Anda di halaman 1dari 36

ASSESMEN PEMBELAJARAN SAINS

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Drs. Anang Wahid M.D, M.Si, Ph.D

TAKSONOMI PENDIDIKAN (BLOOM’S TAXONOMY AND REVISED


BLOOM’S TAXONOMY) DIMENSI PENGETHAUAN DAN DIMENSI
PROSES KOGNITIF

Oleh :

Camelia Citra Ada’ ( A 202 19 002)


Nurjannah (A 202 19 009)
Dedi Prasojo (A 202 19 006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM MAGISTER


PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Asssemen
Pembelajaran Sains dengan judul “Taksonomi Bloom Revisi”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah
ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palu, 27 September 2019

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah dari Taksonomi Bloom ……………………………….…… 3
2.2 Revisi Taksonomi Bloom …………………………………………… 4
2.3 Alasan Taksonomi Bloom di Revisi ………………………………... 5
2.4 Dimensi Kognitif dari Taksonomi Bloom .………………………… 11
2.5 Dimensi Afektif dari Taksonomi Bloom ………………………...…. 26
2.6 Dimensi Psikomotorik Taksonomi Bloom ………………………… 28
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 31
3.2 Saran ……………………………………………………………..…… 31
DAFTAR PUSTAKA ……………………..…………………………...… 32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan


hidup secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan merupakan suatu
proses pengajaran yang mentransfer ilmu. Dalam dunia
pendidikan terdapat suatu aturan a t a u prinsip-prinsip dalam
pembelajaran yang sejak dulu aturan atau prinsip-prinsip ini sudah ada di setiap
sekolah. Pada pekembangannya aturan-aturan tersebut telah dikemukakan oleh
Benjamin Samuel Bloom dengan hierarki belajar yang dikenal dengan
taksonomi Bloom.
Asal mula dari taksonomi Bloom ini yaitu pada tahun
1 9 5 0 p a d a konferensi Asosiasi Psikolog Amerika. Pada konferensi
ini membehas tentang Ealuasi pada pendidikan siswa, dimana pada konfereensi
ini evaluasi merupakan h a l p e n t i n g d a l a m p r o s e s p e m b e l a j a r a n .
M e n u r u t B l o o m e v a l u a s i d a r i h a s i l belajar siswa yang terdapat dalam
setiap sekolah-sekolah menunjukkan tentang butir soal yang hanya
mengutamakan proses menghapal dan bukan memahami.
Konferensi yang diadakan pada tahun 1950 merupakan konferensi lanjutandari
tahun 1948 yang juga membahas tentang evaluasi belajar siswa. Dari adanya
evaluasi lanjutan ini Bloom mengungkapkan bahwa
hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan
berpikir (Hilman, 2012). Menurut Bloom masih banyak terdapat level yang lebih
tinggi dalam prosees pembelajran untuk membeentuk siswa yang memiliki sistem
pendidikanyang lebih lagi. Kemudian pada tahun 1956 terdapat suatu peruabahan
tentang Taksonomi Bloom yang di gagas oleh Bloom, Englehart, Furst,
Hill dan Krathwohl dengan mengenalkan kerangka konsep yang baru
dalam kemampuan berpikir , yang disebut sebagai Taxonomy Bloom.

1
Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi y a n g m e n g i d e n t i f i k a s i k a n
s k i l l s m u l a i d a r i t i n g k a t y a n g r e n d a h h i n g g a y a n g tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah dari Taksonomi Bloom ?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya revisi Taksonomi Bloom ?
3. Apa saja alasan Taksonomi Bloom di revisi ?
4. Apa saja dimensi kognitif dari Taksonomi Bloom ?
5. Apa saja dimensi afektif dari Tasksonomi Bloom ?
6. Apa saja dimensi psikomotorik Taksonomi Bloom ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah dari Taksonomi Bloom.
2. Mengetahui penyebab terjadinya revisi Taksonomi Bloom.
3. Mengetahui alasan Taksonomi Bloom di revisi.
4. Mengetahui dimensi kognitif dari Taksonomi Bloom.
5. Mengetahui dimensi afektif dari Tasksonomi Bloom.
6. Mengetahui dimensi psikomotorik Taksonomi Bloom.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Taksonomi Bloom


Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang
berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti
hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan
oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang
melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam
proses pembelajaran. Bloom, lahir pada tanggal 21 Februari 1913 di Lansford,
Pennsylvania dan berhasil meraih doktor di bidang pendidikan dari The
University of Chicago pada tahun 1942. Ia dikenal sebagai konsultan dan aktivis
internasonal di bidang pendidikan dan berhasil membuat perubahan besar dalam
sistem pendidikan di India. Ia mendirikan the International Association for the
Evaluation of Educational Achievement, the IEA dan mengembangkan the
Measurement, Evaluation, and Statistical Analysis (MESA) program pada
University of Chicago. Di akhir hayatnya, Bloom menjabat sebagai Chairman of
Research and Development Committees of the College Entrance Examination
Board dan The President of the American Educational Research Association. Ia
meninggal pada 13 September 1999.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam
Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan
bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata
persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk
mengutarakan hapalan mereka. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart,
Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan
berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom. Jadi, Taksonomi Bloom adalah
struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah
hingga yang tinggi.

3
2.2 Revisi Taksonomi Bloom
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl
dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar
sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan
pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom.
Revisi Taksonomi Bloom diajukan secara umum untuk lebih melihat ke
depan (ahead of time) dan merespon tuntutan berkembangnya komunitas
pendidikan, termasuk pada bagaimana anak-anak berkembang dan belajar serta
bagaimana guru menyiapkan bahan ajar, seluruhnya mengalami perkembangan
yang signifikan bila dibandingkan dengan empat puluh tahun yang lalu.
(Anderson et al., 2001). Fokus utama revisi taksonomi Bloom dimaksudkan pada
daya aplikasinya terhadap penyusunan kurikulum, desain instruksional, penilaian
dan gabungan ketiganya. Dalam buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives
(Anderson et.al, 2001), penyusun melengkapi fokus utama ini dengan bab-bab
terkait tiga kepentingan tersebut.
Dua buah perubahan mendasar dalam Revisi Taksonomi Bloom menurut
Anderson adalah:
(1) Revisi Taksonomi Bloom Memfokuskan Pada Aplikasi
Komitmen pada aplikasi tersebut selanjutnya mendukung tujuan Revisi
Taksonomi Bloom. Revisi Taksonomi Bloom ditujukan bagi khalayak yang lebih
luas terutama untuk membantu guru pada tingkat sekolah menengah dan akademi.
Hal ini berbeda dengan ide dasar penyusunan Taksonomi Bloom yang lampau di
mana Bloom dan timnya menujukan penyusunan Taksonomi itu dalam rangka
mempermudah penyusunan assessment bagi tingkat perguruan tinggi secara
nasional.
(2) Perubahan Terminologi
Dalam Taksonomi Bloom yang lama, penekanan lebih diberikan pada keenam
kategori kognisi. Revisi Taksonomi Bloom lebih menekankan sub-kategori
sehingga lebih spesifik dan mempermudah penyusunan kurikulum, assessment
dan instruksi pengajaran. Pembahasan mengenai sub-kategori ini diungkapkan
dalam bagian ketiga dari buku ini. Perubahan ini dipengaruhi oleh riset progresif

4
di bidang pendidikan, neuroscience dan psikologi. Dalam Taksonomi Bloom yang
lama, kategori ‘knowledge’ menjadi kategori utama tingkat pertama. Revisi
taksonomi Bloom “mengeluarkan” kategori ‘knowledge’ ini dari Taksonomi dan
menjadikannya ukuran yang harus dicapai. Artinya, ‘knowledge’ adalah
pencapaian kognisi itu sendiri.
Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda
menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari
urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir
analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam
kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin
memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.

2.3 Alasan Taksonomi Bloom dirubah


Ada beberapa alasan mengapa buku teks Taksonomi Bloom perlu harus
direvisi, yaitu :
1. Terdapat kebutuhan untuk mengarahkan kembali fokus para pendidik pada
buku teks, bukan sekedar sebagai dokumen sejarah melainkan juga sebagai
karya yang dalam banyak hal telaph mendahului zamannya. Hal tersebut
mempunyai arti banyak gagasan dalam buku teks Taksonomi Bloom yang
dibutuhkan oleh pendidik masa kini karena pendidikan masih terkait dengan
masalah-masalah desain pendidikan, penerapan program yang tepat,
kurikulum standar dan asesmen autentik.
2. Adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan
pemikiran-pemikiran baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan
pendidikan. Masyarakat dunia telah banyak berubah sejak tahun 1956
perubahan-perubahan ini mempengaruhi cara berpikir dari praktik
pendidikan. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan ini mendukung keharusan
untuk merevisi teks book Taksonomi Bloom.
3. Taksonomi merupakan sebuah kerangka berpikir khusus yang menjadi dasar
untuk mengklarifikasikan tujuan-tujuan pendidikan. Sebuah rumusan tujuan
pendidikan seharusnya berisikan satu kata kerja dan satu kata benda. Kata
kerja umumnya mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan dan kata
bendanya mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan dikuasai oleh

5
siswa. Taksonomi Bloom hanya mempunyai satu dimensi yaitu hanya kata
benda. Menurut Tyler rumusan tujuan yang paling bermanfaat adalah
rumusan yang menunujukkan jenis perilaku yang akan diajarkan kepada
siswa dan isi pembelajaran yang membuat siswa menunjukkan perilaku
tersebut. Berdasarkan hal tersebut rumusan tujuan pendidikan harus memuat
dua dimensi yaitu dimensi pertama untuk menunjukkan jenis perilaku siswa
dengan menggunakan kata kerja dan dimensi kedua unuk menunjukkan isi
pembelajaran dengan mengggunakan kata benda.
4. Proporsi yang tidak seimbang dalam penggunaan taksonomi pendidikan
untuk perencanaan kurikulum dan pembelajaran dengan penggunaan
taksonomi pendidikan untuk asassmen. Pada taksonomi Bloom lebih
memfokuskan penggunaan taksonomi pada asesmen.
5. Pada kerangka berpikir taksonommi karya Benjamin Bloom lebih
menekankan enam kategorinya (pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan eveluasi) daripada sub-kategirinya. Taksonomi Bloom
menjelaskan keenam kategori tersebut secara mendetail, namun kurang
menjabarkan pada sub ktegorinya sehingga sebagian orang akan lupa dengan
sub kategori Taksonomi Bloom.
6. Ketidakseimbangan proporsi sukategori dari Taksonomi Bloom. Kategori
pengetahuan dan komprehensi memiliki banyak subkategori namun empat
kategori lainnya hanya memiliki sedikit subkategori.
7. Taksonomi Bloom versi aslinya lebih ditujukan untuk dosen-dosen padahal
dalam dunia pendidikan tidak hanya dosen yang betperan untuk
merencanakan kurikulum, pembelajaran dan penilaian. Oleh sebab itu
dibutuhkan sebuah revisi taksonomi yang dapat lebih luas menjangkau
seluruh dunia pendidikan.

 Dimensi Pengetahuan
Ada empat macam pengetahuan, yaitu: pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Jenis-jenis
pengetahuan ini sesungguhnya menunjukkan penjenjangan dari yang sifatnya
konkret (faktual) hingga yang abstrak (metakognitif). Dalam taksonomi yang

6
lama, pengetahuan metakognitif belum dicantumkan sebagai jenis pengetahuan
yang juga harus dipelajari siswa.
A. Pengetahuan Faktual (Factual knowledge)
Pengetahuan yang berupa potongan-potongan informasi yang terpisah-pisah
atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual
pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun
faktual, yaitu pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) dan
pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details
and element).
1. Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology):
Mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat
verbal maupun non verbal. Setiap disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak
sekali terminologi yang khas untuk disiplin ilmu tersebut. Beberapa contoh
pengetahuan tentang terminologi: pengetahuan tentang alfabet, pengetahuan
tentang istilah ilmiah, dan pengetahuan tentang simbol dalam peta.
2. Pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific
details and element):
Mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain
yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang bagian
detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu
kejadian, pengetahuan tentang produk suatu negara, dan pengetahuan tentang
sumber informasi. Karena fakta sangat banyak jumlahnya, pendidik perlu
memilih dan memilah fakta mana yang sangat penting dan fakta mana yang
kurang penting.

B. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar
dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersamasama.
Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang
implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu

7
pengetahaun tentang kelasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan sruktur.
1. Pengetahuan tentang kelasifikasi dan kategori :
mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian, atau susunan yang
berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan tentang kelasifikasi
dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab pengetahaun
ini juga menjadi dasar bagi siswa dalam mengkelasifikasikan informasi dan
pengetahuan. Tanpa kemampuan melakukan kelasifikasi dan kategorisasi yang
baik siswa akan kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh pengetahuan tentang
kelasifikasi dan kategori: pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat,
pengetahuan tentang masa geologi, dan pengetahuan tentang pengelompokan
tumbuhan.
2. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi :
mencakup abstraksi hasil observasi ke level yang lebih tinggi, yaitu prinsip
atau generalisasi. Prinsip dan generalisasi merupakan abstraksi dari sejumlah
fakta, kejadian, dan saling keterkaitan antara sejumlah fakta. Prinsip dan
generalisasi biasanya cenderung sulit untuk dipahami siswa apabila siswa
belum sepenuhnya
menguasai fenomenafenomena yang merupakan bentuk yang “teramati” dari
suatu prinsip atau generalisasi. Beberapa contoh pengetahuan tentang prinsip
dan generalisasi: pengetahuan tentang hukum Mendel, pengetahuan tentang
seleksi alamiah, dan pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar.
3. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur :
mencakup pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi dan saling keterkaitan
antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap suatu fenomena yang
kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur merupakan jenis
pengetahuan yang sangat abstrak dan rumit. Beberapa contoh pengetahuan
tentang teori, model, dan struktur: pengetahuan tentang teori evolusi,
pengetahuan tentang model DNA, dan pengetahuan tentang model atom.

C. Pengetahuan Prosedural

8
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat
rutin maupun yang baru. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-
langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu.
1. Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme:
Mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus yang diperlukan untuk
bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritme yang harus ditempuh
untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa contoh pengetahuan yang
termasuk hal ini, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan menimbang,
pengetahuan mengukur suhu air yang dididihkan dalam beker gelas, dan
pengetahuan tentang memipet.
2. Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu:
Mencakup pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konsensus,
perjanjian, atau aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan
tentang teknik dan metode lebih mencerminkan bagaimana ilmuwan dalam
bidang tersebut berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi. Beberapa
contoh pengetahuan jenis ini misalnya, pengetahuan tentang metode penelitian
yang sesuai untuk suatu permasalahan sosial dan pengetahuan tentang metode
ilmiah.
3. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat
untuk digunakan:
Mencakup pengetahuan tentang kapan suatu teknik, strategi, atau metode
harus digunakan. Siswa dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik atau
metode tetapi juga dapat mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang
sebaiknya digunakan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang
dihadapi saat itu. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya:
pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan jenis-jenis tulisan,
pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai untuk memecahkan
masalah, dan pengetahuan memilih metode statistika yang sesuai untuk
mengolah data.

9
D. Pengetahuan Metakognitif
Mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan
tentang diri sendiri. Penelitian-penelitian tentang metakognitif menunjukkan
bahwa seiring dengan perkembangannya siswa menjadi semakin sadar akan
pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognisi, dan apabila siswa bisa
mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar.
1. Pengetahuan strategik:
Mencakup pengetahuan tentang strategi umum untuk belajar, berpikir, dan
memecahkan masalah.
Pengetahuan jenis ini dapat digunakan bukan hanya dalam suatu bidang
tertentu tetapi juga dalam bidangbidang yang lain. Beberapa contoh
pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan bahwa mengulang-ulang
informasi merupakan salah satu cara untuk mengingat, dan pengetahuan
tentang strategi perencanaan untuk mencapai tujuan.
2. Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk di dalamnya pengetahuan
tentang konteks dan kondisi yang sesuai:
Mencakup pengetahuan tentang jenis operasi kognitif yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas tertentu serta pemilihan strategi kognitif yang sesuai dalam
situasi dan kondisi tertentu. Beberapa contoh pengetahaun jenis ini misalnya:
pengetahuan bahwa buku pengetahuan lebih sulit dipahami dari pada buku
populer dan pengetahuan bahwa meringkas dbisa digunakan untuk
meningkatkan pemahaman.
3. Pengetahuan tentang diri sendiri:
Mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam
belajar. Salah satu syarat agar siswa dapat menjadi pembelajar yang mandiri
adalah kemampuannya untuk mengetahui dimana kelebihan dan kekurangan
serta bagaimana mengatasi kekurangan tersebut. Beberapa contoh
pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan bahwa seseorang yang ahli
dalam suatu bidang belum tentu ahli dalam bidang lain, pengetahuan tentang

10
tujuan yang ingin dicapai dan pengetahuan etntang kemampuan yang dimiliki
dalam mengerjakan suatu tugas.

2.4 Dimensi Proses kognitif Dalam Revisi Taksonomi Bloom


Jumlah dan jenis proses kognitif tetap sama seperti dalam taksonomi yang
lama, hanya kategori analisis dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis
kini dinamai membuat (create).Seperti halnya taksonomi yang lama, taksonomi
yang baru secara umum juga menunjukkan penjenjangan, dari proses kognitif
yang sederhana ke proses kognitif yang lebih kompleks. Namun demikian
penjenjangan pada taksonomi yang baru lebih fleksibel sifatnya. Artinya, untuk
dapat melakukan proses kognitif yang lebih tinggi tidak mutlak disyaratkan
penguasaan proses kognitif yang lebih rendah. Berikut ini merupakan perbedaan
piramida taksonomi bloom sebelum revisi dan sesudah revisi.

a. Menghafal (Remember)
Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang.
Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Untuk
mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas
mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas
dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua
macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling).
1. Mengenali (Recognizing):

11
Mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang tersimpan
dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan informasi yang
baru. Bentuk tes yang meminta siswa menentukan betul atau salah,
menjodohkan, dan pilihan berganda merupakan tes yang sesuai untuk
mengukur kemampuan mengenali. Istilah lain untuk mengenali adalah
mengidentifikasi (identifying).
2. Mengingat (Recalling):
Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang
apabila ada petunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut. Tanda di sini
seringkali berupa pertanyaan. Istilah lain untuk mengingat adalah menarik
(retrieving).

b. Memahami (Understand)
Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang
dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah
dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang
telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyususn skema adalah konsep, maka
pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. Kategori memahami
mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh
(exemplifying), mengkelasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing),
menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan
(explaining).
1. Menafsirkan (interpreting):
Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya,
misalnya dari dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-
kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya
meringkas atau membuat parafrase. Informasi yang disajikan dalam tes
haruslah “baru” sehingga dengan mengingat saja siswa tidak akan bisa
menjawab soal yang diberikan. Istilah lain untuk menafsirkan adalah
mengklarifikasi (clarifying), memparafrase (paraphrasing), menerjemahkan
(translating), dan menyajikan kembali (representing).

12
2. Memberikan contoh (exemplifying):
Memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum.
Memberikan contoh menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu
konsep dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh.
Istilah lain untuk memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi
(illustrating) dan mencontohkan (instantiating).
3. Mengkelasifikasikan (classifying):
Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori
tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengkelasifikasikan adalah mengenali
ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk
mengkelasifikasikan adalah mengkategorisasikan (categorising).
4. Meringkas (summarising):
Membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat
suatu abstrak dari sebuat tulisan. Meringkas menuntut siswa untuk memilih
inti dari suatu informasi dan meringkasnya. Istilah lain untuk meringkas
adalah membuat generalisasi (generalising) dan mengabstraksi (abstracting).
5. Menarik inferensi (inferring):
Menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Untuk dapat
melakukan inferensi siswa harus terlebih dapat menarik abstraksi suatu
konsep/prinsip berdasarkan sejumlah contoh yang ada. Istilah lain untuk
menarik inferensi adalah mengekstrapolasi (extrapolating), menginterpolasi
(interpolating), memprediksi (predicting), dan menarik kesimpulan
(concluding).
6. Membandingkan (comparing):
Mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun
situasi. Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-
unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek atau keadaan
lain. Istilah lain untuk membandingkan adalah mengkontraskan (contrasting),
mencocokkan (matching), dan memetakan (mapping).
7. Menjelaskan (explaining):

13
Mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu system.
Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model tersebut untuk
mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian sistem tersebut diubah.
Istilah lain untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model (constructing a
model).

c. Mengaplikasikan (Applying)
Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau
mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan
pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai
untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses
kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
1. Menjalankan (executing):
Menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari sebelumnya.
Langkah-langkah yang diperlukan sudah tertentu dan juga dalam urutan
tertentu. Apabila langkah-langkah tersebut benar, maka hasilnya sudah
tertentu pula. Istilah lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying out).
2. Mengimplementasikan (implementing):
Memilih dan menggunakan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas
yang baru. Karena diperlukan kemampuan memilih, siswa dituntut untuk
memiliki pemahaman tentang permasalahan yang akan dipecahkannya dan
juga prosedur-prosedur yang mungkin digunakannya. Apabila prosedur yang
tersedia ternyata tidak tepat benar, siswa dituntut untuk bisa memodifikasinya
sesuai keadaan yang dihadapi. Istilah lain untuk mengimplementasikan
adalah menggunakan (using).

d. Menganalisis (Analyzing)
Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsurunsurnya dan
menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur
besarnya. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis:

14
membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan
tersirat (attributting).
1. Membedakan (differentiating):
Membedakan bagian-bagian yang menyusun suatu struktur berdasarkan
relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Oleh karena itu membedakan
(differentiating) berbeda dari membandingkan (comparing). Membedakan
menuntut adanya kemampuan untuk menentukan mana yang relevan/esensial
dari suatu perbedaan terkait dengan struktur yang lebih besar. Misalnya,
apabila seseorang diminta membedakan antara apel dan jeruk, faktor warna,
bentuk dan ukuran bukanlah ciri yang esensial. Namun apabila yang diminta
adalah membandingkan hal-hal tersebut bisa dijadikan pembeda. Istilah lain
untuk membedakan adalah memilih (selecting), membedakan (distinguishing)
dan memfokuskan (focusing).
2. Mengorganisir (organizing):
Mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana
unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur
yang padu.
3. Menemukan pesan tersirat (attributting):
Menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi.

e. Mengevaluasi
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada
dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa
(checking) dan mengritik (critiquing).
1. Memeriksa (Checking) :
Menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan kriteria
internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut).
2. Mengritik (Critiquing) :
Menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan
kriteria eksternal.
3. Mencipta (create) :

15
Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga
macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat
(generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).
4. Membuat (generating) :
Menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai
kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut.
5. Merencanakan (planning) :
Merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah..
6. Memproduksi (producing):
Membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk
memecahkan masalah.

 Contoh Soal Ranah Kognitif Taksonomi Bloom Revisi :


 Dimensi Proses Kognitif Mengingat (C1)
 Bentuk tes objektif

Soal Jawaban
a. Higrometer
1. Alat untuk mengukur tekanan b. Kalorimeter
darah adalah… c. Mikrometer
d. Tensimeter
a. Alexander G.Bell
2. Siapakah penemu bola lampu b. George T. Philips
listrik ? c. James Watt
d. Thomas A. Edison
a. Ag, Cu, dan Au
3. Simbol unsur perak, tembaga,
b. Fe, Cu, dan Au
dan emas secara berturut-turut
c. Pd, Ag, dan Cu
adalah ...
d. Sn, Ag, dan Cu
4. Siapa ilmuwan yang berhasil a. Aristoteles
membuktikan teori Oparin ? b. F. Redi
c. Harold Urey

16
d. L. Pasteur
e. Stanley Miller
a. sebatang
pohon kelapa
b. tiga ekor
belalang
c. lima ekor
5. Dibawah ini merupakan
capung
contoh induvidu adalah
d. dua ekor
kupu-kupu
e. sepuluh ekor
kambing

 Bentuk Tes Esai


Item Kriteria Jawaban
Auksin, giberelin,
1. Sebutkan 5 macam
sitokinin, gas etilen,
hormone pada
asam absisat, kalin,
tumbuhan !
dan asam traumalin.
Persilangan
2. Apa yang dimaksud
monohybrid adalah
dengan persilangan
suatu persilangan
monohibrid ?
dengan satu sifat beda.

 Dimensi Proses Kognitif Memahamai (C2)


 Bentuk Tes Objektif
Soal Jawaban
1. Di bawah ini merupakan unsur a. Fosfor

17
b. Kalsium
c. Magnesium
makronutrien, kecuali …
d. Nitrogen
e. Seng
2. Merupakan metazoa yang paling a. Coelenterata
sederhana dan belum mempunyai b. Crutsacea
banyak macam sel. Kebanyakan c. Echinodermata
merupakan hewan air dan pada d. Molusca
umumnya hidup di laut. Tubuhnya e. Porifera
melekat pada suatu dasar dan tidak
bisa berpindah tempat dengan
bebas. Bentuk tubuh seperti tabung
atau jambangan bunga dengan
banya lubang-lubang kecil yang
berhubungan dengan seluruh
saluran yang menuju ke arah
dalam tubuh dan membentuk
sistem saluran. Berdasarkan ciri-
ciri yang dimiliki hewan di atas,
dapat diketahui bahwa hewan
tersebut termasuk dalam
kelompok…

a. Jaringan epitel
3. Dari beberapa pilihan di bawah ini, b. Jaringan epidermis
yang tidak termasuk jaringan dasar c. Jaringan ikat
hewan adalah … d. Jaringan saraf
e. Jaringan otot

 Bentuk Tes Esai


Soal Kriteria Jawaban
1. Jelaskan fungsi dari kromosom bagi a. Untuk menyimpan materi genetik.

18
b. Menentukan jenis kelamin.
c. Melakukan sintesis protein
kehidupan !
d. Berperan dalam proses pembelahan
sel.
2. Satu unit kromosom tersusun atas Histon, nukleosom, dan solenoid.
DNA yang dipintal dalam protein
yang disebut...membentuk...struktur
ini akan terpintal membentuk
lipatan-lipatan yang disebut..

 Dimensi Proses Kognitif Menerapkan (C3)


 Bentuk Tes Objektif
Soal Jawaban
1. Sebelumnya para peneliti menyatakan a. Anatomi
bahwa nenek moyang manusia adalah b. Ekologi
seorang laki-laki yang hidup 250.000 c. Fisiologi
tahun yang lalu. Namun penemuan d. Genetika
terbaru Maret 2015 diketahui bahwa e. Sitologi
manusia pertama hidup sekitar
100.000 tahun yang lalu. Kemudian
terjadi perdebatan panjang seperti di
majalah online the Guardian.
Pembahasan hal tersebut , Anda akan
paling fokus dalam kajian...
a. Otot dada relaksasi
b. Otot diafragma relaksasi
2. Inspirasi atau udara masuk ke paru- c. Otot perut kontraksi
paru akan terjadi jika… d. Otot dada kontraksi
e. Rongga dada membesar

 Bentuk Tes Esai

19
Soal Kriteria Jawaban
1. Tentukan sudut B, jika diketahui - menuliskan sudut-sudut yang sudah
satu segitiga ABC, sudut A 600, diketahui
sudut C 900. - menuliskan apa yang ditanyakan
- menuliskan rumus phitagorass
- mnuliskan hasilnya.
2. Jika diketahui segitiga BAC
- Menuliskan sisi-sisi yang
siku-siku dengan sisi ,iring AC.
diketahui
Jika panjang sisi AB = 5 cm dan
- Menuliskan yang ditanyakan
panjang sisi BC = 12 cm.
- Menuliskan hasil perhitungan
Tentukan berapakah panjang sisi
- Menganalisis hasilnya
AC?

 Dimensi Proses Kognitif C4 (Menganalisis)


 Bentuk Tes Objektif
Soal Jawaban
1. Pada saat suhu dingin penderita a. Karena saat suhu dingin,
asma sering kambuh, mengapa hal pembuluh darah pada saluran
itu dapat terjadi… nafas melebar sehingga udara
(O2) yang masuk kedalam paru-
paru banyak
b. Karena saat suhu dingin,
pembuluh darah pada saluran
nafas melebar sehingga udara
(CO2) yang masuk kedalam
diafragma banyak
c. Karena saat suhu dingin,
pembuluh darah pada saluran
nafas menyempit sehingga udara
(O2) yang masuk kedalam paru-
paru sedikit

20
d. Karena saat suhu dingin,
pembuluh darah pada saluran
nafas melebar sehingga udara
(O2) yang masuk kedalam paru-
paru sedikit.
e. Karena saat suhu dingin,
pembuluh darah pada saluran
nafas menyempit sehingga udara
(CO2) yang masuk kedalam
difragma sedikit.
2. Saat makan sambil berbicara dapat a. Karena saat makan sambil
menyebabkan tersedak, mengapa berbicara, katup pada esofagus dan
terjadi hal demikian… trakea sama-sama tertutup,
sehingga makanan dapat masuk
kedalam trakea
b. Karena saat makan sambil
berbicara, katup pada esofagus dan
trakea sama-sama terbuka,
sehingga makanan dapat masuk
kedalam trakea
c. Karena saat makan sambil
berbicara, katup pada esofagus dan
trakea salah satunya terbuka,
sehingga makanan dapat masuk
kedalam esophagus.
d. Karena saat makan sambil
berbicara, katup pada esofagus dan
trakea sama-sama terbuka,
sehingga makanan tidak dapat
masuk kedalam trakea
e. Karena saat makan sambil

21
berbicara, katup pada esofagus dan
trakea sama-sama tertutup,
sehingga makanan dapat masuk
kedalam trakea.

 Bentuk Tes Esai


Soal Kriteria Jawaban
1. Dalam teori kepemimpinan diketahui Ada orang, ada posisi dalam
bahwa determinan kepemimpinan organisasi, dan ada situasi.
meliputi bagaimana orang
melaksanakan kepemimpinan itu,
bagaimana memposisikan dirinya
sebagai pemimpin, serta bagaimana
situasi atau tempat yang dapat
mendorong bawahannya untuk
mengikuti kemampuan pemimpin.
Analisis unsur-unsur yang ada pada
determinan kepemimpinan di atas!
2. Data hasil ulangan matematika suatu - Menuliskan data yang ada
kelas menunjukkan sebagai berikut : - Menuliskan apa yang
2,3,10,9,8,4,5,4,6,6.Tentukan ditanyakan
besarnya mean, range, dan median. - Menuliskan rumus
perhiungannya
- Menentukan hasilnya

 Dimensi Proses Kognitif C5 (Mengevaluasi)


 Bentuk Tes Objekif
Soal Jawaban
1. Rasa lelah yang terjadi akibat a. Penimbunan asam laktat

22
kerja otot terus-menerus b. Tidak adanya asam laktat
disebbakan oleh… c. Penimbunan senyawa
asteilkolin
d. Pengubahan senyawa
asetilkolin

2. Susunan yang benar tentang a. Absorbsi-reabsorpsi-filrasi-


proses pembentukan urin adalah augmentasi
… b. filtrasi-absorbsi-reabsorpsi-
augmentasi
c. Filtrasi-absorpsi-augmentasi-
reabsorpsi
d. Filtrasi-augmentasi-absorpsi-
reabsorpsi
e. Filtrasi-absorpsi-augmentasi

 Bentuk Tes Esai


Soal Kriteria Jawaban
1. Anak kembar siam dapat terjadi Pada pernyataan di atas terdapat
karena hasil pembuahan antara kekeliruan. Kembar siam bukan
dua spermatozoa dengan dua berasal dari hasil pembuahan
ovum. Sebab sel-sel hasil antara dua spermatozoa dengan
pembelahan zigot tidak mungkin dua ovum melainkan berasal dari
memisah menjadi dua bagian dan sebuah ovum yang dibuahi oleh
masing-masing berkembang sebuah sel spermazoa dan
menjadi fetus. Bagaimana membelah secara mitosis.
pendapat Anda tentang Nantinya sel- sel hasil
pernyataan di atas? Apakah pembelahan zigot yang
sudah benar? Jika belum, membelah secara mitosis

23
kemukakan alasan Anda! menjadi dua bagian tersebut
masing-masing berkembang
menjadi fetus.

.
2. Apabila diketahui barisan Karena U1=1, U2=2, dan U3=9.
bilangan geometri di mana U1=1, Maka Un= (n)(n).
U2=4, dan U3 = 9. Tentuksn
formula dari Un!

 Dimensi Proses Kognitif C6 (Mencipta)


 Bentuk Tes Objektif
Soal Jawaban
1. Budi kalau dianya pak guru a. Budi akan unggul dalam
memberikan jawaban secara memecahkan soal-soal
spontan tanpa perrtimbangan yang matematika
cermat. Badu jika ditanya Pak b. Budi akan kalah kalau menjawab
Guru, memikirkan jawaban dengan tes yang mengutamakan
cermat sehingga agak lambat kecepatan
memberikan jawaban. Manakah c. Badu tidak bisa unggul dalam
pernyataan berikut yang benar? menjawab masalah
d. Budi akan unggul dalam
menyelesaikan perhitungan
ekonomi
e. Budi akan unggul kalau berdebat
soal politik
2. Ada 1 kg besi dan 1 kg kapas. a. Besi lebih berat
Manakah yang lebih berat? b. Kapas lebih berat
c. Sama
d. Besi lebih berat tetapi volumenya
lebih kecil
e. Kapas lebih berat karena

24
volumenya lebih berat

 Bentuk Tes Esai


Soal Kriteria Jawaban
1. Budi kalau dianya pak guru Badu akan unggul dalam
memberikan jawaban secara spontan memecahkan persoalan matematika
tanpa perrtimbangan yang cermat. karena lebih cermat.
Badu jika ditanya Pak Guru,
memikirkan jawaban dengan cermat
sehingga agak lambat memberikan
jawaban. Jika diberikan satu
persoalan matematika untuk
dipecahkan, siapakah yang akan
unggul ?
2. Jika diketahui 1 kg besi dan 1 kg Sama
kapas. Manakah yang lebih berat ?

2.5 Dimensi Afektif dalam Taksonomi Bloom


Ranah afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya
perasaan, nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori
ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling
kompleks.
a. Penerimaan (Receiving) – A1
Mengacu pada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap
stimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam
domain afektif. Dan kemampuan untuk menunjukkan atensi dan penghargaan
terhadap orang lain. Contoh : mendengar pendapat orang lain, mengingat nama
seseorang.
b. Responsive (Responding) – A2
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara
afektif, menjadi peserta dan tertarik. Kemampuan berpartisispasi aktif dalam

25
pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil
tindakan atas suatu kejadian. Contoh : berpartisipasi dalam diskusi kelas.
c. Nilai yang dianut (Value) – A3
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau
kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak
menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan
opresiasi”. Serta kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan
mana yang baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut
diekspresikan dalam perilaku. Contoh : mengusulkan kegiatan Corporate Social
Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.
d. Organisasi (Organization) – A4
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat
lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu
sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang ercermin dalam suau filsafat
hidup. Dan kemampuan membenuk sistem nilai dan budaya organisasi dengan
mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh : menyepakati dan mentaati etika
profesi, mengakui perlunya keseimbangan antara kebebasan dan tanggungjawab.
e. Karakterisasi (Characteritation) – A5
Mengacu pada karakter dan daya hidup seseorang. Nilai-nilai sangat
berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih
mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan
keteraturan pribadi, social dan emosi jiwa. Dan kemampuan mengendalikan
perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal,
interpersonal dan social. Contoh : menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja
sendiri, kooperatif dalam akivitas kelompok.

26
 Contoh soal yang memuat ranah afektif :
a. Menerima atau memperhatikan; adalah kepekaan seseorang dalam meneriman
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Contoh soal :
 Tidak semua organel di dalam sel tumbuhan terdapat dalam sel hewan,
namun semua organel yang ada di dalam sel hewan terdapat di dalam sel
tumbuhan. (setuju atau tidak setuju).
b. Menanggapi ; mengandung arti “adanya partisipasi aktif”, jadi kemampuan
menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut
sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya salah satu cara. Contoh soal :
 Masing-masing orang berhak mengeluarkan pendapatnya. Menurut anda
bagaimana pendapatmu tentang pernyataan ini ?
c. Menilai atau menghargai ; artinya memberikan nilai atau memberikan
penghargaan terhadap suattu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan
itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kegiatan atau penyesalan.
Contoh soal :
 Kadal berkembang biak secara ovovivipar. (benar atau salah)

27
d. Mengatur atau mengorganisasikan ; artinya mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan
umum. Contoh soal :
 Buatlah susunan atau silsilah keluarga Nabi Muhammad !
e. Karakterisasi dengan Suatu Nilai atau Komplek Nilai ; yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh sesorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh soal :
 Apa yang akan kamu lakukan ketika melihat temanmu diperlakukan
dengan baik-baik oleh teman yang lain ?

2.6 Dimensi Psikomotorik dalam Taksonomi Bloom


Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan
motorik dan kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat diasah jika sering
melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan,
jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada 7 kategori dalam ranah psikomotorik mulai
dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.
a. Peniruan – P1
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai member respons serupa
dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan control otot-otot saraf. Peniruan
ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.

b. Manipulasi – P2
Menkankan perkembangan kmampuan mengikuti pengarahan, penampilan,
gerakan-gerakan pilihan yanag menetapkan suatu penampilan melalui latihan.
Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak
hanya meniru tingkah laku saja.
c. Ketetapan – P3
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam
penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi
sampai pada tingkat minimum.

28
d. Artikulasi – P4
Menekankan koordinasi suau rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang
tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di antara gerakan-
gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiahan – P5
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan
energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan
merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.

 Contoh soal yang memuat ranah Psikomotorik :


a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung. Contoh soal :
 Praktikkan bagaimana langkah-langkah pengoperasian Microsoft Word.
b. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada
peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Contoh
soal :
 Carilah beberapa artikel di internet yang berkaitan dengan pendidikan !

29
c. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya. Contoh soal :
 Apakah manfaat dari aplikasi photoshop yang ada di komputer dalam
dunia kerja ?

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Revisi Taksonomi Bloom diajukan secara umum untuk lebih melihat ke depan
(ahead of time) dan merespon tuntutan berkembangnya komunitas
pendidikan, termasuk pada bagaimana anak-anak berkembang dan belajar

30
serta bagaimana guru menyiapkan bahan ajar, seluruhnya mengalami
perkembangan yang signifikan bila dibandingkan dengan empat puluh tahun
yang lalu.
2. Alasan Taksonomi Bloom direvisi Adanya kebutuhan untuk memadukan
pengetahuan-pengetahuan dan pemikiran-pemikiran baru dalam sebuah
kerangka kategorisasi tujuan pendidikan.
3. Dimensi pertama dari revisi taksonomi Bloom adalah Dimensi proses kognitif
yang terdiri dari 6 (enam) dimensi proses yaitu mengingat (remember),
memahami (understand), mengaplikasikan (applicating), menganalisis
(analyzing), mengevaluasi (evaluating) dan mencipta (create). Kategori yang
pertama menekankan retensi sedangka kategori kelima yang lain lebih
menekankan transfer.
4. Dimensi kedua dari revisi taksonomi Bloom adalah Dimensi proses afektif
yang terdiri dari Menerima, Merespon, Menghargai, Mengorganisaikan dan
Karakterisasi Menurut Nilai.
5. Dimensi ketiga dari revisi taksonomi Bloom adalah Dimensi proses
psikomotorik yang terdiri Meniru, Manipulasi, Presisi, Artikulasi dan
Naturalisasi.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada
kekurangannya. Maka dari itu kami menyarankan kepada para pembaca agar
mengkritiknya. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, I dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung :PT Remaja


Rosdakarya.
Widodo, A. 2006. Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin
Puspendik. 3(2), 18-29.UPI.
Uno, Hamzah B. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

31
Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

32
33

Anda mungkin juga menyukai