Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang disandang. Kesetaraan
merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar
yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia.
Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata dengan adanya pranata-
pranata sosial, terutama pranata hukum, yang merupakan mekanisme kontrol yang secara ketat dan adil
mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata. Kesetaraan
derajat individu melihat individu sebagai manusia yang berderajat sama dengan meniadakan hierarki
atau jenjang sosial yang menempel pada dirinya berdasarkan atas asal rasial, sukubangsa,
kebangsawanan, atau pun kekayaan dan kekuasaan.
Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesedrajatan secara yuridis diakui dan dijamin oleh Negara
melalui UUD 1945. yaitu tertuang dalam pasal 27 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi ”Segala Warga Negara
Bersamaan Kedudukannya Dalam Hukum dan Pemerintahan dan Wajib Menjunjung Hukum Dan
Pemerintahan itu dengan Tidak Ada Kecualinya”. Dalam Negara demokrasi diakui dan dijamin
pelaksanaan atas persamaan kedudukan warga Negara baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Dengan demikian secara yuridis maupun politis segala warga Negara memiliki persamaan
kedudukan, baik dalam bidang politik, hukum, pemerintahan, ekonomi dan sosial.
Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau yang
disebut dengan hak asasi manusia.
prinsip kesetaraan dan kesedrajatan secara yuridis diakui dan dijamin oleh Negara melalui UUD 1945.
yaitu tertuang dalam pasal 27 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi ”Segala Warga Negara Bersamaan
Kedudukannya Dalam Hukum dan Pemerintahan dan Wajib Menjunjung Hukum Dan Pemerintahan itu
dengan Tidak Ada Kecualinya”.
Word
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahluk tuhan memiliki tingkat
atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu bersumber dari pandangan bahwa
semua manusia tanpa di bedakan adalah ciptaan dengan kedudukan yang
sama, yaitu sebagai mahluk mulia dan tinggi derajatnya di banding mahluk lain. di hadapan
tuhan, di hadapan Tuhan, semua manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau, tingkatannya.Yang me
mbedakan nantinya adalah tingkat ketaqwaan manusia tersebut terhadap Tuhan yang
Maha Esa Persamaan kedudukan atau tingkatan manusia ini berimplikasi pada adanya pengakuaan akan
kesetaraan atau kesederajatan manusia. Jadi, kesetaraan atau kesederajatan
tidak sekedar bermakna adanya persamaan kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu
sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban
sebagai sesama manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya jaminan akan hak-hak setiap
manusia bisa merealisasikan serta perlunya merumuskan sejumlah kewajiban-kewajiban agar
semua bisa melaksanakan dan agar tercipta tertib kehidupan.
Ppt :
Manusia sebagai mahluk tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang sama.
Kesetaraan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan
kewajiban sebagai sesama manusia.
pakai
Word
Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat yang
majemuk. Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis. Konsep masyarakat
majemuk, ( plural society ) pertama kali di perkenalkan oleh furnivall tahun 1948 yang
mengatakan bahwa ciri utama masyarakat adalah kehidupan secara berkelompok yang berdampingan se
cara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam sebuah
satuan politik, konsep ini merujuk pada masyarakat Indonesia masa kolonial. Masyarakat
hindia belanda waktu itu dalam pengelompokan komunitasnya di dasarkan atas ras, etnik
ekonomi, dan agama. Masyarakat tidak hanya terkelompok antara yang memerintah dengan
yang di perintah tetapi secara fungsional terbelah berdasarkan satuan ekonomi, yaitu antara pedagang ci
na, arab, india, dan kelompok petani bumi putra. Masyarakat dalam satuan-satuan ekonomi tersebut hid
up pada lokasi masing-masing dengan sistem sosialnya sendiri,meskipun di bawah kekuasaan politik kolo
nial. Konsep masyarakt majemuk Furnivall di atas,di pertanyakan validitasnya sekarang ini sebab telah ter
jadi perubahan fundamental akibat pembangunan serta kemajuaan ilmu pengetahuaan dan teknologi. U
SMAN PELLY ( 1989 )mengkategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan dua hal, yaitu pe
mbelahan
horizontal dan pembelahan vertical. Secara horizontal masyarakat majemuk di kelompokkan berdasarkan
:
2. Bahasa daerah
4. Agama
2.Pendidikan
3.Pemukiman
4.Pekerjaan
Seperti yang telah di uraikan, hal-hal demikian dapat di katakan sebagai unsur-
unsur yang mempengaruhi keragaman masyarakat. Keragaman atau kemajemukanmasyarakat terjadi kar
ena unsure-unsur, seperti ras, etnik, agama, pekerjaan ( profesi).
Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat yang majemuk.
Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis.
USMAN PELLY ( 1989 )mengkategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan dua hal, yaitu
pembelahan horizontal dan pembelahan vertical. Secara horizontal masyarakat majemuk di
kelompokkan berdasarkan :
2. Bahasa daerah
4. Agama
2.Pendidikan
3.Pemukiman
4.Pekerjaan
https://www.academia.edu/9075830/manusia_keragaman_dan_kesetaraan?
show_app_store_popup=true