PENENTUAN THRESHOLD
Oleh:
KELOMPOK C-7
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa diharapkan mampu dan trampil dalam menentukan Threshold.
1.2.2. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat menentukan Absolute dan Difference Threshold.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
Threshold.
BAB II
METODE
Pembuatan dan penempelan label kode 3 angka berbeda untuk masing-masing perlakuan
dan konsentrasi pada gelas-gelas kecil dan beaker glass.
Pembuatan 10 set untuk masing-masing konsentrasi pada larutan gula dan asam
pada semua perlakuan suhu
Peletakkan dan pengacakan gelas-gelas kecil berisi larutan dengan jenis dan
perlakuan suhu yang sama namun berbeda konsentrasi pada baki
Rumus:
Perhitungan:
AT =
Gambar 3.1. Grafik Konsentrasi Larutan Gula Pada Suhu Kamar Dengan Persen
Respon Positif Panelis
b. Larutan Gula Pada Kondisi Hangat (28ºC)
Tabel 3.2.Respon Panelis Terhadap Larutan Gula Pada Kondisi Hangat (28ºC)
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% 0,5% 0,6% 0,7%
Panelis
132 375 521 902 316 151 718 351
Angel Claudia X X X X X X
Angela Theresia X X X X
Michelle Juliene X X X X X X X
Irene Febiana X X X X X
Christopher Justin X X X X X X X
Giovanni Hartanto X X X X X X X
Diyan Eka X X X
Priscilla Annabelle X X X X X
Krisindra Sudibyo X X X X X X
Gloria Sharleen X X X X X
Novensia Sabela X X X X X X
Paulina Evelyn X X X X X X
Sinthya Devi X X X X X X
Stephen Yoshuanael X X X X X X
Theresia Riani X X X X
Eki Nur X X X X X X
Aileen Kurniawan X X X X X X X
Syllvia Santalova X X X X X X X
Silvia Leonita X X X X X X X
Michael Alfredo X X X X X X
∑ Respon Positif 5 10 15 13 16 17 20 20
% Respon Positif 25 50 75 65 80 85 100 100
Hasil:
Larutan Gula Pada Suhu Hangat (28ºC)
AT =
DT =
Gambar 3.2. Grafik Konsentrasi Larutan Gula Pada Kondisi Hangat Dengan
Persen Respon Positif Panelis
Nilai Absolute Threshold (AT) larutan gula pada suhu kamar adalah 0,1%
dan nilai Difference Threshold (DT) larutan gula pada suhu kamar adalah
0,1556%. Sedangkan pada larutan gula dengan kondisi hangat memiliki nilai
Absolute Threshold (AT) sebesar 0,1% dan nilai Difference Threshold (DT)
sebesar 0,2%. Dimana AT merupakan metode threshold yang digunakan untuk
menentukan tingkat konsentrasi terenda suatu sampel yang dapat dideteksi oleh
50% panelis, sedangkan DT merupakan metode threshold yang digunakan untuk
menentukan perubahan konsentrasi terkecil suatu sampel yang dapat dideteksi
perubahannya oleh 75% panelis.
Pada praktikum ini, nilai uji Difference Threshold (DT) dari larutan gula
suhu kamar lebih rendah dari larutan gula pada kondisi hangat, sedangkan nilai uji
Absolute Threshold (AT) dari larutan gula suhu kamar dan larutan gula pada
kondisi hangat adalah sama. Dalam hal ini, larutan gula akan memberikan rasa
manis yang optimum pada suhu 35-50°C, sehingga pada konsentrasi gula terkecil
akan lebih mudah dirasakan oleh panelis pada kondisi hangat ataupun panas.
Penurunan suhu sampel akan menurunkan sensitivitas terhadap rasa manis
sehingga pada larutan gula suhu kamar dibutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi
agar dapat terdeteksi. Namun pada hasil uji threshold yang kami lakukan,
didapatkkan data yang sebaliknya, dimana nilai DT untuk gula suhu kamar lebih
rendah dibandingkan gula hangat. Hal ini dapat dikarenakan panelis yang
digunakan merupakan panelis tidak terlatih sehingga kepekaan panelis terhadap
rasa manis rendah serta panelis membutuhkan waktu beradaptasi dengan rasa
yang ada. Selain itu, dalam pengujian ini suhu larutan gula yang disajikan adalah
21°C dan 28ºC sehingga dapat juga menurunkan rangsangan terhadap rasa manis
tersebut.
Berdasarkan grafik konsentrasi larutan gula pada suhu kamar dengan
persen respon positif panelis yang dapat dilihat pada Gambar 3.1., terjadi
kenaikan persentase panelis yang dapat mendeteksi adanya rasa manis pada
larutan gula, akan tetapi terjadi penurunan pada konsentrasi gula 0,4%. Dan pada
grafik konsentrasi larutan gula pada kondisi hangat dengan persen respon positif
panelis yang dapat dilihat pada Gambar 3.2., menunjukkan bahwa adanya
peningkatan persen respon positif panelis terhadap peningkatan konsentrasi gula,
namun terjadi penurunan pada konsentrasi gula 0,3%. Penurunan persentase
respon positif panelis dapat juga disebabkan kesalahan panelis dalam mendeteksi
sampel.
Pada tabel hasil pengamatan (Tabel 3.1. dan Tabel 3.2.), terdapat beberapa
panelis menyatakan bahwa pada larutan dengan konsentrasi 0% dapat terdeteksi
rasa yang berbeda (terdapat rasa manis) dengan larutan kontrol dikarenakan pada
saat dilakukan pengujian beberapa panelis tersebut kurang peka terhadap rasa
manis, panelis tidak membilas rongga mulut dengan baik, dan dapat dikarenakan
adanya kesalahan teknis penyajian larutan sampel.
3.2. Larutan Asam Sitrat
Dari hasil pengujian threshold pada larutan asam sitrat dengan perbedaan
kondisi/ suhu yaitu suhu kamar (21ºC) dan kondisi hangat (28ºC), diperoleh data
sebagai berikut.
a. Larutan Asam Sitrat Pada Suhu Kamar
Tabel 3.3. Respon Panelis Terhadap Larutan Asam Sitrat Pada Suhu Kamar (21ºC)
0% 0,05% 0,10% 0,15% 0,20% 0,25% 0,30% 0,35%
Panelis
231 183 242 310 513 423 928 605
Angel Claudia X X X X X X
Angela Theresia X X X X X X X
Michelle Juliene X X X X X X X
Irene Febiana X X X X X X X
Christopher Justin X X X X X X X
Giovanni Hartanto X X X X X X X
Diyan Eka X X X X X X X
Priscilla Annabelle X X X X X X X
Krisindra Sudibyo X X X X X X X
Gloria Sharleen X X X X X X X
Novensia Sabela X X X X X X X
Paulina Evelyn X X X X X X X
Sinthya Devi X X X X X X X
Stephen Yoshuanael X X X X X X X
Theresia Riani X X X X X X
Eki Nur X X X X X X
Aileen Kurniawan X X X X X X X
Syllvia Santalova X X X X X X X
Silvia Leonita X X X X X X X
Michael Alfredo X X X X X X X
∑ Respon Positif 0 17 20 20 20 20 20 20
% Respon Positif 0 85 100 100 100 100 100 100
Rumus:
Perhitungan:
Larutan Asam Pada Suhu Kamar (21ºC)
Gambar 3.3. Grafik Konsentrasi Larutan Asam Sitrat Pada Suhu Kamar Dengan
Persen Respon Positif Panelis
b. Larutan Asam Sitrat Pada Kondisi Hangat
Tabel 3.4. Respon Panelis Terhadap Larutan Asam Sitrat Pada Kondisi Hangat
(28ºC)
0% 0,05% 0,10% 0,15% 0,20% 0,25% 0,30% 0,35%
Panelis
421 508 241 315 160 415 982 916
Angel Claudia X X X X X X X
Angela Theresia X X X X X X X
Michelle Juliene X X X X X X X
Irene Febiana X X X X X X X
Christopher Justin X X X X X X X
Giovanni Hartanto X X X X X X X
Diyan Eka X X X X X X X
Priscilla Annabelle X X X X X X X
Krisindra Sudibyo X X X X X X X
Gloria Sharleen X X X X X X X
Novensia Sabela X X X X X X X
Paulina Evelyn X X X X X X X
Sinthya Devi X X X X X X X
Stephen Yoshuanael X X X X X X
Theresia Riani X X X X X X X
Eki Nur X X X X X X X
Aileen Kurniawan X X X X X X
Syllvia Santalova X X X X X X X
Silvia Leonita X X X X X X X
Michael Alfredo X X X X X X X
∑ Respon Positif 0 18 20 20 20 20 20 20
% Respon Positif 0 90 100 100 100 100 100 100
Rumus:
Perhitungan:
Larutan Asam Pada Suhu Hangat (28ºC)
Gambar 3.4. Grafik Konsentrasi Larutan Asam Sitrat Pada Kondisi Hangat
Dengan Persen Respon Positif Panelis
Pengujian threshold dengan larutan asam sitrat dilakukan pada suhu kamar
(21ºC) dan pada kondisi hangat (28ºC). Dalam Tabel 3.3. dan Tabel 3.4.
didapatkan data dimana pada konsentrasi asam sitrat 0,05% sebagian besar panelis
dapat merasakan rasa asam. Dari data tersebut, didapatkan nilai Absolute
Threshold (AT) larutan asam sitrat pada suhu kamar adalah 0,029% dan nilai
Difference Threshold (DT) larutan asam sitrat pada suhu kamar adalah 0,044%.
Sedangkan nilai Absolute Threshold (AT) larutan asam sitrat pada kondisi hangat
adalah 0,028% dan nilai Difference Threshold (DT) larutan asam sitrat pada
kondisi hangat adalah 0,042%.
Berdasarkan grafik konsentrasi larutan asam sitrat pada suhu kamar
dengan persen respon positif panelis yang dapat dilihat pada Gambar 3.1., terjadi
kenaikan persentase panelis yang dapat mendeteksi adanya rasa asam pada larutan
asam sitrat dan pada grafik konsentrasi larutan asam sitrat pada kondisi hangat
dengan persen respon positif panelis yang dapat dilihat pada Gambar 3.2., juga
menunjukkan bahwa adanya peningkatan persen respon positif panelis terhadap
peningkatan konsentrasi asam. Hal ini menunjukkan bahwa panelis memiiki
tingkat kepekaan rasa asam yang tinggi. Rasa asam yang dihasilkan oleh asam
sitrat akan mudah dirasakan panelis pada suhu 35-50ºC. Semakin menurunnya
suhu sampel maka semakin menurun pula tingkat kepekaan/ rangsangan rasa asam
yang dirasakan oleh panelis. Hal ini sejalan dengan pengujian pada praktikum,
dimana nilai AT dan DT pada larutan asam sitrat dengan kondisi hangat lebih
rendah dibandingkan dengan larutan asam sitrat pada suhu kamar.
BAB IV
KESIMPULAN
Kartika, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: UGM.