Anda di halaman 1dari 15

OTONOMI DAERAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”

Dosen Pengampu :

Yuliana Desi Rahmawati S.Th.I, M.Ag

Disusun oleh :
Kelompok 4
Ahmad Fakhruddin (931204418)

Muhammad Auladi Abror (931205218)

Ibnu Yuliantoro (931206018)

FAKULTAS SYARI’AH JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) KEDIRI

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Otonomi Daerah. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu
Yuliana Desi Rahmawati S.Th.I, M.Ag selaku Dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas kepada kelompok kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kepada pembaca mengenai mata Pendidikan
Kewarganegaraan khususnya bab Otonomi Daerah. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun..

Kediri, 25 Februari 2019

Penyusun

2ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………….
……………………………………………..ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang……………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan
masalah…………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Otonomi Daerah………………………………………………….2


B. Pembagian Daerah Otonomi………………………………………………3
C. Sumber Penerimaan Daerah……………………………………………….4
D. Rencana Tata Ruang Otonomi Daerah…………………………………….7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………..9
B. Saran……………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...10

3
BAB I
iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Warga Negara adalah salah satu unsur konstutif dalam berdirinya
suatu negara. Oleh sebab itu tiap-tiap negara didalam konstitusinya
mengatur siapa yang menjadi warga negaranya, dan di Indonesia UUD
1945 menerangkan siapa yang menjadi warga negara Indonesia yang
kemudian diamanatkan dalam ketentuan UU kewarganegaraan yang telah
beberapa kali diganti karena menyesuaikan seiring adanya perubahan
terhadap UUD 1945, dan yang berlaku sekarang adalah UU
kewarganegaraan no.12 tahun 2006. Setiap warga negara diberikan status
kewarganegaraan oleh negara. Kewarganegaraan menurut UU no.12 tahun
2006 adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.
Pada dasarnya status suatu kewarganegaraan seseorang memiliki dua
aspek yaitu aspek hukum dan aspek sosial, dimana kedua aspek tersebut
menimbulkan hubungan timbal balik antar negara dengan warga
negaranya yaitu timbulnya hak dan kewajiban.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kewarganegaraan ?
2. Bagaimana prosedur kewarganegaraan?
3. Apa saja hak dan kewajiban warga negara?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keawarganegaraan.
2. Untuk mengetahui prosedur kewarganegaraan.
3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban warga negara.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kewarganegaraan

Kewarganegaraan berasal dari dua kata yaitu ‘warga’ dan ‘negara’.


Berdasarkaan KBBI, pengertian warga adalah tingkatan dalam masyarakat.
Sedangkan definisi negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat.
Sementara pengertian warga negara adalah penduduk sebuah negara atau
bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya yang
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
itu.

Pengertian kewarganegaraan menurut para ahli :

 Graham Murdock

Menurut Graham Murdock pada tahun 1994, kewarganegaraan adalah


suatu hak agar dapat ikut serta maupun berpartisipasi secara utuh didalam
berbagai pola stuktur sosial, politik dan juga kehidupan kultural agar dapat
menciptakan seseuatu hal yang baru selanjutnya karena dengan begitu akan
membentuk ide-ide yang besar.

 Soemantri

Menurut Soemantri, pengertian kewarganegaraan ialah sesuatu yang


memiliki keterkaitan atau hubungan antara manusia sebagai individu di dalam
suatu perkumpulan yang tertata dan terorganisir dalam hubungannya dengan
negara yang bersangkutan.

 Stanley E. Ptnord dan Etner F. Peliger

Definisi kewarganegaraan merupakan sebuah ilmu atau studi mengenai


tugas dan kewajiban pemerintahan serta hak dan kewajiban seorang warga negara.

5
 Wiyanto Dwijo Hardjono, S.Pd.

Menurut Wiyanto Dwijo Hardjono, pengertian pendidikan


kewarganegaraan ialah keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu
(secara khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk dapat berprestasi
dalam suatu kegiatan politik di negara tersebut.

 Ko Swaw Sik

Pengertian kewarganegaraan menurut Ko Swaw Sik adalah ikatan hukum


diantara negara beserta seseorang yang disebut warga negara. Ikatan atau
hubungan tersebut menjadi suatu kontrak politik yang mana sebuah negara
tersebut memiliki hukum tata negara dan kedaulatan yang diakui masyarakat
dunia. kewarganegaraan disini merupakan bagian dalam konsep kewargaan.

 R. Daman

Pengertian kewarganegaraan menurut R. Daman adalah istilah hal-hal


yang berhubungan dan berkaitan dengan penduduk dalam suatu bangsa.

 Wolhoff

Arti kewarganegaraan menurut Wolhoff adalah keanggotaan suatu bangsa


tertentu, yakni sejumlah manusia yang terikat dengan yang lainnya dikarenakan
suatu sebab yaitu kesamaan bahasa, kehidupan dalam sosial dan berbudaya serta
kesadaran nasionalnya. Maka dari itu kewarganegaraan memiliki suatu kesamaan
dengan hal kebangsaan, perbedaannya terletak pada hak-hak yang dimiliki
seseorang tersebut untuk berperan aktif dalm hal perpolitikan di dalam negara
tersebut.

 Daryono

Menurut Daryono, kewarganegaraan merupakan pokok-pokok yang


mencakup isi tentang hak dan kewajiban warga negara. Sebab kewargangaraan
menrupakan keanggotaan seseorang di dalam satuan politik tertentu (dalam hal ini

6
negara) yang berkenaan dengan hal tersebut maka timbulah suatu hak untuk
berpartisipasi di dalam kehidupan politik di negara tersebut. Dan seseorang
tersebut dinamakan warga negara

B. Prosedur kewarganegaraan
1 Intansi yang berwenang mengeluarkan kewarganeraan indonesia
Dalam kepengurusan kewarganegaraan yang berwenang dalam
mengeluarkan kewarganegaraan indonesia adalah departemen Hukum dan
HAM. Dalam peraturan mentri hukum dan hak asasi manusia indonesia
nomor M.01-HL.O3.01 tahun 2006 dinyatakan pada pasal 1 (ayat 4)
bahwa dalam peraturan menteri yang dimaksud pejabat yang ditunjuk oleh
menteri untuk menangani masalah kewarganegaraan Republik Indonesia
yang selanjutnya disebut pejabat adalah kepala kantor wilayah departemen
hukum dan hak asasi manusia.
Permohonana dan lampiran disampaikan kepada pejabat (dalam hal
ini adalah kepala kantor wilayah departemen wilayah hukum dan hak asasi
manusia) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon. Setelah
permohonan diterima, pejabat melakukan pemeriksaan kelengkapan
persyaratan administrasi permohonan beserta lampirannya. Dalam hal ini
persyaratan administrasi permohonan diterima secara lengkap, maka
pejabat melalukan pemeriksaan substantif permohonan dalam waktu
paling lama 14 hati terhitung sejak tanggal permohonan diterima. Dalam
hal permohonan tidak memenuhi persyatan substantif, pejabat
mengembalikannya kepada pemohon paling lama 7 hari sejak tanggal
pemeriksaan substantif dilaksanakan.
Terhadap permohonan yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan
substantif, pejabat meneruskan permohonan kepada menteri dalam waktu
paling lama 7 hari terhitung sejak tanggal pemeriksaan substantif selesai
dilakukan. Setelah menteri melakukan pemeriksaan substantif dan
meneruskan permohonan disertai pertimbangan kepada presiden dalam
waktu paling lama 45 hari sejak tanggal permohonan diterima, apakah
permohonan tersebut diterima atau ditolak oleh presiden. Apabila
permohonan dikabulkan , presiden menetapkan keputusan presiden paling

7
lama dalam jangka waktu 3 bulan sejak permohonan diterima oleh
menteri. Dan memberitahukan secara tertulis kepada pemohon dengan
tembusan kepada pejabat dalam waktu paling lambat 14 hari terhitung
sejak tanggal keputusan presiden ditetapkan untuk disampaikan kepadaa
pejabat. Petikan keputusan tersebut disampaikan kepada pejabat untuk
diteruskan kepada pemohon dan salinanyadisampaikan kepada menteri,
pejabat, dan perwakilan negara asal pemohon. Dan apabila permohonan
ditolak, menteri akan memberitahukan alasan penolakan paling lambat 3
bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh menteri. Menteri
mengumumkan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan
dalam berita Negara Republik Indonesia. Pengmuman dilakukan setelah
berita pengucapan sumah atau pernyataan janji setia diterima oleh menteri.
2 Syarat dan mekanisme perolehan kewarganegaraan indonesia
Seorang warga negara indonesia (WNI) adalah orang yang diakui
oleh undang-undang sebagai warga negara republik indonesia. Kepada
orang ini akan diberikan kartu tanda penduduk. Berdasarkan kabupaten
atau provinsi, tempat ia mendaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang
ini akan diberikan nomor identitas yang unik(nomor induk
kependudukan/NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri
dikantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga
negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum
internasional. Dalam kepengurusan status kewarganegaraan surat
keterangan keimigrasian yang dikenal sebagai SKIM adalah dokumen
keimigrasian yang memuat keterangan mengenai masa tinggal warga
negara asing di wilayah republik indonesia selama 5 tahun berturut-turut
atau 10 tahun tidak berturut-turutsebagai salah satu persyaratan
permohonan kewarganegaraan republik indonesia.
Dalam memperoleh kewarganegaraan republik indonesia menurut undang-
undang No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan itu sendiri diperoleh:
a. Karena kelahiran
Menurut pasal 4 undang-undang No.12 Tahun 2006, yang dimaksud warga
negara indonesia seperti berikut:

8
1. setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian pemerintah republik indonesia dengan negara lain
sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi warga negara
indonesia.
2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
warga negara indonesia.
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara indonesia dan ibu warga negara asing.
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu warga negara indonesia.
5. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atas hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut.
6. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari sari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara
indonesia.
7. anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara indonesia.
8.anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seseorang ayah warga negara indonesia
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin.
9. anak yang lahir diwilayah negaara republik indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10. anak yang baru lahir yang ditemukan diwilayah negara republik
indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
11. anak yang lahir diwilayah negara republik indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.

9
12. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewaarganegaraanya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapakan sumpah atau menyatakan janji setia.
13. anak yang dilahirkan diluar wilayah negara republik indonesia dari
seorang ayah dan ibu warga negara indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkaan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan.

b. Karena pengangkatan
Pengangkatan anak adalah hal biasa diindonesia. Pengangkatan yang
dimaksud adalah pengangkatan anak(adopsi). Apabila ada anak orang
asing yang diadopsi oleh orang tua yang berwarganegaraan indonesia,
anak tersebut akan menjadi warga negara indonesia, sah atau tidaknya
pengkatan tersebut ditentukan oleh hukum yang mengangkat anak.
Sebagai bahan perbandingan, ketentuan pasal 2 undang-undang No.62
tahun 1958 ditegaskan bahwa pengangkatan anak baru sah apabila
memenuhi syarat-syarat berikut
1. Pada waktu pengangkatan itu ia belum berumur 5 tahun
2. Yang mengangkat harus memohon pengesahan pengadilan negeri
setempat.
3. Permohonan pengesahan dilakukan 1 tahun setelah pengangkatan anak.
4. Kewarganegaraan republik indonesia anak diperoleh pada saat pengadilan
menyatakaan sah pengangkatan itu. Pernyataan untuk memilih
kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat
yang melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan didalam peraturan
perundang-undangan, disampaikan dalam waktu paling lambat tiga tahun
setelah anak berusia delapan belas tahun atau sudah kawin.
c. Karena permohonan
Ada kemungkinan seorang anak karena berlakunya suatu aturan turut
kewaarganegaraan sahnya, sedangkan sesungguhnya ia merasa lebih
berdekatan dengan ibunya, yang berkewarganegaraan republik indonesia.
Hendaknya kepada anak itu diberi kesempatan untuk memperoleh

10
kewaarganegaraan republik indonesia, apabila ia dianggap sudah bisa
menentukan kewarganegaraannya sendiri.
Pemberian kesempatan itu hendaaknya dibatasi pada anak diluar
perkawinan, karena dalaam perkawinan orang tua dan anak pada
prinsipnya merupakan suatu kesatuan yang statusnya ditentukan oleh
bapaknya. Dalam pada itu karena orang bersangkutan sekian lamanya
orang asing, maka kesempatan itu berupa suatu permohonan.
Negara yang memperkenankan orang dari luar bertempat tinggal menetap
di dalam wilayah, pada suatu saaat selayaknya menerima keturunan dari
orang luar ini dalam lingkungan kewarganegaraanya. Sampai dimana dan
dengan cara bagaimana ius soli dilakukan terhadap orang-orang yang tidak
tanpa kewarganegaraan ini itulah tergantung pada keadaan negara masing-
masing.
Orang-orang yang diberi kesempatan itu, menurut undaang-undang ialah
mereka yang lahir dari seorang penduduk atau yang kemudian menjadi
penduduk, yang juga lahir di indonesia. Syarat selanjutnya ialah bahwa ia
tidak menjadi berkelibahan kewarganegaraan.
d. Karena pewarganegaraan atau naturalisasi
Kepada orang asing yang sungguh ingin menjadi warga negara indonesia
hendaknya diberi kesempatan untuk melaksanakan keinginan tersebut.

C. Hak dan kewajiban warga negara.


a. Hak bagi warga negara Indonesia
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan terus oleh pihak tertentu dan tidak
dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya. Adapun hak yang timbul setelah memperoleh
kewarganegaraan yaitu :

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. : “tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian”.

11
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
3. Hak atas kelangsungan hidup. “setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang.
4. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia.
5. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
6. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.
7. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak
untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.

b. Kewajiban bagi warga negara Indonesia


1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan, pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi: “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.”
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan “setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain.

12
4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang. Pasal 28J ayat (2) menyatakan “dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yaang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. Menyatakan “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa
berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya yang
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari
negara itu. Prosedur perolehan kewarganegaraan menurut hukum
administrasi negara diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis
dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup kepada
Presiden melalui Menteri hukum dan hak asasi manusia. Syarat
memperoleh kewarganegaraan Indonesia di antaranya adalah pada
waktu mengajukan permohonan, pemohon sudah bertempat tinggal.
Akibat yang timbul dalam perolehan kewarganegaraan di Indonesia
adalah Hak
dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27
sampai dengan pasal 34 UUD 1945
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca, sehingga nantinya makalah ini akan menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Dan semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
dan informasi yang lebih luas mengenai Kewarganegaraan

14
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Ni.2017. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah


di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Muin, Fatkhul. 2014. Otonomi Daerah dalam Perspektif pembagian Urusan


Pemerintah-pemerintah Daerah dan Keuangan Daerah. Vol. 8 No. 1.
Hlm 69-79

Sumahdumin, D. 2001. Memahami Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan


Kabupaten Kota dalam Rangka Otonomi Daerah. Vol. 9 No. 1. Hlm 119-
138

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah.

15

Anda mungkin juga menyukai