1. WAKTU PELAKSANAAN
a. Hari/ Tanggal : Selasa/ 15 September 2015
b. Waktu : Pukul 11.00 WIB – selesai
c. Tempat : Aula Puskesmas Tegalrejo Salatiga
2. PESERTA
Masing – masing 3 orang tim ANC terpadu 6 Puskesmas se Kota Salatiga, staf seksi Kesga DKK
Salatiga
3. PEMBICARA
Kepala Puskesmas Tegalrejo
Kabid Yanbinkes
Kasi Kesga
4. HASIL PERTEMUAN
a. Kelengkapan pengisian buku KIA untuk ditingkatkan yaitu meliputi : pemeriksaan Lila, TB,
skrening imunisasi TT, surat keterangan lahir,dll
b. Rujukan dari BPM untuk ANC terpadu di Puskesmas hendaknya sedini mungkin, sehingga
jika ditemukan masalah dapat diatasi sedini mungkin
c. Kartu ibu diberikan kepada semua ibu hamil yang periksa di Puskesmas atau BPM mulai dari
kehamilan sampai dengan nifas
d. Kantong persalinan harus diisi setiap kali menemukan ibu hamil. Termasuk pemantauan
kantong persalinan diharapkan melibatkan unsur selain pelaksana KIA ( Dokter/ perawat)
sebagai tim pembina wilayah. Pemantauan yang dimaksud adalah memantau ibu hamil yang
pada bulan HPL melahirkan , belum melahirkan dan akan melahirkan bulan depan dan
merencanakan tindak lanjutnya
e. Profesionalisme menjadi kunci utama jika kita berharap sebuah program berjalan dengan
baik ( SOP ), sehingga dalam melakukan tindakan kita wajib mentaati SOP
f. Ibu hamil dengan curiga IMS dilakukan pengambilan sekret sama dengan wanita yang tidak
hamil kemudian jika positif IMS maka terapi dilakukan oleh dokter di BP.
g. Untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif , selama kehamilan dibutuhkan jumlah
pertemuan yang lebih intensif dan tidak cukup 1x dengan konselor laktasi.
h. Inovasi – inovasi pelayanan di Puskesmas bisa direncanakan baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek, dengan inovasi sendiri maupun mengadopsi dari Puskesmas lain/
daerah lain.
i. Pencatatan ibu hamil risti dalam form P4K ditambahi keterangan hamil lama dan baru. By
name bumil risti dilengkapi nomer HP, HPHT dan HPL.
j. Perlunya skreening ibu hamil lebih lanjut oleh Dokter di Poli Pengobatan. Meliputi riwayat
perdarahan, Hipertensi, anemia, TB, Jantung, Epilepsi, Kelainan darah, asma, Diabetes (
mungkin kita perlu membuat form khusus untuk panduan skreening )
k. Untuk ibu hamil dengan faktor risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh dokter
secara rutin/ berkesinambungan (himbauan dari Dinkesprop)
l. Untuk kasus kematian Ibu dan bayi :
Keaktifan pelaporan melalui SIM KIB untuk ditingkatkan.
Kasus kematian harap dilaporkan dalam 24 jam
Form pelacakan yang dikumpulkan meliputi : OVP, fc. buku KIA, laporan persalinan baik
di tempat persalinan maupun yang merujuk ( RMP ) & partograf
Perlunya menggali data lebih dalam, sehingga runtutan kejadian sebelumnya sebagai
penyebab lebih jelas.
Jika ditemukan kejadian bayi/ balita dengan diare wajib diberi oralit dan zink
Jika ditemukan kasus kegawatdaruratan menjadi kewajiban medis/ paramedis
melakukan stabilisasi
m. Kegiatan Superfisi Fasilitatif dilaksanakan bulan Oktober awal.
1. WAKTU PELAKSANAAN
a. Hari/ Tanggal : Selasa/ 15 September 2015
b. Waktu : Pukul 11.00 WIB – selesai
c. Tempat : Aula Puskesmas Tegalrejo Salatiga
2. PESERTA
Masing – masing 3 orang tim ANC terpadu 6 Puskesmas se Kota Salatiga, staf seksi Kesga DKK
Salatiga
3. PEMBICARA
Kepala Puskesmas Tegalrejo
Kabid Yanbinkes
Kasi Kesga
4. HASIL PERTEMUAN
a. Kelengkapan pengisian buku KIA untuk ditingkatkan yaitu meliputi : pemeriksaan Lila, TB,
skrening imunisasi TT, surat keterangan lahir,dll
b. Rujukan dari BPM untuk ANC terpadu di Puskesmas hendaknya sedini mungkin, sehingga
jika ditemukan masalah dapat diatasi sedini mungkin
c. Kartu ibu diberikan kepada semua ibu hamil yang periksa di Puskesmas atau BPM mulai dari
kehamilan sampai dengan nifas
d. Kantong persalinan harus diisi setiap kali menemukan ibu hamil. Termasuk pemantauan
kantong persalinan diharapkan melibatkan unsur selain pelaksana KIA ( Dokter/ perawat)
sebagai tim pembina wilayah. Pemantauan yang dimaksud adalah memantau ibu hamil yang
pada bulan HPL melahirkan , belum melahirkan dan akan melahirkan bulan depan dan
merencanakan tindak lanjutnya
e. Profesionalisme menjadi kunci utama jika kita berharap sebuah program berjalan dengan
baik ( SOP ), sehingga dalam melakukan tindakan kita wajib mentaati SOP
f. Ibu hamil dengan curiga IMS dilakukan pengambilan sekret sama dengan wanita yang tidak
hamil kemudian jika positif IMS maka terapi dilakukan oleh dokter di BP.
g. Untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif , selama kehamilan dibutuhkan jumlah
pertemuan yang lebih intensif dan tidak cukup 1x dengan konselor laktasi.
h. Inovasi – inovasi pelayanan di Puskesmas bisa direncanakan baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek, dengan inovasi sendiri maupun mengadopsi dari Puskesmas lain/
daerah lain.
i. Pencatatan ibu hamil risti dalam form P4K ditambahi keterangan hamil lama dan baru. By
name bumil risti dilengkapi nomer HP, HPHT dan HPL.
j. Perlunya skreening ibu hamil lebih lanjut oleh Dokter di Poli Pengobatan. Meliputi riwayat
perdarahan, Hipertensi, anemia, TB, Jantung, Epilepsi, Kelainan darah, asma, Diabetes (
mungkin kita perlu membuat form khusus untuk panduan skreening )
k. Untuk ibu hamil dengan faktor risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh dokter
secara rutin/ berkesinambungan (himbauan dari Dinkesprop)
l. Untuk kasus kematian Ibu dan bayi :
Keaktifan pelaporan melalui SIM KIB untuk ditingkatkan.
Kasus kematian harap dilaporkan dalam 24 jam
Form pelacakan yang dikumpulkan meliputi : OVP, fc. buku KIA, laporan persalinan baik
di tempat persalinan maupun yang merujuk ( RMP ) & partograf
Perlunya menggali data lebih dalam, sehingga runtutan kejadian sebelumnya sebagai
penyebab lebih jelas.
Jika ditemukan kejadian bayi/ balita dengan diare wajib diberi oralit dan zink
Jika ditemukan kasus kegawatdaruratan menjadi kewajiban medis/ paramedis
melakukan stabilisasi
m. Kegiatan Superfisi Fasilitatif dilaksanakan bulan Oktober awal.
1. WAKTU PELAKSANAAN
a. Hari/ Tanggal : Selasa/ 15 September 2015
b. Waktu : Pukul 11.00 WIB – selesai
c. Tempat : Aula Puskesmas Tegalrejo Salatiga
2. PESERTA
Masing – masing 3 orang tim ANC terpadu 6 Puskesmas se Kota Salatiga, staf seksi Kesga DKK
Salatiga
3. PEMBICARA
Kepala Puskesmas Tegalrejo
Kabid Yanbinkes
Kasi Kesga
4. HASIL PERTEMUAN
a. Kelengkapan pengisian buku KIA untuk ditingkatkan yaitu meliputi : pemeriksaan Lila, TB,
skrening imunisasi TT, surat keterangan lahir,dll
b. Rujukan dari BPM untuk ANC terpadu di Puskesmas hendaknya sedini mungkin, sehingga
jika ditemukan masalah dapat diatasi sedini mungkin
c. Kartu ibu diberikan kepada semua ibu hamil yang periksa di Puskesmas atau BPM mulai dari
kehamilan sampai dengan nifas
d. Kantong persalinan harus diisi setiap kali menemukan ibu hamil. Termasuk pemantauan
kantong persalinan diharapkan melibatkan unsur selain pelaksana KIA ( Dokter/ perawat)
sebagai tim pembina wilayah. Pemantauan yang dimaksud adalah memantau ibu hamil yang
pada bulan HPL melahirkan , belum melahirkan dan akan melahirkan bulan depan dan
merencanakan tindak lanjutnya
e. Profesionalisme menjadi kunci utama jika kita berharap sebuah program berjalan dengan
baik ( SOP ), sehingga dalam melakukan tindakan kita wajib mentaati SOP
f. Ibu hamil dengan curiga IMS dilakukan pengambilan sekret sama dengan wanita yang tidak
hamil kemudian jika positif IMS maka terapi dilakukan oleh dokter di BP.
g. Untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif , selama kehamilan dibutuhkan jumlah
pertemuan yang lebih intensif dan tidak cukup 1x dengan konselor laktasi.
h. Inovasi – inovasi pelayanan di Puskesmas bisa direncanakan baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek, dengan inovasi sendiri maupun mengadopsi dari Puskesmas lain/
daerah lain.
i. Pencatatan ibu hamil risti dalam form P4K ditambahi keterangan hamil lama dan baru. By
name bumil risti dilengkapi nomer HP, HPHT dan HPL.
j. Perlunya skreening ibu hamil lebih lanjut oleh Dokter di Poli Pengobatan. Meliputi riwayat
perdarahan, Hipertensi, anemia, TB, Jantung, Epilepsi, Kelainan darah, asma, Diabetes (
mungkin kita perlu membuat form khusus untuk panduan skreening )
k. Untuk ibu hamil dengan faktor risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh dokter
secara rutin/ berkesinambungan (himbauan dari Dinkesprop)
l. Untuk kasus kematian Ibu dan bayi :
Keaktifan pelaporan melalui SIM KIB untuk ditingkatkan.
Kasus kematian harap dilaporkan dalam 24 jam
Form pelacakan yang dikumpulkan meliputi : OVP, fc. buku KIA, laporan persalinan baik
di tempat persalinan maupun yang merujuk ( RMP ) & partograf
Perlunya menggali data lebih dalam, sehingga runtutan kejadian sebelumnya sebagai
penyebab lebih jelas.
Jika ditemukan kejadian bayi/ balita dengan diare wajib diberi oralit dan zink
Jika ditemukan kasus kegawatdaruratan menjadi kewajiban medis/ paramedis
melakukan stabilisasi
m. Kegiatan Superfisi Fasilitatif dilaksanakan bulan Oktober awal.