Disusun Oleh :
Widodo, S.Kep
Ismawati, S.Kep
A. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) perilaku kekerasan
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
b. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah ( tanda dan gejala
marah)
c. Klien dapat menyebabkan reaksi yang dilakukan saat marah ( perilaku kekerasan)
d. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
2. Tujuan khusus Sesi 1 : mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
C. LANDASAN TEORI
1. Defenisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon
terhadap suatu stressor dengan gerakan motoric yang tidak terkontrol (Yosep, 2010)
Keterangan :
a. Asertif, adalah perilaku yang bias menyatakan perasaan dengan jelas dan lansung, jarak
bicara tepat, kontak mata tapi tidak mengancam, sikap serius tapi tidak mengancam,
tubuh lurus dan santai, pembicaraan penuh percaya diri, bebas utnuk menolak permintaan
bebas dalam mengungkapkan alasan pribadi kepada orang lain, bias menerima penolakan
orang lain, mampu menyatakan perasaan kepada orang lain, mampu menyatakan cinta
pada orang terdekat, mampu menerima masukan/kritik dari orang lain.
b. Frustasi, merupakan respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan yang tidak realistis
atau hambatan dalam mencapai tujuan.
c. Perilaku pasif, orang yang pasif merasa haknya dibawah hak orang lain. Bila marah orang
ini akan menyembunyikan marahnya sehngga menimbulkan gangguan pada dirinya.
d. Agresif, merupakan perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk
bertindak destruktif tapi masih terkontrol.
e. Amuk (perilaku kekerasan) yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan control diri, sehingga individu dapat merusak diri sendiri, orng lain dan
lingkungan.
Menurut Fitria (2006) tanda dan gelaja perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
a. Fisik: pandangan tajam, tangan menggepal, rahangnya menggatup, wajah merah serta
postur tubuh kaku.
b. Verbal: mengancam, mengumpat dengankata-kata kotor, bicara dengan nada keras dan
kasar, sikap ketus.
c. Perilaku: menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,
seikap menentang dan amuk agresif.
d. Emosi: jengkel, selalu menyalahkan, menuntut, perasaan terganggu dan berkelahi.
e. Intelektual: mendominasi, cerewet atau bawel, meremehkan, suka berdebat, dan
mengeluarkan kata-kata sarkasme.
f. Sosial: penolakan untuk didekati, mengasingkan diri, melakukan kekerasan, suka
mengejek dan mengkritik,
g. Spiritual: meras diri berkuasa, tidak realistis, kreatifitas terlambat, ingin orang lain
memnuhi keinginannya dan meras diri tidak berdosa.
4. Proses Terjadinya Masalah
a. Faktor predisposisi.
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan faktor
psikologipsychoalnalytical theory, teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan
naluri naluri, freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting,
pertama insting hidup yang diekspresikandengan seksualitas.
5. Pohon Masalah
Risiko Mencederai iri, orang lain, (effect)
Dan lingkungan
6. Penatalaksanaan Keperawatan
Seseorang perawat harus berjaga – jaga terhadap adanya peningkatan agitasi
pasien, hirarki perilaku agresif dan kekerasan.Disamping itu, perawat harus pula
mengkaji efek pasien yang berhubungan perilaku agresif.Kelengkapan pengkajian
dapat membantu perawat dalam membina hubunga terapeutik dengan pasien,
mengakaji perilaku yang berpotensi kekerasan, mengembangkan suatu perenacanaan,
dan mencegah perilaku kekerasan (Yosep, 2010).Perawat dapat mengimplemtasikan
berbagai intervensi untuk mencegah dan mengelolah perilaku agresif.Intervensi dapat
melalui rentang intervensi keperawtan.
a. Kesadaran Diri
Perawat harus menyadari bahwa stress yang dihadapi dapat mempengaruhi
komunikasinya dengan pasien. Bila perawat tersebut merasa letih, cemas, marah
atau apatis maka akan sulit baginya membuat pasien tertarik.
b. Pendidikan Pasien
Pendidikan yang diberikan cara berkomunikasi denga cara
mengekspresikan marah yang tepat. Banyak pasien yang mengalami kesulitan
mengekspresikan perasaan, kebutuhan, hasrat, dan bahkan kesulitan
mengkomunikasikan semua ini pada orang orang.
c. Latihan asertif
Kemampuan dasar inter personal yang harus dimiliki oleh perawat yaitu
mampu erkomunikasi secara lansung dengan setiap orang, mengatakan tidak
untuk sesuatu yang tidak beralasan, sanggup , melakukan complain, dan
mengekspresikan penghargaan dengan tepat.
d. Komunikasi
Strategi komunikasi dengan pasien agresif adalah bersikap tenang, bicara
lembut, bicara dengan tidak menhakimi, bicara netral dengan cara yang kongkrit,
tunjukkan dengan sikap respek, hindari kontak mata lansung, fasilitasi
pembicaraan, dengarkan pembicaraan, jangan terburu-buru menginterpretasikan,
dan jangan membuat janji yang tidak dapat ditepati.
e. Perubahan lingkungan
Unit perawatan sebaikna menyediakan berbagai aktivitasi seperti: membaca
kelompok program yang dapat mengurangi perilaku pasien yang tidak sesuai dan
meningkatkan adaptasi sosialnya seperti terapi aktivitasi kelompok, terapi
aktivitasi kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah yang sama.
f. Tindakan Perilaku
Tindakan perilaku pada dasarnya membuat kontrak dengan pasien
mengenai perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima,
konsekuensi yang didapat bila konrak yang dilanggar.
D. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK
1. Klien yang sudah tenang dan kooperatif
2. Klien yang tidak terlalu gelisah
3. Klien yang sudah kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi aktivitas
kelompok
4. Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam
kelompok kecil
5. Kondisi fisik dalam keadaan baik
6. Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok
E. PROSES SELEKSI
1. Hasil observasi sehari – hari diruangan
2. Informasi dari perawat ruangan
3. Hasil diskusi kelompok
4. Kontrak dengan klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai
kegiatan, tempat, dan waktu
F. STRUKTUR KELOMPOK
1. Tempat pelaksanaan
Dirumah sakit jiwa Tampan di ruangan Kuantan
2. Waktu
30 menit
3. Jumlah Anggota
Adapun jumlah seluruh anggota kelompok 14 orang yang terdiri dari
Perawat : 9
Pasien : 5
4. Alat Bantu
a. Papan tulis
b. Buku catatan
c. Jadwal kegiatan harian klein
5. Perilaku yang diharapkan.
Klien mampu :
a. Menyebut kemarahannya
b. Menyebut respon yang dirasakan saat marah ( tanda dan gejala marah)
c. Menyebut reaksi saat marah
d. Menyebut akibat perilaku kekerasan
G. PENGORGANISASIAN
1. Co Leader : Nelvica Salny, S.kep
2. Leader : Vivi Fitriani, S.kep
3. Observer : Uswatun Hasanah, S.kep
4. Fasilitator : Tri Putri Noprianti, S.kep
Winda Sari, S.kep
Ismawati, S.kep
Widodo, S.kep
Laurentius Johan, S.kep
H. DESKRIPSI TUGAS
1. Leader
Katalisitator, yaitu mempermudah komunikasi dan interkasi dengan menciptakan
situasi dan kondisi yang memungkinkan klien termotifasi untuk mengekspresikan
perasaannya, auxilergy Ego yaitu sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi dan koordinasi, yaitu mengarahkan proses kegiatan pencapain
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan.
2. Co Leader
Membuka acara, mendampingi leader, mengambil posisi leader jika leader blocking,
menyerahkan posisi kembali keleader dan menutup acara diskusi.
3. Terapis
Mempertahankan kehadiran peserta, mempertahankan dan meningkatkan motivasi
peserta, mencegah gangguan dan hambatan terhadap kelompok baik luar maupun
dalam kelompok, dan memberi terapis.
4. Fasilitator
Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan peserta, menuntun peserta apabila ada yang
kurang jelas, dan membantu dalam mengantisipasi masalah klien.
5. Observer
Mengidentifikasi kedalam kegiatan, mengidentifikasi strategi yang digunakan leader,
mengamati dan mencatat(jumlah anggota yang hadir
siapa yang terlambat daftar hadir siapa yang memberi pendapat atau ide topik
diskusi), mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang,
memprediksi respon anggota kelompok pada sission berikutnya.
I. KEGIATAN
1. Setting tempat
CO
L
L
F F
Px Px
L F
Px F Px F Px
L
L
L
O
Keterangan :
Ismawati, S.kep
Widodo, S.kep
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara verbal untuk mencegah perilaku
kekerasan
2) Menjelaskan aturan main berikut
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada terapis
b. Lama kegiatan 30 menit
a) Fase orientasi 7 menit ( pembukaan, perkenalan dan menjelaskan
aturan main)
b) Fase kerja 17 menit
c) Fase terminasi 5 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
4. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah
(a) Menanyakan pengalaman tiap klien
(b) Tulis dipapan tulis
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh
penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
(a) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab ( tanda dan gejala)
(b) Tulis dipapan tulis
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,
merusak lingkungan, menciderai / memukul orang lain, dan memukul diri
sendiri)
(a) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
(b) Tulis dipapan tulis
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan
e. Mendiskusikan dampak / akibat perilaku kekerasan
(a) Tanyakan aibat perilaku kekerasan
(b) Tuliskan di papantulis
f. Memberikan reinforcement pada peran serta klien
6. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif
b. Tindak lanjut
1) Mengajurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah,
juka tanda dan gejala perilaku kekerasan terjadi serta akibat perilaku
kekerasan
c. Kontrak yang datang
1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan
2) Menyepakati waktu, tempat TAK berikutnya
d. Hasil
Klien yang mengikuti proses dengan baik, terapis menjalankan peran sesuai
dengan tugas masing-masing.
J. Proses Evaluasi
Sesi 1 : TAK
Stimulus Persepsi Perilaku Kekerasan
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat perilaku kekerasan.
Dokumentasi :
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasan ( disalahkandan tidak
diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (gregetan dan deg – degan ), perilaku
kekerasan yang dilakukan ( memukul meja ). Akibat yang dirasakan ( tangan sakit dan
dibawa kerumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyimpankan jika semua
dirasakan selama dirumah sakit.