Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN JANTUNG


Saleh, Muhammad Chairil Ibnu1*, Agustina, Dwi Martha2, Hakim,
Lukmanul 3
1Mahasiswa STIKES Suaka Insan Banjarmasin,
2Staff Pendidikan STIKES Suaka Insan Banjarmasin,
3Perawat di RSUD Ulin Banjarmasin

*Email: cisaurusibnus@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Pasien dengan penyakit jantung yang baru pertama terdiagnosa
seringkali mengalami kecemasan terhadap penyakitnya yang disebabkan oleh
ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan. Rasa cemas yang berlebihan dapat
memperburuk keadaan, membuat penyakit tidak kunjung sembuh dan waktu
perawatan di rumah sakit menjadi lama sehingga perlu diatasi dengan
menggunakan terapi audio, salah satunya dengan menggunakan terapi murottal al-
qur’an. Murottal al-qur’an bekerja pada otak, ketika mendapatkan rangsangan dari
luar, maka otak memproduksi zat neuropeptide yang mengangkut reseptor-reseptor
dalam tubuh sehingga membuat perasaan menjadi nyaman. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh murottal al-qur’an terhadap tingkat kecemasan pada
pasien dengan masalah penyakit Jantung di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum
Daerah Ulin Banjarmasin.
Metode: Jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan penelitian pre-
eksperimental design dengan pendekatan one shot case study teknik sampling
menggunakan purposive sampling, jumlah sampel 15 orang. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner Hospital Anxiety & Depression Scale (HADS). Analisa
data yang digunakan adalah uji nonparametrik Wilcoxon Signed Rank.
Hasil: Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan p value = 0,001 (<0,05), artinya ada
pengaruh murottal al-qur’an terhadap tingkat kecemasan pada pasien jantung di
ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin.
Kesimpulan: Adanya pengaruh murottal al-qur’an terhadap tingkat kecemasan
pada pasien dengan penyakit jantung di ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin.

Kata Kunci : Murottal Al-Qur’an, Penyakit Jantung, Tingkat Kecemasan.


LATAR BELAKANG dengan gejala sebanyak 8.167 orang
Penyakit tidak menular menjadi (InfoDATIN, 2014). Hal ini tentu saja
salah satu perhatian utama dibidang perlu menjadi perhatian semua pihak
kesehatan. Saat ini diberbagai negara terutama tim kesehatan yang memberi
bahkan diberbagai organisasi pelayanan, karena penyakit
kesehatan internasional menjadikan kardiovaskuler sangat berdampak
penyakit tidak menular sebagai target pada kualitas hidup pasien.
utama yang harus diselesaikan. Hal Stress ataupun kecemasan dapat
ini dikarenakan, lebih dari 36 juta dirasakan oleh setiap orang bahkan
orang meninggal disetiap tahunnya lazim terjadi pada orang-orang yang
karena penyakit tidak menular dan terdiagnosa penyakit tahunan.
lebih dari 9 juta diantaranya terjadi Misalnya saja pada pasien dengan
pada usia dibawah 60 tahun. Salah penyakit kardiovaskular. Pasien
satu penyebabnya adalah penyakit dengan gangguan kardiovaskular
kardiovaskuler (InfoDATIN, 2014). biasanya sering merasakan ketakutan
Saat ini penyakit kardiovaskular telah atau beranggapan bahwa organ tubuh
dinobatkan sebagai penyebab yang paling vital adalah jantung dan
kematian nomor satu di dunia. . Pada ketika jantung mulai mengalami
tahun 2012 diperkirakan sekitar 17,5 gangguan maka kesehatan juga
juta orang meninggal karena penyakit terancam bahkan sampai mengalami
kardiovaskular, dimana 7,4 juta kematian. Hal ini yang menyebabkan
diakibatkan oleh penyakit jantung pasien mengalami kecemasan,
kororner dan 6,7 juta karena stroke ketakutan sampai dengan depresi.
(Team, 2017). Para pasien dengan gangguan
Di Indonesia sendiri penderita penyakit jantung mengekspresikan
penyakit kardiovaskular cukup ketakutan dengan berbagai cara
banyak dan terus meningkat. Pada seperti, cemas yang berlebihan,
tahun 2013, angka kejadian salah satu mimpi buruk, gelisah, insomnia dan
penyakit kardiovaskular yaitu jantung menyangkal kenyataan yang ada
coroner mencapai 883.447 orang (Ketut, Herdy, Anita, & Neni, 2014).
orang yang terdiagnosis. Akan tetapi Pada pasien dengan gangguan
angka kejadian yang terdiagnosis kardiovaskular, perilaku koping yang
dengan adanya gejala lebih tinggi kurang baik akan dapat memperparah
kejadiannya yaitu sebesar 2.650.340 kondisi pasien seperti pasien akan
orang dengan penyakit jantung gelisah yang berlebihan sampai
coroner. Kasus kardiovaskular berteriak-teriak, sesak nafas, tekanan
lainnya seperti gagal jantung darah meningkat, denyut nadi cepat
prevalensinya pada tahun 2013 sehingga penyakitnya tidak kunjung
mencapai sekitar 229.696 orang yang sembuh serta diakibatkan karena
terdiagnosis dan sekitar 530.068 tidak kooperatif dalam mengikuti
orang terdiagnosis gagal jantung segala atau serangkaian pengobatan
dengan gejala (InfoDATIN, 2014). dan membuat masa rawat menjadi
Untuk kalimantan selatan sendiri panjang dan berimbas pada biaya
saat ini menurut hasil RISKESDAS perawatan semakin peningkat. Selain
2013 kasus penyakit jantung coroner itu pasien mengalami gangguan
yang terdiagnosis dengan gejala yaitu dalam istirahat, terkadang terjadi
sebesar 59.892 orang dan penyakit halusinasi (Inayah & Winarsih,
gagal jantung yang terdiagnosis 2008).
Kecemasan pada pasien dengan didominasi oleh gelombang delta,
penyakit tahunan seperti penyakit dimana gelombang delta ini
kardiovaskular dapat dibantu salah mengindikasikan bahwa kondisi otak
satunya dengan tindakan non sebenarnya berada dalam keadaan
farmakologis. Dari berbagai hasil yang sangat rileks. Stimulan terapi
penelitian mengungkapkan beberapa Al-Qur’an ini sering memunculkan
jenis tindakan non farmakologis yang gelombang delta di daerah frontal dan
dapat digunakan untuk mengurangi central baik sebelah kanan dan kiri
tingkat kecemasan pada pasien yang otak. Adapun fungsi dari daerah
dirawat di rumah sakit, misalnya frontal yaitu sebagai pusat intelektual
terapi menggunakan audio. Penelitian umum dan pengontrol emosi,
Savitri, dkk (2016), mengungkapkan sedangkan fungsi dari daerah central
bahwa penggunaan terapi music yaitu sebagai pusat kontrol gerakan-
(music klasik, new age, dan chilled gerakan yang dilakukan. Sehingga
pop) sangat efektif dalam stimulan Al-Qur’an dapat
menurunkan kecemasan pasien memberikan ketenangan,
preoperasi. Begitu pula hasil ketentraman dan kenyamanan
penelitian Donsu dan Amini (2017), (Lestari, 2015).
dimana terapi music sama efektifnya Terapi Murottal memberikan
dengan teknik relaksasi dalam dampak psikologis kearah positif,
menurunkan kecemasan pasien karena apa yang didengarkan akan
operasi SC (Sectio Caesaria). Dari disampaikan keotak untuk
kedua hasil penelitian ini hanya dipersepsikan sehingga dengan terapi
mampu menggambarkan keefektifan Murottal ini kualitas kesadaran
suatu terapi dalam menurunkan terhadap Tuhan akan meningkat dan
kecemasan. menyebabkan totalitas kepasrahan
Prognosis dan tanda gejala yang kepada Allah SWT. Dengan keadaan
dirasakan oleh pasien dengan tersebut menurut Mac Gregor (2001)
penyakit kardiovaskular tidak hanya gelombang otak akan berada pada
menimbulkan kecemasan tetapi juga frekuensi 7-14 Hz, dimana keadaan
dapat berdampak pada nilai spiritual ini merupakan keadaan energy otak
pasien tersebut. Ketakutan dan yang optimal dan dapat
penolakan terhadap penyakit menyingkirkan stress dan
cenderung dirasakan pasien akan menurunkan kecemasan (Zahrofi,
tetapi jarang untuk diperhatikan. 2013). Bacaan Al-Qur’an secara
Maka dari itu dalam penelitian murottal mempunyai efek relaksasi
Perdana dan Andika (2008) dan dapat menurunkan kecemasan
mengungkapkan keinginan meraka apabila didengarkan dalam tempo
untuk melihat keefektifan suatu terapi murottal berada antara 60-70 menit
yang mampu menurunkan tingkat secara konstan, tidak ada perubahan
kecemasan dan juga mampu irama yang mendadak, dan dalam
meningkatkan ke arah spiritual pasien nada yang lembut.
yaitu dengan terapi Murottal Al- Dari hasil studi pendahuluan
Qur’an. Dihasil penelitiannya yang dilakukan oleh peneliti pada
menunjukan terapi Murottal Al- tanggal 27 Nopember – 30 Nopember
Qur’an sangat efektif dalam 2017 di ruang Alamanda RSUD Ulin
menurunkan kecemasan pasien di dapatkan data jumlah pasien yang
karena stimulan Al-Qur’an rata-rata masuk dan dirawat di ruang
Alamanda RSUD Ulin dari bulan kecemasan pasien jantung selama
Agustus – Oktober sebanyak 204 perawatan, dan juga dapat membantu
orang. Hasil wawancara dengan 13 pasien untuk lebih meningkatkan nilai
pasien yang dirawat di ruang spiritualnya.
Alamanda RSUD Ulin didapatkan 13
pasien. Peneliti mewawancarai METODE
ketigabelas pasien untuk mengetahui Jenis penelitian ini adalah
pasien mengalami kecemasan atau penelitian kuantitatif, rancangan
tidak. Pada tingkat kecemasan 7 dari yang digunakan dalam penelitian ini
13 pasien mengungkapkan susah adalah Pre-eksperimental dengan
tidur, sering mimpi buruk, gelisah, pendekatan one shot case study.
cemas, takut dan sering merasa Variabel penelitian ini terbagi
tegang, takut akan kematian serta menjadi dua, variable independent
terlihat dari wajah pasien tampak yang diwakilkan oleh variable
tidak semangat ketika sedang “murottal al-qur’an”, dan Variabel
berbicara dengan peneliti. Sedangkan dependent, yang diwakilkan oleh,
6 pasien mengungkapkan tidak variable “tingkat kecemasan”.
merasakan cemas, takut, tidur tidak Sampel yang digunakan oleh
terganggu, dan merasakan biasa saja peneliti pada penelitian ini
karena sudah sering keluar masuk berjumlah 15 orang dengan penyakit
rumah sakit sehingga sudah mulai jantung. Teknik yang digunakan
terbiasa dengan kondisi yang dialami untuk memilik responden adalah
serta pasien sudah pasrah dengan purposive sampling dengan
keadaan yang dialaminya. Peneliti mempertimbangkan kriteria inklusi
juga mewawancarai dengan salah satu dan ekslusi. Kriteria inklusi : 1)
perawat yang ada disana. Hasil Pasien pria dan wanita, 2) Pasien
wawancara didapatkan bahwa “rata- beragama Islam, 3) Pasien berusia
rata pasien yang biasa dirawat di diatas 18 tahun, 4) Pasien dengan
ruang Alamanda adalah dengan keadaan sadar, 5) Pasien yang baru
penyakit gangguan kardiovaskular pertama kali didiagnosa penyakit
seperti, gagal jantung, angina jantung, 6) Mampu berkomunikasi
pektoris, infark miokard akut, dan dengan baik dan 7)Bersedia menjadi
katup jantung bocor. Untuk pasien responden. Sedangkan kriteria
yang pertama kali dirawat di ruang Ekslusi adalah 1) Pasien mengalami
Alamanda biasanya pasien mengeluh gangguan jiwa dan 2) Pasien
susah tidur, gelisah karena kipikiran mengalami gangguan pendengaran
tentang penyakitnya dan belum atau tuli.
terbiasa dengan lingkungan disini”. Penelitian ini dilaksanakan di
Berdasarkan permasalahan yang telah ruang Alamanda RSUD Ulin
dipaparkan, maka peneliti tertarik Banjarmasin pada tanggal 05 Maret
untuk melakukan penelitian mengenai 2018 – 27 April 2018, dengan durasi
Pengaruh Murottal Al-qur’an 15 – 20 menit setiap perlakuan yang
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada dilakukan 3 hari berturut-turut pada
Pasien Jantung Di Ruang Alamanda setiap responden.
RSUD Ulin Banjarnasin, dengan Instrumen yang digunakan dalam
tujuan mengidentifikasi suatu penelitian ini adalah kuesioner
intervensi non farmakologis yang Hospital Anxiety & Depression Scale
tepat dalam menurunkan tingkat (HADS). HADS merupakan suatu
skala terstruktur yang terdiri dari 14 distribusi frekuensi. Analisa bivariat
item pernyataan yang dibagi menjadi menggunakan uji Wilcoxon Signed
2 interpretasi pernyataan untuk Rank Test untuk mengetahui adanya
tingkat kecemasan dan depresi. perubahan skor tingkat kecemasan
Instrument yang digunakan dalam pre-test dan post-test.
penelitian ini adalah 7 item
pernyataan untuk mengukur tingkat HASIL
kecemasan dengan skor hasil 16 – 21 Hasil Data Univariat
= kecemasan berat, 12 – 15 = Rerata tingkat kecemasan pada
kecemasan sedang, 8 – 11 kecemasan 15 pasien jantung sebelum dan setelah
ringan, dan <7 = tidak ada kecemasan. diberikan Murottal al-qur’an di
Analisa data menggunakan Ruang Alamanda RSUD Ulin
analisa univariat dan bivariat. Analisa Banjarmasin Tahun 2018 (lihat tabel
univariat menggunakan tabel 1.1)

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Pasien Jantung Sebelum
Diberikan Murottal Al-Qur’an di Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin

Pengukuran Mean Med Std Min Max


Dev
I II III
15,9 13,8 10,8 13,5 13 2,74 7 18

Sumber : Data Primer, 2018.


Tabel 1.1 menunjukan bahwa selama 3 hari pengukuran tingkat kecemasan
sebelum dilakukan intervensi menunjukan adanya penurunan tingkat kecemasan
dari 15,5 pada hari pertama menjadi 10,8 pada hari ketiga. Dengan skor tingkat
kecemasan paling rendah adalah 7 dan tertinggi adalah 18.

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Pasien Jantung Setelah
Diberikan Murottal Al-Qur’an di Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin

Pengukuran Mean Med Std Min Max


I II III Dev
13, 11, 7, 11,0 11 3,13 5 18
8 3 9

Sumber : Data Primer, 2018.

Tabel 1.2 menunjukan bahwa selama 3 hari pengukuran tingkat kecemasan


setelah diberikan intervensi Terapi Murottal Al-Qur’an menunjukan adanya
penurunan tingkat kecemasan dari 13,8 pada hari pertama menjadi 7,9 pada hari
ketiga. Dengan skor tingkat kecemasan paling rendah adalah 5 dan tertinggi adalah
18.
Hasil Data Bivariat

Tabel 1.3 Hasil Uji Wilcoxon

Hasil Uji
Rata- Rata- Selisih
Wilcoxon
rata rata Rata-rata
Z Sig. (2-
Pretest Posttest (Mean)
Tailed)
13,5 11,0 2,5 -3,457 0,001

Sumber : Data Primer, 2018.

Tabel 1.3 menujukan bahwa rata-rata tingkat kecemasan pasien sebelum


diberikan intervensi sebesar 13,5 dan setelah intervensi yaitu terapi Murottal Al-
Qur’an menurun menjadi 11,0 dengan penurunan sebesar 2,5 (pada kolom mean).

PEMBAHASAN Hasil dan pendapat peneliti


Univariat diperkuat oleh Lestari (2015) dalam
Pada penelitian ini sebelum studi terbarunya menuliskan tanda-
dilakukannya intervensi pada pasien tanda kecemasan yang dirasakan
jantung di Ruang Alamanda RSUD responden seperti sulit tidur di malam
Ulin Banjarmasin pada umumnya maupun siang hari, kedua tangan dan
mengalami tingkat kecemasan kaki bergetar, merasakan panas
sedang. meskipun di ruangan dalam keadaan
Hasil tersebut sejalan dengan dingin, dan terkadang mengalami
hasil observasi peneliti selama sulit bernafas.
menilai tingkat kecemasan sebelum Jika melihat gambaran
perlakuan. Dimana ketika peneliti penelitian ini berdasarkan hasil
mencoba untuk menggali data atau setalah diberikan intervensi Murottal
informasi peneliti mendapatkan hasil Al-Qur’an menunjukan bahwa
dari raut wajah responden tampak memang ada penurunan pada tingkat
seperti gelisah, ketakutan dan bahkan kecemasan menjadi ringan pada
responden secara verbal ada yang responden yang sama. Para responden
mengungkapkan susah tidur mengungkapkan setelah diberikan
dikarenakan dada terasa sesak ketika intervensi murottal al-qur’an yang
sedang mau istirahat. Sebagian mereka dengarkan membuat hati
responden merasa seperti ada yang terasa tenang, nyaman, perasaan
mengejar dan juga merasa pikiran kawatir seperti menghilang, awalnya
selalu tidak tenang dan khawatir. susah tidur jadi bisa tidur. Penelitian
Ketika diajak berbicara kebanyakan ini sejalan dengan penelitian Sri
dari responden hanya berbicara Suryani (2016) murottal al-qur’an
seadanya atau sebisa mereka dapat menurunkan hormon-hormon
mengungkapkan apa yang mereka stres, mengaktifkan hormon endorfin
rasakan karena susah bernafas dan alami, meningkat perasaan rileks,
rasa sesak di bagian dada yang mengalihkan dari rasa takut, cemas
menyebabkan mereka memilih diam dan tegang.
sambil sesekali menahan dada yang
terasa sesak.
Bivariat menurunkan hormone-hormon yang
Pada penelitian ini berhubungan dengan stress dan
membuktikan bahwa Terapi Murottal cemas. Hal ini karena murottal al-
Al-Qur’an berpengaruh terhadap qur’an dapat menurunkan hormon-
tingkat kecemasan pasien jantung di hormon stres, mengaktifkan hormon
Ruang Alamanda RSUD Ulin endorfin alami, meningkat perasaan
Banjarmasin. rileks, mengalihkan dari rasa takut,
Hal ini sejalan dengan hasil cemas dan tegang (Sri Suryani, 2016).
penelitian Lestasi (2015) dimana Ditambah lagi, menurut perdana dan
Murrottal berpengaruh dalam Andika (2008) di dalam Lestari
penurunan tingkat kecemasan pasien (2016) terapi murottal al-qur’an
jantung. Kecemasan adalah kondisi sangat efektif dalam menurunkan
emosi yang muncul karena adanya kecemasan pasien karena stimulan al-
ketidaknyamanan dan pengalaman qur’an rata-rata didominasi oleh
yang samar disertai dengan perasaan gelombang delta, dimana gelombang
yang tidak berdaya serta tidak delta ini mengindikasikan bahwa
menentu yang disebabkan oleh suatu kondisi otak sebenarnya berada dalam
hal yang belum jelas (Annisa & Ifdil, keadaan yang sangat rileks. terapi
2016). Tingkat kecemasan pada murottal al-qur’an memiliki aspek
pasien dengan penyakit jantung yang sangat diperlukan dalam
cenderung tinggi, karena pengalaman mengatasi kecemasan, murottal al-
pasien dalam menjalani pengobatan qur’an memiliki kemampuan untuk
dapat menjadi faktor kecemasan. membentuk suatu koping baru untuk
Salah satu terapi yang baik mengatasi kecemasan sehingga secara
dalam menenangkan jiwa seseorang garis besar terapi murottal al-qur’an
dengan kecemasan adalah memiliki dua poin penting, yakni
mendengarkan ayat suci Al-Qur’an. memiliki irama yang indah dan juga
Menurut peneliti Murottal, secara psikologis dapat memotivasi
Al-Qur’an memiliki lantunan yang dan memberikan dorongan semangat
indah sehingga membuat tubuh seseorang untuk menghadapi problem
menjadi rileks menurunkan hormon- yang sedang dihadapinya (Lestari,
hormon stres, dapat mengalihkan 2016).
perhatian dari rasa takut, cemas dan
tegang, lebih mendekatkan diri KESIMPULAN
kepada Tuhan, serta dapat Dari hasil penelitian di atas
memperbaiki sistem kimia tubuh secara umum dapat ditarik
sehingga menurunkan tekanan darah, kesimpulan bahwa terapi Murottal
memperlambat pernapasan, detak Al’Qur-an sangat efektif digunakan
jantung, denyut nadi dan aktivasi dalam menurunkan angka kecemasan
gelombang otak. Hal ini didukung pada pasien dengan penyakit
pulan oleh hasil wawancara terhadap kardiovaskular. Terapi Murottal
responden dimana responden Al’Qur-an tidak hanya untuk
mengungkapkan perasaan lebih menurunkan angka kecemasan, tetapi
nyaman dan tenang ketika diharapkan secara tidak langsung juga
mendengarkan murottal al-qur’an. mampu meningkatkan nilai spiritual
Bacaan do’a yang menenangkan pasien dalam mendekatkan diri
dapat membantu mengurangi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
kecemasan dan stress dengan Terapi ini juga tidak memberi dampak
yang negative atau merugikan bagi InfoDATIN, K. R. (2014). Situasi
pasien. Oleh sebab itu, harapan Kesehatan Jantung. Jakarta:
peneliti terapi Murottal Al’Quran KEMENKES RI.
dapat direncanakan dan diterapkan Ketut, I. M., Herdy, M., Anita, E., &
oleh perawat terkait pemberian terapi Neni, E. (2014). Prevalensi
non farmakologis dalam menurunkan Tingkat Kecemasan pada
tingkat kecemasan pasien. pasien Infark Miokard Lama
Kedepannya peneliti di Poliklinik Jantung RSUP
mengharapkan bahwa penelitian ini Prof. Dr. R.D. Kadou. Jurnal
dapat dikembangkan lebih lagi. e-Clinic (eCI), 2, 1-6.
Terutama dalam melihat Lestari, D. (2015). Pengaruh Terapi
keefektifannya terhadap peningkatan Murottal Terhadap Tingkat
nilai spiritual pasien jantung. Selain Kecemasan PAsien dengan
itu, penelitian ini juga dapat Penyakit Jantung Koroner di
dikembangkan dengan melibatkan Ruang ICCU RSUD DR.
responden yang lebih banyak dan Soedarso Pentianak. Jurnal
dengan waktu maksimal dalam UNTAN. Retrieved Mei 2017,
perlakuannya. from
http://jurnal.untan.ac.id/index
ACKNOWLEGMENT .php/jmkeperawatanFK/articl
Pembimbing I Dwi Martha e/viewFile/10530/10148
Agustina, Pembimbing II Lukamanul Savitri, Wenny., Fidayanti, Nani., &
Hakim, Warjiman selaku Ketua Subiyanto, Paulus. (2016).
STIKES Suaka Insan Banjarmasin, Terapi Musik dan Tingkat
Yohana Gabrilinda selaku Kecemasan Pasien
Koordinator Riset dan Lanawati Preoperasi. Media Ilmu
selaku Pembimbing Akademik. Kesehatan, 5, no.1, 1-6
Suryani Sri. (2016). Pengaruh Terapi
DAFTAR PUSTAKA Audio Murottal Surah Ar-
Annisa, D. F., & Ifdil. (2016, Juni). Rahman Terhadap Tingkat
Konsep Kecemasan (Anxiety) Insomnia Pada Lanjut Usia di
pada lanjut usia (Lansia). UPT Panti Wredha Budhi
Konselor, 5, 93-99. Dharma Ponggalan
Donsu, Jenita, D.T., & Amini, Rida. Yogyakarta. Jurnal
(2017). Perbedaan Teknik Kesehatan, Volume 3, Januari
Relaksasi dan Terapi Musik 2017, 1-13.
Terhadap Kecemasan PAsien Team, R. P. (2017). Buku Saku :
Operasi Sectio Caesarea. Pendoman Pengkajian dan
Jurnal Vokasi Kesehatan Pengelolaan Resiko Penyakit
(JVK). 2. 57-60 Kardiovaskuler. Yogyakarta:
Inayah, A. I., & Winarsih, N. A. PSIK Fakultas Kedokteran
(2008, Desember). Hubungan Universitas Gadjah Mada.
ingkat Kecemasan dengan Zahrofi, D. N. (2013). Pengaruh
Mekanisme Koping pada Terhadap Terapi Murrottal Al
Pasien Gagal Jantung Quran Terhadap Tingkat
Kongestif di RSU Panda Kecemasan Pada Pasien
Arang Boyolali. Berita Ilmu Hemodialisa di RS PKU
Keperawatan, 1, 163-168. Muhammadiyah Surakarta.
Retrieved from
http://eprints.ums.ac.id/30904
/16/NP_.pdf

Anda mungkin juga menyukai