Anda di halaman 1dari 7

LO : Klas IV Adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median

line. Bila terdapat daerah tidak bergigi tambahan oleh Kennedy


1. Jenis jenis GTSL disebut sebagai modifikasi, kecuali klas IV tidak ada modifikasi.
Berdasarkan Jaringan Pendukung Victor L.S mengklasifikasikan gigi tiruan Miller Mengklasifikasikan Berdasarkan Letak Cangkolan
sebagian lepasan berdasarkan jaringan pendukungnya, yaitu: Klas I Ada dua cangkolan yang lurus berhadapan dan tegak lurus
a. Tooth borne, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari gigi median line
asli. Klas II Ada dua cangkolan yang letaknya diagonal
b. Mucosa borne, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari Klas III Ada tiga cangkolan yang membentuk segitiga di tengah
jaringan mukosa. prothesa bila dihubungan dengan garis.
c. Tooth and mucosa borne, yaitu gigi tiruan yang mendapat dukungan Klas IV Ada empat cangkolan yang membentuk segi empat di
dari mukosa dan gigi. tengah prothesa bila dihubungan dengan garis.
Cummer Mengklasifikasikan berdasarkan letak cangkolan
Berdasarkan Waktu Pemasangan
Klas I Diagonal, yang menggunakan 2 buah cangkolan berhadapan
a. Convensional denture, gigi tiruan yang dibuat dan dipasang sesudah
diagonal
luka pencabutan sembuh. Klas II Diametric, yang menggunakan 2 cangkolan yang
b. Immediate denture, yaitu gigi tiruan yang dibuat sebelum pencabutan berhadapan tegak lurus
dan segera dipasang setelah pencabutan Klas III Unilateral, cangkolan terletak pada satu sisi rahang
- Berdasarkan ada tidaknya wing Klas IV Multilateral, cangkolan dapat berupa segitiga maupun
a.Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal dan labial, segiempat
biasanya untuk anterior. 2. Komponen GTSL Bagian-Bagian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
b.Close face denture, memakai wing pada bagian bukal, biasanya Menurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan kerangka akrilik terdiri
untuk posterior. atas beberapa komponen, yaitu :
- Pembagian gigi tiruan sebagian berdasarkan bahan yang
digunakan menurut Soelarko dan Wachijati (1980) adalah : 1.Konektor Utama
a.Frame denture Merupakan bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen-
Frame denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang
kerangka logam tuang dan bagian sadel terdiri dari akrilik serta lain atau bagian yang menghubungkan basis dengan retainer.
elemen gigi tiruan. Fungsi konektor utama adalah menyalurkan daya kunyah yang
b.Acrylic denture diterima dari satu sisi kepada sisi yang lain.
Acrylic denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang basisnya Syarat konektor utama adalah rigid, tidak mengganggu gerak
terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan. jaringan, tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva, tepi
c.Vulkanite denture konektor utama cukup jauh dari margin gingiva, tepi dibentuk
Vulkanite denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri membulat dan tidak tajam supaya tidak menganggu lidah dan pipi.
dari karet yang dikeraskan sebagai basis gigi tiruan serta elemen Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi,
gigi tiruan. jumlah gigi yang hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada
Kennedy (1923) mengklasifikasikan GTSL, berdasarkan letak sadel rahang atas dapat berupa single palatal bar, U-shaped palatal
dan free end: connector, antero-posterior palatal bar dan palatal palate. Pada
Klas I Adanya ujung bebas pada dua sisi (bilateral free end), rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.
mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada
sebuah sisi rahang. 2.Konektor minor
Klas II Adanya ujung bebas pada satu sisi (unilateral free end), Konektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan
mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada konektor utama dengan bagian lain, misalnya sandaran oklusal.
satu sisi rahang saja. Biasanya diletakkan pada daerah embrasur gigi dan harus
Klas III Bila tidak ada ujung bebas (free end), mempunyai gigi yang berbentuk melancip ke arah gigi penyangganya.
tertinggal di bagian belakang kedua sisi. Fungsi konektor minor adalah meneruskan tekanan oklusal / beban
oklusi ke gigi peganggan, membantu stabilisasi dengan menahan 6.Basis landasan
gaya pelepasan, menghubungkan bagian-bagian GTS dengan Basis adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bagian untuk
konektor utama, menyalurkan efek penahan, sandaran dan bagian mengganti jaringan alveolaris yang hilang dan tempat melekatnya anasir gigi
pengimbangan kepada sandaran serta mentransfer efek tiruan.
retainer/klamer serta komponen gigi lain ke gigi tiruan.
3. Indikasi GTSL
3.Sandaran / rest Indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebagai
Merupakan bagian GTSL yang bersandar pada permukaan gigi berikut :
penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan 1.Hilangnya satu gigi atau lebih.
vertikal pada prothesa. Sandaran dapat ditempatkan pada 2.Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi
permukaan oklusal gigi posterior (sandaran oklusal) atau pada syarat sebagai gigi abutment.
permukaan lingual gigi anterior (sandaran incisal). Preparasi tempat 3.Keadaan processus alveolaris masih baik.
sandaran ini disebut rest seat. 4.Oral hygiene pasien baik.
Fungsi sandaran / rest : 5.Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
a.Menyalurkan tekanan oklusal dari gigi tiruan ke gigi pegangan 4. Desain GTSL
b.Menahan lengan cengkeram tetap pada tempatnya Faktor- faktor yang juga perlu diperhatikan dalam mendesain GTS :
c.Mencegahnya lengan cengkeram mekar/terbuka akibat tekanan 1.Retensi
oklusal. d.Mencegah ekstrusi gigi pegangan Merupakan kemampuan GTS dalam melawan gaya pemindah yang
e.Mencegah terselipnya sisa makanan cenderung melepaskan GTS ke arah oklusal.
f.Menyalurkan sebagian gaya lateral ke gigi pegangan 2.Stabilisasi
g.Memperbaiki oklusi Merupakan kemampuan GTS untuk menahan gaya yang
h.Sebagai retensi tidak langsung cenderung menggerakkan gigi tiruan dalam arah horizontal.
i.Dapat sebagai splint dan mencegah kerusakan jaringan Stabilisasi ini sangat tergantung pada garis retensi yang dibuat
periodontal pada gigi pegangan, dan dapat berupa aktivitas otot saat berbicara,
mastikasi, tertawa, batuk, bersin dan gravitasi untuk rahang atas.
Direct Retainer 3.Estetika
Merupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan Penempatan cangkolan harus sedemikian rupa sehingga tidak
terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa terlihat dalam posisi apapun. Selain itu gigi tiruan harus tampak asli
klamer/cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan dan pantas untuk tiap pasien. Hal ini meliputi warna gigi, posisi dan
gigi pegangan. Ciri khas cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya inklinasi tiap gigi, gingival contouring harus sesuai dengan keadaan
berasal dari permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan yang paling pasien dan perlekatan gigi di atas ridge
sesuai untuk kasus-kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya
sederhana dan efektif. Tahap – tahap menentukan desain :
Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah 1) Menentukan kelas dari masing – masing edentulous
oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi, Mempengaruhi rencana pembuatan desain, bentuk sadel, konektor &
stabilisasi, dukungan, dan pasifitas. dukungan
Macam-macam cangkolan menurut Ney, yaitu : Akers clasp, Roach clasp, 2) Menentukan macam dukungan dari setiap daerah tak bergigi
kombinasi Akers-Roach, Back Action clasp, Reverse back Action clasp, Ring Hal –hal yang harus diperhatikan : keadaan jaringan pendukung,
clasp, T clasp, I clasp, dan Compound clasp / Embrasure clasp. panjang daerah tidak bergigi, jumlah daerah tidak bergigi dan
keadaan rahang
5.Inderect Retainer
3) Menentukan jenis retainer
Inderect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan
Direct/Indirect. Factor yang dipertimbangkan dalam menentukan
terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung
jenis penahan:
diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis
- dukungan dari sadel, berkaitan dengan macam cangkolan yang
fulkrum tempat gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau
akan dipakai
lingual plate bar.
- stabilisasi GT, berkaitan dengan macam cangkolan yang akan 6) Konektor tambahan untuk stabilisasi horizontal GT terhadap gaya
dipakai lateral yang mungkin terjadi.
- estetika, berkaitan dengan tipe dan lokasi cangkolan 7) Tahanan oklusal membantu mengendalikan tekanan dengan
4) Menentukan jenis konektor mengarahkan gaya ke arah sumbu panjang gigi.
GTSL resin akrilik konektor berbentuk pelat Desain GTSL akrilik :
GTKL konektor logam bervariasi dan dipilih sesuai dengan Prinsip dasar desain GTSL:
indikasinya Memelihara/mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan sebagian
 Pertimbangan desain komponen GTSL untuk mengendalikan tekanan : lepsan dengan memperhatikan:
1) Penahan langsung 1.distribusi tekanan yang luas(melalui cengekram)
GTSL harus didesain untuk mempertahankan retensi cangkolan 2.mepersamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan)
semaksimal mungkin sehingga memberikan retensi yang baik agar 3.phisiologic basing(tekanan phisiologis pada mukosa di bawah basis)
mencegah lepasnya GT akibat gaya yang terjadi. Komponen GTSL Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan desain GTSL :
yang memberikan retensi terhadap GT: 1.anatomi dan fisiologi jaringan yang terlibat dalam penempatan GTSL dalam
a. Gaya adhesi dan kohesi :basis GT harus mencakup se;uas rongga mulut(gigi, mukosa, tulang)
mungkin daerah yang dapat mendukung serta beradaptasi 2. letak gigi yang hilang dan yang kaan diganti
dengan akurat terhadap mukosa dibawahnya. 3.besarnya beban kunyah. Bila gigi hilang gigi belakang, dimana beban kunyah
b. Pengendalian pergeseran : dataran penuntun dibuat sebanyak besar, sedangkan gigi penjangkarannya kurang kuat untuk mensupport beban
mungkin tegak lurus satu sama lain dan sejajar terhadap arah kunyah yang besar tersebut, sebiknya dibuatkan GTS gingival
pasang serta arah lepas dari GT. 4. macam gigi tiruan:
c. Pengendalian neuromuskuler : kontur basis gigi yang tepat akan • GTS paradental:cengkeram yang dipakai adalah cengkeran paradental.gigi
membantu pengendalian neuromuskuler plat terhadap GT. penjangkaran sedapat mungkin dekat gigi yang hilang, kecuali bila mengganggu
d. Letak cangkolan : letak posisi/hubungan cangkolan retentive estetis. Basis tidak perlu terlalu luas.
terhadap tinggi kontur gigi sangat penting untuk retensi dan • GTS gingival:cengkeram yang dipakai adalah gingival,gigi penjangkaran sedapat
pengendalian tekanan dibanding dengan jumlah tekanan. mungkin dekat gigi yang hilang, basis dibuat seluas mungkin
e. Konfigurasi dengan 4 sudut : untuk kelas III, cangkolan • GTS kombinasi paradental-gingival:
retentive pada setiap gigi penyangga yang berdekatan dengan Cengkeram yang dipakai adalah pada sisi paradental menggunakan paradental, pada
edentulous terdapat 4 cangkolan sehingga daya ungkit dapat sisi gingival menggunakan cengkeram gingival. Pada satu sisi tidak boleh ada
dinetralisir secara efektif. cengkeram paradental dan gingival bersama-sama
f. Konfigurasi segitiga : untuk kelas II, cangkolan diletakkan pada • Basis pada sisi paradental tidak luas, pada sisi gingival luas
sisi yang didukung oleh gigi asli sehingga terbentuk sudut 5.pertimbangan biomekanik jaringan penyangga GTSL adalah jaringan hidup.
segitiga oleh letak cangkolan tersebut . Karena itu keseimbangan tekanan oleh adanya beban kunyah harus diperhatikan.
g. Konfigurasi bilateral : untuk kelas I, GTSL perluasan distal, 6.garis fulcrum adalah garis imaginer yang ditarik melalui dua gigi penjangkaran
cangkolan sebuah cangkolan retentive dibuat pada tiap sisi dah yang
diletakkan pada pusat/tengah lengkung rahang. dapat merupakan sumbu berputarnya atau terungkitnya gigi tiruan
h. Desain cangkolan 7.estetika letak cengkeram harus lebih diperhatikan
i. Splinting dari gigi penyangga 8.Kenyamanan gigi tiruan harus dapat dipakai dengan nyaman
2) Penahan tidak langsung (indirect retainer) 9.Penyakit untuk pasien DM dibuat desain gingival mengingat keadaan dari sisa gigi
3) Oklusi permukaan oklusal yang luas akan memberikan tekanan yang ada sering goyang
yang lebih besar ke jaringan pendukung. 10.retensi dalam akrilik : bagian dari cengkeram kawat yang tertanam dalam basis
4) Basis GT menutupi seluas mungkin jaringan pendukung akrilik
distribusi tekanan ke arah yang luas Syarat-syarat cengkeram kawat yang melingkari gigi:
- Distal RB meluas ke retromolar pad 1. harus kontak garis
- Distal RA meluas ke tuberositas 2. tidak boleh menekan/harus pasif
5) Konektor utama plat untuk mendistribusikan tekanan sewaktu 3. ujung jari tidak boleh menyinggung gigi tetangga dan tidak boleh tajam/harus
berfungsi ke arah gigi yang masih ada. dibulatkan
4. tidak ada lekukan bekas tang(luka)pada lengan cengkeram Disain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke oklusal/insisal di atas titik kontak,
5. bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh mengganggu turun ke lingual melalu atas cingulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam
oklusi/artikulasi akrilik
6. jarak bagian jari ke servikal gigi: Indikasi:
cengkeram paradental:1/2-1 mm Untuk kaninus rahang atas perlu diperhatikan agar letak cengkeram tidak
cengekeram gingival:1 ½-2 mm mengganggu oklusi
7. bagian retensi dalam akrilik harus dibengkokkan 5. Cengkeram Kippmeider
Macam-macam desain cengkeram : Tidak mempunyai lengan, yang ada hanya rest di atas cingulum
Desain cengkeram menurut fungsinya dibagi dalam dua bagian: Indikasi:
1. Cengkeram paradental yaitu cengkeram yang fungsinya selain dari retensi dan Hanya untuk kaninus
stabilisasi protesa, juga sebagai alat untuk meneruskan beban kunyah yang diterima Bentuk cingulum harus baik
gigi tiruan ke gigi penjangkarannya. Jadi,cengkeram paradental harus mempunyai Fungsi:hanya untuk menerusan beban kunyah dan stabilisasi
bagian yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran atau melalui titik kontak 6. Cengkeram rush angker
antara gigi penjangkaran dengan gigi tetangganya Disainnya mulai dari oklusal di aproksimal(daerah mesial/distal)terus ke arah lingual
2. Cengkeram gingival yaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk retensi dan ke bawah, masuk dalam akrilik
stabilisasi protesa. Jadi, karena tidak berfungsi untuk meneruskan beban kunyah Indikasi:molar, premolar yang mempunyai titik kontak yang baik
yang diterima protesa ke gigi penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai Fungsi:hanya untuk meneruskan beban kunyah protesa ke gigi penjangkaran dan
bagian yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran, bisa diatas permukaan sebagai retensi pada pembuatan splin
oklusal. 7. Cengkeram roach
Macam-macam cengkeram paradental : Disainnya mulai dari oklusal di daerah titik kontak aproksimal, turun ke bukal dan
1. Cengkeram 3 jari terdiri dari: lingual
• lengan bukal dan lingual terus ke aproksimal di daerah diastema, masuk dalam akrilik
• body Indiksai:gigi molar dan premolar yang mempunyai konta yang baik
• bahu Macam-macam cengkeram gingival
• oklusal rest 1. Cengkeram 2 jari
• bagian retensi dalam akrilik Disainnya sama dengan cengkeram 3 jari, hanya tidak mempunyai rest
indikasi:gigi molar dan premolar Indikasi:gigi molar dan premolar
2. Cengkeram jackson 2. Cengkeram 2 jari panjang
Disain cengkeram ini mulai dari palatal/lingual, terus ke oklusal di atas titik kontak, Disainnya seperti cengkeram 2 jari, hanya disini melingkari 2 gigi berdekatan
turun ke bukal melalui di bawah lingkaran terbesar, naik lagi ke oklusal di atas titik Iindikasi:gigi molar,premolar, dimana gigi yang deat diastema urang kuat(goyang 10
kontak, turun )
ke lingual masuk retensi akrilik. 3. Cengkeram ½ jacson
Indikasi: hampir sama dengan cengkeram ½ jacson paradental
Gigi molar,premolar yang mempunyai kontak yang baik di bagian mesial dan bedanya cengkeram ini melalui bagian proksimal dekat diastema dan di bagian
distalnya lingual
Bila gigi penjangkaran terlalu cembung, seringkali cengkeram ini sulit masuk pada lurus ke bawah, tetap di tepi lingual
waktu pemasangan protesa. indikasi:gigi molar,premolar dan kaninus
3. Cengkeram ½ jackson paradental 4. Cengkeram vestibular finger
Disainnya mulai dari bukal terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual dan cengkeram ini berjalan mulai dari sayap bukal protesa ke arah undercut di
terus ke retensi akrilik vestibulum
Indikasi: bagian labial, ujungnya ditutupi akrilik
gigi molar dan premolar indikasi:
gigi terlalu cembung sehingga cengkeram jackson sulit melaluinya ada titik kontak gigi sisa hanya gigi anterior yangtidak dapat dilingkari cengkeram, dan bagian
yang baik di anatar 2 gigi vestibulum labial harus mempunyai undercut yang cukup
4. Cengkeram S fungsi: untuk tambahan retensi, tetapi kurang efektif
- pengurangan sudut tonjol gigi
5. Biomekanik GTSL - penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis
Pada rahang atas :
Gaya yang terjadi pada GT selama fungsi : - perluasan basis sampai tuber maksilaris
a. Gaya oklusal - penempatan cengkeram pada gigi posterior/sandaran dan
Disebut juga gaya vertical, merupakan gaya yang timbul pada waktu konektor minor
bolus makanan berada di permukaan oklusal GT sebelum dan pada pada permukaan distal
saat berfungsi atau oklusi. Pada kasus GT free end sebagian gaya - perluasan konektor utama sampai gigi anterior
oklusal akan diterima oleh gigi penyangga dan sisanya oleh jaringan - pengurangan sudut tonjol gigi
mukosa di bawah basis. Gaya oklusal yang diterima elemen pada - penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis
waktu mastikasi akan diteruskan basis ke jaringan dibawahnya secara d. Gaya pemindah(pelepas/dislodging forces)
kompresif. Upaya untuk mengurangi gaya oklusal yang diterima Timbul pada saat mastikasi, makanan lengket melekat pada
jaringan penyangga : permukaan oklusal GT dan pada saat mulut terbuka protesa akan
- pengurangan jumlah atau luas permukaan elemen tertarik ke arah oklusal. Selanjutnya pergerakan otot perifer,
- penyaluran gaya oklusal secara merata pada jaringan kekuatan tak terkontrol seperti batuk, bersin dan gaya berat
pendukung dengan untuk protesa RA, termasuk pergerakan gaya pemindah.
menggunakan cetakan fungsional atau mukokompresi
- distribusi gaya seluas mungkin dengan memperbesar 6. Prosedur pembuatan GTSL
basis/konektor
utama agar besar gaya persatuan luas menjadi lebih kecil Perawatan pendahuluan :
b. Gaya lateral 1) Tindakan yang berhubungan dengan perawatan bedah
Timbul pada saat RB bergerak dari posisi kontak oklusi eksentrik ke a. Pencabutan
posisi sentrik atau sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya yang paling Gigi yang cukup kuat yang akan dijadikan sandaran dapat
merusak gigi asli maupun tulang alveolar pada daerah tak bergigi, dipertahankan dan sebaliknya gigi yang dapat menimbulkan
karena hanya sebagian serat periodontal/mukosa saja yang berfungsi kesulitan dalam pembuatan GT sebaiknya dicabut
menyangganya b. Penyingkiran sisa akar yang tinggal dan gigi impaksi
Untuk mencegah kerusakan gigi asli dan resopsi tulang alveolar Pengambilan sisa akar dapat dilakukan dari permukaan
berlebih, gaya lateral harus diimbangi dengan kombinasi : labial/bukal/palatal tanpa mengurangi alveolar ridge.
- penyaluran gaya lateral sebanyak mungkin pada gigi asli Pengambilan gigi impaksi sedini mungkin agar mencegaj infeksi
- pengurangan sudut tonjol gigi akut dan kronis.
- Pengurangan luas permukaan bidang oklusal elemen tiruan c. Kista dan tumor odontogenik
- pemakaian desain cengkeram bilateral d. Penonjolan tulang
- penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis Yang menghalangi pemasangan GT harus disingkirkan
c. Gaya Antero-Posterior Contoh : torus palatinus yang meluas sampai pertemuan palatum
Terjadi pada pergerakan rahang dimana gigi depan ada pada posisi molle, torus palatinus yang besar dan yang menyebabkan
edge to edge atau oklusi protrusive ke oklusi sentrik dan sebaliknya. penumpukan debris
Ada kecendrungan GT RB bergerak ke arah posterior dan GT RA ke e. Bedah periodontal
anterior. Untuk mendapatkan keadaan jaringan yang sehat sebagai
Pergerakan AP pada protesa RB dapat diatasi dengan : pendukung GT. Penyingkiran saku gusi dapat dilakukan dengan
- penempatan lengan cengkram sampai ke permukaan mesial cara kuretase dan eksisi surgical. Misalnya : ginggivectomy dan
jika berasal reposisi flep
dari sandaran distal
2) Tindakan yang berhubungan dengan perawatan jaringan pendukung
- penempatan sandaran dari konektor minor disisi mesial gigi
penyangga
- perluasan basis sampai retromolar pad
Untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang ada sehingga setelah dicapai konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam sendok cetak
dapat memberikan dukungan dan fungsi yang baik untuk GT. Antara dengan merata, kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien dan tekan
lain : posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan rahang yang dicetak. Di
- menghilangkan kalkulus dan menghilangkan pocket samping itu dilakukan muscle triming agar bahan cetak mencapai lipatan
periodontal mukosa. Posisi dipertahankan sampai setting, kemudian sendok dikeluarkan
- splinting dari mulut dan dibersihkan dari saliva. Hasil cetakan diisi dengan stone gips
- memperbaiki tambalan yang tidak baik dan di-boxing.
- menghilangkan gangguan oklusal
B.Kunjungan Kedua
3) Tindakan konservasi
1.Membuat work model
Perbaikan yang akurat terhadap gigi yang ada, misalnya restorasi,
a.Alat : sendok cetak fisiologis
pembuatan inlay dan kedudukan rest
b.Bahan cetak : hyidrokoloid irreversible (alginat)
4) Tindakan ortodonti
c.Metode mencetak : mucocompresi
Misalnya pada kasus diastema sentralis, sebaiknya dilakukan
d.Cara mencetak
perawatan orto sebelum pembuatan GT.
Rahang Atas :
Model diagnostik umumnya bertujuan untuk membantu dalam mendiagnosa
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke
dan rencana perawatan. dalam sendok cetak. Posisi operator di samping kanan belakang. Masukkan
Tujuannya adalah : sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, sehingga garis tengah
1. Model diagnostik digunakan sebagai tambahan pada pemeriksaan oral dari sendok cetak berimpit dengan garis median wajah. Setelah posisinya benar
oklusi bagian lingual, derajat overclosure, besarnya ruang interoklusal yang ada. sendok cetak ditekan ke atas. Sebelumnya bibir dan pipi penderita diangkat
2. Model diagnostik digunakan untuk survei pada lengkung rahang pada dengan jari telunjuk kiri, sedang jari manis, tengah dan kelingking turut
pembuatan gigitiruan sebagian lepasan menekan sendok dari posterior ke anterior. Pasien disuruh mengucapkan
3. Model diagnostik digunakan untuk gambaran gigitiruan yang dibutuhkan huruf U dan dibantu dengan trimming.
4. Model diagnostik digunakan sebagai referensi yang tetap dalam persiapan Rahang Bawah :
kerja, seperti tipe restorasi, loksi rest, daerah permukaan yang dimodifikasi, Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke
arah melepas dan memasang gigitiruan. dalam sendok cetak. Pasien dianjurkan untuk membuang air ludah. Posisi
Guna model diagnostik : operator di samping kanan depan. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak
a. Mengetahui lengkung rahang yang kehilangan gigi sebagian, seperti ruang ke dalam mulut, kemudian sendok ditekan ke processus alveolaris. Pasien
kehilangan gigi. diinstruksikan untuk menjulur lidah dan mengucapkan huruf U. dilakukan
b. Untuk mengevaluasi dan menetukan tipe basisi gigitiruan yang digunakan. muscle trimming supaya bahan mencapai lipatan mucobuccal. Posisi
c. Untuk dapat mengetahui perluasan daerah pendukung gigitiruan. dipertahankan sampai setting.
PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN
2.Pembuatan cangkolan yang akan digunakan untuk retensi gigi tiruan
A.Kunjungan Pertama dengan melakukan survey model terlebih dahulu pada gigi yang akan
dipakai sebagai tempat cangkolan berada nantinya.
1.Anamnesa Indikasi
2.Membuat Studi Model 3.Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan malam merah yang
dibuat sesuai dengan desain gigi tiruan.
a.Alat : Sendok cetak nomor dua
b.Bahan Cetak : Hyidrokoloid Irreversible (alginat) 4.Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing,
c.Metode Mencetak : Mucostatik polishing.
Posisi operator : RB : di kanan depan pasien
Posisi pasien : RB : pasien duduk tegak dan bidang oklusal sejajar lantai C.Kunjungan Ketiga
posisi mulut setinggi siku operator. 1.Try – in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.
d.Cara mencetak 2.Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan
Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1, yang tepat dari model RA dan RB sebelum dipasang di artikulator dengan
cara : pada basis gigi tiruan yang telah kita buat tadi ditambahkan dua lapis secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata
malam merah dimana ukurannya kita sesuaikan dengan lengkung gigi pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi yang bersangkutan
pasien. Malam merah dilunakkan kemudian pasien diminta mengigit malam dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai
tersebut. tidak terjadi traumatik oklusi.
3.Pemasangan model RA dan RB pada artikulator dengan memperhatikan Selective grinding yaitu pengrindingan gigi-gigi menurut hukum MUDL
relasi gigitan kerja yang telah kita dapatkan tadi. (pengurangan bagian mesial gigi RA dan distal RB) dan BULL (pengurangan
4.Penyusunan gigi tiruan dimana pada kasus ini akan dipasang gigi posterior bagian bukal RA dan lingual RB).
maka perlu diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang akan dipasang. Posisi
gigi ditentukan oleh kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang memuaskan Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien
dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis untuk mendapatkan derajat oklusi 1.Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut, pasien diminta memakai
yang seimbang. Malam dibentuk sesuai dengan kontur alami prosesus gigi tiruan tersebut terus menerus selama beberapa waktu agar pasien
alveolar dan tepi gingiva. terbiasa.
5.Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, 2.Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus selalu dijaga. Sebelum
polishing. dipakai sebaiknya gigi tiruan disikat sampai bersih.
3.Pada malam hari atau bila tidak digunakan, protesa dilepas dan direndam
D.Kunjungan Keempat dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien. Hal- ukurannya.
hal yang perlu diperhatikan antara lain : 4.Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket.
1.Part of insertion and part of removement 5.Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan pasien harap segera
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat kontrol.
pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara 6.Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi.
pengasahan permukaan gigi tiruan (hanya pada bagian yang perlu saja).
2.Retensi E.Kunjungan Kelima
Yaitu kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi.
memindahkan gigi tiruan ke arah oklusal. Retensi gigi tiruan ujung bebas di Tindakan yang perlu dilakukan :
dapat dengan cara : 1.Pemeriksaan subjektif
a.Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara basis gigi tiruan Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat
dengan membarana mukosa di bawahnya. pemakaian gigi tiruan tersebut.
b.Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan 2.Pemeriksaan objektif
dengan struktur anatomi. Retensi mekanik terutama diperoleh dari lengan a.Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut
traumatic yang menempati undercut gigi abutment. b.Melihat keadaan GTS lepasan baik pada plat dasar gigi tiruannya maupun
3.Stabilisasi pada mukosa di bawahnya.
Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan c.Melihat posisi cangkolan.
perpindahan tempat/gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan d.Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.
berfungsi, misal pada saat mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan e.Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan
dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara
bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran pada saat tes
DAPUT
ini. Richard, R.. Dental Materials, second edition, Edinburgh, London, New
4.Oklusi York, Oxford, Philadelphia, St. Louis, Sydney, Toronto. 2002
Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51862/Chapter%20
anteroposterior. caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
di bawah gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan
mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi pasien diminta melakukan gerakan
mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan
pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna yang tersebar

Anda mungkin juga menyukai