Anda di halaman 1dari 7

Latar Belakang

Rumusan Masalah

1. Apa itu APBD?


2. Apa fungsi APBD dalam suatu daerah?
3. Apa itu SPP, SPD, dan SP2D?
4. Bagaimana mekanisme pencairan dana di Dinas Perikanan?

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu APBD


2. Mengetahui fungsi APBD dalam suatu daerah
3. Mengetahui daripada SPP, SPD, dan SP2D
4. Mengetauhi mekanisme dari pencairan dana di Dinas Perikanan

BAB II
PEMBAHASAN
1. APBD

1.1 Pengertian APBD


APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
daerah(Permendagri No.13 Tahun 2006). Dengan demikian APBD merupakan alat atau
wadah untuk menampung berbagai kepentingan publik yang diwujudkan melalui
berbagai kegiatan dan program dimana pada saat tertentu manfaatnya benar-benar akan
dirasakan oleh masyarakat.
Menurut Menteri Negara otonomi daerah RI dan PAU-SEUGM, APBD pada
hakikatnya merupakan instrument kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk
meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat didaerah. Oleh karena itu,
DPRD dan pemerintah daerah harus selalu berupaya secara nyata dan terstruktur untuk
menghasilkan suatu APBD yang dapat mencerminkan kebutuhan real masyarakat atas
dasar potensi masing-masing daerah serta dapat memenuhi tuntutan terciptanya anggaran
daerah yang berorientasikan kepentingan dan akuntabilitas public. Suatu anggaran yang
telah direncanakan dengan baik, sehingga baik tujuan maupun sasaran akan dapat
tercapai secara berdaya guna dan berhasil punah.
Daftar APBD yang diajukan berisi penerimaan dan pengeluaran Negara
Indonesia suatu pemerintahan daerah dalam jangka waktu 1 tahun (dari tanggal 1 Januari
– 31 Desember), yang ditetapkan oleh kepala daerah (Gubernur/Bupati) bersama dengan
dewan perwakilan rakyat daerah tingkat I/II.

Landasan hukum dari penyusunan APBD tercantum dalam :

a. UUD 1945 pasal 23 ayat 1 tentang anggaran pendapatan dan belanja Negara yang
ditetapkan setiap tahun. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa anggaran pendapatan
dan belanja Negara ditetapkan tiap-tiap tahun dengan UU, dan apabila DPR tidak
menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah melaksanakan
APBN tahun sebelumnya.
b. UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dalam pasar 78 ayat 1 yang
menyatakan bahwa penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dan DPRD dibiayayi
dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD)
c. UUD N. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.

2. Fungsi APBD

Fungsi APBD secara umum adalah sebagai otorisasi, perencanaan, pengawasan,


alokasi dan distribusi keuangan tahunan pemerintah daerah.

5 fungsi utama APBD


a. Fungsi otorisasi, APBD menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
b. Fungsi perencanaan, APBD menjadi pedoman bagi pemerintah daerah untuk
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan
c. Fungsi pengawasan , APBD menjadi pedoman untuk nilai (mengawasi) apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan
d. Fungsi alokasi, APBD dalam pembagiannya harus diarahkan dengan tujuan untuk
mengurangi pengangguran, pemborosan sumber daya , sertas meningkatkan efisiensi
dan efektivitas perekonomian
e. Fungsi distribusi, APBD dalam pendistribusiannya harus mementingkan rasa
keadilan dan kepatutan.

APBD adalah rencanan keuangan daerah yang dibahas dan disetuju bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD yang ditetapkan dengan peraturan daerah
(PERMENDAGRI No. 13 tahun 2006). APBD juga dapat diartikan sebagai suatu daftar
yang memuat perincian sumber pendapatan daerah dan macam-macam pengeluaran
daerah dalam jangkat waktu 1 tahun

Dengan demikian APBD merupakan alat/wadah untuk menampung berbagai


kepentingan publik yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan dan program dimana saat
tertentu manfaatnya akan benar-benar akan dirasakan masyarakat.

3. SPP, SPD, dan SP2D


a. SPP (Surat Permintaan Pembayaran), dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan atau bendahara pengeluaran untuk
mengajukan permintaan pembayaran (PERMENDAGRI No. 55 tahun 2008 tentang
tata cara penata usahaan dan penyusunan laporan pertanggung jawaban bendahara
serta penyampaiannya).
b. SPD (Surat Penyedian Dana), dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk
melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPT (PP No. 58 tahun 2005 tentang
pengelolaan keuangan daerah).
c. SP2D( Surat Perintah Pencairan Dana), dokumen yang digunakan sebagai dasar
pencairan dana yang diterbitkan bendahara umum daerah berdasarkan SPM
(PERMENDAGRI No. 55 tahun 2008 tentang tata cara penata usahaan dan
penyusunan laporan pertanggung jawaban bendahara serta penyampaiannya)

4. Mekanisme pencairan dana

Mekanisme pengelolaan Dokumen-dokumen Jika telah dilengkapi


Disediakan
keuangan disediakan oleh PPTK (Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan).
Ditanda tangani dan Dibuatlah SPM, SPP, dll. Semua dokumen diserahkan ke
diserahkan kembali ke bagian keuangan.
bagian keuangan
daerah.

Setelah semua berita acara

Keuangan hanya membuat spm dan spp, yang menyediakan semua dokumen selain kedua itu
adalah pptk. Nanti setelah adalah berita acara pemeriksaan dan berita acara penerimaan, maka itu
menjadi dasar dari dinas untuk melakukan tagihan kembali.

Pencairan dana ke setiap rekening pada dinas ini dilakukan melalui rekening pihak ketiga, setiap
ada kegiatan, maka dinas langsung mentransfernya ke rekening pihak ketiga untuk kerja sama
pada setiap kegiatan. Pencairannya dikirim kepada rekening pihak ketiga CV atau PT yang
bersangkutan.

SPM ditanda tangani oleh pengguna anggaran, SPP ditanda tangani oleh bendahara dengan pptk
SK pengolaan daerah seperti SK penggunaan anggaran sk perencanaan-perencanaan konstruksi.
Kalau di Dinas ini seperti perencanaan kapal, perencanaan konstruksi. Kalau bikin sk itu kalau
tidak ada standar dibikin sk bupati, kalau ada standar maka hanya sk kepala dinas. Kalau sp2d,
dibawah tangihan kemudian diverivikasi apabila sudah lengkap atau tidak, kalau belum lengkap
maka akan dikembalikan. Kalau sudah lengkap maka akan diterima oleh keuangan. Nanti pada
lembar merahnya dikasih masuk ke BUD kemudian BUD yang mengeluarkan SP2D. Nanti dari
situ langsung ke rekening pihak ketiga. Kalau UP untuk dinas ini tahun ini (2018) diberikan Rp
30.000.000,- kalau TUP (Tambah Uang Persediaan). Kalau dinas ada kegiatan dan melebihi dari
UP maka bisa mengajukan TUP, misalnya dalam suatu kegiatan memerlukan anggaran Rp
60.000.000,- dan UP hanya tersedia Rp 30.000.000,- maka dinas bisa mengajukan TUP sebesar
Rp 30.000.000,- sehingga menjadi Rp 60.000.000,- sesuai dengan anggaran yang dibutuhkan.
Untuk pengaturan keuangannya dinas telah memakai system non tunai. Jadi semua anggarannya
dipihak ketigakan. Kalau kemarin untuk UPnya bisa digunakan pada kegiatan yang ada pada
dinas itu ini sekarang UP dibatasi hanya untuk pembayaran honor, biaya perjalanan, biaya air dan
listrik. Kalau untuk kegiatan-kegiatan sudah tidak bisa lagi. Jadi kalau ada kegiatan-kegiatan
maka dananya langsung dipihak ketigakan, dan pihak ketiga yang akan mengelola kegiatan.
Nanti kalau sudah selesai nanti akan dibuat tagihan tanpa melalui perantara dan diperiksa kalau
sudah sesuai dengan kontrak maka akan dibuat berita acara pemeriksaan. Dalam jenis kegiatan
pengadaan, dananya akan disetoran. Kalau untuk kegiatan konstruksi (pembangunan) dananya
95% untuk pemeliharaan dan untuk 5% akan diberikan setelah 3 bulan dari waktu pelaksanaan.
Dapat ditagih 100% apabila pihak ketiga memberikan jaminan pemeliharaan.

Untuk mekanisme pengelolaan keuangan sediakan terlebih dulu semua dokumen yang
disediakan oleh pptk dan jika sudah lengkap semua dokumen diserahkan ke keuangan dan
dikeuangan dibuat spm spp dan kalau sudah selesai semua setelah ditanda tangani diserahkan
kembali ke keuangan.

untuk pelaporan keuangan telah dilakukan secara online yaitu melalui aplikasi E-MONEY. Jadi
disitu bisa dimasukkan realisasinya fisiknya berapa dan realisasi keuangan berapa. Jadi pada
aplikasi itu langsung dilihat sudah bisa mencapai target atau tidak. Kalau untuk membuat
tagihan, ada aplikasinya lagi, nama aplikasinya SIMDA. Kalau untuk pelaporan realisasi itu
menggunakan aplikasi E-MONEY. Setelah kegiatan selsai maka dibuat bukti-bukti keuangan
yang aakan disimpan di dinas tersebut dalam bentuk SPJ (SUrat Pertanggungjawaban) ketika ada
pemeriksaan maka yang ditunjukkan adalah surat SPJ. Kalau UP dapat diganti sedangkan
tagihan-tagihan sudah tidak bisa diganti karena sudah 100%. Kalau untuk Uang Persediaan (UP)
itu dapat di ajukan GUP (Ganti Uang Persediaan). Kalau misalnya dipakai untuk biaya
perjalanan dinas Rp. 20.000.000 maka akan diajukan GU sebesar nominal sebelumnya (akan
ditututpi apa yang dikeluarkan. Kalau untuk kegiatan proyek-proyek itu tidak dapat diajukan
ganti uang karena sudah 100%.. kalau di Dinas ini ada PAD . jadi kalau menjual ikan.
Pendapatannya itu menjadi PAD-nya dinas tersebut. Nanti akan disetor ke kas daerah dan itu ada
SKPAD.

Tiap akhir tahun dinas menyetor bunga bank ke kas daerah. Kalau ada sisa uang UP bunga bank
disetor pada akhir tahun. Bunga bank itu dihitung dari januari dan setelah pengosongan itu maka
pada awal bulan januari akan diberikan UP kembali.

Anda mungkin juga menyukai