Geografi
Pengetahuan Dasar Geografi
=–=–=
Fenomena banjir merupakan masalah klasik yang terjadi di Jakarta. Bencana ini begitu
sering terjadi pada musim-musim penghujan terutama pada saat hujan yang terjadi
dalam intensitas yang besar dan waktu yang lama.
Begitu seringnya bencana banjir melanda wilayah Jakarta sehingga menjadikan daerah
ini merupakan “daerah langganan banjir“. Berbeda dengan wilayah-wilayah lain di
sekitarnya, bencana banjir Jakarta merupakan masalah tahunan yang mungkin akan
selalu terjadi. Begitu banyak hal-hal bersifat kompleks yang menyebabkan banjir
Jakarta sering terjadi.
Berangkat dari permasalahan banjir Jakarta yang bersifat “eksklusif” dibanding daerah
sekitarnya tersebut maka fenomena bencana ini dalam ilmu geografi dikaji
menggunakan pendekatan Kewilayahan atau sering juga disebut dengan pendekatan
Kompleks Wilayah. Analisis permasalahan banjir tersebut adalah dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sebagai contoh pada bencana banjir di tahun 2013, sebagian besar wilayah
Jakarta tergenang oleh banjir. Daerah yang banyak tergenang oleh banjir
terutama di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat, sedikit di
wilayah Jakarta Pusat dan sebagian wilayah Jakarta Selatan.
Berdasarkan peta Geologi, struktur permukaan bumi di Jakarta secara
geomorfologi merupakan dataran rendah yang terbentuk oleh material aluvium
(pengendapan hasil erosi sungai) di sebelah utara dan diselingi pengendapan
material pematang pantai yang masuk sampai ke daratan. Sedangkan Jakarta
bagian selatan merupakan dataran kipas aluvial sebagai hasil pengendapan
material erosi dari wilayah yang lebih tinggi (perbukitan/pegunungan ).
Jakarta bagian utara merupakan dataran aluvium maka dapat diidentifikasi
terdapat sungai di wilayah tersebut, begitu pula bagian selatan yang merupakan
kipas aluvial juga pasti dilewati oleh aliran sungai. Dari peta sungai berikut ini
diketahui terdapat 13 sungai yang melewati jakarta. Dari 13 sungai tersebut
beberapa sungai bermuara di sungai Ciliwung di bagian tengah ke barat,
sedangkan di bagian timur terdapat 5 sungai dengan 1 diantaranya langsung
bermuara ke laut Jawa.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa Jakarta secara alami terletak di daerah
dataran rendah yang akan selalu dilewati air. Dominasi struktur geologi aluvium
di utara dan kipas aluvial di selatan menunjukkan bahwa secara keruangan
Jakarta merupakan wilayah yang akan selalu bersinggungan dengan aliran dan
genangan air. Hal ini semakin diperkuat dengan banyaknya sungai yang
melewati Jakarta. Sudah tentu jika pada saat musim penghujan terjadi hujan
dengan intensitas tinggi dan lama maka wilayah ini akan berpotensi tergenang
oleh air.
Sistem sanitasi yang kurang baik serta penggunaan air tanah secara berlebihan
menyebabkan beberapa wilayah di Jakarta mengalami penurunan muka tanah.
Pada gambar berikut ini diketahui terdapat peristiwa penurunan muka tanah di
beberapa tempat di Jakarta dari tahun 1974-2010 dengan penurunan 0,25 meter
hingga 4,1 meter.
Dari data di atas dapat dikaji bahwa pola penggunaan lahan yang didominasi
oleh bangunan permukiman juga ditambah dengan bangunan-bangunan umum,
pemerintahan, industri, kegiatan ekonomi, dan prasarana transportasi seperti
jalan, jembatan layang dan trotoar semakin mengurangi area terbuka di Jakarta.
Sedikitnya area terbuka membuat aliran air permukaan tidak mampu meresap ke
dalam tanah karena sedikitnya titik drainase sehingga terjadi penggenangan air
di permukaan. Kesadaran membuang sampah yang masih rendah membuat
banyak saluran-saluran air tersumbat oleh sampah dan membuat air di saluran-
saluran tersebut meluap menggenangi daerah di sekitar aliran. Penurunan muka
tanah yang terjadi sejak tahun 1974-2010 membuat beberapa wilayah menjadi
memiliki ketinggian tempat yang lebih rendah dari tempat sehingga saat terjadi
banjir maka dengan cepat air akan menggenangi daerah tersebut.
3.Banjir Jakarta dan interelasinya dengan daerah sekitarnya.
Secara geologi Jakarta merupakan daerah endapan hasil erosi berupa aluvium
dan kipas aluvial, maka endapan ini akan berinterelasi dengan erosi yang terjadi
di tempat lain. Jika endapan merupakan bentuklahan yang berada di tempat
paling rendah di suatu tempat, maka hal ini berarti berinterelasi dengan wilayah
lebih tinggi di sekitarnya. Berdasarkan peta ketinggian tempat pulau Jawa bagian
barat dapat dikaji bahwa di bagian tengah hingga selatan pulau Jawa bagian
barat didominasi oleh bentang lahan Vulkanik dengan beberapa Gunung yang
berdiri megah seperti gunung Halimun, gunung Salak dan gunung Pangrango.
Sementara di bagian tengah ke utara berupa permukaan bergelombang hingga
dataran rendah pada bagian tepinya. Jakarta yang berada di lokasi paling utara
termasuk dataran paling rendah sehingga akan selalu menjadi wilayah yang
dilewati oleh air menuju laut Jawa.
Permasalahan banjir Jakarta yang sering terjadi setiap tahun merupakan masalah yang
kompleks, karena tidak hanya berasal dari faktor-faktor keruangan dan lingkungan di
wilayah Jakarta itu sendiri tetapi juga melibatkan faktor dari daerah lain, sehingga
pendekatan geografi yang cocok digunakan untuk menganalisisnya adalah pendekatan
Kompleks Wilayah.