PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, berasal dari tumbuh-
tumbuhan (komposisi utamanya karbon, hidrogen, dan oksigen), berwarna coklat
sampai hitam, sejak pengendapannya terkena proses kimia dan fisika yang
mengakibatkan terjadinya pengkayaan kadungan karbonnya (Wolf,1984, dalam
Kuncoro, 1996).
Di alam kondisi kualitas batubara dijumpai sangat bervariasi, baik secara
vertikal maupun lateral, antara lain bervariasinya kandungan sulfur dan sodium,
kondisi roof dan floor, kehadiran parting dan pengotor, proses leaching. Kondisi
tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembentukan batubara yang kompleks,
lingkungan pengendapan yang khas sebagai tempa terbentuknya batubara dan
proses-proses geologi yang berlangsung bersamaan atau setelah batubara terbentuk
(Kuncoro, 1996).
Kualitas batubara ditentukan oleh lingkungan pengendapan, aspek fisika,
kimia, dan biologi, yang akan mempengaruhi besarnya kandungan komponen
penting dalam batubara antara lain ash, fixed carbon, moisture, volatile matter, dan
vitrinite reflectance kandungan dari unsur–unsur tersebut mempengaruhi dalam
besarnya kalori dan total gas content dalam batubara.
Pengeboran dilakukan untuk dapat menentukan batas (outline) dari
beberapa endapan dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang berfungsi
untuk perhitungan cadangan. Metode pengeboran yang akan digunakan bergantung
pada akses permukaan. Lubang bor pertama digunakan untuk proyeksi dip dan
anomali bawah permukaan. Pada daerah yang tidak mengalami kendala akses, pola
pengeboran yang digunakan adalah persegi panjang dan bentuk teratur. Program
berikutnya direncanakan setelah melihat hasil dari sejumlah lubang bor pada daerah
target. Metode pengeboran yang digunakan bergantung kepada asumsi letak dan
ketebalan target yang akan di bor berdasarkan pada informasi atau data yang
permukaannya diperoleh, dengan melakukan pengeboran maka dapat dievaluasi
kembali konsep dan prediksi geologi (Interpretasi) yang telah ada sebelumnya
1
(Data Geologi). Pembuatan lubang secara vertikal digunakan untuk kondisi dimana
zona mineralisasi diperkirakan pada kedalaman yang dangkal.
2
terangkat ke atas dengan menarik kabel line tadi setelah itu inti bor di ambil dan
pengeboran bisa di lanjutkan lagi.
3
- Transmission : 1 : 2
- Rotary Speed Max : 200 Rpm
- Lifting Torque : 240 kgf
- Rotary Torque : 140 kgf
- Kedalaman pengeboran :170 m
Pompa Lumpur
Merk / Type : SP – 700 / Horizontal Double Cylinder
Reciprocated
Discharge Capacity : 320 L/min
Max Discharge Pressure : 3 (Mpa)
Suction Bore : 75 mm
Horse Power : 20 HP
Cylinder Diameter : 110 mm
Piston Stroke : 80 mm
Wireline Rods
Merk / Type : Yoshida
Ukuran : BQ
Panjang Rods : 3 meter
Core Bits
Merk / Type : Altas Capco / CMC
Jenis : Tungsten Core Bits
Ukuran : BQ
Core Barrels
Merk / Type : Goldfields / N-series
Jenis : Double Tube Stationery Inner Tube Core Barrels
4
Ukuran : BQ
Panjang Core : 1,5 m
Water Swivels
Merk / Type : Yoshida / TMA
Carrying Capacity : 5769 kg
Max. Rec. Working Speed : 2300 rpm
Hoisting Plugs
Merk : Yoshida
Carrying Capacity : 5789 kg
b. Peralatan Tambahan
Adapun beberapa peralatan tambahan yang diperlukan di lapangan
selama proses pengeboran yaitu :
Safety Foot Clamps, alat ini berguna untuk menahan batang bor
pada saat menurun dan menaikan rangkaian batang bor.
Penyambung Rood, alat ini berguna untuk penyambung rangkaian
batang bor dan juga untuk penyambung batang bor dengan alat
lainnya.
Fishing Tools (pemancing), digunakan untuk menangkap batang
bor atau tabung penginti yang tertinggal di dalam lubang bor.
Kunci Pipa, adapun jenis-jenis kunci pipa yang di pergunakan
dalam kegiatan pengeboran ini yaitu :
a. Pipa Wrenches (kunci inggris)
b. Chain Pipe Tongs
c. Full Grip Wrenches
d. Parmalee Wrenches
Pompa Air, berfungsi untuk memompa air dari sungai.
Peralatan penunjang lainnya.
5
c. Peralatan Logging
Dalam perencanaan pengeboran tujuannya adalah untuk mencari
endapan berharga, maka jenis Log yang digunakan yaitu jenis Log
Lithologi. Log lithologi yaitu log yang bertujuan untuk mengetahui litologi
yang tertembus oleh lubang bor. Log litologi yang akan digunakan yaitu :
Log Spontanneous Potebtial (SP)
Log Gamma Ray
Log Caliper
Merk / Series : Caliper Chronograph / TAG
Panjang Kabel : 250 meter
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar 2. Morfologi Daerah Survey
8
d) Terjadinya peluapan (overflow) dari butiran-butiran yang halus dari mineral
berharga pada sludge tank.
e) Menempelnya partikel-partikel pada batang bor.
Faktor-faktor tersebut di atas perlu diperhatikan dalam proses pengambilan
conto. Sehubungan dengan ketelitian penampungan sludge, maka daya angkat
(lifting capacity) dari fluida bor merupakan faktor yang penting.
9
BAB III
KEGIATAN PENYELIDIKAN
10
2. Base Camp
Base camp merupakan hal yang sangat penting sekali dalam perencanaan
pengeboran ini. Base camp itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu base camp
permanen dan temporary. Base camp permanen yaitu base camp yang merupakan
kanor utama di lapangan. Base camp ini ditempatkan tidak jauh dari akses jalan
roda empat namun juga di usahakan tidak jauh juga dari lokasi pengeboran. Base
camp temporary adalah base camp yang berpindah pindah karena selalu ada di dekat
lokasi titik pengeboran dan base camp ini berfungsi untuk tempat penginapan
helpper dan juga tempat alat mesin bor dan juga tempat peralatan pengeboran yang
merasa di perlukan untuk melakukan pengeboran pada lokasi-lokasi titik bor dan
yang terutama penting sekali base camp temporary harus dekat dengan sumber air
yang bersih. Sehingga base camp tersebut di bangun atau didirikan dekat pada aliran
sungai atau anak sungai yang berada di dekat rencana pengeboran.
11
tidak sesuai titik pengeborannya dengan apa yang telah di rencanakan pada peta
titik pengeboran sebab lokasi titik pengeboran ada yang terjal yang tidak
memungkinkan melakukan pengeboran namun bisa di pindahkan lokasinya tidak
jauh dari rencana titik pengeboran tersebut.
Untuk seting peralatan pengeboran ada hal-hal yang perlu di lakukan yaitu:
a. Pembuatan sarana jalan ke titik pengeboran
Sebelum melakukan pengeboran pada titik pengeboran pertama maka
terlebih dahulu di buat sarana jalan yang memadai untu alat pengeboran ke
lokasi titik pengeboran.
b. Penyetingan peralatan pengeboran
Setelah sampai ke lokasi titik pengeboran maka alat pengeboran dirikan
pada lokasi titik pengeboran tersebut namun terlebih dahulu bersihkan dan
ratakan tanah pada sekitar rencana titik yang akan di bor dan juga untuk alat
pompa juga tempatkan pada lokasi yang di pastikan aman dan peralatan
lainya. Unuk kemiringan pengeboran di dalam rencana pengeboran ini tidak
di gunakan namun hanya melakukan pengeboran vertikal lurus ke bawah
permukaan tanah.
c. Pembuatan kolam penampungan lumpur (mud pit)
Pertama hal yang perlu di lakukan yaitu pembebasan lokasi dari vegetasi
dan setelah itu lakukan perataan pada lokasi yang akan di buat kolam
penampungan lumpur (mud pit) setelah itu buat dua buah kolam
penampungan yaitu kolam pengendapan untuk pengendapan hasil
pengeboran sebelum lumpur masuk ke kolam penampungan dan satu lagi
kolam penampungan yang mana fungsinya yaitu lumpur darai kolam
pengendapan akan di masukan ke kolam penampungan. Untuk ukuran
kolam pengendapan yaitu 1m x 1m dengan kedalaman 0,5 m dan untuk
kolam penampungan ukuran yang akan di buta yaitu 2m x 2m sedangkan
untuk kedalamannya 1,5 m. Dinding dari kolam tersebut di baluti dengan
plastik ukuran tebal sehinga tidak jadi kebocoran dan tidak merusak lumpur
hasil pengeboran tersebut.
d. Persiapan sumber air untuk pengeboran
12
Untuk persiapan air untuk pengeboran yaitu dari sungai atau anak sungai
yang terdekat dari titik pengeboran dengan menggunakan pompa air suplai,
namun jika tidak memungkinkan maka disiapkan bak penampungan air atau
tangki penyimpan air. Dalam penempatan alat bor yang terutama sekali
harus diperhatikan yaitu harus diletakkan pada lokasi yang memadai untuk
alat tersebut dan ciptakan lingkungan pekerjaan yang rapi dan layak,
sehingga pekerjaan menjadi lebih aman dan nyaman.
13
BAB IV
ANGGARAN BIAYA
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengeboran dilakukan untuk dapat menentukan batas (outline) dari
beberapa endapan dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang berfungsi
untuk perhitungan cadangan. Metode pengeboran yang digunakan bergantung
kepada asumsi letak dan ketebalan target yang akan di bor berdasarkan pada
informasi atau data yang permukaannya diperoleh, dengan melakukan pengeboran
maka dapat di evaluasi kembali konsep dan prediksi geologi (Interpretasi) yang
telah ada sebelumnya (Data Geologi).
Dalam rencana pengeboran ini, mesin yang di gunakan yaitu mesin rotary
drilling rings dan metoda pengeboran yang di gunakan yaitu metoda pengeboran
inti (core drilling) menggunakan rotary-hydraulic dengan penggerak top driver.
Tujuan utama dari pengeboran ini yaitu untuk mendapatkan inti core dan untuk
panjang core barel yaitu 1,5 m otomatis hasil core yang di dapat juga 1,5 m.
Hasil yang diharapkan dari pengeboran eksplorasi batubara di daerah
Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur adalah untuk mendapatkan data
akurat mengenai informasi keterdapatan batubara, mengetahui geometri lapisan
batubara, serta mengetahui karekteristik petrofisik batubara dengan lama waktu
pengeboran selama 7 hari dengan jumlah lubang 10 lubang bor dan kedalaman rata-
rata setiap lubang yaitu 45 meter.
5.2 Saran
Untuk melengkapi proposal rencana kegiatan ini kami menyampaikan
beberapa saran yang mungkin bisa membantu mengisi kekurangan-kekurangan
yang ada, antara lain sebagai berikut :
Kuasai terlebih dahulu teori sebelum melaksanakan praktik kerja lapangan.
Utamakan keselamatan kerja.
Gunakan waktu sebaik mungkin.
Jangan pernah merasa puas dengan hasil yang telah dicapai.
Ketelitian sangat berpengaruh terhadap hasil interpretasi data sehingga proses
penyelidikan harus di usahakan semaksimal mungkin.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mintecabadi.com/ind/services/20.html
http://isroyadi.blogspot.com/2016/04/contoh-proposal-kegiatan-perencanaan.html
16