Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah
diamati dan seringkali perubahan itu berupa pergantian satu komunitas oleh
komunitas lain. Dapat kita lihat misalnya pada sebidang kebun jagung yang
setelah panen ditinggalkan dan tidak ditanami lagi. Disitu akan bermunculan
berbagai jenis tumbuhan gulma yang membentuk komunitas. Apabila lahan itu
dibiarkan cukup lama, dalam komunitas yang terbentuk dari waktu ke waktu akan
terjadi pergantian komposisi jenis.
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah
mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (respon) yang
terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau
rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas.
Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak
terjadi lagi.
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa suksesi merupakan suatu
proses yang terjadi untuk mencapai suatu perubahan dalam ekosistem dan hal ini
sangat manarik untuk ditinjau lebih dalam lagi. Dengan demikian, yang
melatarbelakangi dilaksanakannya praktikum suksesi ini adalah penjelasan-
penjelasan yang sangat menarik tentang suksesi yang telah dipaparkan di atas.

Modul 3 (daerah suksesi) Page 1


1.1 Tujuan
Adapun tujuan praktikum suksesi ini :
a. Untuk mengetahuai perubahan yang terjadi dalam suatu komunitas
sebagai akibat terjadinya suksesi.
b. Agar dapat membedakan antara suksesi primer dan suksesi sekunder.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum suksesi ini :
a. Apa yang dimaksud dengan suksesi primer dan suksesi sekunder ?
b. Apa saja yang mempegaruhi terjadinya suksesi ?

Modul 3 (daerah suksesi) Page 2


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Seorang ahli biologi menyatakan bahwa suksesi adalah perubahan yang


terjadi pada suatu ekosistem yang berlangsung bertahap- tahap dalam waktu yang
lama. Namun yang dianut oleh ahli- ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang
mengatakan bahwa suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari
beberapa organisme. Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan,
karena melalui proses- proses kehidupan yang saling berinteraksi. Lingkungan
disekitarnya sangat penting karena mempengaruhi kehidupan organisme. Jika
organisme tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka akan
berakibat fatal bagi organisme itu. Misalnya, tanah penting untuk tumbuhan hidup
karena mengandung mineral juga merupakan media bagi air dan sebagai tempat
tumbuhnya akar. Sebaliknya tanah juga dapat dipengaruhi oleh tumbuhan, dapat
mengurangi jumlah mineral dalam tanah dengan akar- akar tanaman yang
menembus tanah yang hanya mengandung beberapa zat organik (Irwan, 1992).
Sukses tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan
misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami
pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut
eutrofik. Dalam setiap komunitas setiap individu selalu dikelilingi oleh berbagai
organisme, yaitu organisme satu spesies atau spesies lain. Organisme dalam suatu
komunitas saling berhubungan. Hubungan antara spesies di dalam komunitas
mempunyai pengaruh besar terhadap berbagai spesies yang membentuk
komunitas (Sastrodinoto, 1980).
Di antara banyak organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya
beberapa spesies atau grup yang memperlihatkan pengendalian yang nyata dalam
memfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentingan relatif organisme dalam
suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisi taksonominya, namun oleh jumlah,
ukuran, produksi dan hubungan lainnya. Tingkat kepentingan suatu spesies

Modul 3 (daerah suksesi) Page 3


biasanya dinyatakan oleh indeks keunggulannya. Komunitas diberi nama dan
digolongkan menurut spesies atau bentuk hidup yang dominan, habitat fisik atau
kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan pada setiap lokasi
tertentu berdasarkan perbedaan zone atau gradien yang terdapat dalam daerah
tersebut.Umumnya semakin curam gradien lingkungan, makin
beragamkomunitasnya karena batas yang tajam terbentuk oleh perubahan yang
mendadakdalam sifat fisik lingkungannya (Michael,1994).
Deretan proses perubahan tidak pernah ada akhirnya. Keadaan
keseimbangan yang tampaknya begitu mantap hanyalah bersifat relatif karena
keadaan itu segera akan berubah jika salah satu dari komponennya mengalami
perubahan (Lucy E. Braun, 1956).
Pengamatan yang lama pada pergantian vegetasi di alammenghasilkan
konsep suksesi.Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-
pohonan danmempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan di
luar hutan. Hubunganantara masyarakat tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan
alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu
sistem ekologi atau ekosistem.Masyarakat hutan adalah suatu sistem yang hidup
dan tumbuh secara dinamis.Masyarakat hutan terbentuk secara berangsur-angsur
melalui beberapa tahap invasi olehtumbuh-tumbuhan, adaptasi, agregasi,
persaingan, penguasaan, reaksi terhadap tempat tumbuh dan stabilisasi. Proses
inilah yang disebut suksesi (Soerianegara & Indrawan2005).

Modul 3 (daerah suksesi) Page 4


BAB 3

METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum lapangan adalah
sebagai berikut.
Hari/tanggal : Jumat-Minggu, 07-10 Juni 2013
Waktu : 15.00 – Selesai
Tempat : Dusun Lino, Desa Tolongano, Kec. Banawa Selatan, Kab.
Donggala

3.2 Alat dan bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini
adalah sebagai berikut
a. Alat b. Bahan
- Meteran 2 buah - Air
- Tali rafia - Detergen
- Patok kayu 4 buah - Alkohol 70%
- Gelas aqua 5 buah - Kertas label
- Parang - kantong plastik
- Saringan teh
- Alat tulis menulis
- Camera
- Gunting
Kalkulato

3.3 Prosedur kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut
a. Lokasi yang diolah dan ditinggalkan dengan menggunakan metode plot

Modul 3 (daerah suksesi) Page 5


1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Memilih tempat atau lokasi daerah yang diolah dan ditinggalkan
3. Membuat plot dengan ukuran 2x2 meter
4. Menghitung jumlah spesies tumbuhan dengan tiga kali perlakuan
5. Memasukan data hasil pengamatan
b. Lokasi yang diolah dan ditinggalkan dengan menggunakan metode pitfall trap
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Memilih tempat atau lokasi daerah yang ditinggalkan
3. Membuat pitfall trap satu seri (5 gelas), dengan cara yaitu sebagai
berikut:
Menarik transek sepanjang 30 m
Mengalih tanah sebanyak 5 lubang dengan jarak 30 cm dari
masing-masing lubang.
Menempatkan gelas plastik pada masing-masing lubang
Memberi larutan deterjen kedalam 4 gelas plastik dan 1 gelas
plastik diberi larutan alkohol 70%
4. Menghitung hewan yang terperangkap pada pifall trap tersebut dengan
interval 1 jam dan dilakukan dengan lima kali pengulangan
5. Memasukan data hasil pengamatan

Modul 3 (daerah suksesi) Page 6


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut
a. Tabel Pengmatan Tumbuhan pada daerah Suksesi Sekunder
Luas Plot
No Daerah Pengamatan
1 2 3
1 Lokasi yang diolah
Nama Spesies:
- Pisang - - 1
- Ubi Kayu - 2 -
- Serai 3 2 1
- Nenas - - 1
- Jambu Air - - 1
- Salak - - 1
2 Lokasi yang ditinggakan
Nama Spesies:
- Paku-pakuan 7 11 -
- Spesies A 2 - -
- Rambutan - 1 1
- Spesies B - 7 -
- Jambu - 1 -
- Rumput Teki 16 24 13

Modul 3 (daerah suksesi) Page 7


b. Tabel Pengamatan Hewan pada Daerah Suksesi Sekunder (Metode Pitfall
Trap)
Pitfall Trap
No Daerah Pengamatan
1 2 3 4 5

Lokasi Yang Diolah


Nama Spesies:
1 - Semut merah - 3 -
1 1
- Semut hitam 1 4 2
- 2
- Belalang kecil - - 1
- -
Lokasi yang
Ditinggalkan
2 Nama Spesies:
- Semut Hitam 2 - - 1 3
- Semut Merah 1 - 4 2 -

4.2 Pembahasan
Lingkungan merupakan tempat hidup semua organisme dari yang kecil
sampai pada tingkat yang terbesar. Keberadaan suatu lingkungan tidak selamanya
tetap. Hal ini disebabkan karena sering terjadinya perubahan-perubahan yang
sifatnya mendasar sebagai akibat dari proses kehidupan baik itu terjadi karena
manusia maupun karena proses alam yang terjadi secara alamiah.
Perubahan suatu lingkungan dalam skala komunitas secara terarah dan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali ke spesies barunya
dinamakan suksesi. Suksesi terbagi atas dua yaitu suksesi primer dan suksesi
sekunder.
Suksesi primer adalah pembentukan tumbuhan pada lahan yang
sebelumnya tidak bervegetasi. Suatu komunitas mendapat gangguan yang
mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat
baru. Suksesi primer terjadi dalam kurun waktu yang lama. Suksesi primer
biasanya terjadi karena proses alam seperti letusan gunung merapi.

Modul 3 (daerah suksesi) Page 8


Suksesi sekunder adalah invasi pada tanah yang sebelumnya telah
bervegetasi, karena vegetasi yang ada sebelumnya telah rusak oleh gangguan alam
atau manusia, sepeti angin kencang, api, balakan (logging) atau kegiatan
pertanian. Suksesi sekunder tidak bersifat merusak total tempt komunitas tersebut
sehingga masih terdapat kehidupan.
Pada daerah pengamatan, hanyalah suksesi sekunder yang dapat teramati.
Hal ini dikarenakan suksesi primer tidak terdapat di lokasi praktikum. Jika dilihat
pada daerah amatan, dapat diketahui bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya
suksesi sekunder di kawasan tersebut adalah karena gangguan manusia yaitu
kegiatan pertanian.
Untuk melihat perbandingan antara kawasan yang telah mengalami
suksesi sekunder dengan kawasan yang sedang diolah, maka dilakukan
pengambilan sampel tumbuhan dan hewan pada kedua kawasan tersebut dengan
menggunakan metode plot untuk pengambilan sampel tumbuhan dan metode
pitfall trap untuk pengambilan sampel hewan.
Diketahui bahwa pada daerah yang masih diolah, tumbuhan yang terdapat
di kawasan tersebut merupakan tumbuhan produktif sedangkan di daerah yang
telah ditinggalkan atau yang telah mengalami suksesi sekunder, tumbuhannya
sebahagian besar merupakan tumbuhan liar yang dapat hidup tanpa campur tangan
manusia.
Adapun untuk pengamatan hewan, hasil perbandingan hewan pada daerah
yang diolah dengan daerah yang ditinggalkan tidak jauh berbeda. Hal ini
dikarenakan suksesi lebih dominan memperlihatkan perubahan yang terjadi pada
tumbuhan di kawasan yang mengalami suksesi. Perlu diketahui bahwa satu
kekuatan penggerak yang ada pada suksesi adalah pengaruh tumbuhan yang dapat
terjadi pada habitat mereka. Sehingga salah satu tolak ukur melihat terjadinya
suksesi pada suatu kawasan adalah dengan melihat keadaan tumbuhan pada
daerah tersebut.

Modul 3 (daerah suksesi) Page 9


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini yaitu sebagai berikut
1. Perubahan yang terjadi akibat suksesi sekunder dapat terlihat dari komposisi
tumbuhan yang terdapat di kawasan yang mengalami suksesi sekunder. Hal
ini dapat diketahui dengan membandingkan komposisi tumbuhan pada daerah
yang masih diolah dan komposisi tumbuhan pada daerah yang telah
ditinggalkan dalam artian telah mengalami suksesi sekunder. Untuk
tumbuhan pada daerah yang diolah terdapat pisang, ubi kayu, serai, nenas,
jambu air dan salak. Pada daerah yang ditinggalkan terdapat tumbuhan paku-
pakuan, spesies A, rambutan, spesies B, jambu dan rumput teki. Untuk hewan
pada daerah yang diolah terdapat semut merah, semut hitam dan belalang.
Pada daerah yang ditinggalkan terdapat semut merah dan semut hitam saja.
2. Diketahui bahwa suksesi primer adalah pembentukan tumbuhan pada lahan
yang sebelumnya tidak bervegetasi sedangkan suksesi sekunder adalah invasi
pada tanah yang sebelumnya telah bervegetasi, karena vegetasi yang ada
sebelumnya telah rusak oleh gangguan alam atau manusia. Suksesi sekunder
pada daerah amatan diakibatkan oleh gangguan manusia yaitu kegiatan
pertanian.

5.2 Saran
Beberapa saran dari penyusun laporan praktikum ini :
a. Sebaiknya praktikum dilakukan secara efisien dengan menajemen yang baik
agar didapatkan hasil memuaskan.

Modul 3 (daerah suksesi) Page 10


b. Sebaiknya asisten dan praktikan saling bekerja sama agar praktikum berjalan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007 http:// barrackmubaraq. Blogspot.com/2007/ faktor-faktor- yang


mempengaruhi-populasi.html.Diakses pada tanggal 12 juni 2013

Modul 3 (daerah suksesi) Page 11


Desmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.

Ewusie, J. Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika.ITB: Bandung.

Irwan, Z. O.1990. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem,


Komunitas, Dan Lingkungan. Bumi Aksara: Jakarta.

Michael, P.1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan


Laboratorium. UI Press. Jakarta.

Tim Pembina Mata Kuliah. 2013. Penuntun Praktikum Pengetahuan Lingkungan.


Universitas Tadulako: Palu.

Resosoedarmo, R. S. 1989. Pengantar Ekologi. PT. Remaja Rosdakarya:


Bandung.

Sastrodinoto, S. 1980. Biologi Umum I. PT. Gramedia: Jakarta.

Modul 3 (daerah suksesi) Page 12

Anda mungkin juga menyukai