Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEOMPOK

MAKALAH
KEHAMILAN PADA REMAJA

Disusun oleh :

1. Arman maulana
2. Mariana
3. Hirwan januardi
4. Titin
5. Surya ningsih
6. Reza pratama
7. Nurhidayati
8. Azwinsyah
9. Husnan kandaya

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHTAN MATARAM


PROGRAM KHUSUS TAHUN 2018/2019
Makalah Kehamilan Remaja

A. Pengertian Kehamilan Remaja.


Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi atau masa pancaroba yang
penuh dengan masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri. Kehamilan bisa jadi
dambaan tetapi mungkin juga di anggap malapetaka menerima penghargaan itu sendiri tidak
di inginkan.
Kehamilan remaja adalah usia yang terjadi pada wanita usia antara 14 - 19 tahun melalui
proses pra nikah atau nikah. Sesuai dengan ciri-ciri perkembangannya, masa remaja di
menjadi tiga tahun masa remaja 10-12 th, masa remaja tengah 13-15 th, masa remaja akhir
16-19 th (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001).
Kehamilan usia dini. Pasalnya, ibu emosional belum stabil dan ibu mudah
tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul saat dalam kandungan, ada rasa yang
bisa diselesaikan secara emosional, ibu mengadung bayinya. (Ubydillah, 2000).

B. Faktor Terjadinya Kehamilan Remaja.


1. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga.
Perhatian dan peran orang tua sangat besar terhadap perkembangan mental dan
kejiwaan si anak. Anak-anak yang tidak menikmati ketentraman di dalam rumah akan
cenderung mencari ketentraman di luar dengan cara yang berbeda, ada yang melakukan
hal-hal.
2. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja.
Berdasarkan penelitian yang diperoleh sejak September 2007 yang dilakukan di 4
kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan rentang usia antara 15 -
24 tahun, kategori masyarakat umum dan kelas sosial menengah atas dan
bawah. Didapakan informasi tentang 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35%
dari film porno. dan hanya 5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua.
3. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat.
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan
informasi-informasi tentang seks dan mempertanyakan hal ini tidak didasari dengan
perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke Arah
pergaulan yang salah dan semakin terciptalah kegiatan-kerja yang tidak sesuai dengan
norma dan agama yang berlaku.

C. Masalah yang Timbul Akibat Kehamilan Remajaa.


a. Masalah Kesehatan.
Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian
dikalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua memperoleh
kembali kesehatan yang prima sehinnga dapat menurunkan generasi yang sehat. Semua
remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus kearah
diberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan seks yang
membahayakan alat perbaiki. Jika perlu, untuk hamil normal, perlu dipertimbangkan,
perlu, dan optimal. Dengan demikian disarankan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan yang dapat mempersiapkan diri untuk hamil dalam keadaan optimal.
b. Masalah Psikologi Pada Kehamilan Remaja.
Remaja yang hamil saat menikah membahas berbagai masalah psikologis yaitu rasa
takut, kecewa, kecewa, dan rendah diri terhadap kehamilannya sehingga terjadi upaya
untuk menghilangkan dengan jalan gugur kandung. Gugur kandung memiliki kerugian
yang paling kecil bila dibandingkan dengan perbaikan kehamilan. Sukur saat
kehamilannya terjadi setelah kehamilan selesai dilakukan dengan pernikahan. Keadaan
akan semakin rumit jika laki-laki atau laki-laki yang menghamili sebaliknya tidak
bertanggung jawab sehingga derita hanya ditanggung sendiri dengan
keluarga. Keluargalah yang mengatasi masalah yang sulit ditengah masyarakat yang
sepertinya tidak mampu memberikan pendidikan moral pada anak gadisnya.
c. Masalah sosial dan ekonomi keluarga.
Perkawinan yang dianggap dapat menyelesaikan masalah remaja tidak lepas dari
kemelut seperti:
1. Penghasilan yang terbatas dapat mengatasi kehamilan kebidanan.
2. Putus sekolah membuat pendidikan jadi terlantar
3. Putus kerja, karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah sosial
ekonomi
4. Ketergantungan sosial pada keluarga yang menimbulkan stres.
5. Nilai gizi yang berkaitan dengan berbagai masalah kebidanan
Bila remaja memilih untuk mengasuh anaknnya sendiri, masyarakat belum siap
menerima kelahiran ulang berbeda pernikahan dengan negara maju seperti Amerika,
masyarakat sudah bisa menerima hadiah sebagai hasil hidup bersama.

D. Dampak Kebidanan Kehamilan Remaja.


1. Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat ditampilkan oleh disengaja . misalnya: karena
terkejut, cemas, stres. Namun ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga
non profesional sehingga dapat menimbulkan efek samping yang serius seperti halnya
angka kematian dan infeksi yang diperlukan pada akhirnya dapat menimbulkan
kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang
belum siap dalam proses penilaian, berat badan lahir rendah (BBLR) juga meningkatkan
gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. Kehilangan
pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu, gagal juga
karena genetik (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti minum obat-
obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-lompat dan memijat perutnya sendiri.
3. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stres terjadi infeksi saat hamil
sebelum kala nifas.
4. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda menyebabkan kurang pengetahuan
akan gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil merupakan kontribusi ibu
yang mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh berfungsiinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta.lama kelamaan yang menambah sel darah merah akan menjadi anemis.
5. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi hasil perbaikan yang belum siap hamil dan anemia semakin meningkatkan
kehamilan dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia
memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena jatuh kandung juga cukup tinggi.yang
mahal dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun). . Angka kematian karena gugur
kandung yang dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diakui. Kematian
ibu karena perdarahan dan infeksi.
7. Gangguan Kehamilan
Pada usia remaja, pertumbuhan dan perkembangan anak masih berlangsung. Remaja
memerlukan asupan gizi yang seimbang untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Kehamilan remaja dapat mengganggu tumbuh kembang sang ibu dan menyebabkan
terjadinya anemia, kekurangan gizi, dan rendahnya daya tahan tubuh.

8. Gangguan Persalinan
Kehamilan remaja, khususnya yang berusia di bawah 17 tahun, meningkatkan risiko
komplikasi medis seperti pendarahan persalinan, begitu juga dengan proses aborsi tidak
aman. Kehamilan dan komplikasi medis juga merupakan penyebab kematian tertinggi
kedua pada anak usia 15-19 tahun. Tidak hanya menyebabkan kematian ibu, kehamilan
usia dini juga meningkatkan risiko bayi lahir mati atau lahir sekarat.
9. Kanker Payudara
Remaja yang melahirkan memiliki kemungkinan besar untuk tidak menyusui bayinya
karena alasan melanjutkan sekolah. Padahal, ibu yang tidak menyusui berisiko untuk
mengalami kanker payudara, kanker rahim, kanker indung telur, karena menyusui sangat
bermanfaat mengatur siklus hormon dengan baik.
10. Penyakit Menular Seksual.
Kehamilan remaja yang diikuti oleh pernikahan memungkinkan remaja menjadi
seksual aktif di usia dini. Mukosa (lapisan paling luar dari alat kelamin) dan organ
reproduksi remaja belum siap untuk aktivitas seksual sehingga akan lebih mudah terluka.
Maka, semua studi mengatakan aktivitas seksual di bawah usia 20 tahun jauh lebih
berisiko untuk tertular penyakit seperti HPV dan hepatitis B, terlebih penggunaan
kondom di Indonesia tidak terlalu populer.
11. Masalah Kesehatan Mental.
Remaja yang hamil di luar nikah rentan mengalami stres dan depresi karena rasa
malu, dikucilkan dari lingkungan pergaulan, maupun hambatan meraih cita-cita. Secara
psikologis, anak belum siap untuk menjadi ibu. Kehamilan usia dini dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian mereka. Jika kelak dilanjutkan dengan pernikahan, usia
remaja yang masih labil memungkinkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT), kekerasan terhadap anak, perselingkuhan, maupun perceraian.
12. Dampak Sosial Ekonomi
Kehamilan remaja juga dapat menimbulkan risiko sosial ekonomi. Pada kasus
keluarga kurang mampu, dimana keluarga tidak sanggup memberikan support system
bagi remaja untuk meneruskan pendidikan (baik bantuan mengurus bayi maupun
mempekerjakan pengasuh), maka mereka cenderung meninggalkan sekolah sehingga
memiliki kesempatan kerja yang lebih rendah, ketergantungan ekonomi pada pasangan,
yang dapat pula menyebabkan KDRT.
Karena itu, sebagai orang tua, kita berperan penting untuk mencegah terjadinya
kehamilan remaja dengan memberikan pendidikan seks sejak dini, fondasi agama yang
kuat, serta memberikan perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan oleh anak.
Pernikahan dan kehamilan adalah dua hal yang harus dipikirkan dengan matang.
Jadi, pikirkan kembali keputusan untuk menikahkan anak pada usia remaja. Masa
depan mereka akan lebih cerah dengan pendidikan yang berkualitas, bukan dengan
pernikahan dini.
PADA Kehamilan aterm, Kematian Terjadi KARENA trias Klasik Yaitu:
perdarahan Infeksi, Dan gestosis (preeklmpsi-eklampsia) Dari Uraian Diatas Timbul
Timbul Pertanyaan Yang mendasar, bagaimana memecahkan masalah Kehamilan
remaja? jawaban dari pertanyaan tersebut sangat sukar dan rumit yang menanyakan
berbagai segi kehidupan masyarakat:
1) Pengaruh Globalisasi
Arus informasi yang menyebabkan dunia semakin rumit dan mendorong remaja
yang memiliki hubungan seks yang semakin bebas. Lebih sulit untuk mengatasi
jumlah anak dalam keluarga tidak terbatas pada kualitas pendidikan yang sulit
didapat. Semua agama mengenai kehamilan dan anak haruslah bersumber dari
perkawinan yang syah menurut adat-agama dan bahkan hukum dan disaksikan
masyarakat. Situasi demikian memerukan sikap dan perilaku orang tua yang dibuat
panutan dan berselancar tauladan bagi remaja.
2) Upaya memberikan pendidikan seks
Sudah lama diperdengarkan tentang pendidikan scks pada remaja guna
memberikan pengetahuan tentang seks dan penyakit hubungan seks. Masalah
siapakah yang diberikan, dan bagai mana pendidikan menyebabkan scks menjadi
terkatung-katung
3) Keluarga Berencana untuk Reemaja
Kenyataan yang dapat memutuskan hubungan seks remaja menjurus kearah
liberal, tidak dapat dibendung, dan hanya memungkinkan mengendalikannya
sehingga menghubungkan penyakit hubungan seks dan dapat dikalangan remaja dapat
dipertanyakan. Dengan mempertimbangkan itu maka perlu dicanagkan program
keluarga berencana dikalangan remaja, digalakkan dengan demikian perencanaan
seks dapat diapai.
4) Pelayanan gugur kandung (aborsi)
Pelayanan jatuh tempo remaja banyak dilakukan oleh lembaga tertentu atau
dilakukan perorangan untuk mrnghilangkan keadaan dalam persimpangan jalan pada
remaja. Berkonsultasi dengan tanggung jawab yang paling realistis untuk
menyelesaikan masalah hamil dengan berkewajiban:
1. Bebas dari stres hamil yang tidak dikehendaki
2. Bebas dari tekanan keluarga dan masyarakat
3. Masih dapat memperbaiki sekolah atau bekerja
4. Bila dilakukan dengan legeartis penyulit sangat minim dan tidak dapat
dikembalikan.
5. Biaya ringan, dibandingkan jika diterima diteruskam
E. Dampak Kehamilan Remaja Dikomunitas
Banyak efek negatif dari risiko remaja akibat penyakit fisik seperti: anemia, kesulitan
persalinan karena tulang panggul belum sempurna, persalinan prematur, kematian janin
dalam kandungan, berat badan lahir rendah, dan sebagainya. Dibang sosial remaja akan gagal
menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap yang negatif karena menganggap
memalukan, yang dapat menimbulkan sikap menentang remaja terhadap bayi yang
dikandungnya. Kehamilan remaja juga dapat mewujud akibat konsikuensi psikososial seperti
putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan perceraian dini.
Abortus dengan mempertimbangkan psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan,
menentang keadilan dan masyarakat adat, PMS, gangguan dan tekanan psikososial dimasa
lanjut yang memunculkan hubungan seks remaja pra nikah

F. Pencegahan Kehamilan Remaja


1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2. Kegiatan positif
3. Menghindari perbuatan yang memberi dorongan negatif terkait perilaku seks.
4. Jangan terjebak pada rayuan gombal
5. Hindari pergi dengan orang yang terkenal
6. Mendekatkan diri pada Tuhan
7. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja, alat kontrasepsi, pemulihan dan solusinya),
kegiatan keagamaan dengan tokoh agama.
8. Bagi pasangan yang menikah menggunakan alat kontrasepsi yang tingkat kegagalannya
rendah, misalnya steril, AKBK, AKDR, dan suntik.

G. Penanganan Kehamilan Remaja


1. Sikap bersahabat jangan mencibir
2. Konseling untuk remaja dan keluarga hamil dan persalinan.
3. Membantu mencari penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan kekeluargaan,
segera menikah.
4. Periksa kehamilan sesuai standar
5. Gangguan jiwa atau risiko tinggi segera rujuk ke Sp.OG
6. Bila ingin aborsi diberikan konseling tentang bahaya aborsi
DAFTAR PUSTAKA

 Kusmiran, Eni.2011.Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.Jakarta: Salemba


Medika
 Syafrudin, dkk.2009. Kebidanan Komunitas.Jakarta: EGC
 http: www.vifinjangkeng.blogspot / kehamilan-remaja-html
 http://sdki.bkkbn.go.id/?lang=id
 https://skata.info/article/detail/90/dampak-kehamilan-remaja
 https://oshigita.wordpress.com/2013/05/07/kehamilan-remaja/

Anda mungkin juga menyukai