Tulangan Vertikal
Seperti pada Gambar 2.14, momen penahan nominal dapat dicari melalui perumusan berikut.
1 ƿ𝑚𝑎𝑥𝑓𝑦
𝑀𝑟 = ∅ [ƿ𝑚𝑎𝑥𝑓𝑦 (1 − 0,59 )] 𝑏𝑑² (2.48)
𝑓′ 𝑐
Keterangan :
D = jarak dari serat kompresi ekstrem ke pusat tulangan
ƿmax = rasio penulangan maksimum = 0.75 ρb
∅ = faktor reduksi untuk bending moment = 0.9
f'c = mutu beton
fy = mutu tulangan
Rasio tulangan saat keadaan balanced dapat dihitung melalui perumusan berikut
0,85𝑓𝑐′ 6120
ƿ𝑏 = 𝛽1( ) (2.49)
𝑓𝑦 6120+𝑓𝑦
di mana,
Saat Mu ≤ ØMR
Desain penulangan yang perlu direncanakan hanyalah tulangan tarik saat kondisi ini seperti
berikut ini.
𝑓𝑦
𝑚= (2.51)
0,85𝑓′𝑐
1 2𝑚𝑀𝑛
ƿ= (1 − √1 − ) (2.52)
𝑚 𝑓𝑦𝑏𝑑 2
As = ρbd (2.53)
Kondisi ini menjelaskan bahwa tulangan tarik sudah mencapai tegangan maksimumnya,
dimana momen penahan nominal masih lebih kecil daripada bending momentnya. Kondisi ini
mengakibatkan perlunya penulangan tekan sebagai berikut.
• Mencari nilai a
𝑇1 ƿ1𝑏𝑑𝑓𝑦
𝑎= = (2.54)
0,85𝑓′𝑐 0,85𝑓;𝑐𝑏
𝑀2
𝐴𝑠 = 𝐴𝑠1 + 𝐴𝑠2 = ƿ1𝑏𝑑 + (𝑓𝑦(𝑑−𝑑′ )) (2.56)
2. Tulangan Horisontal
Tulangan horisontal diperlukan karena efek susutnya beton oleh temperatur dengan
perhitungannya menggunakan persamaan berikut.
3. Tulangan Geser
Tulangan geser direncanakan apabila Vu ≥ Vc = ∅ 0.53
√𝑓′𝑐𝑏𝑑 di mana ∅ = 0,85 Apabila melihat Gambar 2.13 terdapat 3 jenis tulangan geser seperti
yang di nomori yaitu terdiri dari satu tulangan utama dan dua tulangan miring.Apabila jarak
horisontal antar 2 tulangan geser sama,dengan asumsi b = 100 cm, maka:
100𝐴𝑏
𝐴𝑣 = (2.58)
𝑆ℎ
Keterangan :
Sh = jarak horisontal antar tulangan geser sehingga kekuatan geser nominal pada 3
tulangan geser dapat dihitung sebagai berikut.
𝐴𝑐𝑓𝑦𝑑
𝑉𝑠1 = (2.59)
𝑆𝑣
𝐴𝑣𝑓𝑦𝑑
𝑉𝑠2 = sin 𝑎 (2.60)
𝑆𝑣
𝐴𝑣𝑓𝑦𝑑
𝑉𝑠3 = sin 𝛽 (2.61)
𝑆𝑣
Keterangan :