Dosen:
Nugroho Budi Santoso, S.KM., M.Kes
Disusun oleh :
Kelompok 7
Gita Ovi Dwi Astuti
Hani Farhani
Rafli Teguh Imani Putra
Virda Aurelin
A. DASAR TEORI
Uceptibility test atau uji kerentanan adalah suatu test untuk mengetahui tingkat
kerentanan atau kekebalan serangga, terhadap suatu racun/insektisida. Kekebalan seranggan
terhadap insektisida adalah kemampuan populasi serangga untuk bertahan terhadap
pengaruh insektisida yang biasanya mematikan. Proses seleksi peningkatan kekebalan
terhadap insektisida tidak terjadi dalam waktu singkat, tetapi berlangsung lama dalam
singkat ada banyak generasi yang diakibatkan oleh perlakuan inssektisida secara terus
menerus.
Uji ini bertujuan untuk menyelidiki apakah ada kekebalan atau tidak, dan kalau
ada,kapan timbulnya. Oleh karena itu uji ini tidak cukup hanya dilakukan sekali
saja,melainkan berulang-ulang sejak sebelum ada penyemprotan sampai sesudahnya. Uji ini
untuk menyelidiki kekebalan fisiologis, bukan untuk mengetahui kekuatan
racun/insektisida. Hal demikian terjadi karena adanya index absorbsi yang berlainan, ada
tidaknya jaringan tubuh yang dapatmenyimpan racun (misal: lemak), organ ekskresi yang
berlainan, kemampuan regenerasi dan detoksikasi yang dimiliki, dan karena perilaku yang
berubah/berbeda (misal: mampu menghindari racun)
C. TUJUAN
Untuk mengukur daya bunuh insektisida yang digunakan dalam pengendalian nyamuk yang
berperan sebagai vektor.
4 Timer/pengukur waktu
6 Kapas
E. PROSEDUR KERJA
Setelah semua bahan dan alat yang diperlukan telah disiapkan, pertama-tama
masukkan sejumlah nyamuk yang sejenis (satu spesies) dalam keadaan fisiologi yang
sama (keadaan perut yang sama, umur diusahakan yang sama apabila menggunakan
nyamuk dari koloni laboratorium), ke dalam tabung kontrol yang sudah dilapisi un-
impragnated paper (kertas putih biasa) yang telah diberi label/tanda dengan besarnya
konsentrasi racun serangga yang akan digunakan.
Tiap tabung dapat diisi dengan 10 nyamuk dari spesies. Setelah semua nyamuk
disiapkan dalam tabung penyimpanan sebaiknya diperiksa lagi apakah ada nyamuk
yang mati/lemah sebelum test dilakukan dan sebelum nyamuk dipindahkan ke dalam
tabung percobaan.
Kemudian pindahkan semua nyamuk dari tabung penyimpanan ke dalam tabung
prcobaan dengan cara meniup perlahan-lahan secara berurutan. Lalu tunggu selama 1
jam. Setelah 1 jam lihat berapa banyak nyamuk yang mati, lalu catat.
Setelah itu pindahkan nyamuk kembali ke tabung penyimpanan dengan diberi
makanan air gula pada kapas, lalu tunggu selama 24 jam setelah itu catat kembali
nyamuk yang mati dan yang masih hidup.
F. INTERPRETASI DATA/HASIL
Interpretasi Data :
1. Kematian < 80% = resisten
2. Kematian 80-98 % = toleran (perlu pembuktian lebih lanjut)
3. Kematian 90-100 % = rentan
Setelah waktu penyimpanan 24 jam periksalah pertama-tama catatan suhu minimum
dan maximum selama 24 jam pengamatan, kelompok nyamuk pembanding (kontrol) dan
apabila ada kematian catatlah angka kematian dan kemudian diperiksa /dihitung jumlah
nyamuk yang mati pada tabung-tabung percobaan.
Apabila presentase kematian pada kelompok pembanding 5 s/d 20% maka untuk factor
koreksi harus digunakan rumus Abbot (Abbot formula):
Hasil
No Perlakuan Jumlah nyamuk Kematian Kematian
1 jam 24 jam
1 Tabung Uji 1 10 1 8
2 Tabung Uji 2 10 2 6
3 Tabung Uji 3 10 0 9
4 Tabung Kontrol 10 0 6