Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PENGUKURAN KIERJA PERUSAHAAN


3.1. Total Shareholder Return (TSR)
Total shareholder return adalah tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang
saham yang terdiri dari perubahan harga saham dan dividen yang diterima pemegang
saham dari perusahaan. TSR mengharuskan manajer untuk membuat keputusan yang
tepat terkait dengan profitabilitas, pertumbuhan, dan free-cash flows perusahaan.
TSR juga mengukur kontribusi unit-unit yang ada terhadap capital gain dan dividend
yield kepada investor. Capital gain/loss adalah selisih antara harga jual dengan harga
beli.
Devidend per share + (Share price at end of period – Initial share price)
TSR = x 100
Initial share price

Ketika berhadapa dengan multi-periode TSR kita perlu memperhitungkan deviden


yang diterima di tahun sementara serta deviden final. TSR dapat dinyatakan sebagai
pengembalian total periode atau sebagai tinkat tahunan.

Penggunaan TSR
Ada empat masalah yang harus diingat saat mengguakan TSR:
1. Hubungan pengembalian dengan pengelompokan risiko
2. Ketergantungan pada TSR berarti pengguna mengasumsikan harga saham yang
efisien.
3. TSR tergantung pada periode waktu yang dipilih
4. TSR tidak berguna untuk perusahaan yang tidak memiliki kuotasi dipasar saham.

3.2. Wealth Added Index (WAI)


Wealth added index mengukur total arus kekayaan selama satu periode
tertentu (arus kas untuk pemegang saham yang berasal dari kenaikan nilai pasar
ekuitas, dividen dan pembelian kembali saham, serta nilai bersih dari penerbitan
ekuitas baru) di atas tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dari
nilai pasar ekuitas perusahaan saham.
Proxy dari tingkat pengembalian yang diharapkan adalah biaya ekuitas (cost of
equity). Perusahaan menciptakan nilai untuk pemegang sahamnya hanya apabila
tingkat pengembalian untuk pemegang saham (yang berasal dari pembagian dividen
dan kenaikan harga saham) lebih besar dari biaya ekuitasnya.
Berikut adalah formula dari Wealth Added:
WA = ∆ kapitalisasi pasar + dividen - penerbitan saham baru - tingkat
pengembalian yang diharapkan
Dimana:
 Kapitalisasi pasar adalah jumlah saham beredar dikalikan dengan harga pasar
saham.
 ∆ kapitalisasi pasar adalah kapitalisasi pasar akhir tahun dikurangi kapitalisasi
pasar awal tahun,
 Tingkat pengembalian yang diharapkan adalah kapitalisasi pasar awal tahun
dikalikan dengan biaya ekuitas.
Contoh perhitungan Wealth Added Index (WAI)
Vodafone memiliki kapitalisasi pasar sebesar £61,685m pada tanggal 18 September
2002. 5 tahun kemudian kapitalisasi pasar meningkat menjadi £88,291 m. Selama 5
tahun tersebut pemegang saham membeli saham baru perusahaan sebesar £802.
Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham selama 5 tahun bernilai £31,278m.
Tingkat bunga bebas risiko adalah sebesar 4.41%, beta perusahaan diperkirakan
adalah 1, dan market risk premium adalah 5%.
Berapakah Wealth Added Index Vodafone selama 5 tahun?
Tingkat pengembalian yang dipersyaratkan (k) dengan menggunakan pendekatan
CAPM
k = rf + β (Rm – rf) = 4,41% + 1 (5%) = 9,41%
k selama 5 tahun = (1 + 9,41%)^5 = 57%

Penambahan dalam kapitalisasi pasar 26,606m


Penjualan saham ke pemegang saham -802
Dividen dan pembelian kembali saham 31,278m
Tingkat pengembalian yang dipersyaratkan -35,160m (61,685m x 57%)
Wealth Added Index 21,292%

3.3. Market Value Added (MVA)


Pendekatan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahan yang
didasarkan pada nilai pasar. Perhitungan terhadap nilai pasar tersebut dikenal dengan
istilah Market Value Added (MVA). Market Value Added (MVA) sebagai alat ukur
kinerja keuangan dan pasar untuk mengatasi kelemahan metode akuntansi tradisional
(rasio keuangan) sebelumnya.Steward and CO juga telah mengemvbangan konsep
yang disebut dengan Market Value Added (MVA). MVA adalah selisih antara nilai
pasar saham dan utang perusahaan dan jumlah modal yang ditempatkan di perusahaan
oleh kreditur dan pemegang saham.
Beberapa waktu ini telah diperkenalkan sebuah konsep yang dapat
menyatakan besaran yang langsung mengukur penciptaan nilai yaitu Market Value
Added (MVA).
MVA adalah market value (total nilai pasar) semua saham dan hutang
perusahaan, yang berarti berapa jumlah yang diperoleh investor jika semua
investasinya berupa saham dan obligasi dijual ke pasar finansial dikurangi total modal
yang diinvestasikan (berupa ekuitas, laba ditahan, hutang lewat pasar modal dan
hutang terhadap bank). Jika MVA positif berarti manajer berhasil menciptakan nilai
tambah bagi perusahaan sebaliknya jika MVA negatif maka manajer gagal
menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.
Penciptaan suatu nilai bagi para pemegang saham sesuai dengan konsep MVA
yaitu memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yang dilakukan dengan
memaksimumkan selisih antara market value of equity dengan jumlah yang
ditanamkan investor ke dalam perusahaan. Selisih tersebut dikenal dengan istilah
MVA. MVA dipilih karena konsep ini merupakan ukuran kinerja keuangan secara
eksternal, jadi bukan dari nilai pasar perusahaan yang merupakan hasil kali antara
jumlah harga saham yang beredar dengan harga pasarnya. Karena nilai pasar
perusahaan memiliki kelemahan yaitu untuk perusahaan yang telah go public, nilai
pasarnya akan berubah ketika terjadi penjualan saham baru, padahal penambahan
pasar dengan cara itu bukanlah merupakan usaha riil perusahaan, sehingga tidak dapat
diakui sebagai prestasi kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan MVA dapat dibuat kontrak untuk menentukan besarnya bonus
kinerja bagi pengelola. Masalahnya, MVA adalah ukuran kumulatif jangka panjang.
Padahal bonus kinerja biasanya perlu dibayar tiap tahun. Sebagai pendekatan bagi
penciptaan nilai setiap tahunnya, diperkenalkan konsep Economic Value Added
(EVA) atau konsep nilai tambah ekonomis. EVA adalah laba operasional bersih
setelah pajak dikurangi biaya modal. Biaya modal telah mencakup biaya bunga
hutang dan biaya ekuitas (biaya modal sendiri). Jika laba ini lebih besar dari biaya
modal, maka terciptalah nilai tambah bagi perusahaan. Dalam jangka panjang,
penciptaan nilai tahunan ini akan tercermin dalam MVA.
Rumus Perhitungan MVA
Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar terhadap keseluruhan tuntutan terhadap
aktiva perusahaan, yaitu berupa ekuitas, bunga minoritas dan hutang. Nilai pasar
perusahaan = nilai pasar saham biasa + bunga minoritas + hutang jangka pendek +
hutang jangka panjang + hutang jangka panjang lain.
Untuk menghitung nilai MVA, langkah yang harus ditempuh:
 Menghitung jumlah saham yang beredar (the number of share outstanding)
 Menghitung harga pasar saham (share price)
 Menghitung nilai buku ekonomis per lembar saham (economic book value per
share)
 Menghitung MVA
MVA = Market value - invested Capital
Keterangan:
Market value = nilai utang, saham preferen, dan saham biasa saat ini.
Invested Capital = seluruh kas yang diperoleh dari penyedia dana atau berasal dari
keuntungan yang diinvestasikan kembali pada investasi baru di perusahaan sejak
perusahaan didirikan. Dalam prakteknya, nilai dalam laporan posisi keuangan (dengan
sedikit penyesuaian) yang digunakan.
Contoh:
PT ABC didirikan pada dua puluh tahun lalu dengan modal yang berasal dari saham
biasa sebesar Rp 15 milyar. Perusahaan tidak memiliki utang jangka panjang dan
saham preferen. Seluruh laba bersih yang dihasilkan diberikan kepada pemegang
saham. Saat ini nilai pasar saham PT ABC adalah sebesar Rp40 milyar. Berapakah
MVA PT ABC?
MVA = Rp40 milyar - Rp 15 milyar = Rp25 milyar
Dalam praktek, nilai pasar utang jangka panjang dan saham preferen diasumsikan
sama dengan nilai bukunya. Hal ini menyebabkan munculnya MVA dengan versi lain.
MVA = Nilai pasar saham biasa - nilai saham biasa
Hasil perhitungan nilai MVA, sama seperti halnya pada metode EVA bisa bernilai
positif ataupun negatif. MVA positif jika nilai pasar perusahaan lebih besar daripada
modal yang diinvestasikan yang berarti kekayaan telah diciptakan. Sebaliknya MVA
negatif jika nilai pasar perusahaan lebih kecil daripada modal yang diinvestasikan,
yang berarti kekayaan telah dimusnahkan.
Nilai MVA yang positif menandakan bahwa nilai pasar perusahaan lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai buku perusahaan. Hal ini seharusnya membuat para
investor tertarik untuk melakukan investasi pada perusahaan. Banyaknya investor
yang tertarik seharusnya mampu menaikkan jumlah permintaan terhadap saham
tersebut sehingga mampu menaikkan harga saham tersebut. Naiknya harga saham
akan membawa pengaruh positif terhada return perusahaan dari sisi capital gainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan MVA
1. Memperkirakan jumlah kas yang diinvestasikan.
Mengukur jumlah modal yang dimasukkan atau ditahan dalam bisnis setelah
diperdagangkan beberapa tahun dapat menghadirkan masalah. Misalnya, apakah
pengeluaran penelitian dan pengembangan menghasilkan aset atau dibebankan
pada laporan laba rugi? Laporan Posisi Keuangan yang disusun oleh akuntan
tidak dirancang untuk mengukur modal yang dipasok oleh penyedia modal.
2. Kapan nilai diciptakan?
Fakta bahwa hasil MVA yang positif sering dibatasi saat akan digunakan untuk
mengevaluasi manajemen yang ada. Misalnya MVA yang ada saat ini adalah
hasil dari manajemen-manajemen sebelumnya sehingga sulit untuk menentukan
berapa MVA yang diciptakan oleh manajemen yang ada saat ini.
3. Apakah tingkat pengembaliannya cukup tinggi?
Sangat sulit untuk mengetahui apakah MVA yang dihasilkan sudah cukup
sehingga memberikan tingkat pengembalian yang memuaskan untuk penyedia
modal.
4. Inflasi mendistorsi angka MVA
Jika elemen modal yang digunakan untuk mengukur MVA berasal dari angka-
angka yang ada pada Laporan Posisi Keuangan dan terjadi inflasi maka nilai dari
modal yang digunakan akan lebih rendah dari yang sebenarnya. Hasilnya MVA
akan kelihatan lebih tinggi.
5. Percaya bahwa harga pasar saham adalah selalu benar selamanya.
Ini adalah asumsi yang paling mengganggu karena MVA tidak harus selalu
membutuhkan efisiensi pada penetapan harga.
6. MVA bukan ukuran yang absolut.
Perusahaan besar akan selalu memiliki MVA yang besar. Hal ini membuat
perbandingan MVA antara perusahaan-perusahaan yang ada menjadi sulit karena
adanya perbedaan ukuran modal perusahaan.
Konsep MVA terdiri dari :
a. Jumlah saham yang beredar yaitu jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu
dari masing-masing emiten.
b. Harga saham adalah harga pasar saham pada saat penutupan akhir suatu tahun
tertentu.
c. EPS merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan investor saham
atau calon investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba
berdasarkan saham yang dimiliki. EPS = laba bersih – deviden saham preferen /
rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar. EPS dapat digunakan
untuk menganalisis profitabilitas suatu saham oleh para analis surat berharga.
EPS positif berarti perusahaan laba dan sebaliknya.
Cara Peningkatkan MVA
Cara meningkatkan MVA dapat dilakukan dengan tiga cara (Stewart III, 1992) yaitu :
1. Meningkatkan efisiensi operasional yang berpengaruh dan selisih antara rate of
return dan WACC (Weighted Average Cost of Capital). Rate of return = NOPAT/
capital. Capital = jumlah dana yang terdiri dari hutang berbunga dan ekuitas
saham.
2. Menambah jumlah modal yang diinvestasikan ke dalam suatu proyek di mana
selisih antara rate of return dan WACC (Weighted Average Cost of Capital)
berharga positif.
3. Menarik kembali modal dari operasional jika rate of return lebih kecil dari
WACC.

3.4. Excess Return


Excess return menganalisis jumlah modal yang diinvestasikan tahun lalu dan
kemudian membebankan perusahaan atas pemakaian modal tersebut selama satu
tahun.
Formula:
Excess Return = Kekayaan aktual - kekayaan yang diharapkan

Contoh:
PT RST didirikan 5 tahun lalu dengan modal berupa saham biasa sebesar Rp 10
milyar (asumsikan tidak ada utang). Pada saat tersebut ekuitas yang ditanamkan dapat
menghasilkan tingkat pengembalian sebesar 10% per tahun. Perusahaan menghasilkan
keuntungan setelah pajak sebesar Rpl milyar di tahun kedua dan tahun ketiga. Seluruh
keuntungan dibagikan sebagai dividen. Nilai pasar dari saham PT RST saat ini adalah
Rp 11 milyar.
Berapakah excess return PT RST?
Deviden yang diterima 3 tahun lalu = 1m x (1+10%)3 = Rp 1,331 milyar
Deviden yang diterima 2 tahun lalu = 1m x (1+10%)2 = Rp 1,201 milyar

Nilai pasar saham saat ini = Rp 11 milyar


Kekayaan actual = Rp 13,54 milyar

Expected wealth = 10m x (1+10%)5 = Rp 16,1 milyar


Excess return = Rp 13,54 milyar – Rp 16,1 milyar =
-Rp2,599 milyar

3.5. Market-to-book Ratio


Market to book ratio adalah nilai pasar ekuitas perusahaan dibagi dengan nilai buku
dari ekuitasnya. Nilai pasar ekuitas perusahaan diperoleh dengan cara mengkalikan
harga pasar saham per lembar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Nilai
buku ekuitas diperoleh dari total ekuitas dikurangi dengan saham pereferen yang ada
di Laporan Posisi Keuangan.
Market to Book Ratio (P/B) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara
nilai/harga pasar saham terhadap nilai buku perusahaan yang diperoleh dari selisih
antara nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan nilai kewajiban.
RUMUS Market to Book Ratio (MBR)
Formula:
Market to book ratio = Nilai pasar ekuitas per lembar
Nilai buku ekuitas per lembar

Semakin optimis investor akan pertumbuhan perusahaan di masa depan, semakin


tinggi nilai market-to-book rafzonya. Rasio ini digunakan sebagai ukuran dari nilai
relatif. Saham perusahaan dengan nilai rasio market-to-book yang rendah dianggap
sebagai value stock, sedangkan saham perusahaan dengan rasio yang tinggi dianggap
sebagai growth stock.
Contoh:
PT XYZ memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp50 milyar. Nilai buku ekuitas sebesar
Rp 16 milyar sehingga MBR adalah Rp50 milyar/Rpl6 milyar = Rp3.125 milyar.

Rumus matematis yang digunakan untuk Market to Book Ratio adalah:


k(1 + g)
P/B = Bt (þT - 1)

Rasio nilai pasar terhadap nilai buku (market to book ratio membandingkan nilai
pasar berjalan atas dasar per lembar saham dengan nilai buku ekuitas pemilik seperti
dinyatakan dalam neraca, juga atas dasar per lembar saham.
Market to book ratio seberapa besar pasar menghargai nila buku saham suatu
perusahaan. Jika nilai market to book ratio semakin besar mengindikasikan pasar
percaya akan prospek perusahaan tersebut pada masa mendatang dan implikasinya
adalah harga saham perusahaan akan naik, demikian juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai