Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Provinsi DKI Jakarta merupakan Ibu Kota Negara Indonesia

dengan luas 661,52 km2, 40% atau 24.000 hektar merupakan dataran

rendah dengan ketinggian rata-rata di bawah permukaan air laut. Sebagai

ibukota negara, Jakarta menjadi pusat lokasi pelaksanaan fungsi

administrasi pemerintahan dan perekonomian republik indonesia. Hal ini

memicu pesatnya pembangunan berbagai fasilitas dan sarana di wilayah

perkotaaan, pedasaan sampai ke pesisir, tetapi mengabaikan kaidah tata

ruang yang ramah lingkungan. Permukiman di bangun terlalu dekat ke

pesisir, sedangkan manggove tinggal sedikit dan hanya tumbuh di

beberapa tempat saja.

Pembangunan berbagai fasilitas tersebut membutuhkan lahan

dalam jumlah yang cukup besar. Tak jarang lahan yang digunakan sampai

ke tempat yang ekstrim seperti bantaran sungai,dekat kawasan pabrik

maupun dekat dengan pantai. Jakarta dengan daya tariknya menyebabkan

terjadinya urbanisasi sehngga pertumbuhan penduduk di Jakarta semakin

besar, banyak orang- orang yang mengadu nasib di Jakarta untuk

sekedar mencari pekerjaan, dari tahun ke tahun semakin meningkat

jumlah populasi. Hal tersebut akan meningkatkan kebutuhan air bersih,

sehingga memicu pengambilan air tanah secara besar-besaran

1
Banjir yang terjadi di Jakarta pada umunya disebabkan oleh luapan

air sungai yang mengalir dari daerah Bogor dan sekitarnya atau hujan

lokal yang sangat deras dengan waktu selama 1-3 hari. Selain banjir

tersebut, di Jakarta juga terdapat banjir yang disebabkan oleh pasang air

laut atau biasa disebut banjir rob.

Hasil pengukuran air laut di Jakarta selalu naik setiap tahunnya,

kenaikannya rata-rata sebesar 0,5cm per tahun. Di lain sisi, laju

penurunan muka air tanah Jakarta mencapai 6 – 14 cm per tahun, kondisi

ini menyebabkan akumulasi permukaan air laut yang menggenangi

tanah Jakarta lebih tinggi. Pada tahun 2010 dilakukan pengukuran

penurunan muka tanah dengan menggunakan alat global positioning

satellite dan dikemukakan bahwa terjadi penurunan muka tanah sebesar

1-15 cm bahkan di kawasan Jakarta Utara mencapai 28 cm.

Hal tersebut pada akhirnya telah menyebabkan terjadinya

penurunan permukaan tanah beberapa centimeter setiap tahun di

beberapa tempat khususnya di kawasan Jakarta Utara. Akibatnya air dari

sistem pembuangan sulit mengalir ke laut, sehingga rentan terkena banjir

rob saat pasang. Kondisi tersebut diperparah dengan pesatnya

industralisasi dan penggundulan tanah serta adanya pengalihan fungsi

pantai di Jakarta Utara untuk pembangunan kawasan permukiman dan

perekonomian. Pengalihan lahan tersebut telah menggusur hutan

mangrove yang berfungsi untuk menahan gelombang maupun pasang dari

2
laut. Akibatnya tidak ada lagi yang menahan pasang dan air dari limpahan

pasang tersebut akan menggenangi daratan dan disebut dengan banjir rob.

Dengan latar belakang tersebut, penulis akan menulis sebuah karya

tulis yang berjudul Alternatif Penanggulangan Banjir Rob Di Jakarta Utara.

1.1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa terjadi banjir rob di Jakarta Utara?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh banjir rob?

3. Bagaimana cara meminimalisir bencana banjir rob?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan kami capai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

diantaranya :

1. Menganalisis penyebab kejadian banjir rob yang terjadi di Jakarta Utara.

2. Menganalisis kejadian dampak dari banjir rob yang sering terjadi di daerah

Jakarta Utara.

3. Menghadirkan solusi untuk permasalahan banjir rob di daerah Jakarta

Utara.

1.3 Ruang Lingkup Kajian

Agar rumusan masalah yang kami ajukan dapat terjawab, kami melakukan

beberapa pokok pengkajian diantaranya adalah kondisi geografi, geomorfologi,

cuaca dan iklim, kondisi tanah, pasang surut, siklus hidrologi.

3
1.4 Anggapan Dasar

Banjir rob dapat terjadi karena penaikan muka laut dan penurunan muka

tanah yang terjadi di daerah Jakarta Utara, air laut yang pasang akan menggenangi

sejumlah daratan yang muka tanahnya lebih rendah dari muka laut.

1.5 Hipotesis

Banjir rob dapat diminimalisir oleh kehadiran sistem drainase yang bagus

serta dikembalikan fungsi hutan mangrove sebagai penahan gelombang pada saat

pasang terjadi.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah

ini adalah deskriptif analitis, yaitu dengan mendeskripsikan situasi pada daerah

yang akan kami teliti, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh banjir rob tersebut.

Selanjutnya kami akan menganalisis penyebab dari masalah yang terjadi sebagai

bahan untuk menghadirkan suatu solusi untuk permasalahan yang kami angkat.

Kami juga sudah memiliki beberapa aspek penelitian untuk mempermudah

mencari penyelesaian masalah banjir rob yang kami angkat. Kami juga melakukan

studi pustaka untuk mempermudah memperoleh data yang kami butuhkan.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini terbagi menjadi empat bab, bab pertama

adalah pendahuluan,bab kadua adalah dasar teori, bab ketiga adalah gambaran

umum daerah Jakarta Utara, dan bab empat yang berisi kesimpulan dan saran dari

karya tulis ini. Bab I dalam karya tulis ini meliputi latar belakang penulisan karya

tulis ilmiah ini beserta rumusan masalah yang diangkat. Selanjutnya adalah tujuan

4
penulisan, ruang lingkup kajian, anggapan dasar, hipotesis, metode penelitian, dan

yang terakhir sistematika penulisan dari karya tulis ini.

Selanjutnya, pada bab kedua akan dimuat beberapa literatur tentang dasar

teori dari karya tulis ilmiah ini, diantaranya definisi banjir, banjir rob, penyebab

banjir pada umumnya, dan penyelesaian masalah untuk mengatasi banjir pada

masa kini. Pada bab tiga, akan dibahas tentang kondisi geografi, geomorfologi,

cuaca dan iklim, kondisi tanah, pasang surut, siklus hidrologi, dan pemecahan

masalah dari kasus banjir rob yang sering terjadi di daerah Jakarta Utara.

Dan yang terakhir, bab empat berisi kesimpulan dan saran dari penulis yang

disampaikan melewati karya tulis ilmiah ini. Sehingga, karya tulis ini paling tidak

tak hanya memberikan pengaruh bagi pembaca, tetapi juga pada masyarakat

sekitar daerah yang sering terkena musibah banjir rob.

Anda mungkin juga menyukai