Penggunaan TSR
Ada empat masalah yang harus diingat saat mengguakan TSR:
1. Hubungan pengembalian dengan pengelompokan risiko
2. Ketergantungan pada TSR berarti pengguna mengasumsikan harga saham yang
efisien.
3. TSR tergantung pada periode waktu yang dipilih
4. TSR tidak berguna untuk perusahaan yang tidak memiliki kuotasi dipasar saham.
Contoh:
PT RST didirikan 5 tahun lalu dengan modal berupa saham biasa sebesar Rp 10
milyar (asumsikan tidak ada utang). Pada saat tersebut ekuitas yang ditanamkan dapat
menghasilkan tingkat pengembalian sebesar 10% per tahun. Perusahaan menghasilkan
keuntungan setelah pajak sebesar Rpl milyar di tahun kedua dan tahun ketiga. Seluruh
keuntungan dibagikan sebagai dividen. Nilai pasar dari saham PT RST saat ini adalah
Rp 11 milyar.
Berapakah excess return PT RST?
Deviden yang diterima 3 tahun lalu = 1m x (1+10%)3 = Rp 1,331 milyar
Deviden yang diterima 2 tahun lalu = 1m x (1+10%)2 = Rp 1,201 milyar
Rasio nilai pasar terhadap nilai buku (market to book ratio membandingkan nilai
pasar berjalan atas dasar per lembar saham dengan nilai buku ekuitas pemilik seperti
dinyatakan dalam neraca, juga atas dasar per lembar saham.
Market to book ratio seberapa besar pasar menghargai nila buku saham suatu
perusahaan. Jika nilai market to book ratio semakin besar mengindikasikan pasar
percaya akan prospek perusahaan tersebut pada masa mendatang dan implikasinya
adalah harga saham perusahaan akan naik, demikian juga sebaliknya.