Anda di halaman 1dari 6

TEORI PASAR MODAL DAN INVESTASI

SAP 9
REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL

OLEH

NAMA : IDA AYU NIRMA PRAMESWARI


NIM : 1881611026
NO. ABSEN : 01

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019

REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL


Judul : Accounting Beta: Which Measure Is the Best? Findings from Italian Market
Penulis : Carmelo Intrisano, Giovanni Palomba, Loris Di Nallo, dan
Anna Maria Calce
Sumber : European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences
ISSN 1450-2275 Issue 96 December, 2017

1. Isu/Fenomena/Latar Belakang Masalah


CAPM adalah model yang menganalisis hubungan antara risiko sistematis dan
pengembalian yang diharapkan untuk saham. CAPM banyak digunakan dalam masalah
keuangan karena memungkinkan untuk memperkirakan pengembalian yang diharapkan untuk
aset, pengembalian yang diharapkan yang mewakili biaya ekuitas. Salah satu komponen
terpenting CAPM yang memengaruhi pengembalian yang diharapkan adalah beta yang
dihitung melalui regresi linier antara pengembalian saham dan pengembalian pasar.
Kemudian nilai biaya modal ini digunakan sebagai tingkat diskonto evaluasi sisi aset. Jelas
bahwa menggunakan CAPM beta untuk perusahaan yang tidak terdaftar dimungkinkan untuk
menghasilkan nilai yang tidak mencerminkan risiko efektif perusahaan dan dapat
menyebabkan penilaian berlebihan. Profesional sering menggunakan CAPM beta untuk
menghitung biaya ekuitas perusahaan yang tidak terdaftar. Mereka mengidentifikasi sektor di
mana perusahaan tidak terdaftar beroperasi dan setelah itu mereka membuat sampel yang
disusun oleh perusahaan terdaftar dengan bisnis inti yang sama. Kemudian mereka
menghitung CAPM beta untuk setiap stok sampel dan rata-rata CAPM beta. Nilai ini adalah
biaya ekuitas perusahaan tidak terdaftar. Dengan cara ini dalam sampel dapat ditambahkan
perusahaan yang memiliki bisnis inti yang sama tetapi berbeda dalam ukuran, struktur
keuangan dll. Profesional harus menggunakan proses ini karena perusahaan tidak terdaftar
tidak memiliki harga penawaran dan karenanya tidak mungkin untuk melakukan regresi
linier. Asumsi dari proses ini adalah bahwa perusahaan tidak terdaftar mereplikasi
karakteristik yang sama dari perusahaan yang terdaftar. Masalah ini lebih penting di negara di
mana terdapat banyak perusahaan kecil dan menengah seperti di Italia. Bahkan usaha kecil
dan menengah sangat sering tidak go public sehingga CAPM beta tidak begitu cocok untuk
mereka. Oleh karena itu dalam konteks ini kebutuhan model alternatif muncul.
Alternatif diwakili oleh Model Indeks Risiko Bisnis (BRI). Analis menyarankan untuk
memperkirakan beta dari perusahaan yang tidak terdaftar mulai dari sampel perusahaan yang
terdaftar. Tetapi berbeda dari proses sebelumnya, model BRI memungkinkan untuk
mempertimbangkan struktur keuangan. Beta yang diungkit dari masing-masing perusahaan
sampel ditransformasikan ke dalam beta yang tidak diungkit untuk menghilangkan distorsi
yang dihasilkan oleh risiko keuangan. Nilai rata-rata ini adalah BRI yang mewakili risiko
bisnis sektor ini. Kemudian BRI ini dibebani dengan struktur keuangan perusahaan tidak
terdaftar dan kami memperoleh beta. Asumsi model ini adalah bahwa semua perusahaan yang
beroperasi di suatu sektor memiliki risiko bisnis yang sama. Masalah kritisnya adalah bahwa
titik awalnya selalu CAPM beta.
Model alternatif lain adalah beta fundamental. Model ini diperkenalkan oleh Beaver,
Kettles, Scholes (1970) dan Rosenberg, Marathe (1979). Beta fundamental menyatakan
bahwa CAPM beta terkait erat dengan ukuran fundamental perusahaan. Jadi ada regresi
antara beta CAPM (variabel independen) dan ukuran akuntansi (variabel dependen).
Kemudian fungsi regresi diperkirakan dan memasukkan ukuran akuntansi perusahaan tidak
terdaftar dimungkinkan untuk memiliki beta. Asumsi model ini adalah bahwa ukuran
akuntansi adalah prediksi beta CAPM. Beta akuntansi dan beta fundamental diduga cocok
untuk perusahaan yang tidak terdaftar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ini dengan tujuan untuk memeriksa kelayakan beta akuntansi.

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beta CAPM dan beta akuntansi untuk
mengevaluasi penggunaan beta akuntansi untuk perusahaan yang tidak terdaftar. Tujuan
penelitian ini menemukan bukti empiris mengenai kemampuan model beta akuntansi, model
yang dapat digunakan juga untuk perusahaan yang tidak terdaftar.
.
3. Landasan Teori
Grand theory dalam penelitian ini tidak dijelaskan secara gambling, namun bisa
dikatakan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Beta Akuntansi dan Beta
CAPM. Beta akuntansi merupakan alternatif yang baik untuk beta CAPM untuk perusahaan
tidak terdaftar karena satu-satunya informasi tentang perusahaan tidak terdaftar yang
diperlukan adalah ukuran akuntansi. Jadi modelnya mudah digunakan. Peneliti menampilkan
studi literature (penelitian-penelitian sebelumnya) yang berkaitan dengan hubungan antara
beta akuntansi dan beta CAPM, yang mendukung gagasan bahwa beta akuntansi dapat
menjadi model yang valid untuk perusahaan tidak terdaftar yang tidak dapat menggunakan
beta CAPM.

4. Metodologi Penelitian
Penelitian merupakan penelitian bersifat analisis kuantitatif. Analisis empiris
difokuskan pada pasar Italia. Data tentang ukuran dan harga akuntansi dikumpulkan dari
Thomson Reuters Datastream selama sepuluh tahun (2006-2015). Sampel terdiri dari 303
perusahaan yang terdaftar di pasar Italia pada tahun 2015. Tujuan makalah ini adalah untuk
membandingkan beta CAPM dan beta akuntansi untuk mengevaluasi penggunaan beta
akuntansi untuk perusahaan yang tidak terdaftar. Jadi hal ini melibatkan langkah-langkah
berikut: perhitungan Beta CAPM; perhitungan beta akuntansi; perbandingan antara CAPM
dan beta akuntansi; identifikasi ukuran terbaik untuk beta akuntansi.
Pertama, peneliti menghitung CAPM beta untuk 303 perusahaan dengan regresi linier
antara pengembalian setiap saham (variabel dependen) dan pengembalian FTSE MIB
(variabel independen). Peneliti menggunakan pengamatan bulanan untuk periode 5 tahun
(2011-2015) sehingga peneliti memiliki 60 pengamatan pengembalian. Peneliti menghitung
CAPM beta hanya untuk perusahaan yang memiliki informasi tentang harga untuk periode
2011-2015. Jika perusahaan memiliki informasi harga untuk waktu terbatas, beta CAPM
tidak dihitung.
Langkah kedua, yaitu melibatkan beta akuntansi. Peneliti menghitung beta ini hanya
untuk perusahaan yang memiliki laporan keuangan selama tahun 2006-2015 pada basis data
Datastream. Beta Akuntansi adalah hasil dari linier regresi antara ukuran akuntansi (variabel
dependen) dan rata-rata pasar dari ukuran akuntansi yang sama (variabel independen).
Misalnya, jika perusahaan tidak memiliki neraca untuk tahun 2015, peneliti tidak menghitung
beta akuntansinya, tetapi nilai akuntansinya berkontribusi untuk menciptakan nilai rata-rata
pasar dari ukuran akuntansi. Beta akuntansi membutuhkan pilihan langkah-langkah akuntansi
yang jelas. Peneliti menggunakan pendapatan bersih dan pendapatan operasional seperti
dalam literatur yang lazim. Peneliti juga menggunakan ROE karena rasio ini memungkinkan
untuk mempertimbangkan tidak hanya nilai absolut dari laba bersih tetapi juga modal
berisiko dari perusahaan.

5. Hasil dan Kesimpulan Penelitian


Berdasarkan hasil analisis, dari 303 perusahaan hanya 156 perusahaan dimungkinkan
untuk menghitung beta CAPM dan beta akuntansi serta membuat perbandingan di beta
CAPM dan beta akuntansi. Hal ini disebabkan oleh anyak perusahaan tidak memiliki data
lengkap selama periode pengamatan. Setelah perhitungan CAPM dan beta akuntansi masing-
masing perusahaan, peneliti memeriksa penyimpangan untuk memeriksa stabilitas beta
akuntansi sehubungan dengan beta CAPM. Hasilnya menunjukkan standar deviasi beta
akuntansi ROE (0,37) mirip dengan CAPM beta (0,27) dan memberikan beberapa informasi
tentang stabilitas. Sebaliknya, laba bersih beta akuntansi dan pendapatan operasional lebih
bervariasi. Kemudian, untuk analisis tentang tanda perbedaan antara beta akuntansi dan beta
CAPM menunjukkan hasil sekitar 72% perusahaan, beta akuntansi ROE lebih rendah dari
beta CAPM yang sesuai. Ini mereplikasi hasil perbedaan rata-rata. Kasus laba bersih beta
akuntansi dan pendapatan operasional adalah khusus: namun nilai positif perbedaan rata-rata
(laba bersih: 1,23; pendapatan operasional: 1,01) dalam sampel yang dianalisis, peneliti
menemukan bahwa hanya 31% (laba bersih) dan 38% (pendapatan operasional) perusahaan
memiliki beta akuntansi yang lebih tinggi daripada beta CAPM yang sesuai. Temuan ini
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana beta akuntanis ROE lebih stabil,
sementara laba bersih dan pendapatan operasional menunjukkan beberapa masalah kritis.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa beta akuntansi adalah salah satu
model alternatif untuk memperkirakan beta. Kekuatan dari model ini adalah bahwa ia tidak
menggunakan beta pasar sebagai titik awal (seperti di BRI fundamental) beta). Penelitian ini
mencoba untuk membangun kembali beta pasar mulai dari ukuran akuntansi penjelas. Peneliti
sebelumnya telah mempelajari model ini telah menggunakan ukuran akuntansi yang berbeda.
Peneliti menemukan bahwa yang paling banyak digunakan adalah pendapatan bersih dan
pendapatan operasional dan dengan cara yang sama dalam analisis empiris, peneliti
menambahkan ROE. Penelitian ini juga meneliti perbandingan antara beta akuntansi dan beta
CAPM untuk memeriksa stabilitas model dan untuk mengidentifikasi ukuran akuntansi mana
yang terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga beta akuntansi (ROE, laba bersih
dan pendapatan operasional) memiliki karakteristik yang berbeda. Khususnya laba bersih dan
pendapatan operasional tampaknya membawa ke beta akuntansi tidak terlalu stabil.
Perbedaan rata-rata dari beta CAPM yang sesuai adalah 1,23 (laba bersih) dan 1,02 (laba
usaha) sementara ROE memiliki -0,17. Hasil yang sama dikonfirmasi oleh analisis deviasi
standar. Peneliti menemukan bahwa studi tentang tanda-tanda perbedaan antara beta
akuntansi dan beta CAPM menguatkan hipotesis beta akuntansi ROE adalah yang terbaik
dan dengan stabilitas yang dapat diterima. Faktanya studi tentang tanda-tanda perbedaan
antara ROE beta akuntansi dan CAPM beta konsisten dengan perbedaan rata-rata yang
sesuai. ROE beta akuntansi definitif tampaknya menjadi satu-satunya model akuntansi yang
dapat digunakan di pasar Italia.

6. Keunggulan, Keterbatasan, dan Rekomendasi


Penelitian ini memiliki keunggulan yaitu menampilkan tabel hasil perhitungan sehingga
peneliti lebih mudah memahami narasi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan hasil yang
diperoleh. Selain itu, peneliti juga banyak mnampilkan studi literature mengenai penelitian-
penelitian terkait sebelumnya sehingga pembaca lebih mudah untuk memahami isi dan
maksud dari penelitian ini.
Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya yaitu: ROE yang digunakan sebagai
ukuran merupakan ukuran yang mengandung laba bersih dipengaruhi oleh kebijakan
manajemen anggaran, sehingga regresi beta akuntansi dari analisis empiris ini hanya
memiliki sepuluh pengamatan (anggaran tahunan dari 2006 hingga 20015) dan menghasilkan
signifikansi yang lebih rendah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti selanjutnya diharapkan
mampu mempertimbangkan masalah kritis ini dan mungkin bisacmenggunakan langkah-
langkah akuntansi yang bebas dari kebijakan anggaran (seperti arus kas yang tidak sering
tersedia untuk semua perusahaan) dan langkah-langkah akuntansi triwulanan (bukan
tahunan).

Anda mungkin juga menyukai