A. MEMBACA AL-QUR’AN
Membaca al-Qur’an merupakan bentuk kata yang terdiri dari dua kata
yaitu membaca adalah Reading is responding orally to printed symbols. Yang
berarti membaca adalah reasksi lisan terhadap simbol-simbol tertulis.1 Allah swt
menurunkan al-Qur’an yang abadi agar dibaca dengan lisan dan didengarkan oleh
telinga serta di pikirkan oleh akal agar meresap kedalam hati sehingga membuat
hati kita menjadi tenang karenanya. Berangkat dari hal inilah datang berbagai ayat
al-Qur’an dan hadis-hadis rasul yang memerintahkan agar membaca al-Qur’an
karena telah disiapkan juga pahala yang melimpah dan agung bagi pembacanya.2
Sebagaimana firman Allah swt dalam al-Qur’an surat Al-Fatir :29-30)
1
Hammil, Donald D. Teaching Children With Kerning and Behavior Problems, (Massachusetts :
Allyn and bacon, inc., 1978) hal.23.
2
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2000) hal. 161.
3
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya ( Bandung: CV. Diponegoro, 2008 ) hal. 437.
para peneliti ilmiah, al-Qur’an adalah kitab yang di dalamnya memuat firman-
firman Allah, yang disamapaikan oleh malaikat jibril kepada Nabi Muhammad
Saw dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari. Tujuannya diturunkannya al-
Qur’an sebagai pedoman bagi manusia dalam hidup sehingga mampu mencapai
kesejahteraan di dunia dan diakhirat kelak.4
4
Muhammad Daud Ali, Pengantar Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hal.
93.
5
Anwar Nurul Yamin, Taman Mini Ajaran Islam Alternatif Mempelajari Al-Qur’an, (Bandung:
PT Remaja Rosdaskarya, 2004), hal. 101
hakikat al-Qur’an kepada semua orang. dengan cara memahami al-Qur’an
dengan terjemah tafsir sangat penting untuk berdkwah sehingga kita mampu
mengetahui secara luas dan dalam kandungan isi dari al-Qur’an sehingga
mampu menyampaikan isi kandungan al-Qur’an sesuai dengan keadaan yang
tepat.
Saat ini Terjemahan hanya dipandang kaum muslimin sebagai alat
untuk memahami makna-makna Al-Qur’an. Semua muslim Arab maupun non
Arab dengan maksut mendapatkan kepuasan dan berkah pengucapan firman
suci; firman inilah yang terucap dari mulut Nabi dan dibaca oleh sahabat-
sahabatnya, maupun oleh generasi muslim berikutnya, di negeri-negeri yang
berbeda dan disepanjang era Islam.6
Kesimpulannya adalah Al-Qur’an sangat perlu di terjemahkan
kesemua bahasa-bahasa dunia untuk bisa mereka miliki agar dapat
mengambil manfaat dari Al-Qur’an secara langsung. Tentunya harus
mendapat bimbingan dari orang-orang ahli dan shaleh.
b) Mambaca Al-Qur’an Dengan Lagu
Metode membaca al-Qur’an dengan lagu biasa dikenal dengan sebutan
Tilawah, Tilawah itu sendiri berasal dari kata talaa, yatluu, tilaawatan yang
memiliki arti sebagai bacaan, dan tilawah al-Qur’an berarti bacaan al-Qur’an.
Secara umum tilawah adalah membaca al-Qur’an dengan bacaan yang
memaparkan bacaan huruf-hurufnya dan berhati-hati dalam melaksanakan
bacaannya, agar lebih mudah memahami makna yang terdapat dalam al-
Qur’an itu sendiri.7 Dalam kamus besar bahasa indonesia tilawah sendiri
diartikan sebafai pembacaan ayat suci al-Qur’an dengan baik dan indah.8
Tilawah (Seni baca al-Qur’an) sangat memperhatikan kaidah-kaidah
membaca al-Qur’an, yakni ketentuan makharijul huruf dan ketentuan tajwid
6
Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i Dan Cara Penerapannya, (Bandung: Pustaka
Setia, 2002), hal. 22
7
Ahmad annuri,Panduan Tahsin Tilawah al-Qur’an dan Ilmu Tajwid Disusun secara Aplikatif &
Komprehensif, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2010) hal. 3
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline versi 2.1.
yang ada. Tilawah al-Qur’an juga dipahami sebagai suatu kesenian dalam
membaca al-Qur’an yang mana bacaannya dengan irama lagu yang bervarasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tilawah al-Qur’an adalah
suatu kegiatan membaca al-Qur’an yang dilakukan secara terus menerus dan
konsisten dalam waktu yang cukup lama dengan menggunakan lagu-lagu dan
irama yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang sudah disepakati dan
ditentukan oleh para ulama’. Dalam melagukan al-Qur’an dapat dinilai dari
beberapa hal yang meliputi lagu pertama dan penutup, jumlah lagu, irama,
dan gaya keserasian nada serta variasi.
Irama, gaya, keserasian nada dan variasi yang saling berkaitan dengan
harmoni suara yang mampu menciptakan citra indah dengan bobot yang
bervariasi dengan penghayatan keagungan makna-makna ajaran Allah dalam
al-Qur’an. Dalam melagukan al-Qur’an sendiri para ulama ahli qurro
membaginya kapada 7 macam yaitu sebagai berikut:9
1) Lagu Bayati
Lagu bayati atau biasa disebut dengan nada rendah dipakai saat memulai
dan mengakhiri pembacaan ayat suci al-Qur’an. Lagu ini sangat terkenal
di Mesir, biasanya dibawakan untuk memulai dan mengkhiri bacaan
dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an. Lagu ini merupakan lagu yang wajib
dan menjadi lagu pertama dalam saat latihan mempelajari tilawah al-
Qur’an.10 Lagu ini pun memiliki beberapa tingkatan antara lain:
a. Bayati ashli Qarar
b. Bayati Ashli Nawa
c. Bayati Syuri Nawa
d. Bayyati Husaini Nawa
e. Bayyati Ashli Jawab
f. Bayyati Ashli Jawabul Jawab
g. Bayyati Syuri Jawabul Jawab
9
www.masuk-islam.com,tentang belajar qiro’ah atau seni membaca al-Qur’an. Diakses pada
tanggal 4 september 2019
10
H.M. Saiful Mujab, M.SI, Ilmu Dagham Kaidah Seni Baca Al-Qur’an, (Kudus: STAIN
Kudus,2011), hal. 35-37
2) Lagu Hijaz
Lagu ini menggambarkan tarikan yang khas akan budaya ketimuran,
terkesan sangat indah, lagunya asli mendasr, sebagian berpendapat
bahwa lagu ini sering dikumandangkan oleh para pengembala dipadang
pasir. Lagu ini mempunyai sifat alegro, artinya mempunyai irama yang
ringan, cepat dan lincah, disamping banyak variasi turun dan naik tajam.
Karakter lagu ini menunjukkan satu penekanan pada penggambaran
cerita, memperkenalkan, mempertegasungkapan, berpola sedang naik-
naik lalu turun melandai iramanya. Banyak digunakan untuk lagu adzan,
sholawat, irama gambus dan lain-lain. Lagu ini mempunyai empat
cabang yaitu :
a. Hijaz Asli
b. Hijaz Kard
c. Hijaz Kard Kurd
d. Hijaz Kurd
3) Lagu Shoba
Lagu shaba memiliki karakter lagu yang halus dan lembut bernuansa
penuh kesedihan sehingga mampu menggugah perasaan emosi jiwa
seseorang. Yang mangumandangkan lagu ini lebih tepat jika mempunyai
jiwa semangat sehingga mampu menampakkan karakter dari lagu ini dan
lebih bermakna. Lagu ini mempunyai tiga cabang yaitu :
a. Shoba asli
b. Shoba Ma’al ‘Ajam (Shoba ‘Ajami)
c. Shoba Ma’al Basthanja
4) Lagu Rost
Lagu ini merupakan jenis lagu yang paling mendominan, bahkan
merupakan lagu yang dasar. Dalam aplikasinya lagu ini lebih sedikit
cecapt dibandingkan dengan lagu Murrotal yang lain sehingga biasanya
lagu ini dipakai ketika mengumandangkan adzan. Lagu ini mempunyai
lima cabang yaitu :
a. Rost Asli
b. Rost Tsani
c. Rost Tsalits
d. Rost Syabir
e. Rost ‘Alan nawa
5) Lagu Jiharkah
Lagu jenis ini memiliki irama minor yang terkesan sangat manis untuk
didengar, iramanya manimbulkan perasaan yang mendalam. Lagu ini
seringkali dikumandangkan saat takbiran hari raya Idul Fitri maupun hari
raya Idul Adha. Lagu ini mempunyai dua cabang yaitu
a. Jiharkah Asli
b. Jiharkah Tsani
6) Lagu Shika
Lagu ini memiliki karakteristik ketimuran, merakyat dan mudah dikenal
sebab lagu ini sangat familiar. Bagi masyarakat Mesir, lagu jenis ini
memiliki keistimewaan yang lebih dari lagu yang lain dan sering dipakai
saat melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an. Lagu ini mmepunyai empat
cabang yaitu :
a. Shika Asli
b. Shika Turki
c. Shika Mishri
d. Shika ‘Iraqi
7) Lagu Nahawand
Lagu ini memiliki karakteristik yang sedih, dan sangat cocok dilantunkan
dalam melantunkan bacaan ayat-ayat yang bernuansa sedih. Lagu ini
mempunyai nada yang sangat sendu dan diterapkan pada ayat-ayat Al-
Qur’an yang mengkisahkan tentnag kabar ancaman, siksaan, atau
kematian. Lagu ini mempunyai empat cabang yaitu :
a. Nahawand Asli
b. Nahawand ‘Usyaq
c. Nahawand Nakriz
d. Nahawand Zenjiron
Aspek-aspek jenis lagu diatas merupakan hasil ijtihad (Curahan
Pemikiran) para ulama yang ahli dalam bidang ini selama bertahun-tahun dan
biasanya digunakan dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) cabang
tilawah al-Qur’an.11
c) Membaca Al-Qur’an Dengan Tahsin
Metode membaca al-Qur’an dengan cara tahsin merupakan suatu
metode pembelajaraan al-Qur’an yang lebih praktis dan lebih membantu
pelajar membaca al-Qur’an. Metode ini diperkenalkan oleh Hj. Ghazali, S.
MIQ, MA pada tahun 1998. Pada awalnya metode membaca dengan jenis ini
diberi nama “Metode Cepat dan Praktis Membaca al-Qur’an”. Metode ini
terdiri dari 2 siri, yaitu Tahsin 1 dan Tahsin 2. Tahsin 1 adalah untuk
memandu pelajar mengenali huruf, membaca huruf berbaris satu, sukun,
musyaddah dan tanwin. Tartil 2 adalah tahapan memadukan palajar
mempelajari mad, ghunnah, waqqaf wal ibtida’.12
Pembelajaran jenis ini dilakukan setiap pertemuan dalam waktu sehari
1 jam, dalam jangka waktu empat bulan pelajar/murid sudah mampu
menguasai kedua siri tersebut. Dalam pelaksanaannya lebih mengaktifkan
peserta didik dalam membaca al-Qur’an disertai dengan lagu yang
disesuaikan dengan lagu-lagu yang tartil disesuaikan dengan kaidah-kaidah
ilmu tajwid. Ada beberapa aturan dalam pembelajaran al-Qur’an dengan
menggunakan metode tahsin ini,13 yaitu :
1) Penerapan metode ini harus dilakukan oleh pengajar yang sudah
mendapatkan syahadah mengajar terlebih dahulu dari Biro TPQ.
Sedangkan dalam penerapan metode ini dalam setiap jilidnya terdapat
materi pelajaran dan cara mengajarkan, selain itu juga terdapat beberapa
11
Muh. Syafi’i, Pengantar Ilmu Tilawatil Qur’an, (Semarang: IAIN Walisongo, 1988), hal. 11
12
Salman Bin Umar As-Sunaidi, Mudahnya Memahami Al-Quran,(Jakarta: Darul Haq, 2008), hal.
37.
13
Ibid,.. hal.38
pokok-pokok pelajaran dalam setiap jilidnya dan dengan memakai strategi
klasikal dan privat individual sebagai evaluasinya.
2) Tahap selanjutnya adalah guru meningkatkan pembelajaraan baca tulis al-
Qur’an. Dengan adanya pembinaan dan penataran secara berkelanjutan
yang dilakukan oleh Biro TPQ. Dalam proses pembacaannya dengan
membaca secara tartil akan dinilai setiap hari dan dicatat hasilnya pada
evaluasi harian oleh gurunya masing-masing agar diperhatikan oleh orang
tuannya di rumah. Dalam jangka waktu satu tahun akan diadakan imtihan
bagi yang sudah lulus semua jilid (jilid 6).
d) Membaca Al-Qur’an Dengan Terbata-Bata
Membaca al-Qur’an berarti mengkonsumsi informasi yang paling
berkualitas tinggi yang terdapat pada uamt manusia. Membaca al-Qur’an
berarti menyerap keilmuan yang paling tinggi yang mungkin mampu di raih
oleh manusia. Dalam hal ini mampu meningkatkan cakrawala dengan serana
yang terbaik. Selain itu membaca al-Qur’an juga akan meningkatkan kualitas
diri dengan narasumber yang paling ideal serta tak terbayangkan ketinggian
kualitasnya itu.
Rasulullah saw, sahabat dan para ulama, sangat memberikan perhatian
yang sangat besar terhadap bagaimana mengucapkan lafadz-lafadz al-Qur’an
secara baik dan benar. Karena bentuk yang paling ideal dalam transfer
informasi adalah penyampaian redaksi secara tepat dan akurat. Kesalahan
dalam pengucapan akan menimbulkan akibat yang buruk pada proses
transformasi informasi. Selain memberikan informasi al-Qur’an juga secara
umum memberikan ajaran kebenaran dan keselamatan. Tetapi juga memuat
keindahan bahasa, ketinggian kualitas sastra, serta keagungan suasana
ilahiyyah.
Al-Qur’an adalah kata-kata yang maha indah, oleh karena itu
semaksimal mungkin kita menerjemahkan keindahan tersebut dengan cara
kita membacanya. Meskipun demikian bukan berarti mereka yang tidak
mampu mengucapkan al-Qur’an dengan fasih tidak boleh membaca al-
Qur’an. Hanya saja cukup bagi mereka berusaha sesuai dengan
kemampuannya. Ini merupakan bentuk kemurahan dari Allah swt, bagi
mereka yang membaca masih terbata-bata justru allah memberikan dua
pahala baginya, yaitu pahala bagi mengucapkannya dan pahala menghadapi
kesulitannya, hal ini senada dengan hadis nabi saw sebagai berikut:
علَ ْي ِه
َ ُصلَّى هللا َ ِس ْو ُل هللا ُ ع ْن َها قَا َلتْ قَا َل َر َ ُع َْن عَائِشَةَ َر ِض َي هللا
آنَ سفَ َر ِة ا ْل ِك َر ِام ا ْلبَ َر َر ِة َوالَّذِي يَ ْق َرأ ُ ا ْلقُ ْر ِ ُ ا ْل َما ِه ُر ِبا ْلق: سلَّ َم
َّ رآن َم َع ال َ َو
ِ َاق لَهُ أ َ ْج َر
ان (رواه البخاري ومسلموأبو ٌّ علَ ْي ِه ش
َ َويَتَت َ ْعت َ ُع فِ ْيهُ َو ُه َو
(داود والترمذي والنسائي وابن ماجه
Artinya: Dari ‘Aisyah ra., Rasulullah saw.bersabda :”orang yang ahli dalam Al-
Qur’an akan bersama dengan para malaikat pencatat mulia lagi benar. Dan orang
yang terbata-bata membaca Al-Qur’an dan dia bersusah payah (untuk
mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.”(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud,
Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah)
Maksud dari ahli al-Qur’an dalam hadis diatas adalah orang benar-benar hafal
al-Qur’an, mengerti isi al-Qur’an, dan senantiasa membacanya. Sedangkan
orang yang terbata-bata dalam hadis diatas dijanjikan akan diberikan dua
pahala, pertama pahala karena bacaanta dan kedua karena kesungguhan
dalam mempelajari al-Qur’an. Namun hal itu bukan berarti pahalanya
melebihi orang-orang yang sudah ahli al-Qur’an. Orang yang sudah mahir
dalam membaca al-Qur’an sudah tentu pasti akan memperoleh derajat
istimewa yang sangat tinggi serta mereka akan tinggal bersama para malaikat
allah yang istimewa.
B. KEUTAMAAN MAMBACA AL-QUR’AN
: سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َو
َ ُصلَّى هللا
َ ِس ْو ُل هللا َ ُع َْن عَائِشَةَ َر ِض َي هللا
ُ ع ْن َها قَالَتْ قَا َل َر
َ سفَ َر ِة ا ْل ِك َر ِام ا ْلبَ َر َر ِة َوالَّذِي يَ ْق َرأ ُ ا ْلقُ ْر
آن َويَتَت َ ْعت َ ُع ِ ُا ْل َما ِه ُر بِا ْلق
َّ رآن َم َع ال
ان (رواه البخاري ومسلموأبو داود ِ َاق لَهُ أ َ ْج َر ٌّ علَ ْي ِه ش
َ ِف ْيهُ َو ُه َو
(ماجه والترمذي والنسائي وابن
Artinya: Dari ‘Aisyah ra., Rasulullah saw.bersabda :”orang yang ahli dalam Al-Qur’an
akan bersama dengan para malaikat pencatat mulia lagi benar. Dan orang yang terbata-
bata membaca Al-Qur’an dan dia bersusah payah (untuk mempelajarinya), maka
baginya pahala dua kali.”(HR. Bukhari, Muslim)
14
Al-Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Riyadus Sholihin, Penerjemah, Achmad
Sunarto (Jakarta : Pustaka Amani, 1999), cet IV, hal. 115-119
15
Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at : Keanehan bacaan al-Qur’an Qira’at Ashim Dari
Hafash, (Jakarta: Amzah, 2011), hal. 55
، أو كأنهما فرقان من طير صواف، أو كأنهما غيايتان،غمامتان
تحاجان عن أصحابهما
Artinya: “Bacalah Al-Qur’an karena Al-Quran akan datang pada hari kiamat nanti
sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya (dengan tadabbur dan
mengamalkannya). Bacalah al-Zahrawain (dua cahaya) yaitu surat Al-Baqarah dan
Ali ‘Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau
seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan
sayapnya, keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat
tersebut.” (HR. Muslim: 1910)
b. Allah Swt akan menaikan derajat orang yang membaca al-Qur’an