Makalah Spektrum Sinar X
Makalah Spektrum Sinar X
FENOMENA KUANTUM
“Spektrum Sinar X”
KELOMPOK 2
1. MUHAMMAD ANDI TIDARMA (NIM 8186176004)
2. SETRIE FRIMAYRI (NIM 8186176005)
1.3 Tujuan
a. Mengetahui tentang sejarah penemuan sinar-X.
b. Mengetahui dan menjelaskan tentang sifat-sifat dari sinar-X
c. Menjelaskan dan mengetahui tentang sumber-sumber sinar-X.
d. Menjelaskan proses terjadinya sinar X.
e. Menjelaskan dan mengetahui tentang spektrum sinar-X.
f. Mengetahui manfaat dan penggunaan sinar X.
SPEKTRUM SINAR X
B. Pengertian Sinar X
Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang
radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjang
gelombang yang sangat pendek. Sinar x terdiri dari foton berenergi tinggi. Perbedaan antara sinar
x dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombangnya dimana panjang
gelombang sinar x sangat pendek yaitu sekitar 1Å. Panjang gelombang sinar x sangat pendek
tetapi frekuensinya lebih besar sehingga sinar x menghasilkan energi yang besar.
C. Sifat-sifat Sinar X
Sifat-sifat sinar-x tidak langsung dapat diketahui ketika sinar x ditemukan. Sifat-sifat
alamiah sinar-x baru secara pasti ditentukan pada tahun 1912 seiring dengan penemuan difraksi
sinar-x oleh kristal. Difraksi sinar-x ini dapat “melihat” atau “membedakan” objek yang
berukuran kurang lebih 1 Å. Sifat-sifat sinar-x tersebut adalah:
tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus, dan dapat mempengaruhi film
fotografi sama seperti cahaya tampak
tidak terpengaruh oleh medan listrik dan magnet
dapat melewati bahan dengan dengan mudah
menyebabkan zat berpendar bersinar
daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan dapat menembus tubuh
manusia,kayu, beberapa lapis logam tebal
dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada film fotografi
(radiograf)
sinar-x merupakan gelombang elektromagnetik dengan energi E = hf
orde panjang gelombang sinar-x adalah 0,5-2,5 Å (sedangkan orede panjang gelombang
untuk cahaya tampak = 6000 Å. Jadi letak sinar-x dalam diagram spektrum gelombang
elektromagnet adalah antara sinar ultra violet dan sinar gamma
satuan panjang gelombang sinar-x sering dinyatakan dalam dua jenis satuan yaitu
Angstroom (Å) dan satuan sinar-x (X Unit = XU). 1 kXU = 1000 XU = 1,00202 Å
Persamaan gelombang untuk medan listrik sinar-x yang terpolarisasi bidang adalah E = A
sin 2π(x/ - ft) = A sin (kx-ωt). Intensitas sinar-x adalah dE/dt (rata-rata aliran energi per
satuan waktu) per satu satuan luas yang tegak lurus arah rambat. Nilai rata-rata intensitas
sinar-x ini adalah berbanding lurus dengan A2. Satuan intensitas adalah ergs/det.cm2.
Gambar 1. Arah vektor medan listrik dan medan magnet dari sebuah gelombang yang
terpolarisasi bidang
D. Sumber Sinar X
Salah satu cara untuk membangkitkan sinar-x adalah dengan cara menembakan elektron
yang berenergi kinetik (berkecepatan) tinggi pada suatu target (anoda). Pembangkit (sumber)
sinar-x jenis ini berdasarkan keadaan target (anoda) dapat dibedakan menjadi dua jenis sumber
sinar-x, yaitu sumber sinar-x yang beranoda diam (fixed anode x-ray source) dan sumber sinar-x
dengan anoda berputar (rotating anode x-ray source). Kedua jenis sumber sinar-x ini akan
dijelaskan pada bagian berikut ini.
Sumber sinar-x beranoda diam. Komponen utama sumber sinar-x yang beranoda diam
adalah sebuah anoda, sebuah katoda (K), sebuah filamen (F) sebagai sumber elektron, sebuah
sumber tegangan tinggi (HV) untuk anoda dan katoda, dan sebuah tegangan rendah (V) untuk
filamen. Sumber sinar-x jenis ini secara skema ditunjukkan pada gambar 2.
Filamen yang diberi catu daya dari sumber tegangan rendah (V) akan mengeluarkan
elektron secara termal. Elektron-elektron ini selanjutnya dipercapat oleh tegangan tinggi (HV)
yang timbul antara anoda dan katoda, sehingga mereka memperoleh energi kinetik yang sangat
besar. Pada saat menumbuk anoda elektron-elektron ini akan melepaskan energi kinetiknya.
Sebagian kecil dari energi tersebut berubah menjadi energi gelombang elektromagnetik yang kita
sebut sinar-x, sedangkan sebagian besar dari energi kinetik itu berubah menjadi panas yang
numpuk pada anoda. Berkas sinar-x yang dihasilkan dapat terdiri atas dua jenis sinar-x. Jenis
pertama adalah sinar-x polikhromatik, yaitu sinar-x yang berasal dari akibat pengereman
elektron oleh anoda. Berkas sinar-x jenis ini sering disebut sinar-x bremsstrahlung (sebuah kata
dalam bahasa Jerman yang berarti pengereman). Jenis kedua adalah sinar-x monokhromatik,
yaitu sinar-x yang berasal dari adanya transisi eksitasi di dalam anoda. Kedua jenis sinar-x ini
akan dijelaskan secara rinci di dalam pasal berikutnya.
Disamping komponen-komponen utama tersebut di atas, sumber sinar-x ini sering juga
dilengkapi dengan komponen lainnya, seperti aliran air dingin melaui anoda yang berfungsi
untuk mengeluarkan panas yang timbul pada anoda. Sumber sinar-x dengan anoda berputar. Pada
prinsipnya, komponen utama dari sumber sinar-x dengan anoda berputar adalah sama dengan
komponen utama dari sumber sinar-x yang beranoda diam. Tetapi perbedaan yang paling
mencolok diantara keduanya adalah bahwa anoda pada sumber sinar-x ini diputar oleh sebuah
motor listrik dengan kecepatan yang sangat tinggi. Hal ini dimaksudkan supaya elektron-elektron
akan menumbuk anoda pada tempat yang selalu berbeda. Keuntungan dari cara ini adalah untuk
mengurangi panas yang timbul pada anoda sehingga sumber sinar-x jenis ini dapat menghasilkan
berkas sinar-x yang berdaya besar. Sebagai perbandingan, sumber sinar-x beranoda diam hanya
mampu menghasilkan sumber sinar-x yang berdaya kurang lebih 2 kilowatt (kW) sementara
sumber sinar-x yang beranoda berputar mampu menghasilkan berkas sinar-x dengan daya
maksimum sebesar 18 kW.
Keuntungan lain dari sumber sinar-x yang beranoda berputas adalah :
a. bahan anoda dapat diubah dengan mudah tanpa harus menggati tabung sumber sinar-x
secara keseluruhan. Penggatian bahan anoda sering dilakukan apabila energi berkas sinar-x
karakteristik yang dibutuhkan harus bermacam-macam.
b. jenis dan ukuran filamen juga dapat diubah dengan mudah, sehingga ukuran noktah sinar-x
yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
c. oreintasi anoda dan filamen dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanpa harus memilih arah
berkas sinar-x yang dihasilkan. Hal ini sangat menguntungkan karena kita tidak pelru
mengubah susunan alat-alat eksperimen lainnya, seperti goniometer q - 2q misalnya, yang
biasanya sangat sulit untuk setel dan kalibrasi ulang. Oreintasi yang dapat dibuat oleh
sumber sinar-x ini adalah orientasi geometri titik dan orientasi geometri garis. Kedua jenis
oreintasi ini ditunjukkan dalam gambar 3.
Gambar 3. Orientasi anoda dan filamen pada sumber sinar-x dengan anoda berputar. (a) orientasi
geometri titik, (b) orientasi geometri garis.
Pada orientasi geometri titik, noktah sumber sinar-x pada anoda akan tampak dari
jendela seperti sebuah titik sumber, sedangkan pada orientasi geometri garis noktah tersebut akan
tampak dari jendela seperti sebuah garis sumber. Kedua jenis orientasi ini dengan mudah dapat
diperoleh dari sumber sinar-x jenis ini tanpa harus mengganggu susunan alatalat eksperimen
lainnya. Di sisi lain, kelemahan sumber sinar-x dengan anoda berputar adalah : (1) harganya jauh
lebih mahal, (2) untuk memperoleh sinar-x dengan daya yang besar, sumber ini memerlukan
pompa dan (3) pengisap udara yang sangat baik untuk dapat memvakumkan ruang anoda-katoda.
Katoda dan anoda ditempatkan dalam sebuah tabung gelas yang divakumkan agar
perjalanan elektron dari katoda ke anoda tidak terganggu. Anoda A didinginkan dengan air untuk
menyalurkan kelebihan kalor yang timbul akibat benturan berkas elektron dengan permukaan
anoda. Anoda dapat melebur jika tidak dilakukan pendinginan.
Mekanisme terjadinya sinar X yaitu :
a. Elektron berenergi tinggi sampai di permukaan logam, kemudian meneruskan
perjalanannya didalam logam. Zat padat terhadap elektron yang datang merupakan
susunan ion-ion berat dan lautan elektron bebas.
b. Interaksi antara elektron yang datang dengan susunan ion maupun lautan elektron logam
adalah interaksi elektromagnetik. Secara sederhana gaya interaksi yang terjadi dapat
dinamakan gaya tumbukan, dan interaksi tersebut tumbukan.
c. Dalam tumbukan tersebut, elektron berenergi tinggi kehilangan energinya sedikit demi
sedikit, karena tumbukan itu terjadi secara berangkai. Energy elektron ini diubah menjadi
pancaran elektromagnetik karena elektron mengalami perlambatan, dan sebagian menjadi
energi getaran kisi ion dalam Kristal. Pancaran elektromagnetik tersebut berupa sinar X,
sedangkan meningkatnya energi getaran kisi menyebabkan meningkatnya suhu anoda.
d. Panjang gelombang sinar X bervariasi sehingga membentuk suatu spectrum yang kontinu
(sinambung) karena proses pemancarannya terjadi secara beruntun. Spektrum yang
terlihat meliputi berbagai tumbukan sekaligus dimana setiap elektron kehilangan
energinya secara beruntun melalui tumbukan-tumbukan yang terjadi secara berantai.
Bentuk spektrum sinar X dengan bahan anoda dari logam molybdenum digambarkan pada
gambar 5.
Dalam grafik spectrum tersebut terlihat beberapa lengkung intensitas (1) terhadap
panjang gelombang untuk berbagai beda potensial (antara katoda dan anoda) yang berbeda, yaitu
: 10 kV, 15 kV, 20 kV, dan 25 kV.
Beberapa pengamatan tentang grafik-grafik eksperimental tersebut dicantumkan sebagai berikut:
1. Semua lengkung bersifat kontinu, kecuali grafik dengan beda potensial 25 kV yang
memiliki puncak yang menjulang.
2. Ada perbedaan panjang gelombang terpendek untuk setiap lengkung; makin tinggi beda
potensial, makin pendek panjang gelombang terpendeknya.
Ternyata jika digunakan beda tegangan yang lebih tinggi dari 25 kV tetap muncul puncak
yang menjulang dan terletak pada panjang gelombang yang sama. Jika digunakan bahan anoda
yang berbeda, maka puncak-puncak yang menjulang akan muncul pada suatu beda potensial
tertentu. Posisi (panjang gelombang) puncak yang menjulang itu ternyata berbeda untuk bahan
yang berbeda. Kedudukan puncak-puncak itu seolah-olah merupakan sidik jari yang memberi
ciri pada bahan anoda. Puncak-puncak tersebut dinamakan garis-garis karakteristik, atau sinar-
sinar karakteristik.
Salah satu tujuan (operasional) dari ilmu pengetahuan adalah menerangkan semua
pengamatan eksperimental dalam suatu kerangka teoritik, sehingga pada akhirnya khazanah
pengetahuan eksperimental masyarakat manusia dapat dikembalikan pada hukum-hukum dasar.
Ilmu pengetahuan selalu menuju pada usaha untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang
alam pengamatan dan apabila mungkin mengembalikan suatu perangkat hukum dasar. Hukum
dasar merupakan landasan darimana dapat diturunkan untuk menurunkan kaedah-kaedah dan
hukum-hukum yang kemudian dapat menerangkan dan meramalkan gejala-gejala yang diamati,
atau yang akan diamati.
Fenomena sinar X yang harus didapat diterangkan secara teori adalah sebagai berikut:
a. Panjang gelombang terpendek yang bergantung pada beda potensial antara anoda dan
katoda.
b. Bentuk spektrum yang kontinu di bawah beda potensial tertentu.
c. Sinar-sinar karakteristik jika beda potensial berada diatas harga tertentu.
Ilmu pengetahuan menuju pada susunan yang rapi, mengenal struktur aksiomatik.
Kerangka teoritik yang digunakan dalam menerangkan fenomena sinar X adalah Teori Kuantum,
Einstein dan Teori Maxwell. Berikut ini di kemukakan penjelasan tentang panjang gelombang
terpendek dari spektrum sinar X yang diperoleh untuk beda potensial tertentu. Misalkan, panjang
gelombang terpendek itu adalah ⋋𝑚𝑖𝑛 yang diperoleh pada beda potensial Vo. Tinjaulah sebuah
elektron yang sampai dianoda setelah melampaui beda potensial Vo. Energi kinetik elektron
adalah:
Ek = e.Vo
Teori Kuantum Einstein, untuk menjelaskan bentuk spektrum sinar X. Menurut teori
kuantum Einstein sinar X merupakan suatu gumpalan energi elektromagnetik, dimana
energi (𝜀), sebuah foton sinar X mempunyai hubungan yaitu :
ℎ𝑐
𝜀 = hf = ⋋
Seluruh energi kinetik elektron semuanya dan tanpa kecuali menjadi satu foton sinar X
pada saat menumbuk katoda. Maka energi kinetik sama dengan energi foton.
ℎ𝑐
Ek = 𝜀 atau = e.Vo
⋋
ℎ𝑐 1
Atau ⋋ = .𝑉
𝜀 𝑜
Sinar-X karakteristik terjadi ketika elektron proyektil dengan energi kinetik yang tinggi
berinterkasi dengan elektron dari tiap-tiap kulit atom. Elektron proyektil ini harus mempunyai
energi kinetik yang cukup tinggi untuk melepaskan elektron pada kulit atom tertentu dari
orbitnya. Saat elektron dari kulit atom ini terlepas dari orbitnya maka akan terjadi transisi dari
orbit luar ke orbit yang lebih dalam. Energi yang dilepaskan saat terjadi transisi ini dikenal
dengan photon sinar-X karakteristik. Energi photon sinar-X karakteristik ini bergantung pada
besarnya energi elektron proyektil yang digunakan untuk melepaskan elektron dari kulit atom
tertentu dan bergantung pada selisih energi ikat dari elektron transisi dengan energi ikat elektron
yang terlepas tersebut.
G. Spektrum Sinar X
Berkas sinar-X yang dihasilkan oleh sebuah sumber dapat terdiri atas dua jenis spektrum,
yaitu spetrum kontinius dan spektrum diskrit. Spektrum kontinius dan spektrum diskrit masing-
masing sering juga disebut polikhromatik dan monokhromatik.
Spektrum kontinius sinar-X timbul akibat adanya pengereman elektron-elektron yang
berenergi kinetik tinggi oleh anoda. Pada saat terjadi pengereman tersebut, sebagian dari energi
kinetiknya diubah menjadi sinar-X. Proses pengereman ini dapat berlangsung baik secara tiba-
tiba ataupun secara perlahan-lahan, sehingga energi sinar-X yang dihasilkannya akan memiliki
rentang energi yang sangat lebar. Jika elektron-elektron tersebut direm secara tiba-tiba, maka
seluruh energi kinetiknya akan diubah seketika menjadi energi sinar-X dan energi panas yang
numpuk pada anoda.
Energi sinar-X ini merupakan energi tertinggi tertinggi yang dapat dihasilkan oleh sebuah
sumber sinar-X atau dengan kata lain panjang gelombang sinar-X ini merupakan panjang
gelombang terpendek (lmin) yang dapat dihasilkan oleh sebuah sumber. Tetapi jika elektron-
elektron itu direm secara perlahan, maka energi kinetiknya akan diubah secara perlahan pula
menjadi energi sinar-X dan energi panas, sehingga sinar-X yang dihasilkannya akan berenergi
yang bervariasi sesuai dengan besarnya energi kinetik yang diubahnya. Sinar-X ini akan
memiliki panjang gelombang (energi) yang berbeda, sehingga karena itulah sinar-X ini sering
disebut sinar-X polikhromatik. Sinar-X yang dihasilkan oleh adanya pengereman elektron baik
secara tiba-tiba atau pun secara perlahan sering disebut sinar-X bremsstrahlung. Spektrum
sinar-X bremsstrahlung ini ditunjukkan di dalam gambar b.
Gambar tersebut menunjukan spektrum sinar-X bremstrahlung untuk beberapa harga
tegangan tinggi yang digunakan. Makin besar tegangan tinggi yang digunakan makin kecil harga
lmin yang dihasilkan. Jika elektron yang berenergi kinetik tinggi itu direm secara tiba-tiba oleh
anoda maka seluruh energi kinetiknya akan secara tiba-tiba pula diubah menjadi energi sinar-X
tertinggi (hvmax). Jadi jika energi kinetik elektron yang bergerak di dalam medan listrik yang
ditimbulkan oleh tegangan tinggi dinyatakan oleh eV, maka:
hc
eV hvmax
min
hc
Jadi, min
eV
dimana :
h adalah konstanta Planck (6,262 x 10-34 J s)
c adalah cepat rambat cahaya (3 x 108 m/s)
e adalah muatan listrik elektron
V adalah nilai tegangan tinggi yang digunakan.
Dalam prakteknya, spektrum bremstrahlung ini jarang digunakan untuk kegiatan eksperimen
dan bahkan sering dihindari karena ia memiliki panjang gelombang yang bermacam-macam.
2 3
Posisi puncak spektrum bremsstrahlung terletak pada Emax atau pada min , karena Emax
3 2
berbanding terbalik dengan lmin. Untuk menghindari penumpukan panas (Q) pada anoda, setiap
sumber sinar-X yang berdaya besar biasanya selalu dilengkapi dengan aliran air dingin untuk
membuang panas (Q) yang timbul.
Gambar b. Spektrum sinar-X bremstrahlung untuk tegangan tinggi beberapa harga tegangan
tinggi V3 > V2 > V1
Sinar-x yang lebih bermanfaat dan sering digunakan dalam setiap kegiatan eksperimen
adalah sinar-X monokhromatik dan sering disebut sinar-X karakteristik. Sinar-X monokhromatik
(sinar-X karakteristik) ini timbul akibat adanya proses transisi eksitasi elektron di dalam anoda.
Sinar-x ini timbul secara tumpang tindih dengan spektrum bremstrahlung. Disamping panjang
gelombangnya yang monokhromatik, intensitas sinar-X monokhromatik ini jauh lebih besar dari
pada intensitas sinar-X bremstrahlung. .
Proses terjadinya sinar-X monokhromatik ini dapat dijelaskan jika energi kinetik elektron itu
sama dengan atau lebih besar dari pada energi eksitasi atom-atom di dalam anoda maka pada saat
elektron-elektron tersebut menumbuk anoda, atom-atom tersebut akan tereksitasi sehingga pada
saat atom-atom tersebut kembali ke kaadaan ekuilibriumnya mereka akan melepaskan energinya
dalam bentuk foton gelombang elektromagnetik yang kita sebut sinar-X karakteristik. Karena
tingkat-tingkat energi di dalam atom-atom itu terkuantisasi maka sinar-X yang dipancarkannya
akan memiliki panjang gelombang atau energi yang tertentu, sehingga sinar-x ini disebut sinar-x
monokhromatik.
Dimana, jika sebuah electron keluar dari kulit K, ia dapat diganti oleh sebuah electron dari
kulit L dengan memancarkan radiasi dengan energi.
Gambar c. Kulit-kulit electron
Energi Kulit K Garis-garis kulit k disebut dengan garis K, kulit L disebut garis-garis L dan
selanjutnya. Ada dua lingkaran garis yang dibedakan oleh energi yang kecil pada kulit L, lima
untuk kulit M dan seterusnya. Sebuah elektron yang jatuh dari kulit L menuju kulit K
memancarkan sebuah energi dengan besar sama dengan selisih energi antara kulit-kulit ini
Sebagai contoh, apabila sinar-X ini timbul akibat transisi elektron dari kulit L ke kulit K
maka sinar-X ini akan memiliki energi E = EL – EK. Garis spektrum sinar-x tersebut lazim
dinamai K , sehingga panjang gelombangnya sering disebut K . Nama-nama garis
spektrum lainnya adalah K (untuk transisi dari kulit M ke kulit K), K (untuk transisi dari kulit
N ke kulit K), dan seterusnya. Jika transisi itu terjadi dari tingkat-tingkat energi yang lebih tinggi
ke kulit L,maka nama-nama untuk garis-garis spektrum sinar-X yang dihasilkannya adalah L ,
L , L , .... dst., untuk transisi yang terjadi masing masing dari kulit M, N, O, ...., dan
bremsstrahlung.
Radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang dari sekitar 0,01 sampai sekitar 10 nm
masuk dalam kategori sinar-x. Batas-batas kategori ini tidak tajam: ujung panjang gelombang
pendek melintang dari sinar gamma dan ujung panjang gelombang yang lebih panjang
menumpuk sinar ultraviolet (lihat Gambar 8).
Gambar 8. Tabung sinar-x. Semakin tinggi tegangan akselerasi V, semakin cepat elektron dan
semakin pendek panjang gelombang sinar-x.
Gambar 8. adalah diagram tabung sinar-x. Sebuah katoda, dipanaskan oleh filamen yang
melaluinya arus listrik dilewati, memasukan elektron dengan emisi termionik. Perbedaan
potensial tinggi V dipertahankan antara katoda dan logam mempercepat elektron menuju yang
kedua. Permukaan logam berada pada sudut yang relatif terhadap berkas elektron, dan sinar-x
yang meninggalkan sasaran melewati sisi tabung. Tabung dievakuasi untuk memungkinkan
elektron mencapai target leluasa.
Contoh Soal 1
Tentukan panjang gelombang terpendek yang ada dalam radiasi dari mesin sinar-x yang
potensial akselerasinya adalah 50.000 V.
Solusi
1,24 × 10−6 𝑉. 𝑚
𝑚𝑖𝑛 = 4
= 2,48 × 10−11 𝑚 = 0,0248 𝑛𝑚
5 × 10 𝑉
Panjang gelombang ini sesuai dengan frekuensi
𝑐 3 × 108 𝑚/𝑠
𝑣𝑚𝑎𝑥 = = = 1,21 × 1019 𝐻𝑧
𝑚𝑖𝑛 2,48 × 10−11 𝑚
Contoh Soal 2
Cari panjang gelombang terkecil dalam radiasi mesin sinar X yang potensial percepatannya
50.000 V
Solusi
12,4 𝑥10−7 𝑉. 𝑚
⋋𝑚𝑖𝑛 = = 2,5 𝑥10−11 𝑚 = 0,25 𝐴
5𝑥104 𝑉
Panjang gelombang ini bersesuaian dengan frekuensi
𝑐 3𝑥108 𝑚/𝑠
ffoton = = = 1,2 x 1019 Hz
⋋𝑚𝑖𝑛 2,5 𝑥 10−11 𝑚
Frekuensi ini termasuk frekuensi super tinggi. Semakin cepat gerak elektron yang
menumbuk permukaan anoda, semakin kuat sinar X tersebut. Semakin banyak berkas elektron
yang menumbuk , maka semakin besar intensitasnya.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang berpengaruh pada
pemanfaatan radiasi sinar-X untuk menunjang kesehatan masyarakat antara lain.
Agarwal, B., K. 1991. X-Ray Spectroscopy, an Introduction, 2nd Edition. London : Springer
Verlag
Atkins, P. & Ronald, F. 2005. Molecular Quantum Mechanics, Fourth Edition. New york :
Oxford University Press
Beiser, A. 2003. Concept of Modern Physics 6 edition. New York : McGRaw Hill
Eisberg, R. & Resnick, R. 1985. Quantum Physics of Atoms, Molecules, Solids, Nuclei and
Particles. California : John Wiley & Sons, Inc
Halliday, D., & Resnick, R. 1998. Fundamental of Physics 3th Edition. New York : John Wiley
& Sons
Philips, A.C. 2003. Introduction to Quantum Mechanics. England : John Wiley & Sons, Ltd
Zettili, N. 2009. Quantum Mechanis Second Edition. USA : John Wiley & Sons, Ltd