Anda di halaman 1dari 20

Makalah Fisika Dasar I

MATERI PERKULIAHAN

oleh

AGUNG FRIMA NADA

Semester I Non Reguler

JURUSAN TEKNIK SIPIL

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDRAGIRI

RENGAT

2018
I. MEKANIKA (KINEMATIKA DAN DINAMIKA PARTIKEL)

1. KINEMATIKA PARTIKEL

Kinematika adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak tanpa
memperhatikan apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut. Bila gaya penggerak ikut diperhatikan,
maka apa yang dipelajari merupakan bagian dari dinamika. Partikel adalah benda dengan ukuran yang
sangat kecil.
Partikel merupakan suatu pendekatan/model dari benda yang diamati. Pendekatan benda
sebagai partikel dapat dilakukan bila benda melakukan gerak translasi murni. Gerak disebut gerak
translasi bila selama bergerak sumbu kerangka acuan yang melekat pada benda (x’,y’,z’) selalu sejajar
dengan kerangka acuannya sendiri (x,y,z).

A. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

GLB adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap (percepatan nol).
Rumus GLB :

S = V.t Ket : S = jarak/perpindahan (m)

V = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)

B. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

GLBB didefinisikan sebagai gerak benda pada lintasan garis lurus dengan kecepatan berubah
(percepatan tetap).
GLBB ada dua macam, yaitu :
1) GLBB dipercepat (percepatan bertambah/percepatan positif)
2) GLBB diperlambat (percepatan berkurang/percepatan negatif)
Rumus GLBB :
Vt = V0 + a.t Ket : Vt = kecepatan pada saat sekon (m/s)
S = V0 + ½ a.t2 V0 = kecepatan mula-mula (m/s)
Vt2 = V02 + 2.a.s a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
s = jarak yang ditempuh setelah sekon (m)
C. Gerak Jatuh Bebas

Gerak jatuh bebas adalah termasuk GLBB arah vertical terhadap tanah yang selama geraknya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi.
Rumus :
Vt = V0 + g.t Ket : V = √2gh
h = V0.t + ½ g.t2 t = √2h/g
V0 = V02 + 2.g.h h = ketinggian benda (m)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Benda dapat dikatakan jatuh bebas apabila :
a. Memiliki ketinggian tertentu (h) dari atas tanah
b. Benda tersebut dijatuhkan tegak lurus bidang horizontal tanpa kecepatan awal
c. Selama bergerak ke bawah benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi (g) dan arah
kecepatan benda searah, merupakan gerak lurus berubah beraturan dipercepat.

D. Gerak Peluru (Parabola)

Gerak peluru adalah gerak yang membentuk sudut tententu terhadap bilangan horizontal.
Pada gerak peluru/parabola, gesekan diabaikan dan gaya yang bekerja hanya gaya berat/percepatan
gravitasi.

2. DINAMIKA PARTIKEL

Dinamika partikel adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak suatu partikel dengan
meninjau penyebab geraknya. Gerak dari suatu partikel dipengaruhi oleh sifat-sifat dan susunan benda
lain yang ada disekitarnya. Persoalan pengaruh lingkungan yang mempengaruhi gerak suatu partikel
telah dipecahkan oleh Issac Newton (1642-1727) yang digambarkan dengan menggunakan hanya tiga
hukum sederhana yang dinamakan dengan hukum Newton tentang gerak.

1. Hukum I Newton

Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya
eksternal yang berpengaruh pada benda tersebut.
Kecenderungan dari sifat benda seperti itu disebutkan bahwa benda mempunyai kelembaman,
sehubungan dengan itu, hukum I Newton sering disebut hukum kelembaman/inersia.

Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda yang diam dengan benda yang
bergerak dengan kecepatan konstan, pertanyaan apakah suatu benda sedang diam atau bergerak denan
kecepatan konstan bergantung pada kerangka dimana benda tersebut diamati. Hukum pertama
Newton berlaku pada kerangka acuan yang inersial, yaitu kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan konstan atau diam.

2. Hukum II Newton

Pada hakikatnya, hukum pertama dan hukum kedua Newton dianggap sebagai definisi gaya.
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya
atau mengalami percepatan. Arah gaya sama dengan arah pecepatan yang ditimbulkan oleh gaya
tersebut jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda yang bermassa. Massa adalah
sifat intrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap percepatan. Jika gaya F dikerjakan
pada benda bermassa m1, dan menghasilkan percepatan a1, maka

F = m1a1

Jika gaya yang sama dikerjakan pada benda kedua yang massanya m2 dan menghasilkan percepatan a2
maka

F = m2a2

Dengan menggabungkan kedua persamaan diatas kita dapatkan

F = m1a1= m2a2

Atau

Hubungan tersebut dapat digunakan untuk menentukan perbandingan massa-massa partikel yang
diukur dari pengukuran yang terjadi pada m1 dan m2. Jika m1 dipilih sebagai satuan massa maka
massa partikel lain dapat ditentukan. Massa dari benda yang ditentukan dengan cara tersebut
dinamakan dengan perbandingan massa Inersia

Dari definisi tentang gaya dan massa diatas, Newton menyatakan dalam hukum II Newton, yaitu
“laju perubahan momentum benda terhadap waktu berbanding lurus dengan resultan gaya yang
bekerja pada benda dan besarnya sama dengan gaya tersebut

3. Hukum III Newton

Hukum ketiga Newton kadang-kadang dinamakan hukum interaksi atau aksi reaksi. Hukum ini
menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya selalu terjadi bersama-sama.

Misalkan F12 adalah gaya yang dikerjakan oleh partikel 1 pada partikel 2, dan F21 adalah gaya
oleh partikel 2 pada partikel 1.
Persamaan ini dikenal dengan Hukum kekekalan momentum, dengan penjelasan “jika resultan
gaya eksternal yag bekerja pada sistem sama dengan nol, maka vektor momentum total sistem tetap
konstan.
II. Usaha dan Energi

Konsep usaha yang dikerjakan oleh sebuah gaya, energi potensial dan energi
kinetik sangat penting dalam masalah dinamika. Usaha yang dilakukan pada sebuah
partikel dw oleh sebuah gaya hingga partikel tersebut berpindah sepanjang lintasan
sejauh dr dinyatakan:

Persamaan diatas juga dapat dituliskan dalam bentuk Karena adalah energi
kinetik partikel maka, diketahui bahwa besarnya usaha yang dikerjakan pada sebuah
partikel sama dengan perubahan energi kinetik partikel. Usaha dw bernilai negatif,
ketika momentum partikel yang bergerak berlawanan arah dengan gaya yang bekerja,
sehingga usaha akan mengurangi energi kinetik partikel.

Usaha oleh gaya F yang mengalami pergeseran dari titik ke titik dinyatakan
dalam integrasi :

Usaha adalah jumlah dari perubahan energi kinetik partikel

Fungsi dinamakan energi potensial. Integral dari usaha

Untuk gerak satu dimensi jika menimbulkan gaya hanya fungsi dari posisi
kemudian jumlah dari energi kinetik dan energi potensial adalah konstanta dan
usahanya sama dengan nol, ketika partikel tersebut bergerak mengelilingi suatu
lintasan tertutup dan kembali ke posisi semula, contohnya gaya pegas dan gaya
gravitasi. Sedangkan gaya desipatif adalah gaya yang usahanya tidak sama dengan nol
dan bergantung pada lintasan, contohnya gaya gesek.

Contoh problem gaya konservatif

1. Gaya pegas
2. gaya konservatif
III. MOMENTUM DAN IMPULS

1. MOMENTUM
- Pengertian Momentum
Istilah momentum yang akan dipelajari pada bab ini adalah momentum linear (p), yang
didefinisikan sebagai berikut : Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara
massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum.
Secara matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut:

p=m.v ( 1.1 )

p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar) dan v kecepatan (besaran vektor).
Bila dilihat persaman (1.1), arah dari momentum selalu searah dengan arah kecepatannya.

- Satuan Momentum
Menurut Sistem Internasional (SI) Satuan momentum p = satuan massa x satuan kecepatan =
kg x m/s = kg . m/s. Jadi, satuan momentum dalam SI adalah : kg.m/s
Momentum adalah besaran vektor, oleh karena itu jika ada beberapa vektor momentum
dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor. Misalkan ada dua buah vektor momentum p1 dan p2
membentuk sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor harus dijumlahkan secara vektor, seperti
yang terlihat dari gambar vektor gambar 1.

Gambar 1 : Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor

- Hubungan Momentum Dengan Energi Kinetik


Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v.
Besarnya ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p, dengan mengalikan persamaan
energi kinetik dengan : m/m
2. IMPULS
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja. Secara
matematis dapat ditulis:

I = F . ∆t ( 1.5 )

Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka penulisannya akan berbeda (akan
dipelajari nanti). Oleh karena itu dapat menggambarkan kurva yang menyatakan hubungan antara F
dengan t. Bila pada benda bekerja gaya konstan F dari selang waktu t1 ke t2 maka kurva antara F dan t
adalah

Gambar 2 : Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Luas daerah yang diarsir
menyatakan besarnya Impuls.
Luasan yang diarsir sebesar Fx (t2 – t1 ) atau I, yang sama dengan Impuls gaya. Impuls gaya
merupakan besaran vektor, oleh karena itu perhatikan arahnya

- Satuan Impuls
Satuan Impuls I = satuan gaya x satuan waktu
Satuan I = newton x sekon = N . s = kg . m/s2 . s =kg . m/s

- Impuls sama dengan perubahan Momentum


Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan kemudian pada benda
bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama ∆t, dan kecepatan benda menjadi v2 .

Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan momentum, akan kita ambil arah
gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan Hukum Newton II.

F = m a = m (v2 – v1 ) ∆t
F ∆t = m v2 - m v1
Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan momentum. Impuls gaya
pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda tersebut. Secara matematis dituliskan
sebagai:

F ∆t = m v2 - m v1 ( 1.6 )
I = p 2 - p1
I = ∆p ( 1.7 )
IV. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

1. MOMEN GAYA
- PENGERTIAN MOMEN GAYA

Besar dan arah efek gaya yang bekerja pda suatu benda tergantung pada letak garis kerja gaya
yang dapat diperinci dengan menentukan jarak tegak lurusantara sebuah titik patokan dengan garis
kerja tersebut. Karena ruang lingkup bahsan adalah benda yang berputar bebas terhadap
sumbu dan gaya – gaya sebidang yang bekerja tegak lurus sumbu, maka yang p a l i n g
p e n t i n g a d a l a h m e n e t u k a n t i t i k t e r s e b u t y a n g d i n a m a k a n t i t i k p u s a t koordinat,
yaitu titik dimana sumbu memotong bidang gaya yang bekerja.
Jarak tegak lurus antara titik koordinat ke garis kerja gaya dinamakan
lengan gaya atau lengan momen dari gaya itu terhadap sumbu. D a r i k e d u a p e n g e r t i a n d i a t a s ,
k i t a d a p a t p e r o l e h b a h w a momen gaya t e r h a d a p s u a t u s u m b u a d a l a h h a s i l k a l i
antara besarnya gaya dengan lengan momen atau disebut juga gaya putar
(Torque).

2. MOMEN INERSIA

Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarak dari sumbu putar (r² ). Jika
kuadrat jarak dari sumbu putar hanya satu dapat menggunakan rumus :
I = mr² (kg.m²)

Momen inersia (Satuan SI : kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
terhadap porosnya.
Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi
seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan
kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain. Meskipun
pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan menggunakan pendekatan tensor
memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan giroskopik.
Lambang dan kadang-kadang juga biasanya digunakan untuk merujuk kepada momen inersia.
Konsep ini diperkenalkan oleh Euler dalam bukunya a Theoria motus corporum solidorum seu
rigidorum pada tahun 1730.
Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari sembarang objek, baik massa
titik atau struktur tiga dimensi.
V. KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT

F = m.a

Jika F = 0 maka dp = 0 atau p = konstanta hukum kekekalan momentum linear dari persamaan
diatas dapat diturunkan kaitan momentum sudut dengan momen gaya yaitu:

Jika  = 0 maka L = konstan atau dengan kata lain momentum sudut sistem kekal. Dari persamaan
diatas kita peroleh jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada sistem , maka momentum sudut
L konstan, atau dengan kata lain dapat disebut prinsip kekekalan momentum sudut. Secara matematis,
kekekalan momentum sudut ditulis sebagai

L1=L2

Momentum Sudut

Pada gerak rotasi momen inersia I merupakan analogi dari massa m dan kecepatan
sudut merupakan analogi dari kecepatan linear v, maka rumus momentum sudut dapat
ditulis sebagai

L=rxp

= r. p sin 

=r.m

= r. mr

= mr2 

Momentum sudut merupakan besaran vektor. Arah momentum sudut mengikuti


aturan tangan kanan, yaitu apabila keempat jari tangan kanan (selain jempol)
dikepalkan mengikuti arah rotasi benda, maka jempol yang teracung menunjukkan
arah momentum sudut.

Hubungan momentum sudut dengan momen gaya

Mengingat hubungan impuls dengan momentum Fdt = dp pada gerak linear, maka
secara analogi, pada gerak rotasi diperoleh

Ndt=dL

Keterangan :
L = Momentum sudut (kg.m2/s)

I = Momen inersia (kg.m2)

N = Momen gaya (N.m)


VI. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Benda tegar adalah suatu benda yang tidak mengalami perubahan bentuk ketika diberikan
gaya luar.
Benda tegar suatu istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan suatu
benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda itu. Pada sebuah
benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan titik-titik lainnya sehingga
bentuknya hampir selalu lingkaran. Benda tegar yang sedang berputar memiliki momen kelembaman.
Momen kelembaman dapat disimbolkan I dengan rumus I=k kali massa kali jari-jari benda tegar
kuadrat atau
I=k×m×R2
Sedangkan percepatan Linear adalah alinier=(gaya+koefisien gaya gesek)÷setengah massa atau
alinier=(F+fs)÷½m
bisa juga dihitung dg jalan
alinier=2(asudut+fs).

- Macam - macam Keseimbangan


Ada 3 macam keseimbangan, yaitu :
a. Keseimbangan translasi apabila benda tak mempunyai percepatan linier ( a = 0 )

Benda yang mempunyai persyaratan tersebut mungkin :


- Diam
- Bergerak lurus beraturan

b. Keseimbangan rotasi, apabila benda tidak memiliki percepatan anguler atau benda tidak berputar

Benda yang mempunyai persyaratan tersebut mungkin :


- Diam
- Bergerak melingkar beraturan.
c. Keseimbangan translasi dan rotasi, apabila benda mempunyai kedua syarat keseimbangan yaitu :
VII. GETARAN SELARAS DAN TEREDAM

Getaran Selaras (harmonik) adalah Gerak proyeksi sebuah titik yang bergerak melingkar
beraturan, yang setiap saat diproyeksikan pada salah satu garis tengah lingkaran. Gaya yang bekerja
pada gerak ini berbanding lurus dengan simpangan benda dan arahnya menuju ke titik setimbangnya.
Getaran selaras Sederhana adalah gerak harmonik yang grafiknya merupakan sinusoidal
dengan frekuensi dan amplitudo tetap.
Perioda atau Waktu getar (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran
sempurna satuannya detik/sekon.
Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang dilakukan dalam satu detik atau perioda, satuannya adalah
Hertz.
Hubungan frekuensi dengan Perioda: f = 1/T
Simpangan atau simpangan getar (Y) adalah jarak yang ditempuh ditempuh benda terjhadap titik
keseimbangan.
Simpangan maksimum atau Amplitudo (A) adalah simpangan maksimum yang dicapai benda
dengan A=Ymax.
Persamaan Getaran Selaras
Persamaan simpangan getaran selaras
Y = A Sin θ
Y = A Sin ω t
(Y)max = A

- KECEPATAN GETARAN SELARAS (Vy)


Merukan turunan pertama atau deferensial dari persamaan simpangan getaran selaras.
Vy = dy/dt
= ωA Cos ωt
(Vy)max = ω A

- PERCEPATAN GETARAN SELARAS


Merupakan turunan atau differensial dari kecepatan selaras.
ay = dvy/dt
= d2y/dt2
= -ω2 A sin ωt
ay = -ω2y
(ay)max = ω2A
(tanda negatif hanya menunjukan arah percepatan yang berlawanan)
- GAYA GETARAN SELARAS (Fy)
Fy = m ay
= m (-ω2 A sin ωt)
Fy = m ω2 y
Diketahui persamaan :
k = m ω2
ω2 = k/m
VIII. ELASTISITAS

Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk dapat kembali ke bentuk awalnya segera
setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dibebaskan (ditiadakan). Benda-benda yang
mempunyai elastisitas atau sifat elastis seperti karet gelang, pegas, plat logam, dan sebagainya yang
mempunyai sifat elastis. Secara umum suatu bahan memiliki sifat elastis, dimana jika gaya yang
diberikan tidak melampaui batas tertentu, benda akan segera kembali ke bentuk semula begitu gaya
dibebaskan.Misalnya ketika pegas anda tarik dan lepaskan, pegas akan bergetar sebelum akhirnya
berhenti karena gesekan. Jika semua
Ketika Anda menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah panjang.
Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula. Demikian juga ketika Anda
merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang. Tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas
akan kembali seperti semula. Apabila di laboratorium sekolah Anda terdapat pegas, silahkan
melakukan pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka panjang pegas akan
kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan karena benda-benda tersebut
memiliki sifat elastis.
Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada
sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang
dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Perlu Anda ketahui bahwa gaya
yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang
diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.

- Besaran-Besaran dalam Elastisitas

a. Tegangan (stress)
Tegangan adalah besarnya gaya yang bekerja pada permukaan benda persatuan luas.
Tegangan sama seperti tekanan, ia memiliki satuan Pascal (Pa) atau N/m2

b. Regangan (strain)
Regangandalam elastisitas adalah pertambahan panjang yang terjadi pada suatu benda
karena pengaruh gaya luar per panjang mula-mula benda tersebut sebelum gaya luar bekerja
padanya. Karena regangan adalah perbandingan dari dua besaran yang sejenis maka ia hanya
seperti koefisien (tanpa punya satuan)

c. Mampatan
Mampatan hampir sama seperti regangan. Bedanya, regangan terjadi karena gaya tarik yang
mendorong molekul benda terdorong keluar sedangkan mampatan karena gaya yang
membuat molekul benda masuk ke dalam (memampat).

d. Modulus Elastis (Modulus Young)


Definisi dari modulus young adalah perbandingan antara tegangan dengan regangan.
IX. HIDROSTATIKA

Seperti yang kita ketahui sebelumnya, dalam kehidupan sehari-hari udara juga menekan kulit
pada tubuh kita sebesar 1 atm (1 atm= 1,01 x 105 Pa) atau lebih dieknal juag sebagai tekanan udara.
Betapa peristiwa fisika berkaitan erat dengan kejadian sehari-hari bukan? Tekanan (Pressure)
merupakan gaya yang diberikan pada benda tiap satuan luas. Atau dapat dirumuskan:
P=F/A
Dengan P= tekanan (N/m2)
F= gaya tekan (N)
A= luas permukaan (m2)
Tentu juga masih ingat jika seseorang memakai sepatu yang berhak tinggi (lancip) kemudian
berdiri di atas tanah yang lembek dibandingkan dengan memakai sepatu flat (datar), maka akan lebih
dalam yang mana tancapannya? Benar sekali, lebih dalam yang memakai sepatu lancip, karena luas
permukaannya lebih kecil sehingga tekanannya paling besar.
Ketika suatu benda/ objek/ manusia berada di fluida (zat cair), juga akan mengalami tekanan
yang lebih dikenal dengan zat cair atau tekanan hidrostatis. Berapa besarnya tekanan ini? Berikut
penuruan rumus tekanan hidrostatis:
P=F/A
Karena gaya yang menekan adalah gaya berat fluida itu sendiri, maka gaya tersebut merupakan gaya
berat zat cair F= W= m.g, dengan m merupakan massa fluida, jadi:
P=W/A= m.g/A= ρf.V.g/A= ρf.A.h.g/A= ρf.g.h
PH= ρf.g.h
Dengan PH= tekanan hidrostatis (Pa atau N/m2)
X. DINAMIKA FLUIDA

FLUIDA STATIK DAN DINAMIS FLUIDA

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak
digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air merupakan
contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang
dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat
gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh
udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat
udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat
mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi
di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Fluida ini dapat kita bagi menjadi
dua bagian yakni: 1. Fluida statis 2. Fluida Dinamis

1. FLUIDA STATIS

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam
keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan
bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki
gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya
apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh
fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap
partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai. Cairan yang berada dalam bejana
mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri
diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya
M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan
dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya
geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
Sifat- Sifat Fluida Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan permukaan,
kapilaritas, dan viskositas. 1. Massa Jenis Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan
besi? Benarkah pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya
kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi.
Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat
daripada kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-
beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas)
benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume.

Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa
sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram
per meter kubik (kg·m-3) Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa
jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama. Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.

dengan: m = massa (kg atau g), V = volume (m3 atau cm3), dan ρ = massa jenis (kg/m3 atau
g/cm3).

Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Massa Jenis
atau Kerapatan Massa (Density) Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3) Air
1,00 Gliserin 1,26 Aluminium 2,7 Kuningan 8,6 Baja 7,8 Perak 10,5 Benzena 0,9 Platina 21,4 Besi
7,8

Anda mungkin juga menyukai