Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran
dan aliran muatan listrik. Listrik menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum
diketahui, seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik. Dengan
adanya listrik juga bisa menimbulkan dan menerima radiasi elektromagnetik seperti
gelombang radio.
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Pembahasan


BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Listrik
Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran
dan aliran muatan listrik. Listrik menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum
diketahui, seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik. Dengan
adanya listrik juga bisa menimbulkan dan menerima radiasi elektromagnetik seperti
gelombang radio.
Berdasarkan Ilmu Fisika, listrik dibedakan menjadi dua jenis yakni listrik statis dan
listrik dinamis.

1. Listrik Statis
Listrik statis merupakan energi listrik yang terkandung dalam benda yang memiliki
muatan listrik.

2. Listrik Dinamis
Listrik dinamis merupakan energi listrik yang dapat bergerak. Umumnya listrik dinamis
menggunakan media baterai yang dihubungkan dengan rangkaian elektroda tertentu
sehingga membuat benda tersebut dapat bergerak.

Besaran-besaran Listrik
Listrik memiliki besaran-besaran diantaranya adalah :

a) Tegangan Listrik
b) Arus Listrik
c) Hambatan Listrik
d) Gaya Gerak Listrik ( GGL )
e) Muatan Listrik
f) Kapasitansi
2.2 RANGKAIAN LISTRIK

Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila
sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan menunjuk.
Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup.

a) Cara Pemasangan Alat Ukur.


Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban,
karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere
meter dipasang seri, hal inidisebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil.
“alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter”

b) Hukum Ohm
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan
berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :

I = V/R
V=RxI
R = V/I

Dimana;
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm

• Formula untuk menghtung Daya (P), dalam satuan watt adalah:


P=IxV
P=IxIxR
P = I² x R

c) HUKUM KIRCHOFF

Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah
nol (ΣI=0).

Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5

2.3 Arus Listrik

Arus Listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan
pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya
tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.
Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran
listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke
terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.

“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau
sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”
Formula arus listrik adalah:

I = Q/t (ampere)

Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik

2.4 Kuat Arus Listrik

Kuat Arus Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah
melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.

Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak
dari nitrat perak murni dalam satu detik”.

Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:

Q=Ixt
I = Q/t
t = Q/I

Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.

“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”

“muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton,
dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x
10^-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak
menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik”

2.5 Rapat Arus

Difinisi :
“rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas penampang kawat”.

.
Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya.
Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm²
(12A/4 mm²), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi
8A/mm² (12A/1,5 mm²).

Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar
300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar
Arus (KHA).

Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti kabel
memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus berbanding terbalik
dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya
mengecil.

Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang
kawat:

J = I/A
I=JxA
A = I/J

Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]

2.6 Tahanan dan Daya Hantar Penghantar

Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium
memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri
proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir
ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron
denganatom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat
menghambat yang terjadi pada setiap bahan.

Tahanan didefinisikan sebagai berikut :


“1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan
penampang 1 mm² pada temperatur 0° C"

Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:

“Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah
suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya
hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik”.

Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:

R = 1/G
G = 1/R

Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ Ω/ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]

Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga
besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm.

“Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan diameter penampang q serta tahanan jenis ρ
(rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah” :

R = ρ x l/q

Dimana :
R = tahanan kawat [ Ω/ohm]
l = panjang kawat [meter/m] l
ρ = tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
q = penampang kawat [mm²]

faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu jenis
material sangat tergantung pada :
• panjang penghantar.
• luas penampang konduktor.
• jenis konduktor .
• temperatur.

"Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan atom
makin meningkat akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan demikian kenaikan temperatur
menyebabkan kenaikan tahanan penghantar"

2.7 potensial atau Tegangan

potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda
potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering
disebut “potential difference atau perbedaan potensial”. satuan dari potential difference adalah
Volt.

“Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk
memindahkan muatan listrik satu coulomb”

Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:

V = W/Q [volt]

Dimana:
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb

2.8 Kapasitor

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat

menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang

disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai

“kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai hingga saat ini.

Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari

bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan

suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa

dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada

perkataan bahasa Italia “condensatore”, bahasa Perancis condensateur, Indonesia

dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

2.9 Induktor

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif

(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet
yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk

menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.

Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi

kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan

dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen

elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya

berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi,

dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan

gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan

beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit

resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi

kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek

histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena

penjenuhan.

2.10 energi

nergi merupakan salah satu konsep paling penting dalam ilmu pengetahuan. Energi
tidak dapat didefinisikan secara ringkas saja. Akan tetapi pada materi kali ini karena
energi berhubungan dengan usaha, maka energi dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melakukan usaha.

a) Energi Kinetik
Energi Kinetik adalah energi gerak, energi yang dimiliki benda atau objek karena
geraknya. Energi kinetik berasal dari kata Yunani kinetikos yang artinya bergerak. Jadi,
kamu pasti tahu kan kalau setiap benda yang bergerak maka benda tersebut memiliki
energi kinetik.

Rumus Energi Kinetik dinotasikan dengan:

Dimana,
= Energi Kinetik benda (Joule)

= massa benda (kg)

= kecepatan benda (m/s2)


Usaha merupakan besarnya energi. Pada konteks ini, usaha merupakan perubahan
energi. Hubungan usaha dengan Energi Kinetik dinotasikan dengan:

Dimana,

= Usaha yang dilakukan benda (Joule)

= perubahan Energi Kinetik (Joule)

= perubahan kecepatan (m/s2)

b) Energi Potensial
Saat benda bergerak, dapat dikatakan benda memiliki energi kinetik. Akan tetapi, benda
juga kemungkinan memiliki Energi Potensial. Energi Potensial adalah energi yang
dimiliki benda karena posisinya atau bentuk maupun susunannya. Salah satu contoh
energi potensial adalah energi potensial gravitasi atau selanjutnya kita sebut Energi
Potensial. Energi Potensial disebabkan adanya gaya gravitasi. Suatu benda memiliki
energi potensial yang besar jika massanya semakin besar dan ketinggiannya semakin
tinggi.

Rumus Energi Potensial dinotasikan dengan:

Dimana,

= Energi Potensial benda (Joule)

= kecepatan gravitasi (9,8 m/s2)


= ketinggian benda (m)

Hubungan usaha dengan Energi Potensial dinotasikan dengan:

Dimana,

= perubahan ketinggian (m)


c) Energi Mekanik

Energi Mekanik merupakan bentuk energi yang berkaitan dengan gerak. Nah, kedua
tipe energi diatas yakni Energi Kinetik dan Energi Potensial merupakan bagian dari
Energi Mekanik.
Persamaan Energi Mekanik dinotasikan dengan:

Energi Mekanik yang dimiliki suatu benda nilainya selalu konstan/tetap pada setiap titik
lintasan benda, inilah yang disebut sebagai Hukum Kekekalan Energi. Energi tidak
dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, energi hanya dapat berubah bentuk dari satu
bentuk ke bentuk lainnya. Maka persamaan Hukum kekekalan energi dinotasikan
dengan:

Dimana,

= Energi Mekanik benda (Joule)

= energi mekanik di posisi 1

= energi mekanik di posisi 2

2.11 muatan

Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya

mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan

juga memiliki muatan listrik. Simbol Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. Sistem

Satuan Internasional dari satuan Q adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan

dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif)

maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika
atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan

negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu

muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah

proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang

netral atau tak bermuatan).

2.12 daya

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik.
Satuan SI daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per
satuan waktu (joule/detik).
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti
mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada
pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara
(loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi
seperti baterai.
Daya listrik, dilambangkan dengan huruf P dalam persamaan listrik. Pada rangkaian arus DC,
daya listrik sesaat dihitung menggunakan Hukum Joule, sesuai nama fisikawan Britania James
Joule, yang pertama kali menunjukkan bahwa energi listrik dapat berubah menjadi energi
mekanik, dan sebaliknya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai