8.1 Warrants
Warrants adalah sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham
secara langsung dari perusahaan penerbitnya pada harga tertentu dan waktu yang telah ditentukan.
Setiap warrant yang diterbitkan ditentukan jumlah saham yang dapat dibeli oleh pemilik warrant,
Dari sisi investor, warrant mirip dengan call option. Warrant sama seperti call option yakni
memberikan hak pada investor untuk membeli saham suatu perusahaan pada harga tertentu.
Namun, dari sisi perusahaan, warrant sangat berbeda dengan call option saham. Perbedaan paling
penting adalah call option diterbitkan oleh investor dan ditransaksikan di antara investor. Warrant
diterbitkan oleh perusahaan. Saat investor melaksanakan (exercise) warrant yang dimiliki, maka
perusahaan wajib untuk menerbitkan saham baru sehingga akan meningkatkan jumlah saham
yang beredar.
Saat investor melaksanakan call option yang dimilikinya maka tidak ada perubahan dalam jumlah
saham yang beredar karena perusahaan yang sahamnya menjadi underlying aset dari call option
tidak akan menerbitkan saham baru. Call option diperdagangkan antara investor (tidak melibatkan
perusahaan yang sahamnya menjadi underlying aset) ketika saat call option tersebut di exercise,
ada pihak yang mengalami keuntungan dan ada pihak yang mengalami kerugian.
Contoh:
Pak Gilang dan Pak Roni membeli 6 keping emas masing-masing seharga $500. Kemudian
mereka mendirika PT Karya Uama dengan menginvestasikan emas yang dimiliki keduanya,
masing-masing sebesar $1.500 dan mendapatkan sertifikat saham dengan aset perusahaan berupa
emas.
Call option diterbitkan : Pak Gilang memutuskan untuk menjual call option kepada Ibu
Fina atas saham yang dimilikinya. Call option memberikan hak kepada Ibu Fina untuk
dapat membeli saham Pak Gilang seharga $1.800 tahun depan. Jika harga emas naik
saham bernilai $1.800. jika Ibu Fina melakukan exercise atas call optionnya maka Pak
Gilang memberikan sertifikat kepemilikan saham kepada Ibu Fina dan menerima $1.800.
Warrant diterbitkan : jika Pak Gilang tidak menjual call option pada Ibu Fina. Pak Gilang
dan Pak Roni mengadakan rapat pemegang saham dan setuju untuk menerbitkan warrant
dan menjualnya kepada Ibu Fina. Exercise price dari warrant adalah $1.800. jika Ibu Fina
melakukan exercise warrant maka PT Karya Utama akan menerbitkan saham baru untuk
Ibu Fina.
Dari sisi Ibu Fina, call option dan warrant hampir mirip karena harga dan exercise
pricenya adalah sama $1.800, tetapi warrnat yang di exercise akan menyebabkan efek
Jika harga emas menjadi $700 dan Ibu Fina melakukan exercise atas warrant yang
dimilikinya, maka:
2) PT Karya Utama menerbitkan saham baru untuk Ibu Fina (sertifikat saham
= $4.200 + $1.800
= $6.000
Karena kontribusi Ibu fina adalah 1/3 dari nilai perusahaan, maka dengan kontribusi
$1.800, Ibu Fina mendapatkan kepemilikan sebesar $2.000 ($6.000/3), lebih besar
Dalam warrant, Ibu Fina mendapatkan untung $200, tetapi dengan call option Ibu Fina
bisa mendapatkan keuntungan $300. Dengan call option, Ibu Fina mendapatkan ½ dari
kepemilikan saham PT Karya Utama (penjualan saham milik Pak Gilang) sehingga
dengan kontribusi $1.800 maka Ibu Fina mendapatkan kepemilikan sebesar $2.100
($4.200/2).
$4.200
𝐵𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 = − $1.800 = $300
2
$4.200 + $1.800
𝐵𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 = − $1.800 = $200
3
Atau
2 $4.200
𝐵𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 = × − $1.800 = $200
3 2
Obligasi konversi hampir mirip dengan obligasi dengan warrant. Perbedaannya adalah obligasi
yang diterbitkan dengan warrant dapat dipisahkan antara obligasi dan warrant. Warrant-nya dapat
dijual di pasar. Apabila warrant sudah di-exercise (ditukar dengan saham perusahaan), obligasi
yang diterbitkan dengan warrant harus dilunasi nilai pokoknya dengan kas perusahaan penerbit.
Fitur konversi obligasi menjadi saham dalam obligasi konversi menjadi suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Obligasi konversi memberikan hak kepada pemegang obligasi konversi untuk
menukar obligasi yang dimilikinya dengan sejumlah saham pada waktu dan tanggal tertentu. Saat
obligasi konversi diputuskan untuk ditukarkan dengan saham perusahaan penerbit obligasi , maka
Contoh :
1 November 2009, PT Ocean menerbitkan 300 lembar obligasi konversi masing-masing senilai
$1.000. setiap obligasi konversi dapat ditukarkan menjadi 23,53 lembar saham seblum jatuh
tempo. Jumlah saham yang dapat ditukarkan dari obligasi disebut conversion ratio. Sementara itu,
Saat PT Ocean menerbitkan obligasi konversi, harga saham dipasar adalah $22,625/lembar.
Conversion price dari obligasi 88% lebih tinggi ($42,50-$22,625/$22,625) dibandingkan dengan
Harga obligasi jika tidak dapat dikonversikan ke saham biasa. Harganya bergantung pada
tingkat bunga pasar dan risiko. Straight bond value adalah nilai minimum obligasi.
𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑏𝑜𝑛𝑑 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 + 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑘𝑢𝑝𝑜𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
2. Conversion Value
Nilai obligasi jika langsung dikonvesikan ke dalam saham biasa pada harga tertentu.
𝐶𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛𝑠 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 × 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒
Obligasi konversi tidak dapat dijual lebih kecil dari conversion value. Obligasi konversi
minimal harus memiliki dua nilai yakni straight bond value dan convesion value.
Gambar 8.2
= 𝑇ℎ𝑒 𝑔𝑟𝑒𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑜𝑓 (𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑏𝑜𝑛𝑑 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒) + 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
Alasan penerbitan warants dan convertibles bonds dapat dilihat dari dua kondisi yakni:
a. Kupon bunga obligasi konversi lebih kecil dibandingkan dengan kupon bunga tanpa
potensial dari fitur konversi. Misalnya, kupon bunga obligasi tanpa fitur konversi
harga saham diperkirakan akan turun. Hal ini terjadi karena apabila harga saham di
masa depan akan turun maka tidak akan terjadi konversi oleh pemegang obligasi
b. Jika harga saham di masa depan turun sehingga tidak akan cukup untuk membuat
3. Berikut ini adalah tabel yang membandingkan antara obligasi konversi dengan instrumen
pendanaan lainnya.
Tabel 8.1 Kondisi Perbandingan Convertible Bonds dengan Instrumen Pendanaan Lain
Memburuk Membaik
Convertible Bonds Tidak ada konversi karena Konversi karena harga saham
Beberapa perbedaan perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi dengan perusahaan yang
1. Rating perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi lebih rendah dari perusahaan lain.
2. Obligasi konversi cendeung digunakn untuk perusahaan kecil dengan tingkat pertumbuhan
Jika biaya pendanaan mahal, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang sesuai
dengan arus kasnya. Perusahaan yang masih baru, banyak resiko dan masih bertumbuh lebih
memilih untuk menerbitkan convertible bonds atau obligasi dengan warrant untuk
2. Risk Synergy
Obligasi konversi dan obligasi dengan warrant dapat melindungi dari kesalahan dalam
melakukan evaluasi atas risiko karena memliki dua komponen yakni straight bonds dan call
option untuk saham. Jika perusahaan adalah perusahaan yang risikonya rendah, straight bond
akan memiliki nilai tinggi sedangkan call option akan memiliki nilai yang rendah. Jika
perusahaan adalah perusahaan yang risikonya tinggi, maka straight bond akan memiliki nilai
yang rendah sendangkan call option akan memiliki nilai yang tinggi.
3. Agency Cost
Obligasi konversi dapat menyelesaikan masalah keagenan yang berhubungan dengan upaya
berisiko tinggi. Jika konflik ini tidak dapat diselesaikan, maka perusahaan lebih baik
melakukan pendanaan dengan menerbitkan obligasi konversi yang memiliki sisi liabilitas dan
ekuitas.
4. Backdoor Equity
Teori dasarnya adalah perusahaan baru, kecil yang memiliki pertumbuhan tinggi, namun tidak
mudah menerbitkan utang karena adanya financial distress cost tetapi pemilik perusahaan
tidak ingin menerbitkan perusahaan jika harga sahamnya rendah. Obligasi konversi dapat
Peusahaan memberikan pejanjian dalam obligasi konversi. Saat obligasi ingin di lunasi oleh
Jika nilai konversi lebih rendah dari call price, maka lebih baik tidak mengkonversi obligasi ke
saham. Sebaliknya jika nilai konversi dari obligasi lebih besar dari call price, dinamakan force
conversion, maka dikonversi. Lalu apa yang harus dilakukan oleh manajer? Menarik obligasi
tidak merubah nilai perusahaan secara keseluruhan. Bagaimanapun kebijakan konversi yang
optimal dapat menguntungkan pemegang saham dan dapat merugikan pemegang obligasi.
Kebijakan obligasi yang optimal adalah melakukan apa yang pemegang obligasi tidak ingin anda
lakukan. Pemegang obligasi menyukai pemegang saham untuk menarik obligasi saat nilai
obligasi di pasar di bawah harga penarikan (call price) karena pemegang saham akan membeikan
nilai lebih kepada pemegang obligasi. Untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dan
meminimalkan nilai pemegang obligasi, syaratnya adalah menarik obligasi jika nilai obligasi =
call price.