Disusun Oleh:
Kelompok 2
Dosen Pembimbing:
Jl. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
2020
A. PENDAHULUAN
Pulo Gadung, kini menjadi salah satu pusat industri di wilayah timur Jakarta yang paling
pesat pertumbuhannya. Kawasan ini merupakan salah satu kecamatan di Jakarta Timur
meliputi 7 kelurahan yakni Kel.Pisangan Timur, Kel.Cipinang, Kel.Jatinegara, Kel.Jati,
Kel.Rawamangun, Kel.Pulogadung dan Kel.Kelurahan Kayu Putih.
Kecamatan Pulo Gadung dibentuk pada 1956, yang dikenal sebagai kawasan yang
memproduksi perabot rumah tangga. Adapun perabot tersebut meliputi produk rantang,
dandang, alat menjemur, kursi, lemari pakaian, dan kuda-kudaan untuk mainan anak-
anak. Selanjutnya sejak 1970-an kawasan Pulo Gadung mengalami perubahan yang
cukup pesat, seiring dengan dibangunnya berbagai pabrik dan menjadi pusat industri,
serta dibangun terminal bus antara kota yang selalu ramai saat mudik Lebaran.
Mengenai nama Pulo Gadung itu, Zaenuddin HM menjelaskan dalam buku karyanya
berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman terbitan Ufuk
Press pada Oktober 2012. Zaenuddin menulis nama Pulo berasal dari jenis ubi-ubian yang
pada masa lampau banyak tumbuh di kawasan tersebut. Salah satunya adalah ubi Gadung,
jenis ubi yang rasanya sangat gurih jika direbus atau digoreng. Bentuknya menyerupai
bangkoang, tetapi ukurannya jauh lebih besar dengan warna kulit kecokelatan.
Mungkin karena daerah itu banyak ubi Gadung, maka disebut Pulo Gadung. Pulo berasal
dari kata Pulau, yang artinya pulau yang banyak tumbuh ubi Gadung.
Di kawasan industri Pulogadung ada ratusan pabrik PT besar berdiri. Mulai dari pabrik
garment, besi baja, sepatu, otomotif, barang percetakan, bahan kimia, obat farmasi,
kosmetik, mamin, alat kantor, alat rumah tangga sampai gudang distributor.
Pabrik kimia yang berada di kawasan industru Pulogadung terbilang cukup banyak, salah
satu diantaranya yaitu PT Mahkota Indonesia. PT. Mahkota Indonesia merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang bahan kimia dasar yang telah berdiri sejak tahun
1969. PT. Mahkota Indonesia sendiri merupakan anak perusahaan pertama yang didirikan
oleh PT. Lautan Luas Tbk. Dengan menjadi anak perusahaan yang di bangun untuk
pertama kalinya, PT. Mahkota Indonesia merupakan perusahaan penghasil bahan kimia
dasar (non-food) seperti Sulfuric Acid, Aluminium Sulfate,Sodium Silicate Cullet (Solid),
dan Sodium Silicate Liquid. Hal ini menjadikan PT. MahkotaIndonesia sebagai penghasil
bahan kimia dasar terlengkap dibandingan dengan 19 anakperusahaan lain milik PT.
Lautan Luas Tbk (SumberCompany Profile PT. MahkotaIndonesia).
https://jakarta.bisnis.com/read/20141227/387/386096/tahukah-anda-asal-usul-
nama-pulo-gadung-jakarta
B. PERMASALAHAN
Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melakukan inspeksi
mendadak terhadap dua pabrik yang cerobongnya dianggap terbukti mencemari dan
membuat polusi udara. Hal ini sebagai bagian dari penerapan Instruksi Gubernur Nomor
66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara yang dikeluarkan Anies
Baswedan beberapa waktu lalu. Adapun kedua pabrik itu, yakni pabrik milik PT Mahkota
Indonesia dan PT Hong Xin Steel. Kedua pabrik berada di kawasan Pulo Gadung, Jakarta
Timur. Dinas LH DKI sendiri memberi sanksi administratif kepada PT Mahkota
Indonesia berupa peringatan untuk memperbaiki kinerja pengendalian emisinya dengan
perbaikan cerobong. Pabrik itu diketahui pabrik yang bergerak di industri bahan kimia
dasar. "Kita kenakan sanksi administratif kepada PT Mahkota Indonesia atas dasar
bahwa yang bersangkutan emisinya melanggar, melampaui baku mutu yang ditetapkan,"
kata Plt Kepala Dinas LH DKI Andono Warih di Pabrik Hong Xin Steel, Pulogadung,
Jakarta Timur, Kamis (8/8).
Dalam sanksi yang dibacakan kepada PT Mahkota Indonesia, diketahui dari hasil
verifikasi lapangan dan uji laboratorium pada 25 Maret 2019, pabrik itu terbukti
melanggar dengan melebihi baku mutu untuk parameter sulfur dioksida (SO2) pada
cerobong asam sulfat unit II. Dinas LH DKI memberikan waktu 45 hari untuk pabrik itu
memperbaiki cerobongnya. Sedangkan untuk pabrik PT Hong Xin Steel, Dinas LH DKI
baru melakukan pengukuran langsung oleh petugas laboraturium terhadap cerobong
untuk mengambil sampling guna mengetahui ketaatan pabrik terhadap ketentuan yang
berlaku. "Mengambil sampling untuk ukur emisi dari kegiatan industri ini. Dari situ nanti
diketahui apa ketaatan yang bersangkutan untuk dilakukan tindakan evaluasi korektif
selanjutnya," jelas dia. Andono mengatakan pihaknya berharap dengan peringatan
tersebut cerobong industri menjadi lebih bersih dan dapat mengurangi polusi udara.
dari hasil verifikasi lapangan dan uji laboratorium, terbukti pabrik tersebut mengeluarkan
emisi melebihi baku mutu untuk parameter sulfur dioksida (SO 2) pada cerobong asam
sulfat unit II. berdasarkan (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13
Tahun 2009 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak bagi usaha dan/atau kegiatan
minyak dan gas bumi) seharusnya baku mutu untuk sumber emisi proses pembakaran
untuk para meter gas sulfur dioksida (SO2), kadar maksimumnya yaitu 150 mg/Nm3
C. ANALISA MASALAH
Berdasarkan permasalahan di atas maka diambil beberapa analisa sebagai berikut:
1. Sumber Pencemaran:
sumber pencemarnya berasal dari emisi yang dihasilkan oleh pabrik kimia PT
Mahkota Indonesia
Media lingkungannya yaitu udara. Emisi yang dihasilkan oleh pabrik kimia tersebut
dikeluarkan melalui cerobong ke udara.
3. Titik Pemajanan:
Daerah rawan pencemaran adalah daerah di sekitar pabrik kimia tersebut yang
terpapar udara yang tercemar akibat emisi yang dihasilkan.
4. Cara Pemajanan:
Masuknnya pencemaran melalui gas bau (inhalasi), dengan menghirup gas/udara yang
tercemar.
5. Penduduk Berisiko:
Penduduk disekitar pabrik kimia yang mengalami gangguan pernapasan
Pekerja pabrik kimia yang terlalu banyak menghirup bahan kimia
Penduduk yang lewat akibat menghirup bau
5 jalur pemajanan
D. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://jakarta.bisnis.com/read/20141227/387/386096/tahukah-anda-asal-usul-nama-
pulo-gadung-jakarta
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190808120506-20-419475/dki-beri-sanksi-
pabrik-kimia-pencemar-udara-di-pulo-gadung