Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1. APBD
a. UUD 1945 pasal 23 ayat 1 tentang anggaran pendapatan dan belanja Negara yang
ditetapkan setiap tahun. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa anggaran pendapatan
dan belanja Negara ditetapkan tiap-tiap tahun dengan UU, dan apabila DPR tidak
menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah melaksanakan
APBN tahun sebelumnya.
b. UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dalam pasar 78 ayat 1 yang
menyatakan bahwa penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dan DPRD dibiayayi
dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD)
c. UUD N. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
2. Fungsi APBD
APBD adalah rencanan keuangan daerah yang dibahas dan disetuju bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD yang ditetapkan dengan peraturan daerah
(PERMENDAGRI No. 13 tahun 2006). APBD juga dapat diartikan sebagai suatu daftar
yang memuat perincian sumber pendapatan daerah dan macam-macam pengeluaran
daerah dalam jangkat waktu 1 tahun
Keuangan hanya membuat spm dan spp, yang menyediakan semua dokumen selain kedua itu
adalah pptk. Nanti setelah adalah berita acara pemeriksaan dan berita acara penerimaan, maka itu
menjadi dasar dari dinas untuk melakukan tagihan kembali.
Pencairan dana ke setiap rekening pada dinas ini dilakukan melalui rekening pihak ketiga, setiap
ada kegiatan, maka dinas langsung mentransfernya ke rekening pihak ketiga untuk kerja sama
pada setiap kegiatan. Pencairannya dikirim kepada rekening pihak ketiga CV atau PT yang
bersangkutan.
SPM ditanda tangani oleh pengguna anggaran, SPP ditanda tangani oleh bendahara dengan pptk
SK pengolaan daerah seperti SK penggunaan anggaran sk perencanaan-perencanaan konstruksi.
Kalau di Dinas ini seperti perencanaan kapal, perencanaan konstruksi. Kalau bikin sk itu kalau
tidak ada standar dibikin sk bupati, kalau ada standar maka hanya sk kepala dinas. Kalau sp2d,
dibawah tangihan kemudian diverivikasi apabila sudah lengkap atau tidak, kalau belum lengkap
maka akan dikembalikan. Kalau sudah lengkap maka akan diterima oleh keuangan. Nanti pada
lembar merahnya dikasih masuk ke BUD kemudian BUD yang mengeluarkan SP2D. Nanti dari
situ langsung ke rekening pihak ketiga. Kalau UP untuk dinas ini tahun ini (2018) diberikan Rp
30.000.000,- kalau TUP (Tambah Uang Persediaan). Kalau dinas ada kegiatan dan melebihi dari
UP maka bisa mengajukan TUP, misalnya dalam suatu kegiatan memerlukan anggaran Rp
60.000.000,- dan UP hanya tersedia Rp 30.000.000,- maka dinas bisa mengajukan TUP sebesar
Rp 30.000.000,- sehingga menjadi Rp 60.000.000,- sesuai dengan anggaran yang dibutuhkan.
Untuk pengaturan keuangannya dinas telah memakai system non tunai. Jadi semua anggarannya
dipihak ketigakan. Kalau kemarin untuk UPnya bisa digunakan pada kegiatan yang ada pada
dinas itu ini sekarang UP dibatasi hanya untuk pembayaran honor, biaya perjalanan, biaya air dan
listrik. Kalau untuk kegiatan-kegiatan sudah tidak bisa lagi. Jadi kalau ada kegiatan-kegiatan
maka dananya langsung dipihak ketigakan, dan pihak ketiga yang akan mengelola kegiatan.
Nanti kalau sudah selesai nanti akan dibuat tagihan tanpa melalui perantara dan diperiksa kalau
sudah sesuai dengan kontrak maka akan dibuat berita acara pemeriksaan. Dalam jenis kegiatan
pengadaan, dananya akan disetoran. Kalau untuk kegiatan konstruksi (pembangunan) dananya
95% untuk pemeliharaan dan untuk 5% akan diberikan setelah 3 bulan dari waktu pelaksanaan.
Dapat ditagih 100% apabila pihak ketiga memberikan jaminan pemeliharaan.
Untuk mekanisme pengelolaan keuangan sediakan terlebih dulu semua dokumen yang
disediakan oleh pptk dan jika sudah lengkap semua dokumen diserahkan ke keuangan dan
dikeuangan dibuat spm spp dan kalau sudah selesai semua setelah ditanda tangani diserahkan
kembali ke keuangan.
untuk pelaporan keuangan telah dilakukan secara online yaitu melalui aplikasi E-MONEY. Jadi
disitu bisa dimasukkan realisasinya fisiknya berapa dan realisasi keuangan berapa. Jadi pada
aplikasi itu langsung dilihat sudah bisa mencapai target atau tidak. Kalau untuk membuat
tagihan, ada aplikasinya lagi, nama aplikasinya SIMDA. Kalau untuk pelaporan realisasi itu
menggunakan aplikasi E-MONEY. Setelah kegiatan selsai maka dibuat bukti-bukti keuangan
yang aakan disimpan di dinas tersebut dalam bentuk SPJ (SUrat Pertanggungjawaban) ketika ada
pemeriksaan maka yang ditunjukkan adalah surat SPJ. Kalau UP dapat diganti sedangkan
tagihan-tagihan sudah tidak bisa diganti karena sudah 100%. Kalau untuk Uang Persediaan (UP)
itu dapat di ajukan GUP (Ganti Uang Persediaan). Kalau misalnya dipakai untuk biaya
perjalanan dinas Rp. 20.000.000 maka akan diajukan GU sebesar nominal sebelumnya (akan
ditututpi apa yang dikeluarkan. Kalau untuk kegiatan proyek-proyek itu tidak dapat diajukan
ganti uang karena sudah 100%.. kalau di Dinas ini ada PAD . jadi kalau menjual ikan.
Pendapatannya itu menjadi PAD-nya dinas tersebut. Nanti akan disetor ke kas daerah dan itu ada
SKPAD.
Tiap akhir tahun dinas menyetor bunga bank ke kas daerah. Kalau ada sisa uang UP bunga bank
disetor pada akhir tahun. Bunga bank itu dihitung dari januari dan setelah pengosongan itu maka
pada awal bulan januari akan diberikan UP kembali.