Anda di halaman 1dari 21

Sejarah Aeromodelling

Olahraga Aeromodelling merupakan olahraga Dirgantara yang tumbuh bersama-sama dengan dunia
penerbangan baik sipil maupun militer. Di Indonesia pertama kali timbul di lingkungan TNI - AU melalui
Kepanduan Pramuka Dirgantara.

Kegiatan pembuatan pesawat model ini dimulai sejak tahun 1946 bersamaan dengan dirintisnya
pembuatan pesawat layang pertama di Yogyakarta ( Aeromodeller dan Pandu Udara ) dan berkembang ke
kota-kota besar, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Surakarta.

Untuk menampung peminat yang makin banyak maka AURI ( TNI AU ) memberikan wadah "BIRO
AERO CLUB" yang dibina oleh Kapten G. Reuneker, dan untuk pertama kalinya diadakan perlombaan
pada tanggal 27 Januari 1952 di Pangkalan Udara Cililitan / Halim Perdanakusuma Jakarta yang diikuti
Club-Club Aeromodelling kota-kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan.

Pada 9 April 1953 Biro Aero Club membuka kursus Aeromodelling di Jakarta yang mendapat perhatian
besar dari masyarakat. Menyusul perlombaan selanjutnya pada tanggal 17 Mei 1954, yang diikuti oleh
Aero Club Jakarta, Bandung, Surabaya, Palembang, Banjarmasin, Makasar, Ambon dan perlombaan ini
dilaksanakan setiap tahun.

Juni 1954 untuk pertama kalinya diadakan perkemahan Pandu Udara di Pangkalan Udara Halim
Perdanakusuma yang dihadiri oleh 80 Pandu Udara dari seluruh Indonesia. Di dalam perkemahan ini
dilaksanakan perlombaan kedirgantaraan. Perlombaan ini merupakan percobaan jajak pendapat untuk
melihat animo masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk mendidik pelatih-pelatih khusus hingga pada
tahun 1955 telah tercatat 35.000 anggota Pandu Udara di seluruh Indonesia.

Kegiatan Aero Club mulai nampak dengan berdirinya Aero Club di kota-kota besar antara lain : Aviantara
di Bandung, Jakarta Aero Club di Jakarta, Pemudara dan Yan Debrito di Yogyakarta, Surakarta Aero
Club di Surakarta, Malang Aero Club di Malang.

Perlombaan tahun 1957, bagi pemenang / juara perlombaan dipilih untuk dikirim ke Yugoslavia
mengikuti pendidikan Terbang Layang.Tahun 1960 TNI AU bekerja sama dengan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan ( P&K ) menyelenggarakan pendidikan Kursus Aeromodelling dan
Peroketan (K.A.P) bertempat di Wing Pendidikan 04 Lanud Adi Sumarno.

Pendidikan K.A.P ini diikuti oleh siswa-siswa daerah, baik anggota TNI, Sipil TNI, Guru maupun
Pramuka. K.A.P berjalan sampai beberapa periode. Dari hasil pendidikan K.A.P tumbuh masukan-
masukan / usul-usul daerah untuk menghimpun perkumpulan-perkumpulan / club-club Aeromodelling
dalam satu organisasi.

Dari masukan-masukan / usulan-usulan, Letnan Suhartono ( Kepala Kursus Aeromodelling dan Peroketan
) memprakarsai untuk mengadakan pertemuan membahas organisasi Aeromodelling.

Tahun 1962 di Hotel Merdeka Solo terlaksana diselenggarakan Rapat Rencana Pembentukan Organisasi
Aeromodelling, yang dipimpin oleh Letnan Suhartono.
Dari hasil rapat disepakati terbentuknya Organisasi Aeromodelling dengan nama Federasi Aeromodelling
Seluruh Indonesia disingkat FASI, yang kemudian nama FASI dijadikan nama dari induk seluruh cabang
olahraga dirgantara di Indonesia. Sebagai pusat Organisasi adalah kota Solo di Skadik 011 Wing
pendidikan 04, khususnya dalam mengembangkan olahraga dirgantara dikalangan Pramuka.

Pada tahun 1966 telah diadakan kerjasama antara kwartir nasional Gerakan Pramuka dengan kepala staf
TNI Angkatan Udara, dengan membentuk satuan karya Dirgantara / Kompi-Kompi Pramuka Angkasa
dengan menyelenggarakan pendidikan diantaranya Aeromodelling. Dalam upacara pembukaannya
ditandai dengan demonstrasi Aeromodelling, Terbang Layang, Terjun Payung, Pesawat Bermotor serta
peluncuran Roket yang diselenggarakan di Pulo Mas dengan Inspektur Upacara Bung Karno.

Untuk tinggal landas digunakan jalan By Pass sebagai landasan pesawat terbang layang dengan pesawat
penarik AUSTER dan di Senayan Jakarta. Tanggal 10 s/d 20 November 1968 diselenggarakan Loka
Karya Nasional Pramuka dengan ANUDIRGA ( Andalan Nasionala Urusan Dirgantara ) Bapak Kardono
di Jakarta ( Halim Perdanakusuma ).

Olahraga Aeromodelling ini dilombakan baik tingkat nasional, regional maupun internasional. Sejak
tahun 1978 olahraga ini sebagai cabang yang dilombakan ekshibisi di PON ( Pekan Olahraga Nasional )
sampai PON XI 1981. Namun pada PON XII tahun 1989 cabang olahraga Aeromodelling tidak lagi
diperlombakan / dipertandingkan. Kemudian pada tahun 2000 mulai lagi dilombakan dalam PON XV di
Jawa Timur. Selain melaksanakan / mengikuti lomba Aeromodelling juga mengikuti kegiatan-kegiatan
yang diadakan PB FASI seperti Jambore Aero Sport, Safari FASI dan lainnya.

Jenis jenis pesawat aeromodelling


Trainer

Pesawat jenis trainerdi desain dengan sayap di atas (high wing) supaya lebih stabil secara lateral dan
mudah dikendalikan, jenis pesawat ini memiliki kemampuan maneuver yang rendah. Pesawat
jenis trainerideal untuk digunakan dalam belajar (pemula).

Sport

Pesawat yang pada umumnya low wing dan mid wing ini dapat bermanuver lebih baik dari
jenis trainer, pesawat jenis ini juga kadang digunakan untuk belajar, namun tingkat yang lebih lanjut dan
profesional.
Aerobatic

Pesawat ini didesain untuk melakukan gerakan maneuver yang ekstrim serta gerakan 3 dimensi. pada
umumnya pesawat jenis ini bersayap mid wingserta memiliki control surface yang luas, sehingga
manuvernya bisa sangat ekstrim. Pesawat ini juga didesain memiliki struktur yang kuat dan mampu
menahan beban yang besar saat bermanuver.

Jet

Pesawat ini biasanya didorong dengan mesin gas turbin atau dengan EDF (Electric Ducted Fan) yang
mana bertujuan untuk mendapatkan kecepatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis pesawat
lainya. Pada umumnya pesawat aeromodelling jenis ini tergolong relatif mahal.

Glider

Pesawat ini didesain untuk terbang tanpa mesin pendorong, yang mana memanfaatkan angin atau
termal untuk mempertahankan terbangnya. Pada umumnya pesawat ini di desain dengan aspect ratio yang
besar untuk meningkatkan daya tahan nya (endurance) sehingga dapat bertahan melayang di udara lebih
lama dan stabil.
Powered Glider

Pada dasarnya pesawat ini identik dengan jenis gliderhanya saja terdapat mesin pendorong untuk
mengendalikanya. Pesawat jenis ini juga cocok digunakan untuk pemula karena stabil dan mudah
dikendalikan meskipun tidak dirancang untuk manuver yang ekstrim.

Helicopter

Helicopter RC Adalah pesawat yangmenggunakan baling-baling 2 buah, danpesawat ini merupakan


pesawat yang tersulit dikemudikan oleh seorang pilot, dan pesawat inibisa terbang terbaling dan berdiri.

Drone Multicopter

Pesawat RC ini di zaman sekarang adalahpesawat yang paling ngetren di dunia, karenapesawat nya yang
unik, kecil lincah, dan mudahdi kemudikan, dan biasa nya di gunakan untukRACE. Dan menggunakan
Alat bantu FPV untukmelihat langsung secara real time, pada saatmengemudikan, layak nya video game.
Bagianbagian fixed wing dan rotary

A.fixed wing

Dibagiandepanbiasadisebut "nose" alias bagianhidung: Komponenpenting di bagianiniadalah motor


penggerakdan propeller.

Bagiantengahdisebutbagian "wings" alias sayap: Komponenpenting di bagianiniadalahsayapitusendiri


yang dilengkapi aileron. Fungsidari aileron adalahmenggerakanpesawatpadasumbu x alias roll alias
bergulingkepinggir (LihatGambar 2).

Bagianbelakangdisebutbagian "tails" alias ekor: Komponenpentingpadabagianiniadalahsayapbelakang


yang dilengkapidengan elevator yang berfungsimenggerakanpesawatterhadapsumbu y alias pitch alias
gerakanmengangguk. Keduaadalahsirip horizontal yang menjagaposisipesawat agar bergeraklurus,
tidakberkelok-kelok, bagianinidilengkapidengan rudder yang berfungsi menggerakan pesawat terhadap
sumbu z alias yaw alias gerakan menggeleng.
B. Rotary
 Main rotor & Drive shaft, merupakan baling-baling
penggerakutamadanporoskendalidarisebuahhelikopter yang terletak di bagianatas.
Putaran baling-baling dari Main rotor
akanmenghasilkantenagauntukmengangkatdanmenjalankanhelikopter.
 Cockpit, merupakankabinawak/pilot yang terletak di bagian paling
depandarisebuahhelikopteruntukmengendalikan/mengoperasikanhelikopter.
 Landing skids,
merupakanbagianbawahhelikopteruntukmenyanggakedudukanhelikopterketikaberada di
landasan.
 Engine, Transmision, fuel, merupakankomponenutamadarisebuahhelikopter yang
berfungsimenggerakkansemuamekanik yang
adadantentunyamemerlukanbahanbakaruntukmenjalankanmesin yang
disuplaidaritangkibahanbakar yang berada di
bawahbagianbelakangdaribadanutamahelikopter
 Tail boom, merupakantuas yang terletak di belakangbadanutamahelikopter yang
berfungsiuntukmenstabilkangerak/manuverhelikopter.
 Tail rotor , merupakan baling-baling ekor yang berfungsiuntukmeredamefekputaran yang
dihasilkanoleh rotor utama agar badanhelikoptertidakberputardalamarahkebalikan
(counter-rotating).
Cara helikopter terbang

Seperti yang kita singgung di atas, helikopter memiliki kemampuan yang unik saat
mengudara.Berikut ini bagaimana cara helikopter terbang. Untuk lebih paham lebih baik kita
lihat sekilas tentang bentuk aerofoil baling-baling helikopter

Setiap baling-baling heli memiliki bentuk aerofoil yang mirip dengan sayap pada pesawat
terbang. Daya angkat yang ditimbulkannya tergantung pada sudut serang (angel of attack) dan
kecepatan baling-baling saat berputar

 Collective control

Gerakan ini berfungsi untuk menaikan dan menurunkan helikopter. Gerakan ini di dapat dengan
cara menaikan atau menurukan swash plate terhadap poros rotor utama tanpa mengubah sudut
nya. Karena perubahan sudut serang (pith angel) serentak atau kolektif maka gerakan naik heli
akan selalu konstan terhadap putaran baling-balingnya.
 Cyclic control

Gerakan iniberhubungan dengan gerakan memutar dan maju. Untuk bergerak maju sudut serang
blade di ubah dengan cara memiringkan swash plate. Karena sudut serang pada masing-masing
blade tidak sama, maka gaya angkat pun berubah. Perbedaan gaya angkat inilah yang digunakan
untuk memajukan, memundurkan, atau memutar peawat.

 Rudder pedal

menurut hukum newton III setiap benda yang diberikan gaya akan menimbulkan reaksi begitu
juga dengan helikopter. Pada saat rotor utama berputar akan menghasilkan torque yang arahnya
berlawanan sehingga badan helikopter akan berpytar maka harus dipasang anti torque untuk
melawan efek tersebut. Rudder pedal berfungsi untuk merubah anggle off attack pada tail
rotor/baling2 ekor sehingga helikopter bisa bergerak memutar ditempat sesuai yang kita inginkan
tinggal kita injak sedikit kearah yang dimaksud. Tapi anda harus ingat gerakan harua selembut
mungkin karena kontrol helikopter sangatlah sensitif. Biasa bagi penerbang pemula seslalu
terjadi over controling sehingga helikopter terbang tak terarah. Berdasar pengalaman pribadi
tidaklah cukup 3 lapangan bola untuk belajar hover.

Control surface primer :

 Aileron

Aileron adalah control surface yang pada umumnya terletak di trailing edge (bagian
belakang sayap) pada ujung sayap kanan dan kiri. Gerakan dari aileron adalah
berkebalikan, yaitu ketika salah satu aileron kebawah, sisanya bergerak keatas, sehingga
menghasilkan gaya yang berlawanan dan menghasilkan gerakan roll pada pesawat.

 Elevator

Elevator terletak pada trailing edge horizontal stabilizer. Ketika elevator terdefleksi
kebawah, bagian ekor akan terangkat, sehingga menghasilkan nose-down membuat
pesawat cenderung bergerak kebawah. Sebaliknya, ketika elevator terdefleksi keatas,
ekor akan bergerak kebawah, sehingga menghasilkan nose-up dan membuat pesawat
bergerak keatas. Elevator merupakan pengontrol gerakan pitch.
 Rudder

Rudder terletak pada trailing edge vertical stabilizer, ketika rudder terdefleksi kekanan,
ekor akan tertarik ke kiri, sehingga akan menghasilkan hidung pesawat bergerak ke kanan
dan pesawat akan berbelok ke kanan. Begitu juga sebaliknya untuk defleksi ke
kiri. Rudder adalah control surface untuk mengontrol gerakan yaw, tetapi memiliki efek
samping gerakan roll. Kontrol rudder biasanya terhubung dengan sistem pembelok
landing gear, sehingga biasa digunakan untuk kontrol saat di darat.

 Kombinasi control surface

Pada pesawat-pesawat yang tidak konvensional seperti V-tail, flying wing, canard, dan
lain-lain sering kali digunakan control surface yang memiliki fungsi gabungan. Misalkan
gabungan antara rudderdan elevator disebut ruddervator biasa digunakan untuk V-tail.
kemudian aileron yang dikombinasikan dengan elevator disebut elevon sering digunakan
pada flying wing. Gabungan flap dengan aileron disebut dengan flaperon.
Adapun horizontal stabilizer yang dapat bergerak sebagai elevator disebut
dengan stabilizer .
Control surface sekunder :

 Flap

berfungsi untuk meningkatkan gaya angkat pada sayap disertai dengan


meingkatnya drag, sehingga pesawat dapat bergerak pada kecepatan yang rendah serta
dapat digunakan juga sebagai rem saat diudara. Flap terletak pada trailing edge sayap di
pangkal sayap dekat fuselage. Flap biasa digunakan pada saat landing.

 Slat

adalah control surface yang terletak pada leading edge (bagian depan)
sayap, slat berfungsi menambah gaya angkat dengan cara menambah chamber sayap.
Berbeda dengan flap, slat dapat memberikan aliran yang baik pada saat sayap di angle of
attack yang tinggi, sehingga tidak stall dan membuatnya mudah dikontrol pada kondisi
tersebut.

 Spoiler dan speed brakes

Spoiler ketika diaktifkan adalah penghalang udara diatas sayap yang mengakibatkan
turunya gaya angkat sayap pada salah satu sisi, sehingga berfungsi membantu
fungsi aileron memberikan gerakan roll. Spoiler biasa terdapat pada pesawat yang berat
atau pesawat berperforma tinggi. Ketika spoilerpada sayap kanan dan kiri diaktifkan
bersamaan, maka dapat difungsikan sebagai speed brakes.
 Tabs

Pada saat terbang dengan kecepatan tinggi, control surface terkadang menjadi
berat untuk dikontrol, namun pada kondisi tertentu justru menjadi terlalu
sensitif. Tab berfungsi untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut. Adapun jenis-
jenis tab antara lain :

Trim tab : dapat membuat pesawat stabil tanpa harus dikontrol terus menerus oleh pilot
atau berada pada kondisi trim.

Balance tab : Membantu pilot untuk meringankan beban kendali dari control surface.
Gaya-Gaya yang Bekerja pada Pesawat
Apabila kita membahas tentang pesawat terbang maka kita tidak akan jauh membahas
tentang ilmu fisika yang selalu setia menyertai dan menyebabkan pesawat yang kita
naiki dapat terbang ke angkasa, mulai dari pesawat tanpa mesin hingga pesawat
komersial sebesar A380 perlu memperhatikan aspek yang berkaitan dengan ilmu
fisika. Designer pesawat terbang diseluruh dunia akan selalu teracu pada gaya – gaya
yang bekerja dan mempengaruhi pesawat terbang.

Ilmu fisika yang membahas tentang bagaimana cara pesawat dapat terbang sangat
sekali beragam, dimulai dari Wright bersaudara merancang pesawat yang membuka
pintu dunia terhadap luasnya dunia aviasi hingga designer airbus dan boeing berlomba
– lomba membuat design pesawat yang sangat efisien.

Dibalik semua itu ada 4 gaya yang sangat dasar yang perlu kita ketahui dalam bekerja
nya suatu pesawat terbang

1. Thrust

Thrust adalah gaya dorong yang diciptakan oleh kerja


mesin yang mendorong udara kebelakang agar pesawat dapat melaju kedepan. Gaya tersebut
tercipta oleh kinerja mesin pesawat yang menciptakan propulsi dan mendorong pesawat. Gaya
dorong ini dipengaruhi oleh hukum newton 2 & 3 yang mengatakan bahwa Percepatan yang
ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan
berbanding terbalik dengan masa benda dan Jika benda pertama mengerjakan gaya terhadap
benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya terhadap benda pertama yang besarnya
sama, tetapi arahnya berlawanan.
2. Drag

Saat pesawat mulai terdorong oleh kerja mesin, ada


gaya yang bekerja berlawanan atau menghambat geraknya pesawat dengan menghasilkan gaya
gesek sehingga menahan laju pesawat. Drag biasa juga disebut resistance atau berlawanan. Hal
yang mempengaruhi drag dalam dunia penerbangan adalah fuselage atau body pesawat itu
sendiri, tetapi drag juga bisa dihasilkan oleh spoiler, flap, dan slat. Drag dapat sangat merugikan
karena dapat menghambat laju pesawat tetapi juga dapat sangat bermanfaat apabila pesawat
sedang melakukan proses pengereman. perancang pesawat berupaya untuk memilimalisir gaya
ini dengan merancang jalannya udara agar tidak terlalu terhambat dengan body pesawat itu
sendiri. Ilmu yang mempelajari tentang pergerakan udara disebut aerodinamika.

3. Lift

Lift adalah gaya yang mempengaruhi tentang


bagaimana pesawat tersebut dapat terangkat ke udara. Dengan memanfaatkan gaya drag yang
dihasilkan oleh sayap dan mengalirkan udara kebagian bawah sayap sehingga menghasilkan
gaya angkat dan menerbangkan pesawat tersebut. Dengan bentuk sayap yang telah dirancang
tersebut membuat kecepatan udara diatas sayap lebih tinggi daripada kecepatan udara dibagian
bawah sayap sehingga tekanan udara di bagian atas sayap lebih rendah dibandingkan dengan
dibagian bawah sayap hal tersebut mengakibatkan udara akan mengangkat pesawat keatas, hal
tersebut sedikit menyinggung hukum bernoulli yang memang menjadi dasar acuan gaya angkat
pesawat.
4. Weight

Setelah pesawat berhasil berada di udara, ada lagi


satu gaya terakhir yang menjadi resistance bagi lift yaitu adalah weight yang mempengaruhi
beban pesawat itu sendiri ditambah dengan gaya gravitasi yang menarik badan pesawat untuk
kembali ke tanah. Hal ini berkaitan dengan hukum relativitas umum einstein mengenai gravitasi.
Semakin berat pesawat maka akan memaksa gaya sebaliknya untuk bekerja lebih keras yaitu
dengan menambah lift yang dengan kata lain menambah thrust. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin berat pesawat atau semakin besar weight nya maka akan semakin besar pula
gaya dorong dan gaya angkat yang diperlukan oleh pesawat tersebut agar dapat tetap terbang.

1. Baterai

Baterai lipo

Baterai LiFe
Baterai yang paling umum dan populer digunakan untuk pesawat elektrik adalah
Baterai Lipo atau bateraiLithium-Polymer. baterai ini lebih ringan dan menyediakan
kapasitas dan tegangan yang lebih besar dibandingkan dengan Nikel-kadmium (Ni-Cd)
dan Nikel-metal-hydride (NiMH) baterai. Baterai Lipo membutuhkan cara khusus untuk
pengisian dan beberapa cara perawatan agar awet dan berumur panjang. Pada pesawat
model bertenaga mesin, biasanya aeromodeller cukup menggunakan baterai LiFe karena
fungsinya hanya untuk memberikan daya kereceiver saja tanpa harus ke Motor.

2. Electronic Speed Control (ESC)

ESC with BEC

BEC Only

ESC berfungsi untuk mengatur kecepatan motor. ESC dicolokkan ke Channel


throttle yang ada pada receiver dan terhubung antara motor dan baterai pack. Baterai
Eliminator Circuit (BEC) adalah fitur yang terbangun di dalam ESC yang memungkinkan
ESC untuk memberikan daya listrik baik menuju motor maupun receiver dengan baterai
yang sama. Ketika voltase terlalu rendah, sirkuit BEC memutus daya menuju motor, tetapi
tetap memberikan daya kepada receiver yang memungkinkan receiver beroperasi dengan
baik sehingga pilot dapat mendaratkan pesawat dengan selamat. Untuk pesawat
bertenaga mesin tidak perlu menggunakan ESC, tetapi cukup menggunakan
bateraiLiFe langsung ke receiver, dan kalaupun menggunakan baterai Lipo cukup
menggunakan BEC yang berfungsi mengatur jumlah voltase yang dapat diterima
oleh receiver, tanpa harus menggunakan ESC.

3. Motor

Jenis motor yang paling populer digunakan untuk pesawat model saat ini

adalah Outrunner Brushless Motor. Motor ini memiliki rasio power-to-weight yang lebih
besar, dan tentunya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkanMotor Brushed yang
tradisional. Outrunner Brushless Motor menghasilkan rpm rendah, tapi memiliki lebih
banyak torsi sehingga dapat memutar baling-baling pesawat model secara langsung. Ini
menghilangkan berat dan kompleksitas dari gear box. Ukuran motor ditentukan oleh berat
pesawat model Anda, yang juga menentukan ukuran baling-baling. Pada intinya, Anda
harus memilih motor yang akan mampu menghasilkan rpm yang dibutuhkan untuk baling-
baling.

4. Receiver
Receiver merupakan salah satu komponen yang benar-benar tidak
tergantikan. Receiver selalu hadir bersamaan dengan radio transmitter, dan berfungsi
hanya dengan radio transmitter khusus tersebut menggunakan frekuensi
tertentu. Receiver ini terhubung langsung ke "servo-servo", memiliki antena single
wire tipis yang menjulur di luar pesawat. Receiver mendapat sinyal dari transmitter
ketika Anda menggerakkan stick / control. Sinyal-sinyal ini kemudian direspon oleh
servo-servo dan atau ESC dengan tepat.

5. Servo

Jumlah servo bervariasi tergantung jumlah Channel radio yang dibutuhkan pesawat
model anda. Misalnya, pada pesawat model 3 channel akan memiliki 2 servos, salah satu
servo terhubung ke rudder, dan yang satu terhubung keelevator (Saluran ketiga adalah
untuk throttle atau ESC). Sebuah servo terdiri dari satu set gear yang secara langsung
terkait dengan "servo horn" atau "servo arm", yang terletak di bagian atas servo. Horn /
arm terhubung langsung ke control surface (rudder, elevator, dll) dari pesawat
melalui rigid rod atau fleksibel rod. Ketika receivermendapatkan sinyal dari
radio transmitter, sinyal tersebut kemudian dikirim ke servo yang tepat yang
menyebabkanarm melakukan gerakan mendorong atau menarik rod, sehingga control
surface bergerak sesuai yang diinginkan.
Skema Pemasangan Kelistrikan pada Pesawat
1. Sumber listrik pesawat

Dari jenisnya, sumber listrik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sumber listrik AC dan
sumber listrik DC.

Sumber listrik AC (AC power source)

Untuk pesawat B737-800, seperti terlihat dalam skema diatas, terdapat 3 sumber listrik
AC. Yaitu 2 generator yang terpasang di Engine dan 1 generator yang terpasang di APU.

Generator ini digerakkan oleh putaran dari Engine atau APU, sehingga dapat
menghasilkan listrik.

Khusus untuk generator di engine, agar tetap berputar dalam kecepatan yang tetap, tidak
mengikuti putaran engine yang berubah-ubah perlu dipasang sistem yang disebut CSD
(constant speed drive).

Untuk pesawat B737-800 antara CSD dan generator sudah digabungkan menjadi satu
sistem yang disebut dengan IDG (integrated drive generator). Sedangkan untuk pesawat
B737 Classic, masih terpisah antara CSD dan generator.

Untuk generator di APU tidak memelurkan CSD, karena putaran APU konstan.

Listrik AC yang dihasilkan oleh generator pesawat adalah 115 VAC 400 Hz. Berbeda ya
dengan listrik di rumah kita yang 220 VAC 60 Hz.

Selain dari generator, ada satu lagi sumber listrik AC di pesawat, yaitu static inverter.
Static inverter berfungsi merubah listrik DC dari baterai menjadi listrik AC. Static
inverter hanya digunakan saat kondisi darurat. Saat semua generator yang ada tidak
mampu untuk menyediakan sumber listrik AC. Dengan demikian, saat kondisi darurat,
sistem pesawat yang memerlukan sumber listrik AC tetap dapat berkerja.

Sumber listrik DC (DC power source)

Sumber listrik DC di pesawat terdiri atas transformer dan baterai. Bergantung dari jenis
pesawatnya, jumlah transformer dan baterai yang terpasang akan berbeda-beda. Untuk
pesawat B737-800, terpasang 3 transformer dan 2 baterai.

Transformer (TR) berfungsi untuk merubah listrik AC menjadi listrik DC. Hal
berlawanan dengan yang dilakukan oleh static inverter. Besarnya tegangan DC untuk
pesawat adalah 28 VDC.
Baterai yang terdapat di pesawat berfungsi untuk menghasilkan listrik DC dengan
tegangan sebesar 28 VDC. Baterai yang dipakai adalah tipe Nikel Cadmium (NiCd)
sehingga dapat diisi ulang (rechargeable). Saat baterai tidak digunakan, baterai akan di-
charge oleh baterai charger yang terpasang.

Dalam pemakaiannya, baterai pesawat dipakai dalam beberapa keadaan:

Sebagai sumber eksitasi untuk starting APU.

Saat konsidi darurat sebagai sumber listrik DC.

Listrik DC ini juga yang dirubah static inverter menjadi listrik AC.

2. Sistem distribusi listrik pesawat

Untuk distribusi listrik, pesawat memakai sistem bus yang menghubungkan antara
sumber listrik dengan beban.

Macam bus yang terdapat di pesawat B737-800 adalah :

AC Transfer bus (XFR), terdiri atas transfer bus 1 dan transfer bus 2. Dalam kondisi
normal, transfer bus 1 terhubung dengan generator 1 dan transfer bus 2 terhubung dengan
generator 2.Sedangkan dalam kondisi darurat, semisal generator 1 tidak berfungsi, maka
transfer bus 1 dapat terhubung dengan APU atau terhubung dengan generator 2 melalui
transfer bus 2.

AC Main bus, terdiri dari AC main bus 1 dan AC main bus 2.

Galley bus, untuk keperluan listrik di galley pesawat. Jumlah bergantung pada jumlah
galley yang terpasang di pesawat.

28 VDC Bus, bus yang terhubung dengan transformer.

28 VDC baterai bus, bus yang terhubung dengan transformer dalam kondisi normal, dan
baterai dalam kondisi alternatif.

Standby (STBY) bus, standby bus adalah bus yang tetap akan mempunyai sumber listrik
dalam keadaan darurat. 115 VAC STBY memperoleh sumber listrik dari static inverter
sedangkan 28 VDC STBY memperoleh listrik dari baterai.
3. Beban (Load)

Beban di pesawat terhubung dengan sistem distribusi listrik pesawat melalui bus.
Bergantung pada sumber listrik yang diperlukan, dan juga peranannya, beban bisa
terhubung pada bus yang berbeda-beda.

Untuk sistem pesawat yang tetap harus berfungsi dalam keadaan darurat, akan
tersambung dengan standby bus.

Sedangkan sistem pesawat yang “kurang penting” akan terhubung dengan AC Main Bus.

Satu yang menjadi catatan, beban yang terpasang tidak boleh melebihi kapasitas dari
sumber listrik yang ada.

Lomba – Lomba Aeromodelling

Lomba Nasional Aeromodeling Seri 2 F3R Pylon Race, Liga 1RC Aerobatic Liga
1 F3J Thermal Glider Digelar di Lanud J.B. Soedirman Purbalingga

Kapordirga Aeromodelling PB FASI Tutup Lomba Nasional Aeromodeling Tahun


2019

Anda mungkin juga menyukai