Anda di halaman 1dari 25

Mekanisme Sistem Pencernaan dan Gangguan Pencernaan Lemak

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Abstrak

Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh. Sistem ini pada dasarnya terdiri atas empat tahapan yang memproses makanan sehingga
dapat digunakan di dalam tubuh dalam bentuk atau molekul yang sesuai, tahap itu terdiri dari
motolitas, pencernaan, penyerapan, dan sekresi. Sistem pencernaan memiliki saluran yang disebut
tractus digestifus yang merentang dari mulut sampai anus, dengan organ aksesoris seperti gigi,
lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pancreas. Dalam pencernaan tersebut juga
dibantu oleh beberapa enzim dan hormone di masing masing organ.
Kata kunci: sistem pencernaan, enzim, hormone, motilitas, lemak

Abstract

The digestive system is an organ system in humans that functions to receive food, digest it into
nutrients and energy, absorb nutrients into the bloodstream and remove parts of food that cannot
be digested or are the remainder of the process from the body. This system basically consists of
four stages that process food so that it can be used in the body in the appropriate form or
molecule, that stage consists of motility, digestion, absorption, and secretion. The digestive
system has a channel called a tractus digestifus that extends from the mouth to the anus, with
organ accessories such as teeth, tongue, salivary glands, liver, gallbladder, and pancreas. In
digestion it is also aided by several enzymes and hormones in each organ.
Keywords: digestive system, enzymes, hormones, motility, fat

Pendahuluan

1
Segala proses yang terjadi di dalam tubuh manusia maupun segala aktivitas yang dilakukan
kita sebagai manusia tidak lepas dari menggunakan energy. Sebagaian energy yang didapatkan
berasal dari makanan yang kita makan, sehingga makanan berfungsi sebagai sumber energy yang
digunakan sel dalam menghasilkan ATP untuk beraktivitas karena manusia tidak dapat menyerap
energy secara langsuung. Makanan yang kita makan memiliki beberapa kategori yaitu seperti
karbohidrat, protein dan lemak.1
Makanan tersebut harus dicerna dan diuraikan menjadi molekul-molekul kecil untuk
diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi dan didistribusikan ke sel-sel di dalam
tubuh manusia. Untuk mencerna makanan yang dikomsumsi oleh manusia berlaku suatu sistem
pencernaan atau digestifus, dimana sistem ini berfungsi memindahkkan zat gizi atau nutrient yang
telah dimodifikasi, air, dan elektrolit.1
Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Sistem ini pada dasarnya terdiri atas 4 tahapan yang memproses makanan
sehingga dapat digunakan di dalam tubuh dalam bentuk atau molekul yang sesuai, tahap itu terdiri
dari motolitas, pencernaan, penyerapan, dan sekresi.1,2
Dalam melakukan 4 tahapan tersebut sistem pencernaan memiliki salurannya yang disebut
tractus digestifus, yaitu tuba muscular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dengan
organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pancreas. Dalam
pencernaan tersebut juga dibantu oleh beberapa enzim dan hormone di masing masing organ.2
Proses pencernaan yang membutuh waktu lebih lama yaitu lemak sehingga pencernaan
lemak seringkali menjadi masalah dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu dalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai organ- organ terkait sistem pencernaan khususnya dalam
pencernaan lemak berupa mikroskopik, makroskopik organ tersebut, proses pencernaan, serta
enzim, hormon dan juga bakteri yang membantu proses pencernaan tersebut yang akan dijabarkan
melalui skenario sebagai berikut seorang laki-laki berusia 40 tahun, mengeluh bila mengonsumsi
makanan berlemak agak banyak, perutnya terasa tidak enak (kembung dan rasa penuh). Oleh
dokter diberi obat yang mengandung enzim pencernaan dan dianjurkan untuk mengurangi lemak.

Makroskopik Organ Pencernaan

2
Gaster
Gaster atau lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan berfungsi
untuk menyimpan makanan. Pada orang dewasa, lambung mempunyai kapasitas sekitar 1500 ml.1
Selain itu lambung juga mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus
yang setengah padat dan mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga
pencernaan dan absorpsi yang efisien dapat berlangsung.3
Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai regio
epigastrium dan regio umbilikalis. Secara kasar lambung mempunyai dua lubang, ostium
cardiacum dan ostium pyloricum, dua curvature, curvatura major dan minor, dua permukaan,
anterior dan posterior. Lambung relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi diantara ujung-ujung
tersebut sangat mobile.3
Facies anterior gaster berbatasan dengan dinding abdomen sedangkan curvature major dari
gaster berbatasan dengan colon transversum dan ligamentum gastrocoliculum. Bagian kanan dari
facies anterior gaster berbatasan dengan lobus sinister dan lobus qaudatus dari hepar. Lobus
qaudatus hepar juga berbatasan dengan pylorus dari gaster. 3,4
Corpus gaster berbatasan dengan bagian diaphragm yang menurun. Fundus gaster
berbatasan dengan diaphragma. Bagian kiri curvatura minor gaster berbatasan dengan pancreas
bagian superior. Sedangkan curvature major berbatasan dengan lobus sinister dari ren, lien dan
glandula suprarenalis sinister. Selain itu, bagian distal dari gaster berbatasan dengan colon
transversum dan mesocolon. 3,4
Kedua muara pada gaster ialah cardia dan pylorus. Cardia adalah muara oesophagus ke
gaster sedangkan pylorus adalah muara gaster ke duodenum. Selain muara, gaster juga memiliki
dua lekukan yaitu incisura cardiac, peralihan oesophagus pada curvatura major sedangkan incisura
angularis yang merupakan batas verltikal dan horizontal pada curvatura pylorus. Garis horizontal
yang melalui incisura cardiac akan memisahklan fundus dengan corpus gaster. Sedangkan itu,
garis serong dari incisura angularis ke curvatura major memisakan corpus dengan pars pyloric
ventriculi.3,4
Pendarahan gaster dilakukan oleh A.gastrica sinistra, berasal dari A.coelica. Ia berjalan ke
atas dan kiri untuk mencapai oesophagus dan kemudian berjalan turun sepanjang curvatura minor
lambung. Ia memperdarahi sepertiga bawah oesophagus dan bagian kanan atas lambung.

3
A.gastrica dextra, berasal A.hepatica pada pinggir atas pylorus dan berjalan ke kiri sepanjang
curvatura minor. Ia memperdarahi bagian kanan bawah lambung. A.gastrica brevis, berasal dari
A.lienalis pada hillus limfa dan berjalan ke depan dalam ligamentum gastrolienalis untuk
memperdarahi fundus. A.gastroepiploica sinistra, berasal dari A.lienalis pada hillus limfa dan
berjalan ke depan dalam ligamentum gastrolienalis untuk memperdarahi lambung sepanjang
bagian atas curvatura major. A.gastroepiploida dextra, berasal dari A.gastroduodenalis yang
merupakan cabang dari A.hepatica. Ia berjalan ke kiri dan memperdarahi lambung sepanjang
bagian bawah curvatura major. Sedangkan vena yang berasal dari gaster mengalirkan darah ke
sirkulasi portal. V.gastrica sinistra dan dextra langsung mengalirkan darah ke V.porta. V.gastrica
brevis dan V.gastroepiploica sinistra bermuara dalam V.lienalis. V.gastroepiploica dextra
bermuara dalam V.mesenterica superior. Persarafan lambung oleh N. vagus.3,4,5

Gambar 1. Gaster.6 Gambar 2. Vaskularisasi gaster.7

Usus Halus
 Duodenum
Duodenum dibagi menjadi pars superior duodeni, pars descendens duodeni, pars inferior
duodeni dan pars ascendens duodeni. Pars superior duodeni terdapat di bidang transpyloric. Pars
superior duodeni dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada vesika vellea. Pars
descendens duodeni berawal dari flexura duodeni superior berakhir ke kiri dan kemudian
membelok ke kiri membetuk flxura duodeni inferior. Pada bagian ini, bermuara ductus
pancreaticus major, tempat muaranya menimbulkan suatu tonjolan yang disebut papilla duodeni
major (vateri). Kadang-kadang juga dijumpai papilla duodeni minor (santorini).3,4

4
Selain itu, pars inferior duodeni berjalan ke kiri menyilang garis tengah, kemudian
berjalan kearah atas menjadi pars ascendens duodeni yang berjalan di belakang gaster,
membelok ke bawah menjadi flexura deudojejunalis. Pada flexura tersebut terdapat jaringan
ikat yang menghubungkan lengkung tersebut dengan oeshophagus yaitu ligamentum treitz.
Pendarahan duodenum dilakukan oleh A. gastroduodenalis, A. pancreaticoduodenalis superior
dan inferior. 5

 Jejunum dan Ileum


Jejunum dan ileum panjangnya 6 meter, dua per lima bagian atas merupakan jejunum.
Masing- masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi dapat perubahan yang
bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejunum dimulai pada duodenojejunalis
dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.3 Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan
dari ileum berdasarkan gambaran berikut ini:4
1. Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi kiri
mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di dalam
pelvis.
2. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum.
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,
sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan
cabang- cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum
menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih
arcade.
5. Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosa ileum bagian
bawah sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng Peyer dapat dilihat
dari luar pada dinding ileum.

5
Gambar 3. Beberapa Jejunum dan Ileum4 Gambar 4. Duodenum, jejunum, ileum.8

Intestinum Crassum/ Colon


Intestinum crassum/ colon terbentang dari ileum sampai anus, Intestinum crassum terbagi
menjadi caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon descendens,
dan colon sigmoideum. Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan
ileum dan intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca
dextra. Panjang caecum sekitar 6 cm dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Caecum mudah
bergerak, walaupun tidak mempunyai mesenterium. Adanya lipatan peritoneum di sekitar caecum
membentuk recessus ileocaecalis superior, recessus ileocaecalis inferior, dan recessus
retrocaecalis. Appendix vermiformis adalah organ sempit, berbentuk tabung yang mempunyai otot
dan mengandung banyak jaringan limfoid, pendarahannya oleh Aa. appendiculares yang
merupakan cabang dari A. ileocolica. Dasarnya melekat pada permukaan posteromedial caecum,
sekitar 2,5 cm di bawah junctura ileocaecalis. Bagian appendix vermiformis lainnya bebas.4,5

Gambar 5. Colon.9

6
Hepar
Hepar dapat dibagi menjadi lobus hepatis dexter yang besar dan lobus hepatis sinister yang
kecil. Batas lobus kanan dan juga lobus kiri ialah sebuah alur yang ditempati oleh ligamentum
3,4
teres hepatis dan ligamentum venosum Arantii serta ligamentum falciforme hepatis.
Ligamentum faiciforme merupakan lipatan ganda peritoneum, berjalan ke atas dari umbilicus ke
hepar. Ligamentum ini mempunyai piggir bebas berbentuk bulan sabit dan mengandung
ligamentum teres hepatis yang merupakan sisa vena umbilicalis. Ligamentum faiciforme berjalan
ke permulaan anterior dan kemudian ke permukaan superior hepar dan akhirnya membelah
menjadi dua lapis. Lapisan kanan membentuk lapisan atas ligamentum coronarium. Lapisan kiri
membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum. Bagian kanan ligamentum coronarium
dikenal sebagai ligamentum triangulare dextrum. Perlu diketahui bahwa lapisan peritoneum yang
membentuk ligamentum coronarium terpisah satu dengan yang lain, meninggalkan sebuah daerah
yang tidak diliputi peritoneum, daerah ini disebut area nuda.3,4,5
Pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke hepar adalah arteria hepatica pro-
pria (30%) dan vena portae hepatis (70%). Arteria hepatica propria membawa darah yang kaya
oksigen ke hepar, dan vena porta membawa darah yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan
yang diabsorbsi dari tractus gastrointestinalis. Darah arteria dan vena dialirkan ke vena centralis
masing-masing lobuli hepatis melalui sinusoid hepar. Venae centrales mengalirkan darah ke vena
hepatica dextra dan sinistra, dan vena- vena ini meninggalkan pars posterior hepar dan bermuara
langsung ke dalam vena cava inferior.4,5

Gambar 6. Hepar anterior.5 Gambar 7. Hepar posterior.5

7
Vesica vellea
Vesica felea atau kantung empedu adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak
pada permukaan bawah (facies visceralis) hepar. Vesica felea dibagi menjadi fundus, corpus, dan
collum. Fundus vesicae felea berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah margo inferior
hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior abdomen
setinggi ujung cartilago costalis IX dextra. Corpus vesicae felea terletak dan berhubungan dengan
facies visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri. Collum vesicae felea melanjutkan
diri sebagai ductus cysticus, yang berbelok ke dalam omentum minus dan bergabung dengan sisi
kanan ductus hepaticus communis untuk membentuk ductus choledochus. 4,5

Gambar 7. Vesica Felea.5

Pancreas
Pancreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjar
menghasilkan sekret yang mengandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak,
dan karbohidrat. Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan
kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di
belakang peritoneum. Pancreas menyilang planum transpyloricum. Pancreas dapat dibagi dalam
caput, collum, corpus, dan cauda. 3,4

8
Gambar 8. Pancreas.4

Mikroskopik Organ Pencernaan

Gaster
Pada tunika mukosa gaster diiputi oleh epitel selapis torak tanpa bersel goblet, tidak
terdapat vili intestinalis. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel, lamina propia
dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa dan submukosa) yang
bersifat sementara dan menghilang saat gaster distensi oleh cairan dan material padat. Foveola
tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi mucus terutama terdiri dari sel neck yang
menghasilkan secret mukosa asam kaya glikosaminoglikan. Sel parietal yang menghasilkan HCl,
Sel chief menghasilkan pepsin dan Sel argentaffin yang menghasilkan intrinsic factor castle untuk
pembentukan darah. Pada lamina propria terdapat kelenjar cardia, fundus, maupun pylorus.10
Pada tunika submucosa terdapat jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh
darah dan saraf pleksus Meissner. Pada tunika muskularis terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot
sirkular (bagian tengah) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal
tersebut sedikit dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach. Sedangkan pada tunika serosa terdapat
peritoneum visceral dengan epitel selapis gepeng, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.10,11

9
Gambar 9. Mikroskopik gaster10

Usus Halus
Usus halus memiliki epitel selapis toraks bersel goblet. Sel toraks ini memiliki mikrovili
yang berfungsi memperluas bidang penyerapan. Sel goblet pada usus halus makin ke distal makin
banyak. Selain itu pada usus halus terdapat vili intestinal yang juga berfungsi pada absorbsi zat
makanan. Sepanjang membran mukosanya terdapat glandula Lieberkuhn dan sel cryptus yang
berfungsi mengganti sel epitel permukaan yang rusak. 12
Usus halus terdiri atas 3 bagian, yaitu:
 Duodenum : memiliki ciri khas yaitu terdapat kelenjar Brunner dengan kompleks tubulosa
bercabang yang memiliki mukus (lendir).12,13
 Jejunum : tidak terdapat kelenjar Brunner ataupun agmina peyeri. Memiliki plica sirkularis
Kerckringi yang tinggi.12,13
 Illeum : Memiliki agregat limfonodus atau agmina peyeri di lamina propria yang akan
meluas ke tunika submukosa. 12,13

Gambar 10. Mikroskopik usus halus13

10
Usus Besar/ Colon
Usus besar memiliki tunika submukosa yang tidak mengandung plica sirkularis dan vili
intestinalis. Sel goblet pada usus besar terdapat dalam jumlah yang besar melebihi sel epitel.
Terdapat cryptus Lieberkuhn, namun sel paneth dan sel argentafin berjumlah sangat sedikit.
Tunika muskularis longitudinal pada colon membentuk pita yang disebut sebagai taenia coli.
Appendix merupakan evaginasi dari usus besar yang memiliki panjang 2-18 cm. Lumennya sempit
dan sering berisi debris. Banyak folikel limphoid di tunika submukosa dan yang membedakannya
dengan usus besar ialah tidak terdapatnya taenia coli.10

Gambar 11. Colon 10 Gambar 12. Appendix.10

Hepar
Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang disebut lobulus, terdiri
atas parenchyma hepar dengan diameter 0,7-2 mm. pada potongan terlihat bahwa lobulus
berbentuk sebagai segi enam dengan pembuluh darah yang terdapat di tengah,yang disebut vena
sentralis. 11
Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh jaringan pengikat. Pada
sudut pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat bangunan jaringan pengikat berbentuk
segi tiga berisi saluran-saluran yang disebut canalis portalis yang terdiri dari pembuluh darah,
pembuluh limfe, saluran empedu dan serabut saraf. Bangunan segitiga ini disebut trigonum
kiernanni.11
Parenchyma hepar terdiri atas masa sel yang saling berhubungan dan ditempati oleh suatu
anyaman sinusoid. Sinusoid hati dibatasi oleh sel endotel sinus dan sel kupffer. Sinusoid ini
membagi rangkaian sel-sel parenchyma hepar menjadi lembaran atau lempeng-lempeng setebal
satu sel. Sel-sel hepar disebut pula hepatosit yang berbentuk polyhedral. Sepanjang permukaan
terdapat anyaman canaliculi biliferi di seluruh lobuli hepatic yang pada sediaan biasa tidak dapat
11
dilihat dengan mikroskop karena canaliculi tersebut sangat halus. Semua canaliculi akan bermuara
di cabang duktus biliferus di perifer lobulus hepatis. 11,12

Gambar 13. Mikroskopik hepar dan sel kupffer.12

Vesica Fellea
Vesical felea tidak terdapat tunika muskularis mukosa. Pada tunika mukosa diliputi oleh
epiter selapis torak. Pada lamina propria terdapat sinus rokistansky aschof, tunika muskularisnya
tidak teratur. Pada tunika perimuskularis atau tunika subserosa berupa anyaman penyambung
longgar yang terdapat aberans luschka. Terdapat juga tunika adventitia. Fungsi dari vesika fellea
yaitu untuk menampung empedu dan menyentalkan empedu serta akan berkontraksi mengeluarkan
empedu bila dirangsang kolesistokinin.12

Gambar 14. Mikroskopik vesical fellea.12


Pancreas
Pancreas melupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Epitel ductus ekskretorius bervariasi
dari torak bersel goblet maupun kubus. Ductus interkalarisnya (isthmus) panjang- panjang dan

12
epitelnya selapis gepeng. Pars terminalisnya adalah murni serous dan di tengah pars terminal
sering dijumpai sel sentroasini yang merupakan bagian dari istmus. 10

Gambar 15. Mikroskopik pancreas.10

Mekanisme Sistem Pencernaan

Mulut
Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah, motilitas
mulut yang melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan oleh gigi.
Fungsi mengunyah adalah untuk menggiling dan memecahkan makanan menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk meningkatkan luas
permukaan makanan yang akan terkena enzim, untuk mencampur makanan dengan liur, dan untuk
merangsang kuncup kecap. Yang terakhir tidak saja menghasilkan rasa nikmat kecap yang
subyektif tetapi juga, melalui mekanisme feedforward, secara refleks meningkatkan sekresi liur,
lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan bagi kedatangan makanan.13
Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida menjadi disakarida oleh amilase.
Namun, sebagian besar pencernaan oleh enzim ini dilakukan di korpus lambung setelah massa
makanan dan liur tertelan. Asam menginaktifkan amilase, tetapi di bagian tengah makanan, di
mana asam lambung belum sampai, enzim liur ini terus berfungsi selama beberapa jam.13,14

Faring dan Esofagus


Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Menelan dimulai
ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan yang telah dikunyah atau encer, secara sengaja
didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus merangsang reseptor-

13
reseptor tekanan faring, yang mengirim impuls aferen ke pusat menelan yang terletak di medula
batang otak. Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan dalam urutan yang sesuai otot-
otot yang terlibat dalam proses menelan. Menelan adalah refleks yang paling rumit di tubuh.
Menelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka gerakan ini tidak bisa dihentikan. 14

Lambung
Empat aspek motilitas lambung adalah pengisian, penyimpanan, pencampuran, dan
pengosongan. Di dinding foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel
sekretorik eksokrin lambung:
 Sel mukus mengeluarkan mukus encer.
 Chief cell dan sel parietal menghasilkan prekursor enzim pepsinogen.
 Sel parietal (atau oksintik) mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik.13
Meskipun HCl sebenarnya tidak mencerna apapun, namun zat ini melakukan fungsi-fungsi
spesifik yang membantu pencernaan:
 Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif, pepsin, dan membentuk
medium asam yang optimal bagi aktivitas pepsin.
 Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi ukuran partikel makanan
besar menjadi lebih kecil.
 Menyebabkan denaturasi protein; yaitu, menguraikan bentuk final protein yang berupa
gulungan (pelipatan) sehingga ikatan peptida lebih terpajan ke enzim.
 Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikroorganisme yang tertelan bersama
makanan, meskipun sebagian tetap lolos dan terus tumbuh dan berkembang di usus besar.13

Pankreas dan Empedu


Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen: enzim
pankreas yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus dan larutan cair
basa yang secara aktif disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus. Komponen
encer alkalis banyak mengandung natrium bikarbonat.14
Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disimpan di dalam granula zimogen setelah
diproduksi, kemudian dilepaskan dengan eksositosis sesuai kebutuhan. Enzim-enzim pankreas ini
penting karena hampir mencerna makanan secara sempurna tanpa adanya sekresi pencernaan lain.

14
Sel-sel asinus mengeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu mencerna ketiga kategori
makanan: enzim proteolitik untuk pencernaan protein, amilase pankreas untuk pencernaan
karbohidrat, dan lipase pankreas untuk mencerna lemak.14
Tiga enzim proteolitik utama pankreas adalah tripsinogen, motripsinogen, dan
prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif. Setelah tripsinogen
disekresikan ke dalam lumen duodenum, bahan ini diaktifkan menjadi bentuk aktifnya yaitu tripsin
oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam di membran luminal sel-sel yang melapisi mukosa
duodenum. Tripsin kemudian secara otokatalisis mengaktifkan lebih banyak tripsinogen. Seperti
pepsinogen, tripsinogen harus tetap inaktif di dalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik
ini mencerna protein sel tempat ia terbentuk. Karena itu, tripsinogen tetap inaktif sampai zat ini
mencapai lumen duodenum, di mana enterokinase memicu proses pengaktifan, yang kemudian
berlanjut secara otokatalitik.14
Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya, diubah
oleh tripsin menjadi bentuk aktif, masing-masing adalah kimotripsin dan karboksipeptidase, di
dalam lumen duodenum. Karena itu, jika enterokinase telah mengaktifkan sebagian dari tripsin
maka tripsin kemudian melaksanakan proses pengaktifan selanjutnya.14
Masing-masing dari enzim proteolitik ini menyerang ikatan peptida yang berbeda. Produk
akhir yang terbentuk dari proses ini adalah campuran rantai peptida pendek dan asam amino.
Mukus yang disekresikan oleh sel usus melindungi dinding usus halus dari pencernaan oleh enzim-
enzim proteolitik yang aktif tersebut.13
Seperti amilase liur, amilase pankreas berperan dalam pencernaan karbohidrat dengan
mengubah polisakarida menjadi maltosa. Amilase disekresikan dalam getah pankreas dalam
bentuk aktif, karena amilase aktif tidak membahayakan sel sekretorik. Sel-sel ini tidak
mengandung polisakarida.13
Lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim di seluruh saluran
cerna yang dapat mencerna lemak. Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida makanan menjadi
monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. Seperti amilase,
lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada risiko pencernaan diri oleh lipase.
Trigliserida bukan komponen struktural sel pankreas.14

15
Hati
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh, organ ini dapat dipandang
sebagai pabrik biokimia utama tubuh.13 Perannya dalam sistem pencernaan adalah sekresi garam
empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi
yang tidak berkaitan dengan pencernaan, seperti:
 Memproses secara metabolis ketiga kategori utama nutrien (karbohidrat, protein, dan lemak)
setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.
 Mendetoksifikasi zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa asing lain.
 Membentuk protein plasma.
 Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
 Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan ginjal.
 Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag residennya.
 Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin adalah produk penguraian yang berasal
dari destruksi sel darah merah tua.13
Satu-satunya fungsi hati yang tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivitas fagosit yang
dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal sebagai sel Kupffer.Lubang duktus biliaris ke
dalam duodenum dijaga oleh sfingter Oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum kecuali
sewaktu pencernaan makanan. Ketika sfingter ini tertutup, sebagian besar empedu yang
disekresikan oleh hati dialihkan balik ke dalam kandung empedu, suatu struktur kecil berbentuk
kantung yang terselip di bawah tetapi tidak langsung berhubungan dengan hati. Karena itu, empedu
tidak diangkut langsung dari hati ke kandung empedu.14
Empedu disimpan dan dipekatkan di kandung empedu di antara waktu makan. Setelah
makan, empedu masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung empedu dan
peningkatan sekresi empedu oleh hati. Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu
garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin dalam suatu cairan encer alkalis serupa dengan
sekresi NaHCO3 pankreas. Meskipun empedu tidak mengandung enzim pencernaan apapun
namun bahan ini penting dalam pencernaan dan penyerapan lemak, terutama melalui aktivitas
garam empedu.14
Garam empedu secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke
duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu diserap kembali ke dalam darah oleh mekanisme

16
transpor aktif khusus yang terletak di ileum terminal. Dari sini garam empedu dikembalikan ke
sistem porta hati, yang meresekresikannya ke dalam empedu. Daur ulang garam empedu ini antara
usus halus dan hati disebut sirkulasi enterohepatik.14
Istilah efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah globulus
(gumpalan) lemak besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak dengan garis
tengah masing-masing 1 mm yang membentuk suspensi di dalam kimus cair sehingga luas
permukaan yang tersedia untuk tempat lipase pankreas bekerja bertambah. Gumpalan lemak terdiri
dari molekul trigliserida yang belum tercerna. Untuk mencerna lemak, lipase harus berkontak
langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam air maka trigliserida cenderung
menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan usus halus yang banyak mengandung
air.14
Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi gumpalan besar lemak ini, maka lipase dapat
bekerja hanya pada permukaan gumpalan besar tersebut dan pencernaan lemak akan sangat lama.
Garam empedu memiliki efek deterjen serupa dengan deterjen yang anda gunakan untuk
membersihkan lemak ketika mencuci piring. Molekul garam empedu mengandung bagian yang
larut lemak plus bagian larut air yang bermuatan negatif. Garam empedu terserap di permukaan
butiran lemak yaitu, bagian larut lemak garam empedu larut dalam butiran lemak, meninggalkan
bagian larut air yang bermuatan menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut. Gerakan
mencampur oleh usus memecah-mecah butiran lemak besar menjadi butiran-butiran yang lebih
kecil. Butiran-butiran kecil ini akan cepat bergabung kembali jika tidak ada garam empedu yang
terserap di permukaannya dan menciptakan selubung muatan negatif larut air di permukaan setiap
butiran kecil. Karena muatan yang sama saling tolak-menolak, maka gugus-gugus bermuatan
negatif di permukaan butiran lemak menyebabkan butiran tersebut saling menjauh. Daya tolak
listrik ini mencegah butir-butir kecil kembali bergabung membentuk gumpalan lemak besar
sehingga menghasilkan emulsi lemak yang meningkatkan permukaan yang tersedia untuk kerja
lipase.14
Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin berperan penting dalam
mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu, lesitin
memiliki bagian yang larut lemak dan bagian yang larut air, sementara kolesterol hampir sama
sekali tak larut dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam

17
kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak menyatu di bagian tengah membentuk inti
hidrofobik, sementara bagian larut air membentuk selubung hidrofllik di sebelah luar.15
Misel, karena larut dalam air berkat selubung hidrofiliknya, dapat melarutkan bahan tak
larut air di bagian tengahnya. Karena itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan untuk
mengangkut bahan-bahan tak larut air melalui isi lumen yang cair. Bahan larut lemak terpenting
yang diangkut di dalam misel adalah produk-produk pencernaan lemak serta vitamin larut lemak,
yang semuanya diangkut ke tempat penyerapannya dengan cara ini. Jika tidak menumpang di
dalam misel yang larut air ini, berbagai nutrien ini akan mengapung di permukaan kimus, dan tidak
pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.14
Bilirubin sama sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi merupakan produk sisa yang
diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari
penguraian sel darah merah usang. Rentang usia tipikal sel darah merah di dalam sistem sirkulasi
adalah 120 hari. Sel darah merah yang telah usang dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang
melapisi bagian dalam sinusoid hati dan di tempat-tempat lain di tubuh. Bilirubin adalah produk
akhir penguraian, bagian hem hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah merah usang ini.
Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif disekresikan ke dalam empedu.14
Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna kuning. Di dalam
saluran cerna, pigmen ini dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri, menghasilkan warna tinja yang
coklat khas. Jika tidak terjadi sekresi bilirubin, seperti ketika duktus biliaris tersumbat total oleh
batu empedu, tinja berwarna putih keabuan. Dalam keadaan normal sejumlah kecil bilirubin
direabsorpsi oleh usus kembali ke darah, dan ketika akhirnya diekskresikan di urin, bilirubin ini
berperan besar menyebabkan warna urin kuning. Ginjal tidak dapat mengekskresikan bilirubin
sampai bahan ini telah dimodifikasi ketika mengalir melewati hati dan usus.14

Usus Halus
Metode motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan makanan, mencampur dan
mendorong kimus secara perlahan. Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi dan
melumasi. Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan
pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas,
lemak direduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak bebas yang
dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino,

18
dan karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Karena itu, pencernaan
lemak telah selesai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein belum
tuntas.14
Di permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terdapat tonjolan-tonjolan khusus seperti
rambut, mikrovilus, yang membentuk brush border. Membran plasma brush border mengandung
tiga kategori enzim yang melekat ke membran:
 Enterokinase, yang mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen.
 Disakaridase (maltase, sukrase, dan laktase), yang menuntaskan pencernaan karbohidrat
dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa (masing-masing maltosa, sukrosa, dan
laktosa) menjadi monosakarida konstituennya.
 Aminopeptidase, yang menghidrolisis fragmen-fragmen peptida kecil menjadi komponen-
komponen asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai.13
Karena itu, pencernaan karbohidrat dan protein dituntaskan di brush border. Semua produk
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein, serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air,
normalnya diserap oleh usus halus. Hanya penyerapan kalsium dan besi yang biasanya disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh. 13
Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejunum, hanya sedikit yang terjadi di
ileum, bukan karena ileum tidak memiliki kemampuan menyerap tetapi karena sebagian besar
penyerapan telah diselesaikan sebelum isi usus mencapai ileum. Usus halus memiliki kapasitas
absorptif cadangan yang besar. Jika ileum terminal diangkat maka penyerapan vitamin B12 dan
garam empedu akan terganggu.14

Usus Besar
Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan
bahan lain yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian besar massa dan karenanya
membantu mempertahankan keteraturan buang air.Umumnya gerakan usus besar berlangsung
lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan.
Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot
polos kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon membentuk haustra, serupa dengan
segmentasi usus halus tetapi terjadi jauh lebih jarang.14

19
Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperlukan
karena pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari larutan
mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari cedera mekanis
dan kimiawi. Mukus menghasilkan pelumasan untuk mempermudah feses bergerak, sementara
NaHCO3 menetralkan asam-asam iritan yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal. Sekresi
meningkat sebagai respons terhadap stimulasi mekanis dan kimiawi mukosa kolon yang
diperantarai oleh refleks pendek dan persarafan parasimpatis.14
Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Cl-
mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara osmosis. Kolon
menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui
absorpsi garam dan H2O terbentuk massa 1 tinja yang padat. Dari 500 g bahan yang masuk ke
kolon setiap hari dari usus halus, kolon normalnya menyerap sekitar 350 ml, meninggalkan 150 g
feses untuk dikeluarkan dari tubuh setiap hari. Bahan feses ini biasanya terdiri dari 100 g H2O dan
50 g bahan padat, termasuk selulosa yang tidak tercerna, bilirubin, bakteri, dan sejumlah kecil
garam.14

Enzim Dan Hormon Pencernaan


Tabel 1 : Hormon Pencernaan15
Hormon Keterangan
i. Gastrin o Merangsang sekresi sel parietal dan sel utama
o Meningkatkan motilitas lambung
o Melemaskan sfingter ileosekum
o Menginduksi gerakan massa ke kolon
o Bersifat trofik bagi mukosa lambung dan usus halus
ii. Sekretin o Melemaskan sfingter ileocaecum
o Menginduksi gerakan massa ke kolon
o Bersifat trofik bagi mukosa lambung dan usus halus
o Menghambat pengosongan lambung
iii. Kolesistokinin o Menghambat sekresi lambung
(CCK) o Bersifat trofik bagi pancreas eksokrin
o Menghambat pengosongan lambung

20
o Merangsang sekresi enzim-enzim pencernaan oleh sel-sel asinus
pancreas
o Menyebabkan kontraksi kandung empedu
iv. Gastric o Menyebabkan relaksasi sfingter Oddi
inhibitory o Bersifat trofik bagi pancreas eksokrin
peptide o Dapat menimbulkan perubahan-perubahan adaptif jangka panjang
proporsi enzim-enzim pancreas
o Berperan dalam rasa kenyang
o Menghambat pengosongan lambung
o Menghambat sekresi lambung
o Merangsang sekresi insulin oleh pancreas

Tabel 2 : Pencernaan dalam Mulut.15


Enzim Keterangan
Saliva  Terdiri daripada 99.5% air dan bahan padat seperti albumin, globulin dan musin.
 pH saliva adalah 6,8 dan bervariasi tergantung konsentrasi CO2 dalam darah
 Kepadatan berkisar dari 18 ke 35
Amilase  Menghidrolisis polisakarida menjadi disakarida
 Enzim ini bekerja paling optimum pada pH 6,8
 Pada pH kurang dari 4 enzim ini inaktif misalnya di dalam lambung

Tabel 3 : Pencernaan di Lambung.15


Enzim Keterangan
i. HCl  HCL melindungi lambung dari serangan bakteri, virus dan jamur yang masuk
lambung bersama makanan dan minuman.
 Apabila protein dan HCl lambung bercampur akan terjadi denaturasi.
Struktur tersier protein akan hilang karena penghancuran ikatan hydrogen.
Lipatan rantai polipeptida akan terbuka sehingga enzim proteolitik dapat
bekerja.
ii. Pepsin  Menghidrolisis protein menjadi fragmen peptida

21
 Sel chief mensekresi proenzim (zimogen) pepsinogen di dalam lambung
 Zimogen ini diaktifkan oleh HCl yang disekresi oleh sel parietal
iii.Renin  Enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi
(kimosin)  Enzim ini digunakan untuk koagulasi susu dan mencegah aliran cepat dari
lambung.
 Kasein susu apabila bercampur dengan Ca renin akan menjadi Ca
parakaseinat. Ca parakaseinat bercampur dengan pepsin akan pecah kembali.
iv. Lipase  Digunakan untuk hidrolisis triasilgliserol menjadi monoasilgliserol dan asam
lemak.
 Fungsi lipolitiknya tidak penting karena pH optimum kurang lebih 7.5 (tidak
sesuai dengan pH lambung)
 Aktivitasnya diperkuat oleh garam empedu.

Tabel 4 : Pencernaan oleh Pancreas dan Usus.15


Enzim Keterangan
Tripsin  Tripsinogen disekresi sebagai zimogen
 Tripsinogen diaktifkan di dalam duodenum dengan bantuan enzim
enterokinase menjadi tripsin
 Pepton menghidrolisis pada ikatan peptide yang mengandungi asam
amino lysin dan arginin
 Mempunyai daya koagulasi susu pada pH optimal 8.
 Kimotripsin disintesis di dalam pankreas sebagai kimotripsinogen
Kimotripsin yang tidak aktif
 Kimotripsinogen bersama tripsin akan mengaktifkan kimotripsinogen
menjadi kimotripsin.
Karboksipeptidase  Enzim ini adalah ekso peptidase
 Enzim proteolitik mengandungi Zn.
Amilase pankreas  Amilase kurang lebih sama dengan amilase saliva.
 Amilase pancreas menghidrolisis kanji menjadi maltose.

22
Lipase pankreas  Enzim ini menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, mono
(steapsin) dan digliserida.
 Aktivitasnya diperkuat oleh garam empedu.

Tabel 5 : Pencernaan oleh Usus.15


Enzim Keterangan
i. Aminopeptidase  Enzim ini mengubah polipeptida menjadi amino asid dan
peptida.
 Cara kerja enzim ini dengan mengkatalisis hidrolisa ikatan
peptida di ujung molekul di sisi yang mengandungi gugus
amino bebas.
ii. Dipeptidase  Enzim ini mengubah peptida menjadi amino asid.
iii. Disakaridase  Enzim ini mengubah disakarida menjadi monosakarida
misalnya enzim sukrase, maltase, isomaltase dan laktase.
iv. Fosfatase  Enzim ini digunakan untuk melepaskan fosfat dari senyawa
fosat organik berasal dari makanan seperti hexosefosfat dan
gliserofosfat nukleotida.
v. Polinukleotidase  Enzim ini mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.
vi. Nukleotidase  Nukleosida (purin) Fosfolisasi pentose
(nukleosida - Enzim purin nukleosidase
fosforilase)  Nukleosida (pirimidin) uridin, sistidin dan timidin
- Enzim pirimidin nukleosidase
vii. Lesitinase  Enzim ini mencerna lesitin menjadi gliserol, asam lemak,
asam fosfat dan kolin.

23
Kesimpulan
Terdapat empat proses pencernaan dasar yaitu, motilitas, sekresi, pencernaan, dan
penyerapan. Aktivitas pencernaan diatur oleh mekanisme hormon dan saraf otonom. Pengaturan
ini untuk memastikan bahwa makanan yang masuk disajikan secara maksimal pada tubuh
digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan energi. Saluran pencernaan terdiri dari suatu
saluran kontinu yang berjalan dari mulut sampai anus. Makanan mengandung berbagai unsur
makanan yang berbeda-beda sehingga dalam pencernaan makanan melibatkan enzim-enzim
pencernaan yang berbeda pula. Enzim makanan ini membantu memecahkan senyawa unsur
makanan dari komponen yang besar menjadi kecil agar dapat diserap dan digunakan tubuh sebagai
sumber energi. Bila terjadi gangguan pada enzim pencernaan otomatis makanan yang masuk tidak
dapat diuraikan dengan baik sehingga akan menghambat dan menganggu sistem pencernaan
manusia. Pada skenario laki- laki tersebut mengeluh kembung dan begah (rasa penuh) setelah
mengansumsi lemah berlebih, hal ini disebabkan oleh terganggunya produksi enzim untuk
memecah lemak tersebut yaitu laktosa, sehingga dokter memberi obat yang mengandung enzim
tersebut.

24
Daftar Pustaka

1. Lauralee Sherwood. Human physiology from cells to system. 7th edition. Canada: Brooks/Cole
Cengage Learning; 2010.p.256-325.
2. Hall JE. Guyton dan hall buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-12. Jakarta: Saunders
Elsevier; 2011.h.450.
3. Snell RS. Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008.h.101-18.
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h.281.Moore KL, Dalley
AF. Clinically oriented anatomy. 5th ed. United States: Lippincott Williams & Wilkins;
2006.p.135-50.
5. Diunduh dari:
https://www.google.com/search?q=gaster+vaskularisasi&safe=strict&source=lnms&tbm=isc
h&sa=X&ved=0ahUKEwjipdeEy8DjAhUHQH0KHcGGBI4Q_AUIESgB&biw=1821&bih=
668#imgrc=Q3cragN0gkDoKM:
6. Diunduh dari:
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1821&bih=668&tbm=isch&sa=1&ei=MoI
xXaDFJMP5rQHVmr64BA&q=vaskularisasi
7. Diunduhdari:
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1821&bih=668&tbm=isch&sa=1&ei=R4
MxXfS0LarVz7sP3q-
H2A4&q=duodenum%2C+jejenum%2C+ileum&oq=duodenum%2C+jejenum%2C+ileum&
gs_l=img.3..0i10i24.10122.14352..14679...0.0..0.373.3313.0j7j7j2......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i30.PU5jcdb3bTM&ved=0ahUKEwi09LWLzMDjAhWq6nMBHd7XAesQ4dUD
CAY&uact=5#imgrc=x1x0Q7Ravh64WM:
8. Diunduhdari:
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1821&bih=668&tbm=isch&sa=1&ei=WY
MxXfX0OaXZz7sPxZGssAk&q=colon&oq=colon&gs_l=img.3..35i39j0i67j0l5j0i67j0j0i67.
83920.85304..85610...0.0..0.618.1419.1j3j1j5-1......0....1..gws-wiz-
img.....0.x3jCKBZUK5A&ved=0ahUKEwi1hY2UzMDjAhWl7HMBHcUIC5YQ4dUDCAY
&uact=5#imgrc=nCoC6roZoXWErM:
9. Anthony LM. Junquiera’s basic histology text & atlas. 12th edition. Singapore: Mc Graw Hill;
2010.p.210-25.
10. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006. h.115.
11. Mescher AL. Junqueira’s basic histology text & atlas. Singapore: McGraw Hill Medical 2009.
h. 211-5
12. Ross MH, Reith JR. Histology a text and atlas. Cambridge: Harper & Row Publisher 2000.
h.100.
13. Hall JE. Guyton dan hall buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-12. Jakarta: Saunders
Elsevier;2011.h.450.
14. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011. h.641-92
15. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harper’s illustrated biochemistry. 26 th
edition. United States: Mc Graw Hill; 2003.p.61-3.

25

Anda mungkin juga menyukai