KELOMPOK 1
HYGIENE INDUSTRY
ANGGOTA :
Dr. Putriani
4. Visi Misi :
becoming a world class indonesia nickel mining company that is responsible and
beneficial to all stakeholder
to process sustainble natural resorces to become a products that can be beneficial
for sustaniable living develoment.
5. Kegiatan Usaha : Merupakam perusahaan tambang bijih nikel. Saat ini, memiliki izin
hektar (ha) di Kecamatan Routam Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Utara.
8. Alur Bisnis :
- MAPPING
- GPR
EXPLORATION - DRILLING
- SURVE
- ANALISA SAMPEL
-MEMBANGUN AKOMODASI,
GD PERKANTORAN
KONTRUKSI JEMBATAN
- LAND CLEARNING
- STRIPING
- SELEKTIF ORE
- SAMPLING ORE
MINING
- HAULING
- STOCKPILING
- SURVEY
- BLASTING
KONTRUKSI MAIN - LAND CLEARNING
HAUL ROAD - HAULING
- SURVEY
SUPPORT - TRANSPORTASI
- MESS DAN AKOMODASI
SERVICE
1.4 Landasan Teori
A. Higiene Industri
Kesehatan lingkungan kerja seringkali dikenal juga dengan istilah higiene
industri atau higiene perusahaan. Tujuan utama dari higiene perusahaan dan kesehatan
kerja adalah dalam menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain itu
kegiatannya bertujuan agar tenaga keja terlindungi dari berbagai macam resiko akibat
lingkungan kerja diantranya melalui pengenalan, evaluasi pengendalian dan
melakukan tindakan perbaikan yang mungkin dapat dilakukan. Melihat risiko bagi
tenga kerja yang mungkin dihadapi di lingkungan kerjanya, mungkin pelku adanya
personil di lingkungan industri yang mengerti tentang higiene industri dan
menerapkannya lingkungan kerjanya.
Suma’mur (2013) menyatakan higiene industri adalah spesialisasi dalam
ilmu higiene beserta prakteknya yang lingkup dedikasinya adalah mengenali,
mengukur dan melakukan penilaian terhadap faktor penyebab gangguan kesehatan
atau penyakit dalam lingkungan kerja dan perusahaan.
a. Faktor Kimia
Uap
Uap adalah bentuk gas dari cairan pada suhu dan tekanan ruangan
cairan mengeluarkan uap, jumlahnya tergantung dari kemampuan
penguapannya. Bahan-bahan yang memiliki titik didih yang rendah lebih
mudah menguap dari pada yang memiliki titik didih yang tinggi.
Gas
Gas adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon dioksida
dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal, dapat dirubah bentuknya
hanya dengan kombinasi penurunan suhu dan penambahan tekanan.
Fume
adalah butiran-butiran benda padat hasil kondensasi bahan-bahan dari
bentuk uap. Asap ini biasanya berhubungan dengan logam di mana uap dari
logam terkondensasi menjadi butiran-butiran padat di dalam ruangan logam
cair tersebut. Asap juga ditemui pada sisa pembakaran tidak sempurna dari
bahan-bahan yang mengandung karbon, karbon ini mempunyai ukuran lebih
kecil dari 0,5 m (micron)
Debu
adalah suspensi partikel benda padat diudara . Butiran debu ini
dihasilkan oleh pekerjaan yang berkaitan dengan gerinda, pemboran dan
penghancuran pada proses pemecahan bahan-bahan padat.
Ukuran besarnya butiran-butiran tersebut sangat bervariasi mulai yang dapat
dilihat oleh mata telanjang (> 1/20 mm) sampai pada tidak kelihatan. Debu
yang tidak kelihatan berada diudara untuk jangka waktu tertentu dan hal ini
membahayakan karena bisa masuk menembus kedalam paru-paru.
Asap
adalah butiran-butiran benda padat hasil kondensasi bahan-bahan dari
bentuk uap. Asap ini biasanya berhubungan dengan logam di mana uap dari
logam terkondensasi menjadi butiran-butiran padat di dalam ruangan logam
cair tersebut. Asap juga ditemui pada sisa pembakaran tidak sempurna dari
bahan-bahan yang mengandung karbon, karbon ini mempunyai ukuran lebih
kecil dari 0,5 m (micron).
Kabut
adalah sebaran butir-butir cairan diudara. Kabut biasanya dihasilkan oleh
proses penyemprotan dimana cairanh tersebar, terpercik atau menjadi busa
partikel buih yang sangat kecil.
b. Faktor fisika
Pencahayaan
- Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja
melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas dan cepat.
- Penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan
keadaan lingkungan yang menyegarkan.
ISTILAH
a. Intensitas (kadar) illuminasi adalah banyaknya cahaya (kepadatan cahaya) yang
dikeluarkan oleh suatu sumber cahaya dengan arah tertentu
b. Intensitas cahaya adalah jumlah rata-rata cahaya yang diterima pekerja setiap
waktu pengamatan pada setiap titik dan dinyatakan dengan satuan lux
c. Lux adalah satuan metrik cahaya pada suatu permukaan
d. Level illuminasi adalah banyaknya cahaya yang jatuh pada permukaan sebuah
bidang.
e. Luminance (kecerahan) adalah ukuran dari banyaknya cahaya yang dipancarkan
dari permukaan sebuah sumber sinar atau cahaya yang terpantul dari suatu
permukaan yang dikenai cahaya
f. Reflectance (daya pantul) adalah ukuran berapa besar cahaya dipantulkan dari
suatu permukaan
g. Luminaire adalah perlengkapan rumah lampu
h. Lampu adalah sumber cahaya yang dibuat oleh orang
i. Satuan – satuan yang sering digunakan: Lux
Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yg didengar sebagai suatu rangsangan pada
telinga & ketika bunyi tersebut tidak dikehendaki. Nilai ambang batas
kebisingan adalah intensitas kebisingan dimana manusia masih sanggup
menerima tanpa menunjukkan gejala sakit akibat bising, atau seseorang
tidak menunjukkan kelainan pada pemeparan/pemajanan kebisingan tersebut
dalam waktu 8 jam perhari atau 40 jam perminggu.
Alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan adalah sound level
meter. Sesuai dengan Permenakertrans No PER 13/MEN/X/2011 tentang
Nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja, NAB
Kebisingan tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah 85
dB(A). Kebisingan yang melampaui NAB, waktu pemaparan ditetapkan
sebagai berikut:
Tabel D.1 Nilai Ambang Batas Kebisingan
Vibrasi
Getaran (vibrasi) sebagai “gerakan yang teratur dari benda atau media dengan
arah bolak balik dari kedudukan keseimbangannya. Vibrasi didefenisikan
sebagai getaran benda padat yang berasal dari sumber mekanis dan melakukan
kontak fisik dengan manusia. Sedangkan peraturan menteri tenaga kerja
nomor 13 tahun 2011, mendefinisikan getaran (vibrasi) sebagai “gerakan yang
teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan
keseimbangaannya.
Tekanan panas
Suhu dalam ruangan kerja industry dan manufaktur sangat mempengaruhi
produktivitas dan kesehatan pekerja (Sudrajat, 1998:100), suhu yang tinggi
dalam ruangan kerja bisa ditimbulkan oleh kondisi ruangan, mesin-mesin
ataupun alat yang mengeluarkan panas serta panas yang bersumber dari sinar
mata hari yang memanasi atap pabrik yang kemudian menimbulkan radiasi
kedalam ruangan kerja.
Pada kondisi tekanan panas dalam ruangan kerja mencapai batas atas untuk
tidak melemahnya performa pekerja (upper limit for unimpaired mental
performance), bila pekerja berada dalam lingkungan kerja pada kisaran suhu
dibawah 30 oC ,pekerja dapat melakukan kegiatannya selama 4,5 jam dalam
ruangan tersebut. Sementara itu untuk batas toleransi phisiologis manusia
(tolerable physiological limit) berada pada kisaran suhu antara 32,2 untuk
waktu pemaparan 4,5 jam sampai 40untuk waktu pemaparan selama 15 menit.
Dalam hal informasi gambar-5 tersebut diatas perlu diingat bahwa ketentuan
tersebut menurut data phisiologis orang Amerika khususnya U.S. Air Force,
dan belum tentu sesuai dengan kondisi fisiologis manusia Indonesia. Hukum
Dodson dalam Sarwono (1995:91) menyebutkan, bahwa kenaikan suhu
sampai batas tertentu akan menimbulkan arousal yang merangsang persepsi,
tetapi setelah melewati ambang tertentu, kenaikan suhu ini sudah mulai
mengganggu suhu tubuh yang mengakibatkan terganggunya prestasi
kerja.Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan meningkatnya
beban psikis (stress) sehingga akhirnya akan menurunkan konsentrasi
perhatian (attention).
c. Faktor Ergonomi
1. Ergonomi Fisik
Berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, antropometri, karakteristik fisiologi dan
biomekanika yang berhubungan dengan aktivitas fisik.
2. Ergonomi Kognitif
Berkaitan dengan proses mantal manusia, termasuk di dalamnya meliputi
persepsi, ingatan, dan reaksi sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap
pemakaian elemen kerja.
3. Ergonomi Organisasi
Berkaitan dengan optimasi sistem sosioteknik termasuk struktur organisasi,
kebijakan, dan proses.
4. Ergonomi Lingkungan
Berkaitan dengan pencahayaan, suhu, kebisingan, dan getaran
d. Faktor Psiko-sosial
BAB II
PELAKSANAAN
2.1 TANGGAL DAN WAKTU PENGAMATAN
Dilakukan pengamatan pada hari Jum’at VIA ZOOM, 30 SEPTEMBER 2022, pukul
09.30-11.30 WIB oleh Kelompok I (Hygiene Industri).
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Keterangan:
*L : Peluang (likelihood), **P: Tingkat keparahan (severity), ***R : Risk rate
A. Faktor Fisika :
Bahaya mekanis peralatan
Kejatuhan ranting pohon
Tabrakan kendaraan
Tersambar petri
Bising alat dan kendaraan
Tertimpa/terseret longsoran
Pengendalian Faktor Fisika :
Diberikan CAUTION untuk setiap karyawan sebelum memulai perkerjaan.
Dalam bentuk lisan/tulisan
Menggunakan APD lengkap saat berkerja di lapangan, seperti safety boots,
baju dan celana panjang, helmet
Penggunaan earplug untuk setiap pekerja
B. Faktor Biologi
Sengatan lebah
Gigitan ular berbisa
Sengatan serangga lain seperti tomcat dan kalajengking
C. Faktor Kimia
Debu/partikel yang ada di lokasi kerja
Asap kendaraan
Uap/gas limbah pabrik
D. Faktor Ergonomi
Pemecahan Masalah
A. KESIMPULAN
B.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN