MAKALAH
KEHAMILAN PADA REMAJA
Disusun oleh :
1. Arman maulana
2. Mariana
3. Hirwan januardi
4. Titin
5. Surya ningsih
6. Reza pratama
7. Nurhidayati
8. Azwinsyah
9. Husnan kandaya
8. Gangguan Persalinan
Kehamilan remaja, khususnya yang berusia di bawah 17 tahun, meningkatkan risiko
komplikasi medis seperti pendarahan persalinan, begitu juga dengan proses aborsi tidak
aman. Kehamilan dan komplikasi medis juga merupakan penyebab kematian tertinggi
kedua pada anak usia 15-19 tahun. Tidak hanya menyebabkan kematian ibu, kehamilan
usia dini juga meningkatkan risiko bayi lahir mati atau lahir sekarat.
9. Kanker Payudara
Remaja yang melahirkan memiliki kemungkinan besar untuk tidak menyusui bayinya
karena alasan melanjutkan sekolah. Padahal, ibu yang tidak menyusui berisiko untuk
mengalami kanker payudara, kanker rahim, kanker indung telur, karena menyusui sangat
bermanfaat mengatur siklus hormon dengan baik.
10. Penyakit Menular Seksual.
Kehamilan remaja yang diikuti oleh pernikahan memungkinkan remaja menjadi
seksual aktif di usia dini. Mukosa (lapisan paling luar dari alat kelamin) dan organ
reproduksi remaja belum siap untuk aktivitas seksual sehingga akan lebih mudah terluka.
Maka, semua studi mengatakan aktivitas seksual di bawah usia 20 tahun jauh lebih
berisiko untuk tertular penyakit seperti HPV dan hepatitis B, terlebih penggunaan
kondom di Indonesia tidak terlalu populer.
11. Masalah Kesehatan Mental.
Remaja yang hamil di luar nikah rentan mengalami stres dan depresi karena rasa
malu, dikucilkan dari lingkungan pergaulan, maupun hambatan meraih cita-cita. Secara
psikologis, anak belum siap untuk menjadi ibu. Kehamilan usia dini dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian mereka. Jika kelak dilanjutkan dengan pernikahan, usia
remaja yang masih labil memungkinkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT), kekerasan terhadap anak, perselingkuhan, maupun perceraian.
12. Dampak Sosial Ekonomi
Kehamilan remaja juga dapat menimbulkan risiko sosial ekonomi. Pada kasus
keluarga kurang mampu, dimana keluarga tidak sanggup memberikan support system
bagi remaja untuk meneruskan pendidikan (baik bantuan mengurus bayi maupun
mempekerjakan pengasuh), maka mereka cenderung meninggalkan sekolah sehingga
memiliki kesempatan kerja yang lebih rendah, ketergantungan ekonomi pada pasangan,
yang dapat pula menyebabkan KDRT.
Karena itu, sebagai orang tua, kita berperan penting untuk mencegah terjadinya
kehamilan remaja dengan memberikan pendidikan seks sejak dini, fondasi agama yang
kuat, serta memberikan perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan oleh anak.
Pernikahan dan kehamilan adalah dua hal yang harus dipikirkan dengan matang.
Jadi, pikirkan kembali keputusan untuk menikahkan anak pada usia remaja. Masa
depan mereka akan lebih cerah dengan pendidikan yang berkualitas, bukan dengan
pernikahan dini.
PADA Kehamilan aterm, Kematian Terjadi KARENA trias Klasik Yaitu:
perdarahan Infeksi, Dan gestosis (preeklmpsi-eklampsia) Dari Uraian Diatas Timbul
Timbul Pertanyaan Yang mendasar, bagaimana memecahkan masalah Kehamilan
remaja? jawaban dari pertanyaan tersebut sangat sukar dan rumit yang menanyakan
berbagai segi kehidupan masyarakat:
1) Pengaruh Globalisasi
Arus informasi yang menyebabkan dunia semakin rumit dan mendorong remaja
yang memiliki hubungan seks yang semakin bebas. Lebih sulit untuk mengatasi
jumlah anak dalam keluarga tidak terbatas pada kualitas pendidikan yang sulit
didapat. Semua agama mengenai kehamilan dan anak haruslah bersumber dari
perkawinan yang syah menurut adat-agama dan bahkan hukum dan disaksikan
masyarakat. Situasi demikian memerukan sikap dan perilaku orang tua yang dibuat
panutan dan berselancar tauladan bagi remaja.
2) Upaya memberikan pendidikan seks
Sudah lama diperdengarkan tentang pendidikan scks pada remaja guna
memberikan pengetahuan tentang seks dan penyakit hubungan seks. Masalah
siapakah yang diberikan, dan bagai mana pendidikan menyebabkan scks menjadi
terkatung-katung
3) Keluarga Berencana untuk Reemaja
Kenyataan yang dapat memutuskan hubungan seks remaja menjurus kearah
liberal, tidak dapat dibendung, dan hanya memungkinkan mengendalikannya
sehingga menghubungkan penyakit hubungan seks dan dapat dikalangan remaja dapat
dipertanyakan. Dengan mempertimbangkan itu maka perlu dicanagkan program
keluarga berencana dikalangan remaja, digalakkan dengan demikian perencanaan
seks dapat diapai.
4) Pelayanan gugur kandung (aborsi)
Pelayanan jatuh tempo remaja banyak dilakukan oleh lembaga tertentu atau
dilakukan perorangan untuk mrnghilangkan keadaan dalam persimpangan jalan pada
remaja. Berkonsultasi dengan tanggung jawab yang paling realistis untuk
menyelesaikan masalah hamil dengan berkewajiban:
1. Bebas dari stres hamil yang tidak dikehendaki
2. Bebas dari tekanan keluarga dan masyarakat
3. Masih dapat memperbaiki sekolah atau bekerja
4. Bila dilakukan dengan legeartis penyulit sangat minim dan tidak dapat
dikembalikan.
5. Biaya ringan, dibandingkan jika diterima diteruskam
E. Dampak Kehamilan Remaja Dikomunitas
Banyak efek negatif dari risiko remaja akibat penyakit fisik seperti: anemia, kesulitan
persalinan karena tulang panggul belum sempurna, persalinan prematur, kematian janin
dalam kandungan, berat badan lahir rendah, dan sebagainya. Dibang sosial remaja akan gagal
menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap yang negatif karena menganggap
memalukan, yang dapat menimbulkan sikap menentang remaja terhadap bayi yang
dikandungnya. Kehamilan remaja juga dapat mewujud akibat konsikuensi psikososial seperti
putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan perceraian dini.
Abortus dengan mempertimbangkan psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan,
menentang keadilan dan masyarakat adat, PMS, gangguan dan tekanan psikososial dimasa
lanjut yang memunculkan hubungan seks remaja pra nikah