Anda di halaman 1dari 9

Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 73-81

p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

KNOWLEDGE, ATTITUDE, PRACTICE (KAP) APARATUR SIPIL


NEGARA DALAM IMPLEMENTASI NILAI DASAR PEGAWAI
Tiyas Nur Haryani, Okta Hadi Nurcahyono
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Indonesia
tiyasnurharyani@staff.uns.ac.id

Abstrak
Pada rezim pemerintahan Presiden Soeharto sistem pemerintahan Indonesia adalah
sentralisasi dan memiliki banyak kritik sebab pemerintahan menjadi otoriter dan terpusat. Segala
kebijakan pada rezim tersebut bersifat top down. Rezim Presiden Soeharto berakhir pada tahun
1998 melalui gerakan reformasi oleh civil society. Pasca berakhirnya Rezim Presiden Soeharto tata
pemerintahan Indonesia banyak mengalami perubahan, salah satunya dari sistem sentralisasi
menjadi desentralisasi. Sistem desentralisasi bertujuan untuk mendekatkan pelayanan publik kepada
masyarakat sekaligus memenuhi pelayanan publik yang berkualitas. Kualitas pelayanan publik
sangat bergantung pada komitmen para penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik. Penelitian
ini dilakukan untuk mengukur pengetahuan Aparatur Sipil Negara, sikap dan praktik mereka dalam
menjalankan nilai dasar Aparatur Sipil Negara dengan sampel para aparatur negara di Kecamatan
Jebres Kota Surakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive area. Data dikumpulkan dengan
survei dan disajikan secara statistik deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ditemukan
fakta pengetahuan para Aparatur Sipil Negara telah mengetahui isi Undang-Undang Aparatur Sipil
Negara, tapi masih ada beberapa pegawai (2%) yang merasa tidak mengetahuinya dan tidak
mendapatkan informasi terkait regulasi tersebut sebesar 6% dari total sampel yang diambil. Selain
itu fakta menarik lainnya adalah persoalan anti korupsi dan etika publik yang belum berorientasi
pelayanan masih dirasakan belum dilaksanakan secara optimal di lingkungan kerja mereka.
Kata kunci: Sumber daya manusia, Knowledge atitude practice, nilai dasar aparatur sipil negara

Abstract
In the government regime of President Soeharto the Indonesian system of government is centralized
and has many criticisms because the government becomes authoritarian and centralized. All
policies on the regime are top down. President Soeharto's regime ended in 1998 through a reform
movement by civil society. After the end of President Soeharto's regime the Indonesian governance
changed a lot, one of them from centralized system to decentralization. The decentralization system
aims to bring public services closer to the public while providing quality public services. The
quality of public services is highly dependent on the commitment of the organizers and the
implementers of public services. This research was conducted to measure the knowledge of the
State Civil Apparatus, their attitudes and practices in carrying out the basic values of the State
Civil Apparatus with a sample of state apparatuses in Jebres Kota Surakarta. Site selection is done
by purposive area. Data were collected by survey and presented in descriptive statistics. The results
obtained from this study found that the knowledge of the State Civil Apparatus has been aware of
the contents of the Civil State Apparatus Act, but there are still some employees (2%) who do not
know about it and do not get information related to the regulation of 6% of the total sample taken.
Besides other interesting facts is the problem of anti-corruption and public ethics that have not
oriented service is still felt not implemented optimally in their work environment.
Keywords: Human resources, Knowledge atitude practice, basic values of civil state apparatus

Knowledge, Attitude, Practice (KAP) Aparatur Sipil Negara dalam Implementasi Nilai Dasar Pegawai 73
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 73-80
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

A. PENDAHULUAN tata kelola pegawai negri di Indonesia.


Indonesia merupakan negara yang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
menerapkan sistem pemerintahan Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
desentralisasi pasca tahujn 1998. Gerakan bertujuan untuk penguatan pembentukan
reformasi oleh masyarakat sipil yang birokrasi yang kompeten. Komitmen yang
mendesak perubahan tata kelola negara kuat dibutuhkan untuk mensukseskan
berhasil mengakhiri rezim pemerintahan reformasi birokrasi yang dapat dilakukan
Presiden Soeharto yang sudah berkuasa melalui sistem pembinaan (Anggraeni, 2014).
selama 32 tahun. terpuruknya kondisi Langkah selanjutnya dari pemerintah
ekonomi rakyat, tingginya Korupsi, Kolusi untuk menata pegawainya adalah melalui
dan Nepotisme dan besarnya hutang luar moratorium Aparatur Sipil Negara yang
negeri pada masa pemerintahan Presiden direncanakan pada tahun 2014 dan
Soeharto menjadi kritik untuk pemerintahan dilaksanakan tahun 2015. Moratorium
Presiden Soeharto. Sistem desentralisasi Aparatur Sipil Negarai menjadi bagian dari
muncul pasca berakhirnya rezim Presiden pelaksanaan reformasi birokrasi. Moratorium
Soeharto yang saat itu menerapkan sistem dilakukan untuk efisiensi anggaran publik
sentralisasi. Sistem desentralisasi memberikan untuk belanja pegawai dan penataan
banyak peluang partisipasi bagi para organisasi pemerintah. Jumlah Aparatur Sipil
stakeholders; antara lain dalam perencanaan Negara di Indonesia terus mengalami
kebijakan/program/kegiatan, keterlibatan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun
dalam pelaksanaan program/kegiatan 2014 mencapai 4.455.303 orang, mengalami
pembangunan dan meningkatnya peran peningkatan dari tahun sebelumnya sebanyak
pengawasan bagi stakeholders. 4.362.805 (Badan Pusat Statistik Republik
Selain itu, sistem birokrasi Indonesia Indonesia, 2015).
juga banyak mengalami perubahan saat era Pasca moratorium pegawai, setiap
reformasi. Spoil system dirubah menjadi merit isntansi atau organisasi dalam melakukan
system untuk meminimalisir Korupsi, Kolusi penataan pegawai atau rekrutmen pegawai
dan Nepotisme. Menurut Anggraeni (2014) harus melakukan analisis jabatan yang
dalam kajiannya tentang reformasi birokrasi dijakukan pada Badan Kepegawaian Negara
untuk pemberantasan korupsi menyebutkan Republik Indonesia, disetujui oleh
bahwa rendahnya komitmen pemerintah Kementerian Pendayaangunaan Aparatur
dalam penyelenggaraan pelayanan publik Negara-Reformasi Birokrasi Republik
yang berkualitas dan rentan munculnya Indonesia dan dengan pertimbangan dari
tindakan korupsi dapat menurunkan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
kepercayaan masyarakat terhadap negara. Langkah penataan pegawai yang lain adalah
Oleh karena itu penting untuk meningkatan dengan diberlakukan perubahan SOTK untuk
kapasitas pegawai dan hal ini harus menjadi pemerataan jumlah pegawai antar Organisasi
perhatian serius bagi pemerintah pusat. Perangkat Daerah di daerah dan Kementrian
Pelayanan publik menjadi prioritas utama Lembaga di pemerintahan pusat atau
pemerintah untuk meningkatkan perampingan birokrasi dalam suatu organisai.
kesejahteraan dan mencapai pemerataan Jumlah pegawai yang besar belum menjadi
dampak pembangunan. Kepegawaian di pusat jaminan tercapainya good governance dan
dan daerah dikelola secara optimal agar terpenuhinya pelayanan publik yang
kualitas penyelenggaraan pelayanan publik berkualitas bagi masyarakat.
meningkat. Undang-Undang Republik Birokrasi di Indonesia masih
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang dihadapkan pada berbagai macam persoalan
Aparatur Sipil Negara menjadi momentum seperti belum optimalnya kualitas

74 Knowledge, Attitude, Practice (KAP) Aparatur Sipil Negara dalam Implementasi Nilai Dasar Pegawai
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 73-81
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

penyelenggaraan pelayanan publik, tingginya negara memiliki pengetahuan, sikap, dan


kasus korupsi dan pelayanan red tape. Kasus ketrampilan sesuai dengan nilai-nilai dasar
korupsi Indonesia masih menduduki posisi aparatur sipil negara yang sudah ditentukan
tinggi di antara negara-negara lainnya di Asia. oleh pemerintah. Kinerja pegawai yang baik,
Catatan dari Transparency International dalam organisasi publik, ditunjukkan dengan
Indonesia (2015) kasus korupsi di Indonesia melakukan pelayanan kepada kepentingan
di tahun 2014 berada pada posisi 117 dari 175 publik yang semakin baik dan memuaskan,
negara dengan skor 34. Pada tahun 2015 skor hal tersebut dapat dilakukan melalui
Corruption Perception Index naik menjadi 36 peningkatan atau menambah pengetahuan
dan menduduki urutan 88 dari 168 negara knowledge, skill dan attitude pegawai (Akbar,
yang dikur (LIPI, 2015). Meski demikian, 2015).
korupsi masih menjadi salah satu patologi Knowledge, attitude, practice
yang harus dihadapi pemerintah dan citizen mendasari good governance (Achmad, 2007).
Indonesia sampai dengan saat ini. Jika pemerintah memiliki pengetahuan, sikap
Menjadi menarik untuk mengkaji dan tindakan yang buruk, maka dapat diubah
sumber daya manusia aparatur sipil negara di secara bertahap menjadi baik. Kombinasi
Indonesia dalam menerapkan nilai dasar antara pengetahuan, ketrampilan dan sikap
pegawai yang terkandung dalam Undang- serta mengembangkan kerangka kerja yang
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun mampu untuk memikat, mempertahankan
2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Undang- (retain), mengembangkan (develop), dan
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun memotivasi (motivate) sumber daya manusia
2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang birokrasi mampu menghasilkan aparat dengan
banyak menyentuh aspek manajemen kriteria appropriate calibre (Farazmand, 2004:
Aparatur Sipil Negara. Undang-Undang ASN 267). Pengetahuan, sikap dan tindakan
mengatur perihal etika ASN, hak dan merupakan esensi dalam mewujudkan good
kewajiban ASB, sanksi kepada ASN yang governance.
melanggar ketentuan yang ditetapkan, nilai Penelitian sebelumnya tentang
dasar ASN yang mengandung nilai-nilai knowledge, attitude, practice dalam bidang
Pancasila, prinsip, peran dan tugas pokok dan pelayanan pernah dilakukan Jung dan Yin
fungsi ASN. Penelitian ini memiliki tujuan (2012) yang melihat KAP dalam konteks
untuk melihat pengetahuan para Aparatur pelayanan di hotel, penelitiannya
Sipil Negara terhadap nilai-nilai dasar ASN, mendapatkan temuan bahwa untuk
sikap dan praktik mereka dalam menjalankan mengembangkan sikap berbagi pengetahuan
nilai dasar pegawai untuk menghasilkan di antara personil yang menguntungkan
penyelenggaraan pelayanan publik yang layanan pelanggan, penting bagi pimpinan
berkualitas. untuk memberikan contoh sikap suportif,
Penelitian dengan variabel KAP memberikan dukungan aktual dalam bentuk
(Knowledge, Attitude, Practice) menjadikan seperti intensif, dan mengembangkan budaya
bidang sumber daya manusia sebagai fokus yang mendorong personil untuk mencoba
dari penelitian. Sumber daya manusia dalam inovasi. Penelitian lainnya milik Florensi
fokus penelitian ini adalah para Aparatur Sipil (2014) melihat bagaimana pemberdayaan
Negara negara yang memiliki tugas sebagai masyarakat desa dalam implementasi
pelaksana kebijakan, pelayanan publik dan kebijakan dana desa dengan menekanakan
perekat persatuan bangsa. Kapasitas Aparatur pada aspek pengetahuan (Knowledge),
Sipil Negara dalam memberikan pelayanan keterampilan (skill) dan sikap (Attitude).
publik yang berkualitas menarik untuk dikaji Keterbaruan dari penelitian ini adalah dalam
untuk analisis KAP (Knowledge, Attitude, hal kajian terjadap kapasitas sumber daya
Practice). Pada posisi ideal para aparatur sipil manusia aparatur sipil negara dengan analisis

Knowledge, Attitude, Practice (KAP) Aparatur Sipil Negara dalam Implementasi Nilai Dasar Pegawai 75
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 73-80
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

KAP. Penelitian ini mengukur pengetahuan, sampel (teknik sampling) yang digunakan
sikap dan praktik Aparatur Sipil Negara dalam penelitian ini adalah purposive
dalam mengimplementasikan nilai-nilai dasar sampling, yakni teknik penentuan sampel
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdapat dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
dalam Undang-Undang Republik Indonesia 2004). Kecamatan Jebres termasuk dalam
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil kecamatan terluas dan
Negara dan selanjutanya dielaborasi oleh penduduknya cukup besar dibanding
Lembaga Administrasi Negara (2015) kecamatan lainnya di Kota Surakarta. Di
menjadi konsep nilai-nilai ANEKA Kecamatan Jebres 1 orang pelaksana layanan
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Pulik, publik secara perbandingan kuantitatif harus
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Aspek melayani sebanyak 1.136 penduduk atau
knowledge melihat pada pengetahuan ASN perbandungan 1 : 1.136. Sebanyak 122
terhadap regulasi Undang-Undang Republik Aparatur Sipil Negara tercatat di lingkup
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang wilayah administrasi di Kecamatan Jebres
Aparatur Sipil Negara dan aksesibilitas meliputi kantor kecamatan dan kantor
informasinya. Aspek sikap (attitude) dan kelurahan. Dengan margin error sebesar 10%
praktik (practice) melihat pada sikap dan maka dibutuhkan sampel sebanyak 55 orang
praktik para ASN dalam menerapkan nilai- ASN di lingkup administrasi Kecamatan
nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Jebres Kota Surakakrta. Perbandingan jumlah
Etika Pulik, Komitmen Mutu dan Anti responsden di masing-masing kantor
Korupsi) yang harus diemban oleh aparatur kelurahan diambil berdasarkan stratified
sipil negara. sampling.

B. METODE PENELITIAN C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini merupakan jenis Responden dalam penelitian ini berda
penelitian deskriptif kuantitatif dengan pada rentang usia 51-55 tahun sebesar 30%,
metode penelitian survai. Dalam penelitian kemudian terbanyak kedua adalah para
survai data diperoleh peneliti pegawai pada rentang usia 46-50 tahun
dari para responden dengan menggunakan sebanyak 24% dan ketiga terbanyak pada
kuesioner (Singarimbun, 1989). Penelitian rentang usia 41-45 tahun sebesar 13%.
deskriptif memiliki tujuan agar dalam Responden generasi X mendominasi dalam
mendeskripsikan data dengan penyajian penelitian ini, sedangkan responden dari
dalam bentuk deskripsi, gambar, grafik kalangan generasi Y jumlahnya masih sedikit
sistematis dan sifat serta hubungan antar yakni 2% pada rentang usia 20-25 tahun, 2%
berbagai fenomena yang dikaji. Dalam pada rentang usia 26-30 tahun. Mengenai latar
mengumpulkan data, peneliti menggunakan belakang pendidikan para responden paling
kuesioner tertutup. Populasi dalam penelitian besar adalah lulusan sarjana sebanyak 41%.
ini adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang Sedangkan yang mencapai pendidikan
ada ditugaskan untuk memberikan pelayan di pascasarjana adalah para pimpinan sebesar
Kota Surakarta. 18%. Grafik 1 menampilkan data usia
Penelitian ini mengambil sampel ASN responden. Selanjutnya grafik 2 menampilkan
yang memberikan layanan kepada masyarakat data responeden dilihat dari latar belakang
Kabupaten Jebres. Metode pengambilan pendidikan.

76 Knowledge, Attitude, Practice (KAP) Aparatur Sipil Negara dalam Implementasi Nilai Dasar Pegawai
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 73-81
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

Grafik 1. Data Usia Pegawai

Grafik 2. Latar Belakang Pendidikan Pegawai

Adapun temuan yang didapatkan responden mengaku belum pernah


dalam setiap variabel dalam penelitian ini mendapatkan informasi peraturan perUndang-
antara lain sebagai berikut : Undangan yang mengatur kepegawaian di
a. Knowledge Indonesia.
Inti pokok dari kajian ini mendapatkan Media google merupakan media yang
temuan bahwa hampir semua pegawai paling banyak mendukung kebutuhan
kelurahan selaku pelaksana pelayanan publik informasi para responden. Melalui google
telah mengetahui Undang-Undang Nomor 5 meraka dapat mencari dan mempelajari
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
beserta isi regulasi tersebut. Namun, masih tentang Aparatur Sipil Negara. selain itu
terdapat 2% responden yang mengaku tidak informasi dari kolega membantu dalam
mengetahui perihal Undang-Undang ASN dan sharing knowlegde terkait Undang-Undang
tidak mengetahui seluruh isi regulasi tersebut. Aparatur Sipil Negara. Grafik 3 menampilkan
Hal ini disebabkan karena mereka belum data sumber informasi Undang-Undang No 5
mendapatkan informasi mengenai regulasi Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
tersebut terlihat dari temuan sebanyak 20%

Knowledge, Attitude, Practice (KAP) Aparatur Sipil Negara dalam Implementasi Nilai Dasar Pegawai 77
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 73-80
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

Grafik 3. Sumber Informasi Undang-Undang No 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara

Grafik 4. Pengetahuan Isi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

Melihat grafik 4 dapat kita ketahui sebab. Terdapat 20% responden yang
pengetahuan apa saja yang dominan dikuasai mengaku tidak pernah mendapatkan informasi
oleh aparatur sipil negara terkait isi Undang- mengenai regulasi kepagawaian tersebut.
Undang No 5 Tahun 2014. Pengetahuan Sedangkan 74% responden mendapatkan
tentang isi regulasi Undang-Undang No 5 informasi pada takaran cukup.
Tahun 2014 belum seluruh dikuasai oleh
responden. Nilai dasar ASN baru dikuasai b. Attitude and Practice
sebanyak 89% responden dan 11% sisanya Dalam hal sikap terkait nilai dasar
tidak mengetahui nilai dasar ASN. Asas Aparatur Sipil Negara, penelitian ini
penyelenggaraan ASN dipahami oleh 84% mendapatkan temuan bahwa akuntabilitas
responden dan 16% responden merasa belum masih patut diperhatian secara serius oleh
mengetahui asas penyelenggaraan ASN. seluruh stakeholders. Akuntabilitas mampu
Pengetahuan terkait prinsip ASN telah menjadi titik awal dalam membangun budaya
dipahami sebanyak 93% responden, tugas kerja yang bersih dari praktik korupsi. Ada
pokok dan fungsi ASN serta kewajiban ASN 4% responden yang merasa tidak penting
dipahami sebanyak 95% responden. Terkait adanya sikap akuntabilitas dalam bekerja dan
jenis dan status ASN yang mengalami 34% lainnya menganggap cukup penting. Hal
perubahan definisi konseptual dalam Undang- ini senada dengan hasil penelitian milik
Undang Nomor 5 tahun 2014 dipahami Mulyawan dan Dede Mariana (2016) bahwa
sebanyak 91% responden. tingkat pendidikan, pengetahuan,
Beberapa pegawai belum menguasai pengalaman, wawasan, motivasi, etos kerja,
pengetahuan tentang isi Undang-Undang kualifikasi, kapasitas, dan kompetensi masih
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 cenderung rendah untuk pegawai di tingkat
tentang Aparatur Sipil Negara bukan tanpa daerah.

78 Knowledge, Attitude, Practice (KAP) Aparatur Sipil Negara dalam Implementasi Nilai Dasar Pegawai
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 73-81
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

Grafik 5. Sikap Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Grafik 6. Sikap Nasionalisme Pegawai

Sedangkan dalam praktik yang penting. Secara umum sebagian besar


nasionalisme nilai kerakyatan ditemukan ada responden menganggap penting sikap
2% responden yang mengangapnya tidak akuntabilitas, etika publik dan sikap-sikap
penting meskipun 84% lainnya menganggap nasionalisme bersumber pada nilai Pancasila
sikap yang bernilai kerakyatan adalah hal sebagai dasar negara.

Grafik 7. Praktik nilai-nilai ANEKA

Pada variabel praktik, praktik yang komitmen mutu. Sebanyak 4% responden


masih belum optimal dalam pelaksanaan mengaku praktik etika publik di lingkungan
penyelenggaraan pelayanan publik adalah kerjanya masih tidak baik, 2% mengaku
praktik anti korupsi, etika publik dan praktik anti korupsi masih belum berjalan,

Knowledge, Attitude, Practice (KAP) Aparatur Sipil Negara dalam Implementasi Nilai Dasar Pegawai 79
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 73-80
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

dan 2% responden mengaku implementasi pasca mengikuti pelatihan dan/atau latihan


komitmen mutu masih tidak terlaksana dasar pegawai. Sistem penerimaan dan
semestinya. pengembangan pegawai harus lebih membuka
peluang kreativitas dan inovasi dari pegawai
D. PENUTUP sehingga pelayanan publik kepada masyarakat
Penelitian ini mendapatkan temuan dapat lebih responsif dan berkualitas.
bahwa pengetahuan pegawai negara terhadap Pemerintah daerah lewat Badan Kepegawaian
regulasi yang mengaturnya belum seluruhnya Daerah wajib meningkatkan pengetahuan
mengetahui dan memiliki pengetahuan yang pegawai pada level menengah dan jenjang
kengkap terkait regulasi kepegawaian yang posisi paling bawah dalam hal pengetahuan
mengaturnya. Keterbatasan pengetahuan terhadap budaya kerja dan nilai-nilai kerja
tersebut disebabkan oleh masih belum aparatur sipil negara (ASN).
terbukanya akses informasi bagi seluruh
lapisan pegawai. Media yang paling efektif DAFTAR PUSTAKA
untuk meningkatkan pengetahuan pegawai
tentang regulasi kepegawaian dan berbagai
macam regulasi lainnya adalah via Google Akbar, Mohammad. (2015). Penerapan
dalam Internet. Inisiatif dari para pegawai Prinsip Prinsip New Public
dalam mengakses informasi menjadi faktor Management Dan Governance Dalam
pendukung peningkatan pengetahuan pegawai Reformasi Administrasi. REFORMASI
terkait segala regulasi-regulasi yang mereka Vol. 5, No. 2, 2015, halaman 1-17
butuhkan. Selain itu perbedaan generasi
menjadi kesenjangan antar pegawai usia 50 ke Anggraeni, Tyas Dian. 2014. Menciptakan
atas dan usia muda dalam mendapatkan Sistem Pelayanan Publik yang Baik:
informasi. Hasil penelitian ini mendapatkan Reformasi Birokrasi dalam
fakta bahwa pegawai usia 50 ke atas lebih Pemberantasan Korupsi. Jurnal
tertinggal akses informasi terkini terkain Rechtsvinding Volume 3 Nomor 3,
regulasi negara. Sikap dan praktik nilai dasar Desember 2014.
aparatur sipil negara perlu ditingkatkan
integrasinya, mengingat masih ada beberapa Florensi, Helen. (2014). Pelaksanaan
responden yang merasa sikap dan praktik nilai Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD)
dasar pegawai adalah aspek yang tidak dalam Memberdayakan Masyarakat
penting dalam penyelenggaraan tata Desa di Desa Cerme, Kecamatan
pemerintahan dan pelayanan publik. Saran Grogol, Kabupaten Kediri. Kebijakan
yang dapat kami berikan adalah penanaman dan Manajemen Publik Volume 2,
nilai dasar pegawai harus dilaksanakan secara Nomor 1, Januari 2014. Halaman 1-
berkelanjutan tidak hanya dalam masa 18
pendidikan dan pelatihan kepegawaian.
Media-media informasi yang memuat nilai
Mulyawan, Rahman dan Dede Mariana.
dasar kepegawaian perlu diciptakan di
2016. Profesionalisme Aparat Dan
lingkungan kerja untuk mengintegrasikan
Kapasitas Kelembagaan Dalam
nilai dasar kepegawaian.
Pelayanan Publik Di Provinsi Jawa
Nilai ANEKA dapat menjadi sebuah
Barat. CosmoGov Jurnal Ilmu
budaya kerja bagi Aparatur Sipil Negara
Pemerintahan, Vol.2 No.2, Oktober
(ASN). Integrasi nilai ANEKA dapat
2016
diperkuat dalam setiap jenjang pelatihan
pegawai sehingga nilai ANEKA bagi ASN
tidak luntur di instansi kerja setiap ADN

80 Knowledge, Attitude, Practice (KAP) Aparatur Sipil Negara dalam Implementasi Nilai Dasar Pegawai
Jurnal SAWALA Vol 6 No 1, April 2018, 73-81
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039

Ubaidillah, Achmad. (2007). Birokrasi dan Jung Chen, Wen dan Yin Cheng, Han.( 2012).
Kultur Struktur Rasional-Egaliter: Factors affecting the knowledge
Sumbangan Agama untuk Penguatan sharing attitude of hotel service
Good Governance. Jurnal Studi personnel. International Journal of
Agama Vol. VII, No.1 Agustus 2007. Hospitality Management. Volume 31,
Halaman 39-60 Issue 2, June 2012, Pages 468-476.

Yolanda Ramírez. (2010). Intellectual capital Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian.
models in Spanish public sector, (1989). Metode Penelitian Survei.
Journal of Intellectual Capital, Vol. 11 Jakarta: LP3ES
Issue: 2
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis
Farazmand, Ali., (2004). Sound governance: Cetakan Kesebelas. Bandung: CV.
Policy and administrative innovations. ALFABETA.
Praeger Publishers:Westport, CT.

Knowledge, Attitude, Practice (KAP) Aparatur Sipil Negara dalam Implementasi Nilai Dasar Pegawai 81

Anda mungkin juga menyukai