Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SOMAGEDE
Jl. Raya Somagede No. 37 Kec. Somagede Kab. Banyumas
E-mail : psomagede@yahoo.com, Telp. (0281) 6445903, kode Pos 53193

RISALAH PERJALANAN DINAS


Bersama ini kami sampaikan Laporan Perjalanan Dinas :
A. Dasar Pelaksanaan : Surat Tugas Nomor 602.1/ST/XI/2018
B. Tempat : Aula Puskesmas 1 Purwokerto Utara dan Aula 1 DKK
C. Waktu Pelaksanaan : Rabu - Sabtu, 14 - 17 November 2018
D. Hasil Pelaksanaan :
Rabu, 14 November 2018
1. Pembukaan dan sambutan dari DKK Banyumas
2. Materi 1, Kebijakan dan Organisasi K3 oleh Dr. Sudalma, S.Si, M.Si
- Landasan hukum:
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan
kerja.
 PMP No. 7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan, serta
penerangan dalam tempat kerja.
 Permen No. 01 tahun 1976 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi Dokter
Perusahaan.
 Permen No. 01 tahun 1979 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi
paramedis perusahaan
 Permen No. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
 Permen No. 01 tahun 1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja
 Permen No. 03 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
- Penyakit akibat kerja (Occupational Disease) terdapat kausa di tempat kerja,
disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan kerja, penyebab tunggal.
- Penyakit terkait kerja (Work Related Disease) adanya trigger di tempat kerja,
dicetuskan/diperberat/dipermudah oleh pekerjaan atau lingkungan kerja, multi
kausa.
3. Materi 2, Menejemen Hiperkes oleh Dr. Sudalma, S.Si, M.Si
- Higiene Industri  Spesialisasi ilmu higiene serta prakteknya dengan
mengadakan penilaian faktor-faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan
kuantitatif dalam lingkungan kerja melalui pengukuran yang hasilnya
dipergunakan untuk dasar tindakan korektif.
- Kesehatan Kerja  Spesialisasi ilmu kesehatan /kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan agar pekerja /masyarakat pekerja memperoleh derajad kesehatan
yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif
dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta penyakit umum.
- Tindakan pengendalian bahaya meliputi; Eliminasi, Substitusi, Perancangan,
Administrasi, dan APD.
- Hazard (bahaya) Semua sumber, situasi ataupun aktifitas yang berpotensi
menimbulkan cedera dan atau penyakit akibat kerja (PAK). Faktor bahaya:
biologi, kimia, fisik/mekanik, biomekanik, psikologi/sosial. Sumber bahaya:
manusia, mesin/alat, material, metode, lingkungan.
4. Materi 3, Peraturan Perundangan di Bidang K3
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan
kerja.
 PMP No. 7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan, serta
penerangan dalam tempat kerja.
 Permen No. 01 tahun 1976 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi Dokter
Perusahaan.
 Permen No. 01 tahun 1979 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi
paramedis perusahaan
 Permen No. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
 Permen No. 01 tahun 1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja
 Permen No. 03 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
5. Materi 4, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan oleh Agung Marhaento,
SKM
- Keselamatan kerja  Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi.
- Tempat kerja  i)Adanya tempat dimana dilakukan suatu pekerjaan atau usaha
baik bersifat ekonomis maupun sosial. ii)Adanya tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan didalamnya baik terus menerus maupun hanya pada waktu-waktu
tertentu saja (UU no 1 th 1970)
- Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
terduga, terjadi kapan saja, dimana saja, menimpa siapa saja. Kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja atau dalam hubungannya dengan pekerjaan. Kecelakaan
yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia meninggalkan rumah
kediamannya menuju ke tempat pekerjaan, selama jam kerja dan istirahat,
maupun sekembalinya dari tempat kerjanya menuju rumah kediamananya dengan
melalui jalan yang bisa di tempuh atau wajar
- Penyebab terbesar kecelakaan kerja oleh karena lingkungan yang tidak aman dan
kelalaian dalam pekerjaan.
- Pengendalian K3 meliputi eliminasi, substitusi, rekayasa/perancangan,
administrasi, APD (Alat Pelindung Diri).

Kamis, 15 November 2018


1. Materi 1, Ergonomi kerja oleh Agung Marhaento, SKM
- Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu tentang manusia yang bersama-sama
dengan ilmu- ilmu dalam bidang teknik dan teknologi, yang digunakan untuk
menserasikan manusia dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, yang
manfaatnya dapat diukur dengan efisiensi kerja dan kesejahteraan tenaga kerja.
- Penerapan pendekatan ergonomi melalui pendekatan kuratif berupa perbaikan /
modifikasi dari proses yang sudah berlangsung, sasarannya merupakan kondisi
kerja dan lingkungan dalam pelaksanaannya harus melibatkan pekerja yang
terkait dengan proses kerja. Serta pendekatan konseptual dikenal sebagai
pendekatan sistem dan hal ini sangat efektif dan efisien bila dilakukan saat
perencanaan.
- Terdapat 8 kelompok masalah aspek dalam ergonomi meliputi : gizi dan nutrisi,
pemanfaatan tenaga, sikap kerja, kondisi lingkungan, kondisi waktu, kondisi
informasi, kondisi social, kondisi manusia-mesin.
- Dalam suatu perencanaan system kerja lebih mudah untukmengubah suatu
pekerjaan daripada merubah manusianya.
2. Materi 2, Menejemen K3 oleh Agung Marhaento, SKM
- Merupakan Upaya mengurangi dampak negatif risiko yang mengakibatkan
kerugian pada asset perusahaan baik berupa manusia, material, mesin, metoda,
hasil produksi maupun finansial.
- Potensi bahaya faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi, aspek ergonomi, faktor
psikososial, mesin dan peralatan, listrik, house keeping.
- Jenis penilaian resiko : kuantitatif  mengkuantifikasi probability dan severity.
Semi kuantitatif dan kualitatif  membuat katagori
- Teknik evaluasi resiko  risk = P (probability) x C (consequence)
P = kemungkinan/kekerapan terjadinya
C = akibat/pengaruh dari peristiwa
- Hierarki pengendalian potensi bahaya K3 meliputi pengendalian teknis
(eliminasi, subtitusi, isolasi, perubahan proses dan ventilasi), pengendalian
administratif (pengurangan waktu kerja, mutasi, rotasi) dan alat pelindung diri.
3. Materi 3, Sanitasi Industri oleh Dr. Djamaluddin R, SKM, M.Kes
- Sanitasi adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik
manusia yang diperkirakan dapat menimbulkan hal-hal yang mengganggu
perkembangan fisik, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya.
- Tujuan sanitasi adalah diharapkannya terwujudnya lingkungan bersih dan sehat,
memperbaiki dan mempertahankan serta mengembalikan kondisi lingkungan
seperti semula, membiasakan manusia hidup bersih dan sehat.
- Ruang lingkup secara umum mencangkup kebersihan lingkungan dan tempat
kerja, melindungi setiap individu dari gangguan penyakit, mencegah terjadinya
celaka, mencegah penyakit, menjamin keselamatan setiap orang.
- Upaya sanitasi dapat diberlakukan seperti di industri, rumah sakit, perkantoran,
instansi pendidikan, tempat wisata dan tempat perdagangan.

4. Materi 4, Hiperkes faktor fisika oleh Sugiyono, S.Sos


- Penilaian faktor fisik lingkungan kerja di tempat kerja telah diatur dalam
Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
di tempat kerja.
- Faktor fisik di lingkungan kerja meliputi kebisingan, suhu kerja, tekanan udara,
penerangan, radiasi, vibrasi,.

Jum’at, 16 November 2018


1. Materi 1, Hiperkes faktor kimia oleh Kuntodi, PgDipSc, M.Si
- Bahan kimia berbahaya berdasarkan KepMeNaKer No. 187 th 1999
- Konsentrasi bahan kimia makin tinggi konsentrasi daya racun meningkat, dalam
konsentrasi rendah pada jangka lama akan menimbulkan efek kronik.
- Gas yang sangat mudah larut dalam air (amonia dan sulfur dioksida)
menyebabkan iritasi pada mukosa saluran pernafasan atas. Gas-gas yang tidak
mudah larut dalam air (nitrogen dioksida, ozon) dapat dengan mudah mencapai
saluran pernafasan bagian bawah/alveoli. Sedangkan kelarutannya sedang (klor,
fluor) mengakibatkaan iritasi saluran pernapasan pada bagian atas dan bawah.
- Efek bahan kimia beracun dapat lokal yaitu berfek merugikan pada jaringan
tertentu akibat terpapar bahan kimia berbahaya dan sistemik berfek merugikan
pada satu/lebih sistem tubuh akibat absorbsi (penyerapan) bahan kimia
berbahaya.
- Jangka waktu dapat akut dan kronis.
2. Materi 2, Toksikologi Industri oleh Kuntodi, PgDipSc, M.Si
- Toksikologi industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang digunakan,
diolah atau dihasilkan oleh industri.
- Identifikasi bahaya bahan kimia melaui survey pendahuluan, penggunaan ceklis,
mengenal proses industri, mempelajari MSDS
- Bahan kimia menurut sifatnya dibadakan menjadi partikel (debu, awan, fume,
kabut) dan non partikel (gas, uap).
- Penilaiantoksisitas suatu bahan menggunakan LD50 (lethal dose 50) dimana
semakin kecil dosis LD50 maka semakin beracun bahan tersebut.
- Suatu zat dikatakan sangat beracun bila zat tersebut dapat diserap oleh tubuh
dengan cepat tetapi metabolisme dan ekskresinya terjadi secara lambat sehingga
zat tersebut akan menyebabkan perubahan dalam tubuh.
- Tingkat toksisitas meliputi rendah jika menyebabkan perubahan biologis pada
jaringan yang bersifat reversible. Sedang jika menyebabkan perubahan biologis
pada jaringan dengan perubahan jaringan yang tidak begitu serius. Tinggi jika
pada kadar yang rendah dapat menyebabkan kematian atau cacat fisik yang
serius.
3. Materi 3, Pengelolaan Limbah Industri oleh Dr. Djamaluddin R, SKM, M.Kes
- Limbah digolongkan menjadi 2 berdasarkan bentuknya yaitu limbah padat dan
cair. Berdasar sifatnya ada limbah organic dan anorganik. Berdasar sumbernya
limbah domestic dan limbah industri.
- Pengelolaan limbah terdiri dari fisik, kimia dan biologi
- Secara kimia  koagulasi yaitu prinsipnya adalah pengendapan TSS (total
suspended solid) untuk mengurangi kekeruhan. Misalnya penambahan koagulan
sehingga terbentuk butiran-butiran yang lebih besar dan mempunyai masa jenis
yang lebih besar dari air sehingga dapat mengendap ,Zat yang digunakan
biasanya tawas atau kapur.
- Proses fisik : sedimentasi  proses pengendapan TSS secara gravitasi dan filtrasi
Proses penyaringan SS yang belum mengendap pada proses koagulasi dan
sedimentasi. Media yang digunakan adalah pasir, arang aktif, zeolit, dll.
4. Materi 4, Prinsip Dasar dan Filosofi Kesehatan Kerja oleh dr. Budiastuti DH, M.Kes
- Filosofi  Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan :
tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani maupun rohani, hasil
karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera.
- Keselamatan  Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan
(mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate
unacceptable risks). Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of
accident loss).
- Kesehatan kerja adalah spesialis dalam Ilmu Kesehatan/kedokteran bertujuan
untuk memperoleh derajat/tingkat kesehatan setinggi-tingginya baik keadaan fisik
dan psikologis individu (the degree of physiological and psychological well being
of the individual).
5. Materi 5, Tupoksi Dokter Perusahaan oleh dr. Budiastuti DH, M.Kes
- Dokter perusahaan dapat dilakukan oleh dokter umum, gigi atau spesialis dengan
status kerja full time maupun part time.
- Lingkup kegiatan berdasar Permen no. 03/Men/1982
- Bertujuan melindungi tenaga kerja dari faktor bahaya yang dapat mengganggu
kesehatan dan menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja. Membantu
menyesuaikan pekerjaan dan penempatan tenaga kerja. Membantu tercapainya
dan terpeliharanya derajat kesehatan tenaga kerja yang seoptimal mungkin demi
tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja. Memberikan pengobatan dan
perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang sakit.
- Fungsi dan tugas dokter perusahaan meliputi fungsi perlindungan kesehatan
tenaga kerja, fungsi pelayanan kesehatan dan fungsi administratif.
- Tugas dokter perusahaan yaitu administratif, medis, teknis lingkungan dan social.

Sabtu, 17 November 2018


1. Materi 1, Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Pelaporan oleh dr. Budiastuti DH, M.Kes
- Penyakit akibat kerja (PAK): Occupational disease  Penyakit yang timbul
karena hubungan kerja
UU No.3/1992 Ttg JAMSOSTEK
PP No.14/1992
KEPPRES No.22/1993
- Ciri penyakit akibat kerja : berhubungan dengan pekerjaan/lingkungan kerja,
barkaitan dengan lama kerja, tidak menular, tidak diturunkan, muncul
lama/kronis, masyarakat tidak terkena, berkaitan dengan waktu libur.
- Etiologi penyebab principle faktor (pekerjaan, lingkungan kerja), primary faktor
(agen bahan kimia, fisik, ergonomi), contributory faktor (memperberat/pencetus
penyakit).
- Pengelolaan PAK : dikelompokan sebagai kecelakaan kerja, dilaporkan 2 x 24
jam, jika cacat mendapatkan kompensasi dan rehabilitasi.

2. Materi 2, Epidemiologi Kesehatan Kerja oleh dr. Budiastuti DH, M.Kes


- Epidemiologi kerja : studi tentang faktor-faktor lingkungan kerja yang
mempengaruhi distribusi dan determinan penyakit pada tenaga kerja.
- Kegunaan epidemiologi yaitu mengenal proses timbulnya penyakit, mengenal
riwayat alamiah penyakit, klasifikasi penyakit, pencegahan penyakit, membantu
pekerjaan administrasi kesehatan.
- Ruang lingkup epidemiologi kesehatan kerja meliputi penyebab, riwayat alamiah
penyakit, menjelaskan status kesehatan populasi pekerja, melakukan penilaian
terhadap perlakuan yang diberikan.
- Lingkup epidemiologi dibagi dua meliputi deskriptif  studi yang ditujukan
untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan penyebaran atau distribusi penyakit
disuatu daerah berdasarkan variable orang tempat dan waktu. Mempelajari
frekuensi, distribusi dan pekembangan masalah kesehatan pada populasi. Analitik
 suatu epidemiologi yang ditunjukan untuk mencari faktor-faktor penyebab
timbulnya penyakit pada manusia. Mempelajari faktor-faktor yang menentukan
distribusi hubungan sebeb akibat masalah kesehatan pada populasi.
3. Materi 3, Psikologi Kerja / Industri oleh Ratih Winarni, S.Psi, M.H Psikolog
- Psikologi kerja adalah ilmu yang mempelajari perilaku mausia di tempat kerja,
berfokus pada pengambilan keputusan kelompok, semangat kerja karyawan,
motifasi kerja, produktivitas, stress kerja, seleksi pegawai, strategi pemasaran dan
rancangan alat kerja.
- Stress kerja adalah proses yang menekan atau rasa tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Terjadi jika seseorang dihadapkan pada
tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut.
- Sumber stress dapat dari faktor eksternal dan internal (kaakteristik dan persepsi)
- Dampak stress dapat mempengaruhi kejiwaan dan fungsi tubuh atau organ tubuh.
4. Materi 4, Promosi Kesehatan Kerja oleh Imam Subagyo, ST, M.Si
- Objek empiris PK3DTK: perilaku hidup dan perilaku bekerja. Manfaat: terhindar
dari penyakit degenerati kronik, (mis: PJK, Stroke, DM), PAHK/KAK, penyakit
umum, meningkatnya derajat kesehatan dan kapasitas kerja.
- Struktur organisasi K3:
Struktural
Devisi, departemen, seksi
Motor, fasilitator, konseptor, advisor
Komposisi: jabatan tetap
Pekerjaan day by day
Fungsional
Kepanitiaan: P2K3, komite
Menyelesaiakan masalah yang dihadapi berdasarkan hasil analisis dan
kesepakatan bersama
Komposisi: 50% pekerja, 50% manajemen
Pertemuan periodic

5. Materi 5, Program Rehabilitasi Medis oleh dr. Massita Dwi Y, Sp. KFR
- Rehabilitasi Medik adalah ilmu pengetahuan kedokteran yang mempelajari
masalah atau semua tindakan yang ditujukan untuk mengurangi atau
menghilangkan dampak keadaan sakit, nyeri, cacat dan atau halangan serta
meningkatkan kemampuan pasien mencapai integrasi sosial.
- Rehabilitasi Kerja (vocational rehabilitation) : pemberian/ pengadaan pelayanan
kekaryaan seperti : bimbingan kekaryaan (vocational guidance), latihan kerja
(vocational training), penempatan kerja (vocational placement).
- Program umum rehabilitasi meliputi edukasi, positioning, modalitas, exercise,
ambulasi/gait training.
- Tim rehabilitasi meliputi : dokter, fisioterapis, teerapis okupasional, petugas
social medis, ortotis-prostetis, terapis wicara, psikolog, perawat rehabilitasi.

Somagede, 30 November 2018


Pelaksana :
dr. Kusnendar Irmandono .............................
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SOMAGEDE
Jl. Raya Somagede No. 37 Kec. Somagede Kab. Banyumas
E-mail : psomagede@yahoo.com, Telp. (0281) 6445903, kode Pos 53193

LAPORAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS


Kepada Yth : Kepala Puskesmas Somagede
Di Somagede
Bersama ini kami sampaikan Laporan Perjalanan Dinas :
A. Dasar Pelaksanaan : Surat Tugas Nomor 602.1/ST/XI/2018
B. Tempat : Aula Puskesmas 1 Purwokerto Utara
C. Waktu Pelaksanaan : Rabu - Sabtu, 14 – 17 November 2018
D. Hasil Pelaksanaan :
Rabu, 14 November 2018
1. Pembukaan dan sambutan dari DKK Banyumas
2. Materi 1, Kebijakan dan Organisasi K3 oleh Dr. Sudalma, S.Si, M.Si
- Landasan hukum:
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan
kerja.
 PMP No. 7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan, serta
penerangan dalam tempat kerja.
 Permen No. 01 tahun 1976 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi Dokter
Perusahaan.
 Permen No. 01 tahun 1979 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi
paramedis perusahaan
 Permen No. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
 Permen No. 01 tahun 1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja
 Permen No. 03 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
- Penyakit akibat kerja (Occupational Disease) terdapat kausa di tempat kerja,
disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan kerja, penyebab tunggal.
- Penyakit terkait kerja (Work Related Disease) adanya trigger di tempat kerja,
dicetuskan/diperberat/dipermudah oleh pekerjaan atau lingkungan kerja, multi
kausa.
3. Materi 2, Menejemen Hiperkes oleh Dr. Sudalma, S.Si, M.Si
- Higiene Industri  Spesialisasi ilmu higiene serta prakteknya dengan
mengadakan penilaian faktor-faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan
kuantitatif dalam lingkungan kerja melalui pengukuran yang hasilnya
dipergunakan untuk dasar tindakan korektif.
- Kesehatan Kerja  Spesialisasi ilmu kesehatan /kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan agar pekerja /masyarakat pekerja memperoleh derajad kesehatan
yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif
dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta penyakit umum.
- Tindakan pengendalian bahaya meliputi; Eliminasi, Substitusi, Perancangan,
Administrasi, dan APD.
- Hazard (bahaya) Semua sumber, situasi ataupun aktifitas yang berpotensi
menimbulkan cedera dan atau penyakit akibat kerja (PAK). Faktor bahaya:
biologi, kimia, fisik/mekanik, biomekanik, psikologi/sosial. Sumber bahaya:
manusia, mesin/alat, material, metode, lingkungan.
4. Materi 3, Peraturan Perundangan di Bidang K3
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan
kerja.
 PMP No. 7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan, serta
penerangan dalam tempat kerja.
 Permen No. 01 tahun 1976 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi Dokter
Perusahaan.
 Permen No. 01 tahun 1979 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi
paramedis perusahaan
 Permen No. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
 Permen No. 01 tahun 1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja
 Permen No. 03 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
5. Materi 4, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan oleh Agung Marhaento,
SKM
- Keselamatan kerja  Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi.
- Tempat kerja  i)Adanya tempat dimana dilakukan suatu pekerjaan atau usaha
baik bersifat ekonomis maupun sosial. ii)Adanya tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan didalamnya baik terus menerus maupun hanya pada waktu-waktu
tertentu saja (UU no 1 th 1970)
- Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
terduga, terjadi kapan saja, dimana saja, menimpa siapa saja. Kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja atau dalam hubungannya dengan pekerjaan. Kecelakaan
yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia meninggalkan rumah
kediamannya menuju ke tempat pekerjaan, selama jam kerja dan istirahat,
maupun sekembalinya dari tempat kerjanya menuju rumah kediamananya dengan
melalui jalan yang bisa di tempuh atau wajar
- Penyebab terbesar kecelakaan kerja oleh karena lingkungan yang tidak aman dan
kelalaian dalam pekerjaan.
- Pengendalian K3 meliputi eliminasi, substitusi, rekayasa/perancangan,
administrasi, APD (Alat Pelindung Diri).

Kamis, 15 November 2018


1. Materi 1, Ergonomi kerja oleh Agung Marhaento, SKM
- Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu tentang manusia yang bersama-sama
dengan ilmu- ilmu dalam bidang teknik dan teknologi, yang digunakan untuk
menserasikan manusia dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, yang
manfaatnya dapat diukur dengan efisiensi kerja dan kesejahteraan tenaga kerja.
- Penerapan pendekatan ergonomi melalui pendekatan kuratif berupa perbaikan /
modifikasi dari proses yang sudah berlangsung, sasarannya merupakan kondisi
kerja dan lingkungan dalam pelaksanaannya harus melibatkan pekerja yang
terkait dengan proses kerja. Serta pendekatan konseptual dikenal sebagai
pendekatan sistem dan hal ini sangat efektif dan efisien bila dilakukan saat
perencanaan.
- Terdapat 8 kelompok masalah aspek dalam ergonomi meliputi : gizi dan nutrisi,
pemanfaatan tenaga, sikap kerja, kondisi lingkungan, kondisi waktu, kondisi
informasi, kondisi social, kondisi manusia-mesin.
- Dalam suatu perencanaan system kerja lebih mudah untukmengubah suatu
pekerjaan daripada merubah manusianya.
2. Materi 2, Menejemen K3 oleh Agung Marhaento, SKM
- Merupakan Upaya mengurangi dampak negatif risiko yang mengakibatkan
kerugian pada asset perusahaan baik berupa manusia, material, mesin, metoda,
hasil produksi maupun finansial.
- Potensi bahaya faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi, aspek ergonomi, faktor
psikososial, mesin dan peralatan, listrik, house keeping.
- Jenis penilaian resiko : kuantitatif  mengkuantifikasi probability dan severity.
Semi kuantitatif dan kualitatif  membuat katagori
- Teknik evaluasi resiko  risk = P (probability) x C (consequence)
P = kemungkinan/kekerapan terjadinya
C = akibat/pengaruh dari peristiwa
- Hierarki pengendalian potensi bahaya K3 meliputi pengendalian teknis
(eliminasi, subtitusi, isolasi, perubahan proses dan ventilasi), pengendalian
administratif (pengurangan waktu kerja, mutasi, rotasi) dan alat pelindung diri.
3. Materi 3, Sanitasi Industri oleh Dr. Djamaluddin R, SKM, M.Kes
- Sanitasi adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik
manusia yang diperkirakan dapat menimbulkan hal-hal yang mengganggu
perkembangan fisik, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya.
- Tujuan sanitasi adalah diharapkannya terwujudnya lingkungan bersih dan sehat,
memperbaiki dan mempertahankan serta mengembalikan kondisi lingkungan
seperti semula, membiasakan manusia hidup bersih dan sehat.
- Ruang lingkup secara umum mencangkup kebersihan lingkungan dan tempat
kerja, melindungi setiap individu dari gangguan penyakit, mencegah terjadinya
celaka, mencegah penyakit, menjamin keselamatan setiap orang.
- Upaya sanitasi dapat diberlakukan seperti di industri, rumah sakit, perkantoran,
instansi pendidikan, tempat wisata dan tempat perdagangan.

4. Materi 4, Hiperkes faktor fisika oleh Sugiyono, S.Sos


- Penilaian faktor fisik lingkungan kerja di tempat kerja telah diatur dalam
Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
di tempat kerja.
- Faktor fisik di lingkungan kerja meliputi kebisingan, suhu kerja, tekanan udara,
penerangan, radiasi, vibrasi,.

Jum’at, 16 November 2018


1. Materi 1, Hiperkes faktor kimia oleh Kuntodi, PgDipSc, M.Si
- Bahan kimia berbahaya berdasarkan KepMeNaKer No. 187 th 1999
- Konsentrasi bahan kimia makin tinggi konsentrasi daya racun meningkat, dalam
konsentrasi rendah pada jangka lama akan menimbulkan efek kronik.
- Gas yang sangat mudah larut dalam air (amonia dan sulfur dioksida)
menyebabkan iritasi pada mukosa saluran pernafasan atas. Gas-gas yang tidak
mudah larut dalam air (nitrogen dioksida, ozon) dapat dengan mudah mencapai
saluran pernafasan bagian bawah/alveoli. Sedangkan kelarutannya sedang (klor,
fluor) mengakibatkaan iritasi saluran pernapasan pada bagian atas dan bawah.
- Efek bahan kimia beracun dapat lokal yaitu berfek merugikan pada jaringan
tertentu akibat terpapar bahan kimia berbahaya dan sistemik berfek merugikan
pada satu/lebih sistem tubuh akibat absorbsi (penyerapan) bahan kimia
berbahaya.
- Jangka waktu dapat akut dan kronis.
2. Materi 2, Toksikologi Industri oleh Kuntodi, PgDipSc, M.Si
- Toksikologi industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang digunakan,
diolah atau dihasilkan oleh industri.
- Identifikasi bahaya bahan kimia melaui survey pendahuluan, penggunaan ceklis,
mengenal proses industri, mempelajari MSDS
- Bahan kimia menurut sifatnya dibadakan menjadi partikel (debu, awan, fume,
kabut) dan non partikel (gas, uap).
- Penilaiantoksisitas suatu bahan menggunakan LD50 (lethal dose 50) dimana
semakin kecil dosis LD50 maka semakin beracun bahan tersebut.
- Suatu zat dikatakan sangat beracun bila zat tersebut dapat diserap oleh tubuh
dengan cepat tetapi metabolisme dan ekskresinya terjadi secara lambat sehingga
zat tersebut akan menyebabkan perubahan dalam tubuh.
- Tingkat toksisitas meliputi rendah jika menyebabkan perubahan biologis pada
jaringan yang bersifat reversible. Sedang jika menyebabkan perubahan biologis
pada jaringan dengan perubahan jaringan yang tidak begitu serius. Tinggi jika
pada kadar yang rendah dapat menyebabkan kematian atau cacat fisik yang
serius.
3. Materi 3, Pengelolaan Limbah Industri oleh Dr. Djamaluddin R, SKM, M.Kes
- Limbah digolongkan menjadi 2 berdasarkan bentuknya yaitu limbah padat dan
cair. Berdasar sifatnya ada limbah organic dan anorganik. Berdasar sumbernya
limbah domestic dan limbah industri.
- Pengelolaan limbah terdiri dari fisik, kimia dan biologi
- Secara kimia  koagulasi yaitu prinsipnya adalah pengendapan TSS (total
suspended solid) untuk mengurangi kekeruhan. Misalnya penambahan koagulan
sehingga terbentuk butiran-butiran yang lebih besar dan mempunyai masa jenis
yang lebih besar dari air sehingga dapat mengendap ,Zat yang digunakan
biasanya tawas atau kapur.
- Proses fisik : sedimentasi  proses pengendapan TSS secara gravitasi dan filtrasi
Proses penyaringan SS yang belum mengendap pada proses koagulasi dan
sedimentasi. Media yang digunakan adalah pasir, arang aktif, zeolit, dll.
4. Materi 4, Prinsip Dasar dan Filosofi Kesehatan Kerja oleh dr. Budiastuti DH, M.Kes
- Filosofi  Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan :
tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani maupun rohani, hasil
karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera.
- Keselamatan  Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan
(mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate
unacceptable risks). Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of
accident loss).
- Kesehatan kerja adalah spesialis dalam Ilmu Kesehatan/kedokteran bertujuan
untuk memperoleh derajat/tingkat kesehatan setinggi-tingginya baik keadaan fisik
dan psikologis individu (the degree of physiological and psychological well being
of the individual).
5. Materi 5, Tupoksi Dokter Perusahaan oleh dr. Budiastuti DH, M.Kes
- Dokter perusahaan dapat dilakukan oleh dokter umum, gigi atau spesialis dengan
status kerja full time maupun part time.
- Lingkup kegiatan berdasar Permen no. 03/Men/1982
- Bertujuan melindungi tenaga kerja dari faktor bahaya yang dapat mengganggu
kesehatan dan menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja. Membantu
menyesuaikan pekerjaan dan penempatan tenaga kerja. Membantu tercapainya
dan terpeliharanya derajat kesehatan tenaga kerja yang seoptimal mungkin demi
tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja. Memberikan pengobatan dan
perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang sakit.
- Fungsi dan tugas dokter perusahaan meliputi fungsi perlindungan kesehatan
tenaga kerja, fungsi pelayanan kesehatan dan fungsi administratif.
- Tugas dokter perusahaan yaitu administratif, medis, teknis lingkungan dan social.
Sabtu, 17 November 2018
1. Materi 1, Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Pelaporan oleh dr. Budiastuti DH, M.Kes
- Penyakit akibat kerja (PAK): Occupational disease  Penyakit yang timbul
karena hubungan kerja
UU No.3/1992 Ttg JAMSOSTEK
PP No.14/1992
KEPPRES No.22/1993
- Ciri penyakit akibat kerja : berhubungan dengan pekerjaan/lingkungan kerja,
barkaitan dengan lama kerja, tidak menular, tidak diturunkan, muncul
lama/kronis, masyarakat tidak terkena, berkaitan dengan waktu libur.
- Etiologi penyebab principle faktor (pekerjaan, lingkungan kerja), primary faktor
(agen bahan kimia, fisik, ergonomi), contributory faktor (memperberat/pencetus
penyakit).
- Pengelolaan PAK : dikelompokan sebagai kecelakaan kerja, dilaporkan 2 x 24
jam, jika cacat mendapatkan kompensasi dan rehabilitasi.
6. Materi 2, Epidemiologi Kesehatan Kerja oleh dr. Budiastuti DH, M.Kes
- Epidemiologi kerja : studi tentang faktor-faktor lingkungan kerja yang
mempengaruhi distribusi dan determinan penyakit pada tenaga kerja.
- Kegunaan epidemiologi yaitu mengenal proses timbulnya penyakit, mengenal
riwayat alamiah penyakit, klasifikasi penyakit, pencegahan penyakit, membantu
pekerjaan administrasi kesehatan.
- Ruang lingkup epidemiologi kesehatan kerja meliputi penyebab, riwayat alamiah
penyakit, menjelaskan status kesehatan populasi pekerja, melakukan penilaian
terhadap perlakuan yang diberikan.
- Lingkup epidemiologi dibagi dua meliputi deskriptif  studi yang ditujukan
untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan penyebaran atau distribusi penyakit
disuatu daerah berdasarkan variable orang tempat dan waktu. Mempelajari
frekuensi, distribusi dan pekembangan masalah kesehatan pada populasi. Analitik
 suatu epidemiologi yang ditunjukan untuk mencari faktor-faktor penyebab
timbulnya penyakit pada manusia. Mempelajari faktor-faktor yang menentukan
distribusi hubungan sebeb akibat masalah kesehatan pada populasi.
2. Materi 3, Psikologi Kerja / Industri oleh Ratih Winarni, S.Psi, M.H Psikolog
- Psikologi kerja adalah ilmu yang mempelajari perilaku mausia di tempat kerja,
berfokus pada pengambilan keputusan kelompok, semangat kerja karyawan,
motifasi kerja, produktivitas, stress kerja, seleksi pegawai, strategi pemasaran dan
rancangan alat kerja.
- Stress kerja adalah proses yang menekan atau rasa tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Terjadi jika seseorang dihadapkan pada
tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut.
- Sumber stress dapat dari faktor eksternal dan internal (kaakteristik dan persepsi)
- Dampak stress dapat mempengaruhi kejiwaan dan fungsi tubuh atau organ tubuh.
3. Materi 4, Promosi Kesehatan Kerja oleh Imam Subagyo, ST, M.Si
- Objek empiris PK3DTK: perilaku hidup dan perilaku bekerja. Manfaat: terhindar
dari penyakit degenerati kronik, (mis: PJK, Stroke, DM), PAHK/KAK, penyakit
umum, meningkatnya derajat kesehatan dan kapasitas kerja.
- Struktur organisasi K3:
Struktural
Devisi, departemen, seksi
Motor, fasilitator, konseptor, advisor
Komposisi: jabatan tetap
Pekerjaan day by day
Fungsional
Kepanitiaan: P2K3, komite
Menyelesaiakan masalah yang dihadapi berdasarkan hasil analisis dan
kesepakatan bersama
Komposisi: 50% pekerja, 50% manajemen
Pertemuan periodic

4. Materi 5, Program Rehabilitasi Medis oleh dr. Massita Dwi Y, Sp. KFR
- Rehabilitasi Medik adalah ilmu pengetahuan kedokteran yang mempelajari
masalah atau semua tindakan yang ditujukan untuk mengurangi atau
menghilangkan dampak keadaan sakit, nyeri, cacat dan atau halangan serta
meningkatkan kemampuan pasien mencapai integrasi sosial.
- Rehabilitasi Kerja (vocational rehabilitation) : pemberian/ pengadaan pelayanan
kekaryaan seperti : bimbingan kekaryaan (vocational guidance), latihan kerja
(vocational training), penempatan kerja (vocational placement).
- Program umum rehabilitasi meliputi edukasi, positioning, modalitas, exercise,
ambulasi/gait training.
- Tim rehabilitasi meliputi : dokter, fisioterapis, teerapis okupasional, petugas
social medis, ortotis-prostetis, terapis wicara, psikolog, perawat rehabilitasi.

Somagede, 30 November 2018


Pelaksana :
dr. Kusnendar Irmandono .............................

Anda mungkin juga menyukai