Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN ULANG (RE DESAIN) BANGUNAN TAHAN

GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL


MOMEN KHUSUS (SPRMK) BERDASARKAN SNI 1726:2012
(Studi Kasus Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya)

Makalah Seminar Hasil


Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

Disusun Oleh:
MOH. ZAHIR KHARIRI
2015 1034 0311 125

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul :

PERENCANAAN ULANG (RE DESAIN) BANGUNAN TAHAN GEMPA


MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
(SPRMK) BERDASARKAN SNI 1726:2012
(Studi Kasus Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya)

Disusun Oleh :

Moh. Zahir Khariri


201510340311125

Telah diperiksa dan disetujui untuk disampaikan di seminar hasil skripsi :


Malang, ……………………

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Ir. Erwin Rommel, MT. Ir. Yunan Rusdianto, MT.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ir. Rofikatul Karimah, MT.


PERENCANAAN ULANG (RE DESAIN) BANGUNAN TAHAN GEMPA
MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
(SPRMK) BERDASARKAN SNI 1726:2012
(Studi Kasus Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya)
Moh Zahir Khariri1 , Erwin Rommel2 , Yunan Rusdianto3
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No. 246, Malang (0341) 464318
E-mail : erigrez@gmail.com

ABSTRAK
Gedung Perkuliahan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya merupakan gedung bertingkat yang terdiri dari 7
lantai dan salah satu infrastruktur penting bagi mahasiswa Kampus Universitas
Islam Negri Sunan Ampel Surabaya sebagai kegiatan perkuliahan. Dalam
pelaksanaannya gedung ini dibangun menggunakan struktur beton bertulang,
menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus dengan memakai konsep
strong coloum and weak beam dan menerapkan sistem dilatasi yang semula bentuk
gedung arsimetris menjadi simetris.
Dalam perencanaan bangunan tahan gempa harus memperhatikan standar
yang mengacu pada SNI 1726:2012 untuk tata cara perencanaan ketahananan
gempa , sedangkan untuk perencanaan stuktur beton gedung menggunakan standar
SNI 2847:2013 dan untuk dasar pembebanan dari gedungnya mengacu pada standar
SNI 1727:2013, pada perencanaan gedung ini langkah yang dilakukan adalah
memperlajari gambar dan data rencana awal dari gedung, kemudian dilakukan
rencana pendimensian awal serta melakukan pembebanan struktur dan dianalisa
menggunakan bantuan aplikasi Staadpro v8i untuk pengontrolan dan perencanaan.
Bedasarkan perencanaan maka didapatkan diameter pelat lantai sebesar 0,12
m dan pelat atap sebesar 0,10 m menggunakan tulangan diameter ø10 mm.
Pendimensian dan penulangan balok antara lain : balok anak dimensi 30/50
digunakan tulangan longitudinal D16 dan sengkang ø10, dan balok induk dimensi
30/60 dan 40/70 digunakan tulangan longitudinal D25 dan sengkang ø10.
Perencanaan kolom dengan dimensi 70/70 dan 60/60 digunakan tulangan
longitudinal D25 d serta sengkang ø10 dan menggunakan pengekang diameter D16.
Dan jarak dilatasi perencanaan gedung sebesar 100 mm.
Kata Kunci : staadpro, gempa statik equivalen, sprmk

PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berada dalam kawasan
cekungan pasifik cincin api (ring of fire) yang di dalamnya terdapat berbagai
gunung-gunung berapi dan rawan gempa. Kondisi arsitektural rencana gedung
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya yang asimetris dengan denah berbentuk L akan sangat berisiko sekali jika
tidak dilakukan pemisahan yang simetris pada gedung tersebut. Gempa adalah
bencana dengan beban gaya vertikal dan horizotal yang merusak bangunan, desain
bangunan yang buruklah akan mengakibatkan bencana mematikan bagi manusia.
Hal ini yang menjadi dasar yang melatarbelakangi untuk di dilakukanya
perencanaan ulang Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya yang tahan gempa dengan Menggunakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) untuk menimalisir kejadian keruntuhan
pada bangunan.
Dilatasi adalah suatu transformasi mengubah bentuk bangunan dengan
sebuah sambungan atau pemisahan karena sesuatu hal memiliki sistim struktur
berbeda. Hal ini dilakukan agar pada saat terjadinya beban (gaya vertikal dan
horizontal, seperti terjadinya gempa bumi) pada bangunan tidak menimbulkan
kerusakan yang parah pada sistem struktur bangunan yang membahayakan
manusia. Penggunaan dilatasi antar dua bangunan maupun lebih yang
berdampingan menyebabkan setiap bangunan bekerja sebagai suatu sistem tunggal
yang terpisah.
Perencanaan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisinis Islam Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya akan dilakukan dengan mengacu pada cara
Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI-03-2847:2013) dan
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk struktur bangunan gedung (SNI
1726:2012) sedangkan peraturan pembebanan mengacu pada (SNI 1727:2013).
Untuk itu penulisan tugas akhir ini di fokuskan pada studi perencanaan
struktur atas bangunan tahan gempa menggunakan sistem rangka pemikul momen
khusus yang mampu menghasilkan daya tahan lentur dan daya kuat tekan yang
tinggi sehingga sangat efektif untuk daya tahan gempa tanpa mengalami
keruntuhan.

MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun tujuan yang akan di capai dalam penyusunan penulisan tugas akhir ini
adalah :
1. Mengetahui tentang berapa besar dimensi dan jumlah tulangan pada pelat,
balok, dan kolom.
2. Mengetahui drift rasio, dan drift storey untuk kontrol stabilitas bangunan
dengan sistem rangka pemikul momen khusus (SPRMK).
3. Mengetahui tentang ketahanan bangunan terhadap beban gempa dan detail
penulangan dengan memakai sistem rangka pemikul momen khusus.
METODOTE PENELITIAN
Diagram Alir Perencanaan

Gambar 1-Diagram alir proses perencanaan


Perhitungan Penulangan Pelat

Gambar 3 Denah Perencanaan Pelat Lantai Dan Atap


Keterangan : Pelat A = 5 x 3 Pelat B = 5 x 4
Pelat C = 4 x 4 Pelat D = 4 x 3
Luas tulangan pokok pelat : As =  pakai x b x h
Kebutuhan tulangan Digunakan tulangan ø10-150 mm, dengan As = 523,6 mm2
Kapasitas penampang
Mr = ø Mn
= 0,80 x 19,033 =15,227 kNm
Kontrol penulangan pelat Mr > Mu = 15,227 kNm > 11,584 kNm (OK)
Rekapitulasi Pelat Lantai dan Pelat Atap
Tabel 3.Rekapitulasi pelat lantai dan pelat atap
Momen (kNm) Tulangan Pokok
Ukuran
Memanjang Melebar Memanjang Melebar
NO. Pelat
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
(m)
Pelat Lantai
1 5 x3 11,584 13,768 6,196 7,364 Ø10-150 Ø10-150 Ø10-200 Ø10-200
2 5 x4 16,620 19,754 12,755 15,160 Ø10-100 Ø10-100 Ø10-150 Ø10-150
3 4 x4 9,789 11,635 9,789 11,635 Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150
4 4 x3 6,822 8,109 4,755 5,652 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200
Pelat Atap
5 5 x3 5,481 6,515 2,932 3,485 Ø10-250 Ø10-250 Ø10-300 Ø10-300
6 5 x4 7,864 9,347 6,035 7,174 Ø10-150 Ø10-150 Ø10-200 Ø10-200
7 4 x4 4,632 5,505 4,632 5,505 Ø10-300 Ø10-300 Ø10-300 Ø10-300
8 4 x3 3,228 3,837 2,250 2,674 Ø10-300 Ø10-300 Ø10-300 Ø10-300
Perhitungan Balok Anak
Berdasarkan syarat mengenai tulangan lentur minimal SNI 2847:2012 pasal
21.5.1.1 tulangan atas dan tulangan bawah minimal ada dua batang dan di pasang
secara menerus dan tidak boleh kurang. Di dapatkan hasil penulangan balok anak
sebagai berikut :
Tabel 6. Perhitungan balok anak melintang (30/50)
 As
Ukuran Mu Tul. Mr
min  max pakai
(m) (kNm) Pokok (kNm)
(mm2)

Tumpuan 20,580 0,0035 0,0010 0,0244 603 3 D 16 92,527


3
Lapangan 4,170 0,0035 0,0002 0,0244 603 3 D 16 93,994

Tumpuan 28,158 0,0035 0,0014 0,0244 603 3 D 16 92,527


4
Lapangan 15,423 0,0035 0,0002 0,0244 804 4 D 16 121,849

Tabel 7. Perhitungan balok anak memanjang (30/50)


As
Ukuran Mu Tul. Mr
min  max pakai
(m) (kNm) Pokok (kNm)
(mm2)

3 Tumpuan 120,138 0,0035 0,0061 0,0244 603 4 D 16 121,849

8 Tumpuan 120,138 0,0035 0,0061 0,0244 804 4 D 16 121,849

Lapangan 107,231 0,0035 0,0054 0,0244 804 4 D 16 126,345

5 Tumpuan 112,937 0,0035 0,0057 0,0244 603 4 D 16 121,849

Lapangan 24,234 0,0035 0,0012 0,0244 603 3 D 16 94,625

4,7 Tumpuan 27,046 0,0035 0,0013 0,0244 603 3 D 16 92,527

Lapangan 9,384 0,0035 0,0005 0,0244 603 3 D 16 94,557

Analisa Gempa dan Kontrol Stabilitas


 Sistem struktur dan parameter sistem (R, Cd, o)
Dari tabel SNI 1726:2012 yaitu Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen
Khusus sebagai penahan gaya seismik dengan nilai sebagai berikut :
a. Koefisien Modifikasi Respons (R) = 8
b. Faktor Kuat Lebih Sistem (o) =3
c. Faktor Pembesaran Defleksi (Cd) = 5,5
 Periode fundamental pendekatan Ta untuk gedung < 12 tingkat
Ta = 0,1. Jumlah tingkat
= 0,1 . 7 = 0,7 detik
 Koefisien respon seismik (Cs)
𝑆𝐷𝑠 0,578
Cs Hasil Hitungan = 𝑅/𝐼𝑒 = = 0,108
8/1,5

Cs min = 0,044 x SDs x Ie


= 0,044 x 0,578 x 1,5 = 0,038 > 0,01
𝑆𝐷1 0,505
Cs max = 𝑅 = 8 = 0,135
𝑇( ) 0,7( )
𝐼𝑒 1,5

Cs min < Cs < Cs max = 0,038 < 0,108 < 0,135 (Memenuhi)
 Berat seismik bangunan (W)
Meliputi perhitungan beban pelas, kolom, balok, dinding dan aksesoris gedung
berdasarkan berat jenis atau berat satuan masing-masing berdasarkan peraturan
pembebanan.
Tabel 8. Perhitungan berat seismik bangunan tiap lantai
Lantai ke-i W Total (Kg) W Total (kN)

7 (Atap) 439223 4392

6 564222 5642

5 568924 5689

4 568924 5689

3 568924 5689

2 568924 5689

1 568924 5689

W total 3848063 38481

 Gaya dasar seismik (V)


V = Cs x W = 0,108 x 38481 kN = 4155,91 kN
 Distribusi vertikal gaya gempa (Fx)
Gaya gempa pada bangunan di tetapkan bahwa pembebanan gempa dalam
arahutama di tinjau 100% dan arah no utama di tinjau 30% (SNI 1726:2012-
Lampiran A.5.8)
Perhitungan distribusi beban gempa disepanjang tinggi bangunan ditabelkan
sebagai berikut:
Tabel 9. Perhitungan Distibusi Vertikal Gaya Gempa
Lantai Berat Wi (hi^k)
hi (m) k Cvx V (kN) Fx (kN)
ke-i (Wi)(kN) (kN.m)

(Atap) 4392 29,2 1,1 179723,9 0,213 4155,91 886,04

6 5642 25,1 1,1 195475,1 0,232 4155,91 963,69

5 5689 21 1,1 161992,6 0,192 4155,91 798,62

4 5689 16,8 1,1 126734,3 0,150 4155,91 624,80

3 5689 12,6 1,1 92355,3 0,110 4155,91 455,31

2 5689 8,4 1,1 59123,6 0,070 4155,91 291,48

1 5689 4,2 1,1 27582,2 0,033 4155,91 135,98

TOTAL 38481 842987,0 4155,91

Kemudian hasil dari distribusi gaya gempa di tinjau 100% arah atama dan 30%
araha non utama di setiap portal-portal yang berbeda :

Tabel 10. Pendistibusian Gaya Gempa tiap portal arah utama


UTAMA

Fx/jumlah portal(kN) = 7 portal (30,7 m)


Lantai Fx Arah
Fx (kN) Portal1 portal2 portal3 portal4 portal5 portal6 portal7
ke-i Utama 100 %
(1,5m) (5,5m) (6,5m) (5m) (5m) (4,85m) (2,35m)

atap 886,04 886,04 43,29 158,74 187,60 144,31 144,31 139,98 67,82

6 963,69 963,69 47,09 172,65 204,04 156,95 156,95 152,24 73,77

5 798,62 798,62 39,02 143,08 169,09 130,07 130,07 126,17 61,13

4 624,80 624,80 30,53 111,93 132,29 101,76 101,76 98,71 47,83

3 455,31 455,31 22,25 81,57 96,40 74,15 74,15 71,93 34,85

2 291,48 291,48 14,24 52,22 61,71 47,47 47,47 46,05 22,31

1 135,98 135,98 6,64 24,36 28,79 22,15 22,15 21,48 10,41

Total 2648,34 4155,91 203,06 744,54 879,92 676,86 676,86 656,55 318,12
Tabel 11. Pendistibusian Gaya Gempa tiap non utama
NON UTAMA

Fx/jumlah portal(kN) = 3
portal (11 m)
Lantai Fx Arah Non Utama 30
Fx (kN)
ke-i % portal 1 portal 2 portal 3

(4m) (5,5m) (1,5m)

atap 886,04 265,81 96,66 132,91 36,25

6 963,69 289,11 105,13 144,55 39,42

5 798,62 239,59 87,12 119,79 32,67

4 624,80 187,44 68,16 93,72 25,56

3 455,31 136,59 49,67 68,30 18,63

2 291,48 87,44 31,80 43,72 11,92

1 135,98 40,79 14,83 20,40 5,56

Total 2648,34 1246,77 453,37 623,39 170,01

2 3
4 5 6
7
1
1

3
Gambar 5 Distribusi gaya gempa arah utama 100% dan non utama 30 %
Gambar 6 Distribusi beban gempa arah utama

Gambar 7 Distribusi beban gempa arah non utama


 Kontrol stabilitas bangunan
Setelah dilakukan analisa dengan bantuan software dengan aplikasi
StaadPro v8i didapatkan nilai defleksi maksimum tiap tingkat, kemudian
dianalisa dan dikontrol terhadap simpangan ijin maksimum yang di
tampilkan pada tabel berikut :
Tabel 12. Drift simpangan antar lantai arah sumbu Z (utama)
Lantai , drift (hasil hsx izin Kontrol
Cd Koef 
ke-i STAAD.Pro)(mm) (mm) (mm) (<a)

1 5,5 6,630 4200 0,01 6,63 42 TRUE

2 5,5 16,783 4200 0,01 10,15 42 TRUE

3 5,5 28,037 4200 0,01 11,25 42 TRUE

4 5,5 37,087 4200 0,01 9,05 42 TRUE

5 5,5 45,674 4200 0,01 8,59 42 TRUE

6 5,5 51,725 4100 0,01 6,05 41 TRUE

7(Atap) 5,5 54,774 4100 0,01 3,04 41 TRUE

Kontrol stabilitas bangunan


∆𝑡𝑜𝑝 54,774
Drift-ratio = < 0,0025 = = 0,0018 < 0,0025 (OKE)
𝐻 29200

Tabel 13. Drift simpangan antar lantai arah sumbu X (non utama)
Lantai , drift (hasil hsx izin Kontrol
Cd Koef 
ke-i STAAD.Pro)(mm) (mm) (mm) (<a)

1 5,5 1,711 4200 0,01 1,71 42 TRUE

2 5,5 4,148 4200 0,01 2,44 42 TRUE

3 5,5 6,559 4200 0,01 2,41 42 TRUE

4 5,5 8,777 4200 0,01 2,22 42 TRUE

5 5,5 10,695 4200 0,01 1,92 42 TRUE

6 5,5 11,687 4100 0,01 0,99 41 TRUE

7(Atap) 5,5 12,832 4100 0,01 1,14 41 TRUE

Kontrol stabilitas bangunan


∆𝒕𝒐𝒑 𝟏𝟐,𝟖𝟑𝟐
Drift-ratio = < 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓 = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟒 < 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓 (𝐎𝐊𝐄)
𝑯 𝟐𝟗𝟐𝟎𝟎
 Perencanaan balok induk memanjang
Balok Induk (30/60), L = 4700 mm
Syarat balok sistem rangka pemikul momen khusus (SPRMK)
Ln > 4d = 4000 > 2060 (OKE)
𝑏𝑤 300
Rasio > 0,3 = 600 = 0,5 > 0,3 (OKE)

bw  250 mm = 300 mm  250 mm (OKE)
bw < lebar kolom = 300 < 700 (OKE)
Jarak Sengkang daerah lapangan dengan acuan SNI 2847:2013 pasal
21.5.3.4 spasi maksimum tulangan geser diluar sendi plastis :
S maks = ½ d = ½ 500= 250 mm
Hasil perhitungan penulangan balok induk memanjang selanjutnya dapat
dilihat pada tabel 13.
Tabel 14. Rekapitulasi perhitungan tulangan balok induk memanjang
Perhitungan
Balok Mu Tul As
Momen As (mm2) Mn (kNm) Mr (kNm) Sengkang
Induk (kNm) pakai tabel
Tumpuan (-) 248,59 1197,763 3 D 25 1473 343,8675 309,4808 ø10-80
L = 3,00 m
Tumpuan (+) 106,451 840 2 D 25 982 233,0267 209,724 ø10-80
(40/70)
Lapangan 7,626 840 2 D 25 982 233,0267 209,724 ø10-150
L = 8,00 m Tumpuan (-) 535,994 2723,931 6 D 25 2945 653,5013 588,1511 ø10-100
(40/70) Lapangan 380,954 1784,489 4 D 25 1963 450,7125 405,6412 ø10-300
Tumpuan (-) 269,296 1636,044 4 D 25 1963 379,7481 341,7733 ø10-150
L = 5,00 m
Tumpuan (+) 17,285 1784,489 2 D 25 982 195,6375 176,0738 ø10-150
(30/60)
Lapangan 82,335 460,0729 2 D 25 982 191,2256 172,103 ø10-250
Tumpuan (-) 261,37 1636,044 4 D 25 1963 379,7481 341,7733 ø10-150
L = 4,70 m
Tumpuan (+) 41,319 460,0729 2 D 25 982 195,6375 176,0738 ø10-150
(30/60)
Lapangan 77,637 460,0729 2 D 25 982 191,2256 172,103 ø10-250

 Perencanaan balok induk melintang


Hasil perhitungan penulangan balok induk memlintang selanjutnya dapat
dilihat pada tabel 13.
Tabel 15. Rekapitulasi perhitungan tulangan balok induk melintang
Perhitungan
Balok Mu Tul As
Momen As (mm2) Mn (kNm) Mr (kNm) Sengkang
Induk (kNm) pakai tabel
Tumpuan (-) 734,07 3894,0 8 D 25 3927 841,1634 757,0471 ø10-80
L = 3,00 m Tumpuan (+) 611,753 1593,4 7 D 25 3436 749,2232 674,3009 ø10-80
Lapangan 10,17 47,1 2 D 25 982 233,0267 209,724 ø10-150
Tumpuan (-) 965,611 5436,1 12 D 25 5890 1170,955 1053,86 ø10-100
L = 8,00 m Tumpuan (+) 72,684 840 2 D 25 982 233,0267 209,724 ø10-100
Lapangan 399,322 1871,6 4 D 25 1963 450,7125 405,6412 ø10-150
 Perencanaan Kolom
Syarat penulangan kolom untuk SPRMK di pakai 1% Ag < Ast < 4% Ag
Ag = 700 x 700 = 490000 mm2
Penulangan kolom untuk SPRMK di pakai 1% Ag < Ast < 4% Ag
1% Ag < 1,2% Ag < 4% Ag = 4900 mm2 < 5800 mm2 < 19600 mm2
Jadi di rencanakan menggunakan tulangan 12D25 (As= 5890 mm2)
dengan Ast = 1,2 % Ag = 5880 mm2

Gambar 14 penampang kolom 700/700 dengan confinement 4D16-150 mm


kontrol keamanan kolom SPRMK :
Pu > 0,1 x fc’ x Ag
 Pengekangan pada kolom (Confinement)
Z = 1/6 Ln + hbi + 1/6 Ln
= 583,3 + 700 + 583,3 = 1876,6 mm = 1,87 m
Menurut SNI 2847-2013 pasal 21.6.4.4, bahwa luas tulangan sengkang
(Ash) tidak diperbolehkan kurang dari yang disyaratkan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Dengan s = 150 mm,fy = 400 Mpa, selimut beton =40 mm
s×hc×fc′ 150×595×30′
 Ash = 0,09 × ( ) = 0,09 × ( ) = 602,438 mm2
fy 400

Dipakai Ash = 602,438 mm2 . maka dapat direncanakan tulangan


pengekang kolom 4D16 jarak 150 mm untuk arah vertical dan
horizontal (As= 804 mm > Ash = 602,438 mm )
 Rekapitulasi perhitngan penulangan kolom
Tabel 16. Rekapitulasi perhitungan tulangan kolom
No Perhitungan kolom lt 1 s/d 5 kolom lt 6 s/d 7 (Atap)
1 Dimensi (mm) 700 x 700 600 x 600 700 x 700 600 x 600
2 M1 (kN.m) 141,282 119,035 151,650 82,875
3 M2 (kN.m) 180,721 123,115 166,344 89,449
4 Pu (kN) 1510 2470 588 375
5 Vu (kN) 91,294 57,655 77,560 42,030
Kolom Kolom Kolom Kolom
6 jenis kolom
Pendek Pendek Panjang panjang
7 %Ag (mm2) 1,20% 1,20% 1,00% 1,00%
8 Ag 5880 4320 4900 3600
9 tulangan pakai 12D25 10D25 10D25 8D25
10 As pakai (mm2) 5890 4909 4909 3927
11 MRx (kN.m) 311,007 175,175 209,175 88,659
12 Mry (kN.m) 311,007 259,548 311,007 259,548
13 øPnb > Pu (kN) 1821 892 2184 1263
14 tipe keruntuhan Tarik Tekan Tarik Tarik
15 øPn > Pu (kN) 5180,7 3210,2 5178,5 3208,0
16 øVc > Vu (kN) 145,03 104,81 145,03 104,81
17 Sengkang ø10-300 ø10-300 ø10-300 ø10-300
18 Z (m) 1,87 1,80 1,83 1,77
19 Pengekang 4 D16-150 3 D16-150 3 D16-150 2 D16-150
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan perencanaan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan pelat diperoleh tebal 0,12 m untuk lantai dan 0,10
m untuk atap , balok induk ukuran 400/700 memakai tulangan 12D25,
balok induk ukuran 300/600 memakai tulangan 4D25, dan kolom
ukuran 700/700 memakai tulangan 12D25.
2. Drift ratio diperoleh 0,0018 dan drift storey diperoleh 11,25 mm.
3. Pengekang diperoleh 4D16-150 mm dengan panjang Z : 1,87 mm

DAFTAR PUSTAKA
Ahyinustyane, Elsya.2015. “Perencanaan Ulang Beton Bertulang Pada
Bangunan Atas The Malioboro Haritage Hill Yogyakarta Dengan
Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Terhadap
Ketahanan Gempa Berdasarkan SNI 1726:2012”
Raharja C, Yoga.2011. “Studi Perencanaan Struktur Atas Gedung Parkir
Balaikota Depok Menggunakan Struktur Beton Bertulang
Berdasarkan SNI 2847:2013”
Ananta W, Diza.2016. “Redesain Bangunan Tahan Gempa Menggunakan
SRPM Studi Kasus Gedung Pendidikan Vokasi Universitas
Brawijaya”
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Beban Minimum Untuk Perencanaan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727-2013. Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung SNI 2847-2013. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 1726-2012. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
Dipohusodo, Istimawan., 1994. Struktur Beton Bertulang, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Purwono, Rachmat., 2005. Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa
Perencanaan dan Perhitungan Sesuai SNI 1726 dan SNI 2847 2012
Jilid V, Surabaya : ITS Press.
Indarto, H., Cahyo, H.T.A., & Putra, Kukuh. 2013. Aplikasi SNI Gempa
1726 :2012 For Dummies.Semarang: Ketua Jurusan Teknik Sipil
UNNES.

Anda mungkin juga menyukai