Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

HOW TO WRITE LITERATURE REVIEW

PENYUSUN :
NUR WAHID/ 1914.0002

PROGRAM STUDI PASCASARJANA


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM TAZKIA
BOGOR
2019 M / 1441 H
TUGAS KULIAH : HOW TO WRITE LITERATURE REVIEW
Nur Wahid/ 19140002

1. Jelaskan lima tahapan proses Literature Review.


a. Strip the summaries; Membuat catatan kesimpulan dalam bentuk sebuah kutipan teks
dari hasil penelitian sebelumnya
b. Reorder paragraph ; menyusun kutipan teks tersebut dalam paragraf yang berurutan
c. Combine paragraph; menggabungkan pembahasan yang sama dalam sebuah paragraf
d. Add topic sentences & transitions; Menambahkan kata atau kalimat penghubung
dalam satu topik pembahasan dalam paragraf yang sama
e. Add intro & conclusion; Menambahkan sebuah paragraf pembukaan di awal
pembahasan dan paragraph penutup di akhir pembahasan.

2. Body of Literature Review (dalam Bahasa Indonesia), (2) List of References (Daftar
Pustaka)
Contoh format penulisan Daftar Pustaka (nama Jurnal dicetak miring)
Anderson, Ronald W., And Karin Joeveer. 2012.Bankers and bank investors: reconsidering the
economies of scale in banking.LSE Financial Market Group Discussion Paper.
Ansari, Muhammad Sadiq. 2006. An empirical investigation of cost efficiency in the banking sector
of Pakistan. SBP Working Paper Series 12. State Bank of Pakistan, Research Department.

Tinjauan Pustaka
Efiensi menjadi salah satu parameter dalam pengukuran kinerja bank. Beberapa penelitian
telah dilakukan untuk mengukur efisiensi bank beberapa metoda. Berikut ini adalah beberapa
penelitian yang berhasil penulis identifikasi terkait dengan metoda pengukuran bank yang
sudah dilakukan tersebut.
Penelitian Hartono (2009) menggunakan metoda SFA menemukan hasil analisis frontier
dengan pendekatan data panel diperoleh bahwa rata-rata efisiensi bank sebesar 62,58%. Hasil
analisis juga menunjukkan bahwa kelompok BUSN Non Devisa selama Tahun 2004–2007
menghasilkan efisiensi yang paling tinggi kemudian BUSN Devisa dan BUMN menunjukkan
efisiensi yang paling rendah1. Dengan metoda yang sama dengan area yang lebih luas,
Apriyana , Hermanto, dan Heni (2015) menemukan bahwa bank-bank di kawasan ASEAN-5
beroperasi cukup efisien dengan rata-rata nilai efisiensi 71.84%. Dalam penelitian ini bank-
bank Thailand memiliki nilai efisiensi tertinggi (77,7%) diikuti Singapura (73,6%), Malaysia
(66,9%) , Indonesia (66,3%), dan Filipina (61,9%). Secara umum, hasil kajian ini
menunjukkan bahwa bank-bank di Indonnesia belum beroperasi secara efisien jika
dibandingkan dengan bank-bank di empat negara lainnya2.

1
Hartono, Edy, 2009, Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia, Thesis UNDIP
2
Apriyana, Alfin, dan Hermanto Siregar, Heni Hasanah, 2015, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi
Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5, Jurnal AXA
Hadad dan Budi (2003) telah melakukan penelitian dengan metoda SFA dan DFA dan
menemukan bahwa merger dari bank tidak selamanya membuat bank menjadi lebih efisien.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan data seluruh bank dengan menggunakan metode
parametrik, hanya1 dari 6 bank yang meningkat skor efisiensinya setelah merger3. Sementara
hasil analisa Sutarwijaya (2009) menggunakan metoda SFA mendapatkan sumber inefisiensi
terbesar untuk seluruh bank terletak pada tenaga kerja dengan pencapaian efisiensi rata-rata
sebesar 37,44 persen (CRS), dan 39,08 persen (VRS), artinya rata-rata bank belum
memaksimalkan pemanfaatan input SDMnya4. Sedangkan Viverita (2011) dalam
penelitiannya dengan menggunakan metoda DEA & SFA menemukan bahwa bank-bank
Indonesia tidak efisien sekitar dua kali lebih daripada bank-bank di negara-negara maju
dalam penggunaan input yang berlebihan, sehingga ada tantangan besar bagi manajemen
untuk meningkatkan efisiensi5.
Sementara itu Hadad, Tono, dan Sukri (2010) dalam penelitiannya menggunakan metoda
DEA mendapatkan hasil dari analisis awal yang menunjukkan bahwa:
(i) efisiensi bank rata-rata dalam industri selama 2007 berkisar antara 62% - 67%;
(ii) kelompok bank yang paling efisien adalah kelompok bank 'milik negara' dengan
skor efisiensi rata-rata lebih dari 90%, dengan kelompok yang paling tidak efisien
adalah bank 'milik pemerintah daerah' dengan skor efisiensi rata-rata antara 45%
dan 58 %;
(iii) Secara rata-rata‘bank yang terdaftar' berkinerja lebih baik daripada' bank yang
tidak terdaftar '; dan
(iv) 'Bank Islam', meskipun struktur operasionalnya berbeda jika dibandingkan
dengan bank konvensional, menikmati skor efisiensi rata-rata antara 54% dan
74%6.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Ascarya dan Diana (2006) dengan menggunakan
metoda yang sama telah menemukan bahwa bank syariah relatif efisien dari segi intermediasi
(rata-rata 91.8%) dan operasional (rata-rata 84.7%) di tahun 2004. Sementara, pendekatan
asset kurang tepat digunakan. Dari pendekatan intermediasi, 70 persen bank syariah berada
pada efficient frontier, sedangkan dari pendekatan operasional, 60 persen bank syariah berada
pada efficient frontier. Dari pendekatan operasional, pendapatan operasional dapat
ditingkatkan, disertai dengan penekanan biaya personalia dan operasional7.
Penelitian dari Zhang dan Kent (2011) dengan metoda DEA two stage, menganalisis sifat
konvergensi efisiensi biaya untuk bank-bank Indonesia untuk periode 1992-2007 dan untuk
menguji kecepatan konvergensi bank-bank Indonesia, menuju praktik terbaik dan rata-rata
negara. Secara umum proses reformasi struktural pasca-krisis meningkatkan tingkat efisiensi
rata-rata. Krisis keuangan Asia dan reformasi struktural memiliki efek memperlambat

3
Hadad, Muliaman D, dan Budi A, Deni Z,2003, Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia,
Jurnal Bisnis ABC
4
Sutawijaya, Adrian, dan Etty Puji Lestari, 2009, Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi,
Jurnal HOAX
5
Viverita, and M. Ariff, 2011, Efficiency measurement and determinants of Indonesian bank efficiency, Jurnal
ABAH
6
Hadad, Muliaman D, dan Tono E, Sukri X, 2010, Efficiency in Indonesian Banking: Recent Evidence, Jurnal
Keuangan DEF
7
Ascarya, dan Diana Yumanita, 2006, Mengukur Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan DEA, Jurnal
ANU
kecepatan penyesuaian efisiensi bank8. Sedangkan penelitian Muliawan (2014) dengan
metoda yang sama mengidentifikasi interaksi dinamik antara suku bunga kredit dan efisiensi
operasional, untuk menunjukan bahwa semakin efisien suatu bank akan menyebabkan
semakin rendahnya tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan9.
Demikian beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan metoda pengukuran efisiensi bank
yang sudah, dan menjadi bahan referensi dan pembanding untuk penulis dalam penelitian ini.

Daftar Pustaka
Apriyana, Alfin, dan Hermanto Siregar, Heni Hasanah, 2015, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5, Jurnal AXA
Ascarya, dan Diana Yumanita, 2006, Mengukur Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan
DEA, Jurnal ANU
Hadad, Muliaman D, dan Budi A, Deni Z,2003, Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi
Perbankan Indonesia, Jurnal Bisnis ABC
Hadad, Muliaman D, dan Tono E, Sukri X, 2010, Efficiency in Indonesian Banking: Recent
Evidence, Jurnal Keuangan DEF
Hartono, Edy, 2009, Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia, Thesis UNDIP
Muljawan, 2014, Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Serta Dampaknya Thdp SBDK,
Jurnal TAZ
Sutawijaya, Adrian, dan Etty Puji Lestari, 2009, Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca
Krisis Ekonomi, Jurnal HOAX
Viverita, and M. Ariff, 2011, Efficiency measurement and determinants of Indonesian bank
efficiency, Jurnal ABAH
Zhang, Tiantian, and Kent Matthews, 2011, Efficiency Convergence Properties of
Indonesian Banks 1992-2007, Jurnal Torabika

8
Zhang, Tiantian, and Kent Matthews, 2011, Efficiency Convergence Properties of Indonesian Banks 1992-
2007, Jurnal Torabika
9
Muljawan, 2014, Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Serta Dampaknya Thdp SBDK, Jurnal TAZ

Anda mungkin juga menyukai