1.slide Perencanaan Tambang Unja
1.slide Perencanaan Tambang Unja
DH-TMI-01
DH-TMI-02
CO : 0.25 m (5.40-5.65) (-)
CO : 0.30 m (10.5-10.8) (-)
CO : 0.30 m (11.4-11.7) (-)
CO : 0.50 m (40.5-41.0) (-)
CO : 0.70 m (13.5-14.2) (-) CEK DRILL
CO : 0.20 m (43.5-43.7) (-) CEK DRILL
CO : 0.20 m (23.4-23.6) (-) RGS-03
CO : 0.30 m (44.3-44.6) (-)
CO : 1.50 m (42.8-44.3) (A) CO : 2.40 m (24.00-26.40) (A) RGS-01BR
CO : 0.50 m (46.2-46.7) (-)
CO : 2.00 m (46.0-48.0) (B) CO : 6.60 m (30.90-37.50) (B) CO : 1.60 m (4.12-5.72) (B) 80
CO : 3.40 m (72.4-75.8) (-)
Water Loss (48.0-......) CO : 11.55 m (42.00-53.55) (C) CO : 17.20 m (9.70-26.90) (C)
70 TD : 78.00 m 70
TD : 48.00 m TD : 60.00 m TD : 40.50 m
DH-TMI-02 60
60
DH-TMI-01 RGS-03 RGS-01BR RGS-02
TMI-04 50 50
TMI-04'
40 40
30 30
20 SEAM 3 SEAM 4 20
SEAM 5 10
10
0 0
SEAM 6
Kondisi Sumberdaya
Kriteria
Geologi Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur
Peringkat Batubara
Ketebalan
Batubara Coklat Batubara Keras
(Brown Coal) (Hard Coal)
Lapisan Batubara ≥1,00 m ≥0,40m
Minimal
Lapisan Pengotor ≤0,30m ≤0,30m
I.3 KONSTRUKSI MODEL BATUBARA
DH-TMI-03
CO : 1.60 m (3.40-5.00) (AU)
CO : 0.40 m (10.9-11.3) (-) INDIKASI SESAR
CO : 0.35 m (15.1-15.45) (-) DH-TMI-04
CO : 0.20 m (23.9-24.1) (-) CO : 0.30 m (14.0-14.3) (-)
CO : 0.20 m (39.0-39.2) (-) CO : 0.30 m (27.0-27.3) (-)
CO : 0.30 m (46.2-46.5) (-) CEK DRILL DH-TMI-06A
CO : 2.30 m (47.5-49.8) (3) CO : 4.50 m (3.00-7.50) (5)
CO : 0.50 m (48.0-48.5) (-) CO : 2.00 m (56.5-58.5) (4)
CO : 2.65 m (74.35-77.0) (3) CO : 0.50 m (15.30-15.80) (6)
CO : 15.3 m (59.0-74.3) (5) CO : 1.00 m (16.20-17.20) (6)
TD : 78.00 m TD : 78.00 m
80
70
TD : 33.00 m 70
Panjang Batas pit pada SR 1 : 1,5 berkisar 365 meter
DH-TMI-03 DH-TMI-06A
60
DH-TMI-04 60
TMI-03 50
OB-3
50
TMI-03'
40
OB-1 OB-2 40
40
Tinggi Bench 10 meter OB-4
30 30 30
SEAM 3
20 SEAM 4 20
Lebar Bench 10 meter
sampai kedalaman 40 m SEAM 6
SEAM 5
10 10
0 0
- Kondisi geografis : jika pada peta tofografi diketahui mengalir suatu sungai
yang besar dan secara teknis sungai tersebut tidak dapat dipindahkan,
maka dapat dipisahkan menjadi beberapa pit potensial.
6
A1 = Luas Penampang 1
A2 = Luas Penampang 2
A3 = Luas Penampang 3
d1 = Jarak Antara Penampang 1 dan 2
d2 = Jarak Antara Penampang 2 dan 3
GAMBAR 2.4 METODE PRISMOIDA
TAHAP PENAKSIRAN CADANGAN METODE PENAMPANG
:
Mining Losses :
Faktor kehilangan akibat teknis penambangan, seperti factor alat atau factor
keamanan. Untuk metoda strip mining digunakan mining losses sebesar 10% atau
dapat juga digunakan pendekatan ketebalan lapisan yang akan ditinggalkan, yaitu
10 cm pada roof dan 10 cm pada floor.
Processing losses :
Faktor kehilangan akibat diterapkannya metoda pencucian batubara atau
kehilangan pada proses lanjut di stockpile.
GAMBAR 2.5 MINING LOSSES
II.3 KONSEP NISBAH PENGUPAN STRIPPING RATIO (SR)
DH-TMI-03
CO : 1.60 m (3.40-5.00) (AU)
CO : 0.40 m (10.9-11.3) (-) INDIKASI SESAR
CO : 0.35 m (15.1-15.45) (-) DH-TMI-04
CO : 0.20 m (23.9-24.1) (-) CO : 0.30 m (14.0-14.3) (-)
CO : 0.20 m (39.0-39.2) (-) CO : 0.30 m (27.0-27.3) (-)
CO : 0.30 m (46.2-46.5) (-) CEK DRILL DH-TMI-06A
CO : 2.30 m (47.5-49.8) (3) CO : 4.50 m (3.00-7.50) (5)
CO : 0.50 m (48.0-48.5) (-) CO : 2.00 m (56.5-58.5) (4)
CO : 2.65 m (74.35-77.0) (3) CO : 0.50 m (15.30-15.80) (6)
CO : 15.3 m (59.0-74.3) (5) CO : 1.00 m (16.20-17.20) (6)
TD : 78.00 m TD : 78.00 m
80
70
TD : 33.00 m 70
Panjang Batas pit pada SR 1 : 1,5 berkisar 365 meter
DH-TMI-03 DH-TMI-06A
60
DH-TMI-04 60
TMI-03 50
OB-3
50
TMI-03'
40
OB-1 OB-2 40
40
Tinggi Bench 10 meter OB-4
30 30 30
SEAM 3
20 SEAM 4 20
Lebar Bench 10 meter
sampai kedalaman 40 m SEAM 6
SEAM 5
10 10
0 0
Perencanaan tambang :
suatu proses membuat rancangan tambang geometris dan
non-geometris (mencapai ultimate pit limit) dalam jangka
waktu tertentu secara aman dan menguntungkan.
A. PERTIMBANGAN EKONOMIS
1. Kadar batas (cut of grade)
Yaitu kadar rata-rata terendah endapan bahan
galian yang masih memberikan keuntungan bila
endapan bahan galian di tambang
2. Cut of thickness (COT)
Penetapan nilai cut of thickness diupayakan sekecil mungkin dengan
meningkatkan penerapan teknologi yang tepat (efisien) dan dilakukan
pengawasan yang efektif.
3. Nisbah pengupasan (striping rasio)
B. PERTIMBANGAN TEKNIS
1. Studi Geoteknik
Stabilitas dari desain lereng
Desain ramp
Excability (kemampuan gali)
Desain dimensi penggalian
Desain tumpukan waste
Beberapa studi geoteknik yang sering dilakukan dalam industri
pertambangan antara lain
Analisis dan monitoring kemantapan lereng
Pengeringan tambang
% %
½ Wt Wt ½ Wt Wt ½ Wt
Lm
2. Lebar jalan pada tikungan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu dibuat lebih besar dari pada jalan lurus. Hal ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat angkut yang disebabkan
oleh sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan truk saat melintasi tikungan. Untuk
jalur ganda, lebar jalan minimum pada tikungan dihitung berdasarkan;
1. Lebar jejak roda
2. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang
pada saat membelok
3. Jarak antar alat angkut saat bersimpangan
4. Jarak alat angkut terhadap tepi jalan.
Fa
U Fb
Fa W
U
Fb
C. KEMIRINGAN JALAN
Kemiringan suatu jalan biasanya dinyatakan dalam
persentase, dimana kemiringan 1% merupakan kemiringan
permukaan yang menanjak atau menurun 1 meter secara
vertikal dalam jarak horizontal 100 meter.
Untuk tambang-tambang yang besar, kemiringan jalan 8%
paling umum, karena akan memberikan fleksibilitas yang lebih
besar dalam pembuatannya, serta memudahkan dalam
pengaturan masuk ke jenjang tanpa menjadi terlalu terjal
dibeberapa tempat.
Untuk jalan-jalan angkut yang panjang, kemiringan 10% adalah
kemiringan maksimum yang masih praktis. Tambang-tambang
kecil banyak yang dirancang dengan kemiringan jalan 10%.
CONTOH SOAL KEMIRINGAN JALAN
Jika pada sebuah tambang keterdapatan ramp pada jalan masuk ke areal
pit dengan panjang jalan / ramp berkisar 140 meter dengan beda elevasi 8
meter, berapa persen kemiringan jalan/ramp tersebut :
PENYELESAIAN SOAL :
- Jika panjang ramp lebih dari 100 meter maka :
= Panjang horizontal / 100
= 140 / 100
= 1.4
Dan dilihat dari beda elevasi berkisar 8 meter
Maka persen jalan tersebut :
= 8/1.4
= 5.7 %
- Jika panjang ramp kurang dari 100 meter maka :
%= 100/panjang aktual (<100 m)
Contoh :
Jika panjang horzontal 40 m dan beda elevasi 5
m,berpa % jalan tersebut :
%= 100/40
= 2.5
Dan dilihat dari beda elevasi berkisar 5 meter
Maka persen jalan tersebut :
= 2.5 x (beda elevasi )
= 2.5 x 5
= 12.5 %
d. Rancangan spiral atau switchback :
-Switchback dihindari sebisa mungkin,
1. Cenderung melambatkan lalu lintas
2.Ban akan lebih cepat aus dan perawatan ban akan lebih besar.
3.Factor lain adalah keamanan.
- Jika ada sisi tambang yang jauh lebih rendah dari dinding lainnya
disekeliling pit, switchback disisi ini sering lebih murah daripada
membuat jalan angkut spiral mengelilingi dinding pit.
- Jika switchback harus dipakai, buatlah cukup panjang sehingga
dibagian sebelah dalam dari tikungan kemiringannya tidak terlalu
terjal.
e. Pertimbangan keamanan
- Di lokasi jalan tambang dapat dibuat belokan tanjakan darurat
(runaway ramps) untuk menghentikan truk yang tidak terkontrol.
- Tanggul pemisah ditengh jalan dapat dibuat dibeberapa tempat.
f. Pertimbangan ekonomi
- Konstruksi jalan angkut yang besar memerlukan biaya yang besar
pula
- Perawatan jalan angkut juga memerlukan biaya yang relative
besar.
3.5 RANCANGAN WASTE DUMP
Lokasi dan bentuk dari waste dump akan berpengaruh terhadap jumlah gilir truk yang
diperlukan, demikian pula biaya operasi dan jumlah truk dalam satu armada yang diperlukan.
b.Terrace dump
Jenis timbunan terrace dump diterapkan jika kondisi tofografinya tidak
begitu curam. Jenis timbunan ini dibangun dari bawah keatas.
3. Faktor Penentuan Lokasi Timbunan
c. Keadaan tofografi
Jika permukaan topografi memungkinkan, sebaiknya lokasi timbunan jangan
didaerah yang curam, pilih lokasi yang relative landai.
e. Luas timbunan
Luas daerah yang diperlukan untuk waste dump pada umumnya 2-3 kali dari luas
pit.
4 Rancangan Waste Dump dengan Trial and Error
a. Penampang horizontal :
- Ukur luas daerah pada kaki (toe) dan puncak (crest) dari setiap lift. Rata-
ratanya adalah luas lift.
- Tinggi lift memberikan dimensi ke tiga dan volume untuk lift
- Jumlahkan volume untuk tiap lift untuk memperoleh volume total dump.
b. Penampang vertikal :
- Buat beberapa penampang melintang dengan jarak yang sama melalui
dump
- Ukur luas tiap penampang
- Luas ini dianggap sama hingga separo jalan kepenampang berikutnya ada
kedua sisi untuk memperoleh dimensti ketiga dan volume untuk setiap
penampang
- Jumlahkan volume tiap-tiap penampang untuk memperoleh volume total
dump.
CONTOH GAMBAR DISPOSAL AREA 3D
3.6 DESIGN PIT TAMBANG
Volume OB Volume Coal Seam 5 Total Volume OB : 1.242.120 BCM - Kemiringan Lereng Berkisar : 65-70 Derajat
:1.175.520 BCM Total Volume Seam : 517.140 Ton - Panjang Strike Bukaan Batubara : 200 Meter
:430.560 ton
JALAN TAMBANG PT. CTSP
BUKIT PERANGINAN DARI BATASPATOK 605
METERKE BATASAKHIRTANAH KODAR
SEPANJANG 5.4 KM
Volume IB
:66.600 BCM Volume Coal Seam 4 - Luas Area Dumping Disposal : 5 Ha
- Luas Bukaan Tambang (Pit)
:86.580 ton Striping Ratio : Total Volume OB
Total volume OB + IB
:1.242.120 BCM Total Volume Coal Seam 4 & 5 Total Volume Seam
: 1242.120 BCM
: 517.140 TON 517.140 Ton
: 2.4 ------------SR 1 : 2.4
I
PT.TM LE
OCKPI
TO ST
DISPOSAL AREA 3
(PROGRESS AT LEVEL 54 M MAX)
.TMI
PT
P ILE
OCK
ST
TO
IUP OP PT. TMI Blok Utara Houling Road Alternatif 2 PT. TMI Heavy Equip Parkir Area Tempat Pembibitan PT. TAMARONA MAS INTERNATIONAL
Jalan Disposal Tanah Pucuk B3 Area
Hauling Road Batubara Dibuat oleh MF
Pos Security PT. CTSP WC Disposal Area PT. TAMARONA MAS INTERNATIONAL
Jalan P. Hidayat Taman Adipura Indah Diperiksa oleh AS
telp (0741) 43181. Jambi
Setling Pond Area Pos Cheker PT. TMI Gudang Kapur Reclamation Area Desa Kertopatih jalan lintas Tembesi-
Sarolangun
TMI
E PT.
BACK FILLING BAGIAN
CKPIL
TO STO
TIMUR LOW WALL
CUT OB/LUMPUR ON 10.000 BCM MAX LEVEL
PIT
DISPOSAL AREA 3
34 METER
(PROGRESS AT LEVEL 56 M MAX)
6.000 BCM
I
.TM
PT
ILE
C KP
ESTAFET OB LUMPUR S TO
BAGIAN LOW WALL
AT LEVEL 34 METER
TO
10.000 BCM
Blok Tambang Pit Limit Pos Cheker PT. TMI B3 Area WC telp (0741) 43181. Jambi
Setling Pond Area Rawa Pit 1A & Main sump Disposal Area Gudang Kapur Tanggal 10 Januari 2016
T.TMI
ILE P
BCM AT LEVEL 32
OCKP
CUT
TO S T
METER
OB/INTERBURDE
DISPOSAL AREA 3
N IN PIT 5000
BCM
(PROGRESS AT LEVEL 56 M MAX)
MI
T.T
EP
KPIL
OC
ST
TO
CUT OB BAGIAN
JAL AN T AMBA NG PT. CTSP
BUKIT PERA NGINAN DA RI BAT AS PAT OK 605
METE R K E BATA S A KHIR T ANA H K ODAR
SEPA NJA NG 5.4 KM
Blok Tambang Pit Limit Pos Cheker PT. TMI B3 Area WC telp (0741) 43181. Jambi
Setling Pond Area Rawa Pit 1A & Main sump Disposal Area Gudang Kapur Tanggal 10 Februari 2016
I
PT.TM E
CKPIL
TO STO
DISPOSAL AREA 3
(PROGRESS AT LEVEL 56 M MAX)
I
.TM
PT
BCM
ILE
BCM
M
M
P
88 BC
CK
80 BC
5000
3400
TO
IB 17
S
OB
IB 18
OB
TO
CUT
CUT
CUT
CUT
BCM
5000
OB
JALAN TAMBANG PT. CTSP
BUKIT PERANGINAN DARI BATAS PATOK 605
CUT
METER KE BATAS AKHIR TANAH KODAR
SEPANJANG 5.4 KM
Blok Tambang Pit Limit Pos Cheker PT. TMI B3 Area WC telp (0741) 43181. Jambi
Setling Pond Area Rawa Pit 1A & Main sump Disposal Area Gudang Kapur Tanggal 20 Februari 2016
Seminar
Pengumpulan laporan
Pemberian nilai