
M. Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara Hukum Agraria, (Jakarta :
Sinar Grafika, 2003), hlm. 82.
135
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor
pemeliharaan data serta fisik dan yuridis dalam bentuk peta dan
haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak
milik atas satuan rumah rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya.”
dan kebutuhannya. Hak-hak atas tanah dibukukan dalam buku tanah dan
jual beli, tukar menukar, dan hibah yang telah selesai dilakukan, diikuti
untuk memberikan alat bukti yang lebih kuat dan lebih luas daya
136
lingkup teritorial maupun personalnya terbatas. Dalam lingkungan
mengetahui siapa yang mempunyai tanah yang mana dan siapa yang
73
Boedi Harsono, Op.Cit. hlm 210
137
Untuk memperoleh kepastian hukum mengenai tanah harus
bangunan dan tanaman apa yang ada diatasnya, status tanahnya, siapa
Pokok Agraria adalah untuk menjamin kepastian hak dan kepastian hukum
yang kuat mengenai hapusnya Hak milik serta sahnya peralihan dan
berakhir.”
peralihan hak tersebut, kecuali dalam hal hak tersebut hapus karena
138
Sedangkan untuk peraturan pelaksanaanya terdapat dalam
tersebut dalam jenis hak yang berlainan, keberadaan hak-hak atas tanah
1. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha,
3. Tanah Wakaf;
139
5. Hak Tanggungan;
6. Tanah Negara.
Berbeda dengan obyek pendaftaran tanah yang lain dalam hal tanah
yang bersangkutan dalam daftar tanah. Untuk tanah yang lain didaftar
Sumber:
1985).
74
Ibid. Hlm 479-480
140
Soal:
141