Anda di halaman 1dari 1

Dasar Hukum Merk

Sesuai TRIPS Agreement yang mewajibkan semua negara anggota agar merevisi dan
mengharminisasikan sistem hukum HKI-nya termasuk pula di bidang Merek agar
disesuaikan dengan standar-standar internasional, sehingga ada perlindungan hukum
dengan standar internasional dalam bidang Merek., akhirnya Indonesia
memperbaharui sistem hukum Mereknya melalui Undang-Undang tentang Merek yang
terbaru yaitu Undang-Undang No. 15 tahun 2001 dengan mengganti Undang-Undang
Merek No. 14 tahun 1997 yang berlaku sebelumnya. Merek secara nasional sekarang ini
di Indonesia diatur melalui Undang-Undang No. 15 Tahun 2001, sedangkan secara
internasional diatur dalam berbagai Konvensi seperti : Paris Convention, Madrid
Agreement, dan TRIPs Agreement
Menurut pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek
menentukan bahwa Merek adalah : tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-
huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Hal tersebut sesuai dengan yang diatur dalam Article 15 TRIPs, menetapkan merek
adalah setiap tanda atau kombinasi dari tanda yang memiliki kemampuan untuk
membedakan barang atau jasa dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya harus
dapat dinyatakan sebagai merek.1
Menurut ketentuan pasal 2 Undang-Undang No. 15 tahun 2001 Merek meliputi
Merek Dagang dan Merek Jasa. Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada
barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Sedangkan Merek jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Selain Merek Dagang dan Merek Jasa, Undang-Undang juga mengatur tentang Merek
Kolektif. Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis
lainnya.
Dari pengertian Merek dapat dikemukakan bahwa salah satu unsur mutlak sesuatu
dapat didaftarkan sebagai Merek adalah adanya tanda, yaitu apabila tanda atau sign 2
yang dipakai mempunyai daya pembeda yang cukup (capable of distinguishing).

1
Rahmi Jened,Hukum Merek (Trade Mark Law) Dalam Era Globalisasi dan Integrasi Ekonomi, Edisi Pertama,
(Jakarta: Prenadamedia Group,2015), hal..60
2
Nilay Patel, Open Source And China: Inverting Copyright?, Wisconsin International Law Journal,Vol 23, 4, p.798.

Anda mungkin juga menyukai