Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PKN

Andi Rara Pramei


70600116043

1. Pengertian Identitas
Kata identitas bersala dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah ciri-ciri,
tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang
lain. Dalam trem antropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran
diri dari pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri.
Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih
besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non
fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian
disebut dengan istilah bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan
kelompok(collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang
di beri atribut-atribut Nasional.
2. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional
Unsur-unsur pembentukan identitas nasional adalah :
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang sifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat Agamis. Agam-agama yang tumbuh dan
berkembang di-Nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu co. Agama Kung
Hu Co pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Tetapi sejak pemerintahan Presiden
Abdurahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya
untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan seabagi rujukan stau
pedoman untuk betindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan merupakan patokan nilai-nilai etika dan moral,
baik yang tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya (world view) maupun yang operasional dan aktual
di dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa di pahami sistem
perlambangan yang secara arbiter di bentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia di tetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
dulu di kenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghutung berbagai etnis yang
mendiami Kepulauan Nusantara. Selain menjadi bahasa komunikasi di antara suku-sukudi nusantara,
bahasa melayu juga menempati posisi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan
nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.

3. Konsep Nasionalisme dan Turunannya


Nasionalisme Merupakan Sebuah Situasi Kejiwaan dimana Kesetiaan Seseorang Secara Ideal
Diabdikan Langsung Kepada Negara Bangsa Atas Nama Sebuah Bangsa. Nasionalisme Indonesia pada
dasarnya berwatak inklusif dan berwawasan kemanusiaan. Pada perkembangan selanjutnya, watak
nasionalisme Indonesia, mempengariuhi konsep pokok tentang negara bangsa, warga negara dan dasar
negara Indonesia (Ideologi Pancasila).
Konsep-konsep itu dirumuskan dalam ketetapan Undang-Undang Dasar 1945.
1. Negara-Bangsa
Konsep negara bangsa (nation state) adalah konsep tentang negara modern. Suatu negara dikatakan telah
memenuhi syarat sebagai sebuah negara modern, jika memenuhi syarat-syarat pokok selain faktor
kewilayahan dan penduduk yang merupakan modal sebuah bangsa (nation), sebelum menjadi sebuah
negara. Sedangkan untuk menjadi sebuah negara bangsa, maka syart-syarat yang lain adalah adanya
batas-batas teritorial wilayah, pemerintahan yang sah, dan pengakuan dari negara lain.
Menurut UUD 1945 pasal 1, dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kesatuan Indonesia yang
berbentuk Republik, bersifat antitosis, dengan kepala pemerintahan yang langsung dipilih oleh rakyat,
secara umum, atau dikenal dengan sistem pemilihan umum (Pemilu).
2. Warga Negara
Menurut Bab X UUD 1945 pasal 26 bahwa yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara.
Sejalan dengan tuntunan zaman, bunyi pasal ini telah mengalami perubahan (amandemen), menurut
amandemen kedua tahun 2000 ini, bunyi Bab X UUD 1945 pasal 26 adalah “Penduduk ialah warga
negara Indonesia dan orang-orang yang bertempat tinggal di Indonesia.
3. Dasar Negara Pancasila
Perdebatan panjang di BPUPKI terjadi sebelum kemerdekaan tentang dasar negara antara kelompok
Islam yang menghendaki Islam sebagai dasar negara dan golongan nasionalis. Perdebatan itu
menghasilkan preambule yang di kenal dengan Piagam Jakarta dan ditanda tangani pada tanggal 22 Juni
1945. Namun sehari setelah kemerdekaan, kesepakatan itu mulai dipersoalkan, karena diceritakan orang-
orang Kristen yang sebagian besar berada di wilayah Timur menolakk adanya unsur-unsur Islam dalam
Piagam Jakarta yaitu dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam sebagai pemeluk-pemeluknya.
Akhirnya melalui pertemuan kembali, para perumus negara bersepakat dengan kelompok Islam untuk
menghapus unsur-unsur Islam yang telah mereka rumuskan dalam Piagam Jakarta. Sebagai gantinya
unsur katauhidan dimasukkan ke dalam sila pertama dalam pancasila. Hilangnya unsur-unsur Islam dari
Piagam Jakarta dalam pembukaan UUD 1945 dinilai sebagai sebuah pengorbanan besar umat Islam, demi
terwujudnya persatuan dan kesatuan negara bangsa Indonesia. Sejak peristiwa itu, maka dasar negara
Indonesia adalah Pancasila dengan kelima silanya.
4. Perlunya Intregrasi Nasional
Intregrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi
suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya
menjadi satu bangsa. Intregrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat
untuk kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud MD. 1993: 71).
Masalah intregrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multideminsional. Untuk
mengatasinya di perlukan keadilan kebijakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Sebenarnya upaya
membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan
membina stabilitas politik.
Upaya intregrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan, hal ini disebabkan
karena pada hakikatnya intregrasi nasional menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa
yang akhirnya akan menjamin terwujudnya negara yang adil dan makmur serta sentosa.

Anda mungkin juga menyukai