Kelompok 1
2.2.1. Menggunakan analisa nilai pemegang saham untuk menilai sebuah perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai gabungan dari utang dan ekuitas dari struktur modal
keseluruhan:
Dalam praktiknya analisis nilai pemegang saham dalam nilai buku dalam laporan
posisi keuangan sering digunakan sebagai dasar perhitungan nilai pasar.
Persamaan diatas dapat juga disumpulkan sebagai berikut:
2.3.Laba Ekonomi
Laba ekonomi memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan analisis nilai
pemegang saham karena laba ekonomi menggunakan sistem akuntansi dan pelaporan
usaha yang fokus terhadap laba daripada informasi arus kas. Laba ekonomi untuk
suatu periode adalah jumlah pendapatan dari bisnis setelah dikurangi dengan biaya
operasi dan biaya kesempatan dari modal. Sebuah bisnis hanya menghasilkan laba
ekonomi jika hal itu dapat memberikan pengembalian yang lebih besar. Berikut ada 2
versi dari laba ekonomi:
2.3.1. Laba Ekonomi Berdasarkan Entitas
Versi ini didasarkan pada jumlah laba setelah pajak namun sebelum dikurangi
dengan bunga. Ada dua cara untuk menghitung jenis laba ekonomi ini :
1. The profit less capital charge method
Di sini biaya untuk penggunaan modal sama dengan modal yang
diinvestasikan dikalikan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh
pemegang saham dan utang dikurangi dari laba operasi setelah pajak.
Operating profit
Economic Profit before interest
= - Capital charge
(entity approach) deduction and after
tax deduction
Operating profit
Economic Profit before interest Interest capital x
= -
(entity approach) deduction and after WACC
tax deduction
EVA = Laba operasi x (1 tarif pajak) – (Weighted Average Cost of Capital x (Total
aset – Liabilitas Lancar)
EVA = 150 Milyar * (1-25%) – (12% * (Rp 1 Trilyun – 200 Milyar)
EVA = Rp 16.5 Milyar
Jadi, EVA PT EFG di tahun 2012 lebih besar dari nol maka perusahaan mampu
menciptakan kekayaan untuk pemegang sahamnya.
Laba operasi x (1-tarif pajak) + beban penyusutan + beban non cash lainnya
Modal yang diinvestasikan