S1 2013 280659 Chapter1
S1 2013 280659 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang dapat
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Atas dasar definisi kesehatan tersebut,
dapat dikatakan bahwa kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kesehatan dan unsur utama dalam terwujudnya kualitas hidup manusia yang
utuh.
yang sangat serius. Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kesehatan jiwa
yang menjadi perhatian dan dikategorikan dalam gangguan psikis yang paling
hubungan yang dekat dengan seseorang (Jeste & mueser, 2008). Skizofrenia
angka insidensi skizofrenia adalah 1 per 10.000 orang per tahun (Sinaga, 2007).
Indonesia adalah 4,6 per 1000 penduduk meningkat dari tahun sebelumnya yang
1
MONITORING EFEK SAMPING PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT
ANTIPSIKOTIK TIPIKAL DAN ATIPIKAL TERHADAP PERUBAHAN 2
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI-APRIL 2013
JEFRINA AYU WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
perilaku. Gejala yang timbul pada setiap penderita skizofrenia sangat beragam,
obat antipsikotik dibagi dalam 3 episode, yaitu terapi awal selama 7 hari pertama,
terapi stabilisasi selama 6-8 minggu dan terapi penjagaan selama 12 bulan setelah
akut yang multiple sebaiknya terapi penjagaan dilakukan minimal selama 5 tahun
waktu yang cukup lama, sehingga sangat mungkin dalam proses pengobatan dapat
atipikal dengan efek samping metabolik pada tingkat yang bervariasi dari
Perubahan fisik seperti berat badan, perubahan kadar kolesterol maupun gula
darah bisa menjadi indikasi efek samping metabolik pada pasien yang diobati
seperti peningkatan glukosa darah puasa, resistensi insulin dan trigliserida (Teff &
Kim, 2011). Potensi munculnya efek samping ini bisa dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti dosis, pola dan durasi penggunaan antipsikotik, serta kerentanan
seseorang terhadap munculnya efek samping ini juga berbeda-beda. Hingga saat
ini belum ada penelitian yang melihat gambaran munculnya efek samping ini
yang biasa digunakan di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia. Sehingga penelitian ini
perlu dilakukan terutama untuk melihat potensi munculnya efek samping ini pada
salah satu penyakit kejiwaan yang ditangani di rumah sakit tersebut, dan
memiliki prevalensi lebih tinggi dibanding penyakit kejiwaan lain. Selain itu,
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Grhasia DIY dan diharapkan hasil penelitian ini
nantinya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dan evaluasi dalam terapi
pada pasien.
MONITORING EFEK SAMPING PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT
ANTIPSIKOTIK TIPIKAL DAN ATIPIKAL TERHADAP PERUBAHAN 4
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI-APRIL 2013
JEFRINA AYU WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
B. Rumusan Masalah
tipikal dan atipikal di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
kombinasi obat antipsikotik tipikal dan atipikal terhadap kadar glukosa darah
2. Tujuan khusus
antipsikotik tipikal dan atipikal di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
tipikal dan tipikal pada pasien skizofrenia. Selain itu juga untuk menjawab
permasalahan peneliti.
darah yang timbul sebagai efek samping dari penggunaan antipsikotik tipikal
skizofrenia.
E. Tinjauan Pustaka
1. Skizofrenia
a. Definisi
yaitu schizo yang berarti ‘terpotong’ atau ‘terpecah’ dan phren yang
(Wiramihardja, 2007).
gejala ini selama paling tidak enam bulan. Referensi lain juga
adalah salah satu jenis kelainan mental yang mengacaukan hampir seluruh
b. Epidemiologi
10.000 orang per tahun (Sinaga, 2007). Riset kesehatan dasar tahun 2007
penduduk meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 1-3 per 1000
lebih sedikit rawat inap dan fungsi sosial yang lebih baik di komunitas
laki terjadi lebih awal dari pada wanita. Onset puncak pada laki-laki terjadi
pada umur 15-24 tahun sedangkan pada wanita terjadi pada usia 25-35
hidup yang tidak sehat, efek samping obat yang menyebabkan status
menular.
c. Etiologi
ini.
1) Pendekatan biologis
1997).
a) Teori genetik
dengan skizofrenia.
b) Teori neurostruktural
c) Teori biokimia
2) Teori psikogenik
3) Stress-Vulnerability Model
d. Gejala skizofrenia
avolition.
bahasa tubuh dan sangat sedikit melakukan kontak mata. Hal ini
memori dan perhatian. Gejala ini mungkin yang paling mengganggu pada
masalah ingatan.
e. Klasifikasi skizofrenia
inkoheren
f) Rigiditas (kaku)
MONITORING EFEK SAMPING PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT
ANTIPSIKOTIK TIPIKAL DAN ATIPIKAL TERHADAP PERUBAHAN 19
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI-APRIL 2013
JEFRINA AYU WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
komunikatif
skizofrenia
minggu.
masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari
skizofrenia;
secara sosial.
perasaan yang tidak nyaman, tidak enak, tidak sehat pada bagian
f. Diagnosis
DSM-IV.
1) Gejala Karakteristik : dua atau lebih gejala berikut ini yang muncul
kemauan (avolition)
suara yang berbicara satu sama lain, maka satu gejala karakteristik
pada bipolar.
g. Penatalaksanaan skizofrenia
1) Terapi farmakologi
dalam masyarakat.
dengan intensitas yang lebih ringan. Pada fase ini pasien masih
2. Antipsikotik
antipsikotik ini memiliki tingkat efektivitas yang berbeda untuk setiap pasien
yang berbeda.
Pada dasarnya semua antipsikotik mempunyai efek klinis yang sama pada
samping obat. Bila gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya
Hal ini dibuktikan dengan beberapa kasus pasien yang kambuh setelah
Antipsikotik jenis ini lebih efektif untuk mengatasi gejala positif yang
pada tahun 1990an. Aksi obat ini yaitu mengeblok reseptor 5-HT2 dan
penggunaan obat dan masih efektif diberikan untuk pasien yang telah
untuk mengatasi gejala baik positif maupun negatif. Contoh obat yang
tabel I.
Dosis
Rentang Dosis
Maksimum
Dosis Ekuivalensi yang sering
Nama Generik Nama Dagang Menurut
Tipikal (mg) Digunakan
Pabrik
(mg/hari)
(mg/hari)
Antipsikotik Tipikal ( Generasi Pertama )
Chlorpromazine Thorazine 100 100-800 2000
Fluphenazine Prolixin 2 2-20 40
Haloperidol Haldol 2 2-20 100
Loxapine Loxitane 10 10-80 250
Molindone Moban 10 10-100 225
Mesoridazine Serentil 50 50-400 500
Perphenazine Trilafon 10 10-64 64
Thioridazine Mellaril 100 100-800 800
Thiothixene Navane 4 4-40 60
Trifluoperazine Stelazine 5 5-40 80
Antipsikotik Atipikal ( Generasi Kedua )
Aripiprazole Abilify TA 15-30 30
Klozapin Clozaril TA 50-500 900
Olanzapine Zyprexa TA 10-20 20
Quetiapine Seroquel TA 250-500 800
Risperidone Risperdal TA 2-8 16
Ziprasidone Geodon TA 40-160 200
Keterangan :
TA : parameter ini tidak digunakan pada atipikal antipsikotik
MONITORING EFEK SAMPING PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT
ANTIPSIKOTIK TIPIKAL DAN ATIPIKAL TERHADAP PERUBAHAN 29
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI-APRIL 2013
JEFRINA AYU WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tahap 5
Tipikal atau atipikal tunggal
(tidak digunakan pada Tahap 1 atau 2)
Tahap 6
Terapi Kombinasi
Contoh : SGA + FGA, kombinasi dari SGA,
(FGA atau SGA) + ECT, (FGA + SGA) + agen lain (seperti mood stabilizer)
obat antipsikotik ini juga memiliki efek samping yang bermakna terutama
jika digunakan dalam dosis besar dalam jangka waktu yang lama. Efek
samping utama yang paling sering muncul dan dijadikan bahan pertimbangan
Efek samping ini umumnya muncul setelah beberapa hari sampai beberapa
4. Sindrom metabolik
glukosa, dan hiperglikemi telah diketahui menjadi salah satu dampak dari
diabetes pada pasien skizofrenia adalah 1,5 sampai 2 kali lebih besar
badan, ataupun hiperglikemia ini menjadi masalah yang serius karena dapat
terjadinya obesitas yang dilihat dari Body Mass Index (BMI). Obesitas
MONITORING EFEK SAMPING PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT
ANTIPSIKOTIK TIPIKAL DAN ATIPIKAL TERHADAP PERUBAHAN 32
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI-APRIL 2013
JEFRINA AYU WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2002).
b. Dopamin
insulin dan keadaan yang lebih parah dapat menyebabkan kegagalan dalam
regulasi reseptor insulin (Lean & Pajonk, 2003). Kelainan yang berhubungan
perlu dipertimbangkan mengenai faktor risiko lain yang juga berperan dalam
1. Riwayat DM keluarga
2. Peningkatan usia
3. Obesitas
4. Ras ( insiden paling banyak terjadi pada ras asia dan afrika-karibia )
5. Merokok
7. Jarang olahraga
darah, profil lemak darah, sehingga akan mencegah morbiditas dan mortalitas
F. Keterangan Empiris
jangka waktu yang cukup lama ini memungkinkan munculnya berbagai masalah
banyak dilaporkan oleh berbagai jurnal ilmiah. Penelitian ini dilakukan dengan