PENDAHULUAN
1
2
Ayat ini turun berkaitan dengan Utsman bin Thalhah (Abu Thalhah).
Ketika Rasulullah meminta kunci Ka’bah darinya sewaktu penaklukan
Mekkah untuk masuk ke dalam ka’bah membersihkan berhala-berhala di
dalamnya, kemudian menutupnya kembali dan menyerahkan kunci itu
kepadanya. Sambil mengucapkan “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu
supaya menunaikan amanah kepada ahlinya”. Kendatipun ada Sahabat Nabi
yang lain memohon kunci itu, tetapi beliau tidak memberikan dan
mengembalikan kunci itu kepada yang berhak menerimanya, sebagai penjaga
ka’bah. Kata amanah mempunyai akar kata yang sama dengan kata iman dan
aman, sehingga mu’min berarti yang beriman, yang mendatangkan keamanan,
juga yang memberi dan menerima amanah. Di dalam tafsir ibnu katsir
dijelaskan bahwa amanah ini meliputi ibadah Sholat, Zakat, Puasa, Kifarat
dan semua jenis Nazar. Amanah juga termasuk yang menyangkut hak-hak
Allah Swt atas hamba-hamba-Nya yang dipercayakan kepada seseorang yang
berupa titipan. Oleh karena suatu titipan hendaknya ditunaikan kepada yang
berhak menerimanya. Ayat ini memerintahkan kepada para penguasa atau
pemangku jabatan yang berwenang dalam menetapkan suatu hukum agar
menetapkan hukum secara adil, walau terhadap individu atau kelompok yang
berseberangan pendapat dengan mereka, kerena keadilan mendekatkan
pelakunya kepada ketaqwaan. Obyektifitas hakim menjadi bagian penting
dalam memutus perkara. Ketika perkara diputus dengan pertimbangan
matang, keadilan dapat ditegakkan. Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa
wajiblah atas penguasa menyerahkan suatu tugas dari tugas-tugas kaum
Muslimin kepada orang yang cakap/kompeten untuk melaksanakan pekerjaan
itu. Sebab Rasulullah menyatakan ” Barang siapa memegang kuasa dari suatu
urusan kaum Muslimin, lalu ia berikan satu jabatan kepada seseorang,
padaha; ia tahu bahwa ada lagi orang yang lebih cakap untuk kaum Muslimin
daripada orang yang diangkatnya itu, maka berkhianatlah ia kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kaum Muslimin”.(HR. Al-Hakim) Pemimpin harus menyadari
bahwa kepemimpinan yang dijalankan itu tidak semata-mata disaksikan oleh
publik (rakyat yang dipimpinnya), tetapi Allah pun melihat bagaimana
pemimpin itu melaksanakan tugas dan kewajibannya. Karena itu, sudah
4
2. Manfaat praktis
a. Bagi Dinas Pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
mengambil kebijakan dalam bidang pendidikan untuk
pengembangan dan peningkatan kreativitas khususnya
berhubungan dengan penanaman nilai-nilai Sopan Santun secara
keseluruhan.
b. Bagi Kepala sekolah dapat dijadikan landasan dalam meningkatkan
motivasi dan supervisi mengenai pengelolaan nilai-nilai Sopan
Santun.
c. Bagi Guru dapat memotivasi agar terus meningkatkan kemampuan
mengajar dan peran aktif guru dalam penanaman nilai-nilai Sopan
Santun.
E. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran terjemahan dari Bahasa Inggris “instruction” terdiri dari
dua kegiatan yaitu belajar (Learning) dan mengajar (Teaching), kemudian
disatukan dalam satu aktivitas yaitu kegiatan belajar-mengajar yang
selanjutnya populer dengan istilah pembelajaran (instruction). Belajar
merupakan aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu
melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu. (Rusman 2012 : 8)
Pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur
manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Hamalik 2008:57)
Salah satu tujuan pembelajaran yaitu sebagai pembentukan akhlak,
karena akhlak merupakan ukuran kemanusiaan yang hakiki dan bagian yang
tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. (Hamalik 2008:58)
Secara teoretis induk akhlak ini muncul dari sikap adil, yaitu sikap
pertengahan dalam mempergunakan ketiga potensi rohaniah yang terdapat
dalam diri manusia, yaitu ‘aql (akal) yang digunakan secara adil akan
menimbulkan hikmah, ghadab (amarah) yang digunakan secara adil akan
menimbulkan sikap perwira, dan nafsu syahwat (dorongan seksual) yang
digunakan secara adil akan menimbulkan iffah yaitu dapat memelihara diri
dari perbuatan maksiat. (Abuddin Nata, 2013 : 37)
8
لكمثيررا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S Al-
Ahzab :21)
Kalian benar-benar mendapatkan teladan yang baik pada pribadi Nabi
Muhammad. Teladan bagi orang-orang yang mengharap kasih sayang Allah
dan kesenangan hidup di akhirat. Teladan bagi orang-orang yang banyak
berzikir mengingat Allah di setiap kesempatan, kala susah maupun senang.
(Quraish shihab: Tafsir.com) Sebagai manusia pasti membutuhkan manusia
lainnya, dalam hal inilah sopan santun bisa menjaga suatu hubungan agar
tetap harmonis, penuh santun, dan menjadikan hati lembut. (Hamalik
2008:58)
Dalam kehidupan sehari-hari istilah etika, moral, norma, akhlak, budi
pekerti dan nilai seringkali tidak dibedakan secara jelas sehingga terjadi
kerancuan dalam penalaran. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani “etos”
yang berati adat, kebiasaan, peraturan tingkah laku yang disebut moralitas,
yang sama artinya dengan istilah moral yang berasal dari bahasa Latin ( mos-
mores). Dalam bentuk tunggal ethos bermakna tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berpikir.
Dalam bentuk jamak kata etika yaitu: ta-etha berarti adat kebiasaan. Dan arti
terakhir inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah etika.
9
Pembelajaran Kitab
Al-Akhlak Li Al-Banin Sopan Santun
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban hasil observasi lapangan sementara
(terhadap masalah yang diteliti). Upaya pengujian kebenaran hipotesis ini
disebut verifikasi. Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka hipotesis
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Hipotesis alternatif (Ha) : Ada dampak pembelajaran kitab al-akhlaq li al-
banin terhadap Sopan Santun siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ash-
Shiddiqiyyah Desa Cempaka Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.
b. Hipotesis nihil (Ho) : Tidak ada dampak pembelajaran kitab al-akhlaq li al-
banin terhadap Sopan Santun siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ash-
Shiddiqiyyah Desa Cempaka Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.
G. Penelitian yang Relevan
Skripsi yang berjudul ”Akhlak Interaksi Sosial Antara Anak Dan
Orang Tua Dalam Kitab Al-Akhlaq Li Al- Banin Karya Umar Bin Achmad
Baradja” karya Nur Ali Subhan IAIN Purwokerto tahun 2017, bahwa
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, bidang kajiannya
adalah Kitab Al-Akhlaq Li Al-Banin, objek kajiannya adalah akhlak interaksi
10
sosial antara anak dan orang tua yang terdapat dalam Kitab Al-Akhlaq Li Al-
Banin. (Nur Ali Subhan, 2017:12)
Skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam
Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banīn Jilid I Karya ‘Umar bin Ahmad Baraja”
karya Azka Nuhla UIN Semarang tahun 2016, bahwa pendekatan yang
digunakan kualitatif, bidang kajiannya adalah Kitab Al-Akhlaq Li Al-
Banin, objek kajiannya adalah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat
dalam Kitab Al-Akhlaq Li Al-Banin Juz 1.(Azka Nuha, 2016:15)
Skripsi yang berjudul “Konsep Pendidikan Akhlak Dan
Implikasinya Dalam Pendidikan Agama Islam (Studi Atas Pemikiran Syed
Muhammad Naquib Al-Attas Dan Ibnu Miskawaih)” Karya Andika
Saputra UIN Kalijaga Yogyakarta tahun 2014 bahwa pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, bidang kajiannya adalah
pendidikan akhlak, objek kajiannya adalah Pendidikan Akhlak (Studi Atas
Pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas Dan Ibnu Miskawaih).
(Andika Saputa, 2014:11)
Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Pembinaan Akhlak
Remaja Melalui Kegiatan Pengajian Ba’da Isya Dengan Perilaku Sosial
Keagamaan di Ikatan Remaja Masjid Karangmangu (Irmak) ”Baitul
Muttaqin” Desa Karangmangu Kecamatan Tarub Tegal” karya Any
Nurfahmiaty IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2012, bahwa pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan empirik, bidang kajiannya adalah
Pembinaan Akhlak, objek kajiannya adalah Perilaku Sosial Keagamaan.
(Any Nurfahmiaty,2012:10)
Skripsi yang berjudul “Dampak Pembelajaran Kitab Al-Akhlaq Li
Al-Banin Terhadap Sopan Santun Siswa Madrasah Tsanawiyah (Mts) Ash
Shiddiqiyyah Desa Cempaka Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon”
karya Nasir Amrullah IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2019, bahwa
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, bidang
kajiannya adalah Pembelajaran Kitab Al-Akhlaq Li Al-Banin, objek
kajiannya adalah Sopan Santun.
11