Anda di halaman 1dari 13

Perkembangan Biologi Molekuler yang Ditandai dengan Percobaan Hewan Kloning Baru

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Abstrak
Biologi molekuler merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara
struktur dan fungsi molekul- molekul dalam makhluk hidup serta kontribusi hubungan tersebut
terhadap pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia yang sebenarnya melintasi
sejumlah disiplin ilmu termasuk Biologi Sel, dan Genetika. Para ilmuwan yang terus melakukan
percobaan mendorong perkembangan biologi molekuler salah satunya yaitu pada teknik kloning
yang awalnya hanya berhasil dilakukan pada domba Dolly. Sekarang kloning telah dicoba pada
simpanse yang merupakan jenis kera kecil. Kloning sangat bermanfaat untuk menciptakan
makhluk hidup yang identik dalam jumlah banyak dengan waktu singkat karena kloning tidak
melalui proses fertilisasi. Selain itu juga biologi molekuler yang memanfaatkan materi genetik
dapat menciptakan tumbuhan maupun hewan paten malalui transgenik dengan DNA
rekombinan. Biologi molekuler juga berkontribusi dalam dunia kedokteran dengan
memanfaatkan sel punca, hibridoma, dan bidang forensik yaitu DNA sidik jari.
Kata kunci: trangenik, kloning, sel punca, hibridoma, DNA sidik jari

Abstract
Molecular biology is a branch of science that studies the relationship between the structure and
function of molecules in living things and the contribution of these relationships to the actual
implementation and control of various biochemical processes across a number of scientific
disciplines including cell biology and genetics. Scientists who continue to experiment encourage
the development of molecular biology, one of which is the cloning technique which was initially
only successful in Dolly's sheep. Now cloning has been tried in chimpanzees which are a type of
small ape. Cloning is very useful for creating living things that are identical in large quantities
with a short period of time because cloning does not go through the process of fertilization. In
addition, molecular biology that utilizes genetic material can create plants and patent animals
through GMOs with recombinant DNA. Molecular biology also contributes in medicine by
utilizing stem cells, hybridomas, and the forensic field of DNA fingerprints.
Keywords: trangenik, cloning, stem cells, hybridoma, DNA fingerprint

Pendahuluan

1
Pada zaman modern ini, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat.
Salah satu bukti perkembangan pengetahuan dan teknologi dapat dilihat di bidang biologi yaitu
biologi molekuler. Biologi molekuler merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan antara struktur dan fungsi molekul- molekul dalam makhluk hidup serta kontribusi
hubungan tersebut terhadap pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia yang
sebenarnya melintasi sejumlah disiplin ilmu termasuk Biologi Sel, dan Genetika.1
Biologi molekuler berkembang semakin cepat setelah ditemukannya DNA sebagai
pembawa sifat genetika. DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetik yang
digunakan untuk mengontrol hampir pada setiap aspek ekspresi selulernya, sehingga ketika
terjadi manipulasi DNA, sifat genetik pada suatu organisme akan berubah. Perubahan DNA
yang tidak terkontrol akan menghasilkan sifat genetik pada suatu organisme yang kadang tidak
sesuai dengan harapan atau biasa dikenal sebagai cacat.
Tidak puas dengan sifat genetik yang ada, akhirnya para ilmuwan melakukan percobaan
dengan melakukan perubahan DNA yang dikontrol sendiri olehnya dan membuat kombinasi
sifat- sifat genetik suatu makhluk hidup untuk mendapatkan sifat yang sesuai dengan
keinginannya. Sifat- sifat organisme ini dapat dihasilkan dari perpindahan DNA yang berasal
dari sumber yang berbeda dan dari organisme yang tidak berkerabat dekat sekalipun.
Perpindahan DNA ini akan membentuk DNA Rekombinan atau yang biasa disebut rakayasa
genetika yang berlangsung di tingkat molekuler.
Dengan rekayasa genetika dapat dibuat organisme yang memiliki sifat yang sama dalam
jumlah yang banyak atau yang disebut dengan kloning. Kloning pertama dilakukan domba dolly
dan berhasil sehingga para ilmuwan terus mencoba kloning pada makhluk hidup lain seperti
pada simpanse. Selain itu rekayasa genetika juga dapat menghasilkan organime yang berasal
dari gen organisme lain dengan tujuan untuk mendapatkan sifat- sifat yang diinginkan.
Organisme transgenik ini banyak ditemukan dibidang pertanian untuk menghasilkan tanaman
paten.
Selain itu, Perkembangan biologi molekuler sangat membantu dalam dunia kedokteran.
Dengan memanfaatkan materi genetik dapat diciptakan terapi dan pengobatan untuk mengobati
suatu penyakit seperti penyakit kanker dengan membuat antibodi monoklonal melalui hibridoma
dan juga pengobatan melalui sel yang belum terspesialisasi sehingga memiliki kemampuan untuk
membentuk sel apapun dan terspesialisasi yaitu sel punca (stem cell). Selain itu, materi genetik

2
juga dapat dimanfaatkan dalam dunia forensik untuk mengidentifikasi individu melalui DNA
fingerprint. Dengan demikian, aktivitas atau mekanisme yang terjadi pada level molekular ini
sangat penting untuk dipelajari karena banyak hal yang dapat dibuat melalui materi genetik.

Skenario

Berawal dari penelitian cloning pada domba Dolly yang telah berhasil dilakukan di tahun 1990-
an, maka mulai tahun 2000, para ilmuwan berlomba- lomba melakukan teknik kloning pada
makhluk hidup yang lain. Pada tahun 2016 di Universitas Cambridge Inggris telah berhasil
dilakukan kloning pada makhluk simpanse atau jenis kera kecil.

Identifikasi Istilah

 Kloning = sejumlah proses yang dapat digunakan untuk menghasilkan salinan suatu
kesatuan biologi yang secara genetik identik tanpa melalui reproduksi seksual
 Domba Dolly =

Rumusan Masalah

Para ilmuwan berlomba- lomba melakukan kloning pada makhluk hidup lainnya.

Hipotesis

Tidak ada

Sasaran pembelajaran

 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang biologi molekuler


 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sejarah biologi molekuler
 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang teknik rekayasa genetik berupa
transgenik, kloning, DNA rekombinan, stem cell, hibridoma, dan DNA fingerprint

3
Biologi Molekuler

Biologi molekuler merupakan ilmu pengetahuan merupakan multi disiplin ilmu dari
biokimia, biologisel, dan genetika yang mempelajari aktivitas biologi pada level molekular,
termasuk interaksi antara perbedaan tipe DNA, RNA, protein, dan biosintesisnya. Aktivitas atau
mekanisme apa yang terjadi pada level molekular sangat penting untuk dipelajari sehingga dapat
menunjukkan gen apa yang mempengaruhi suatu penyakit genetik, identifikasi gen, identifikasi
DNA, identifikasi DNA forensik, terapi gen dalam mengobati, dan mencegah penyakit dan
sebagainya.
Biologi molekuler mempelajari dasar- dasar molekuler setiap fenomena makhluk hidup.
Materi utama di dalam biologi molekuler adalah makromolekul khususnya asam nukleat.
Perkembangan biologi molekuler terjadi ketika materi genetik atau meknisme alih informasi
pada bakteri dan bakteriofag dapat diungkapkan serta berkembangnya DNA rekombinan yang
dikenal sebagai rekayasa genetika. Biologi molekuler merupakan cabang ilmu yang cakupannya
dalam bidang biologi, utamanya genetika dan biokimia. Aspek biologi yang secara khusus
dipelajari dalam biologi molekuler seperti bahan genetik dan sintesis protein.

Sejarah Biologi Molekuler

Istilah biologi molekuler digunakan pertama kali oleh William Astbury pada tahun 1945
yang mengacu pada studi struktur kimiawi dan fisik biologi makromolekul. Biologi molekuler
berkembang setelah ditemukannya sel yang merupakan struktur dasar dan unit fungsional dari
setiap makhluk hidup. Sel pertama sekali ditemukan oleh Robert Hooke dengan melihat rongga
kosong pada sayatan jaringan gabus menggunakan mikroskop pada tahun 1665.
Pada tahun 1674 Anthony Van Leeuwenhoek berhasil mengembangkan mikroskop
sederhana dan digunakan untuk melihat organisme yang bergerak- gerak dalam ember yang
berisi air hujan sehingga Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang melihat organisme
bersel tunggal atau bakteri. Selanjutnya pada tahun 1829 Herwig mengajukan teori protoplasma
yang merupakan kumpulan substansi hidup yang didalamnya mengandung nukleus dan bagian
luarnya dibatasi dinding sel. Kemudian pada tahun 1831, Brown menemukan inti sel yang
merupakan komponen dasar dan tetap dari sel.

4
Pada tahun 1839, Matthias Schleiden dan Theodor Schwann dari jerman membuat
kesimpulan umum mengenai sel atau yang disebut dengan teori sel, teori ini mengatakan bahwa
semua makhluk hidup terdiri dari sel- sel. Pada tahun 1858, Albert Koliker mengemukakan teori
tentang fertilisasi, dimana peleburan antara ovum dan spermatozoa akan menghasilkan makhluk
hidup baru, di tahun yang sama Virchow mengatakan bahwa sel selalu berasal dari sel lain yang
telah ada sebelumnya hal yang berarti bahwa sel mempunyai kemampuan untuk berkembang
biak/ membelah untuk menghasilkan sel baru yang mempunyai sifat yang sama dengan
induknya.
Pada tahun 1879, H.Fold dan Strassburger mengemukakan teori bahwa inti sel
memegang peranan penting dalam proses pengalihan faktor- faktor yang diturunkan. Roux
menemukan adanya benang- benang dalam inti sel yang disebut benang kromatin yang kemudian
menurut Waldeyer benang kromatin mengandung kromosom yang kemusian oleh Weissman
dikatakan bahwa didalam kromosom tersebut mengandung unit- unit tertentu yang mengandung
faktor yang diturunkan. Pada tahun 1865, Gregor Mandel menrumuskan hukum dasar mengenai
genetika yang percobaannya dilakukan dengan menggunakan kacang ercis, namun mandel belum
bisa menjelaskan tentang perubahan- perubahan yang terjadi dalam sel.
Pada awal abad ke-19, F Miescher menemukan materi genetik didalam nukleus, namun
belum bisa menentukan materi genetic didalam nukleus itu DNA atau kromosom. Pada tahun
1903, W. Sutton mengemukakan gagasan bahwa gen terletak di dalam kromosom dan pada tahun
1922, Morgan melakukan pemetaan gen pada romosom Drosophila Melanogaster. Selanjutnya
padatahun 1953 James Watson dan Francis Crick telah berhasil menentukan model Struktur
DNA yang berbentuk double heliks yang disusun berdasarkan penemuan asam nukleat oleh
Pauling dan Corey, pola difraksi DNA oleh Wilkins dan Franklin, dan pola perbandingan jumlah
purin dan pirimidin oleh Chargaff. Purin dan pirimidin ini memiliki basa yang berpasangan
dimana Adenin (A) selalu berpasangan dengan Timin (T) , dan Guanin (G) selalu berpasangan
dengan Sitosin (C) pada untai komplementernya. Urutan linier dari keempat basa ini dapat
diubah- ubah urutannya dengan cara yang tidak terhingga banyknya dan akan menentukan sifat
gennya.

5
Transgenik

Transgenik adalah proses pemindahan gen ke organisme hidup sehingga organisme


memiliki sifat dan ciri- ciri baru yang selanjutnya diteruskan ke keturunannya. Secara estimologi
istilah transgenik berasal dati bahasa Inggris yaitu transgenic yang merupakan penggabungan
dari dua kata yaitu trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat sehingga dapat
diartikan sebagai proses pemindahan sifat dari suatu makhluk ke makhluk hidup lainnya.
Transgenik banyak dilakukan kepada tumbuhan untuk mendapatkan bibit unggul yaitu
agar menghasilkan tanaman yang tahan terhadap suhu ekstrem , tidak cepat membusuk, memiliki
warna atau bentuk yang berbeda, tahan terhadap hama serta memiliki kualitas dan kuantitas yang
lebih tinggi. Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa melalui penyisipan gen
atau DNA binatang, bakteri, mikroba atau virus yang dilakukan untuk mendapatkan tanaman
yang terbaik. Transgenik juga dapat dilakukan pada hewan, hewan diinjeksi dengan DNA dari
hewan lain dengan tujuan untuk mendapatkan hewan yang memiliki karekter yang diharapkan.
Prinsip kerja transgenik pada tanaman adalah sebagai berikut :
 Tentukan sifat tanaman yang ingin dibuat
 Ambil gen dari tanaman lain, hewan, atau bakteri yang memiliki sifat yang dinginkan tersebut
 Setelah didapat gen yang diinginkan, maka dilakukan perbanyakan gen yang dikenal dengan
kloning gen. Pada tahap kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning
yaitu agen pembawa DNA seperti plasmid ( DNA yang digunakan untuk transfer gen)
 Vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring
dengan perkembangan bakteri tersebut
 Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan
dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu,
salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen dapat dilakukan dengan menggunakan 3
metode yaitu metode senjata gen dengan menembakkan mikro proyektil berkecepatan tinggi
ke dalam sel tanaman , metode transformasi DNA yang diperantai oleh bakteri Agrobacterium
tumefaciens yang memiliki plasmid Ti untuk menyisipkan gen asing, dan metode
elektroporasi dengan memberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori- pori
membran sel tanaman.

6
 Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi daun untuk mendapatkan sel yang
berhasil disisipi gen asing
 Hasil seleksi tersebut ditumbuhkan menjadi kalus hingga nantinya terbentuk akar dan tunas
 Ketika sudah terbentuk tanaman muda, maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah

Kloning

Kloning merupakan sejumlah proses yang dapat digunakan untuk menghasilkan salinan
suatu kesatuan biologi yang secara genetik identik tanpa melalui reproduksi seksual. Bahan
salinannya ini disebut klon dan mempunyai genetic yang sama dengan asalnya. Pada tahun 1800,
Hans Dreisch yang pertama melakukan kloning pada sea urchins dengan memisahkan sel embrio
bersel dua yang kemudian berkembang diluat tubuh induknya. Tahun 1951, peneliti di
Philadelphia melakukan kloning embrio katak dengan mengeluarkan inti sel embrio katak untuk
menggantikan inti sel telur yang belum dibuahi. Pada tahun 1996, tim peneiti Wilmut et all
berhasil melakukan kloning pertama pada mamalia dengan menggunakan sel non-embrionik
yaitu sel kelenjar mammae domba Dolly. terdapat beberapa jenis kloning yaitu kloning molekul,
kloning reproduksi, dan cloning terapetik.
Kloning molekul dilakukan dengan cara menyisipkan gen dari satu organisme dalam
genom organisme lain dengan tujuan agar organisme target membawa sifat tertentu dari gen
yang disisipkan, kloning jenis ini melibatkan mikroorganisme yang berperan sebagai vektor,
enzim endonuklase restriksi dan enzim ligase. Vektor digunakan untuk membawa DNA donor ke
dalam sel inang. Enzim endonuklase restriksi digunakan untuk memorong DNA, dan enzim
ligase untuk menyambung gen target dengan DNA vektor. Mekanisme kloning gen yaitu:
 Isolasi, gen (DNA) yang diinginkan dimurnikan dan diisolasi
 Fragmentasi, menggunakan enzim restriksi untuk memisahkan untaian DNA
 Ligase, melekatkan potongan- potongan DNA dengan plasmid
 Transfeksi, menyisipkan potongan baru DNA ke dalam sel
 Seleksi, seleksi sel yang telah berhasil ditransfeksi dengan DNA baru
Kloning organisme atau disebut juga kloning reproduksi bertujuan untuk menghasilkan
organisme multisel yang identik secara genetik. Prinsip kerja metode ini, inti sel pada resipien
dikeluarkan dan digantikan dengan inti sel dari donor. Inti sel donor yang digunakan bukan

7
berasal dari sel telur melainkan menggunakan sel somatis. Inti sel donor yang sudah ditransfer ke
oosit resipien kemudian di kultur secara in vitro yang kemudian hasil pengkulturan tersebut
dipindahkan ke dalam uterus resipien. Contoh kloning reproduksi yang telah berhasil adalah
domba Dolly.
Kloning terapetik adalah kloning yang dapat dijadikan sebagai pengobatan atau terapi
penyakit degeneratif dengan mentransplantasikan sel yang mampu menggantikan fungsi selyang
telah mengalami penurunan fungsi tersebut. Bahan terapi tersebut dapat diproduksi dari stem cell
yang berasal dari embrio melalui metode transfer inti dengan menggunakan sel donor yang
berasal dari sel somatis penderita.
Manfaat kloning adalah untuk memperbanyak dan mengembangkan bibit unggul, dengan
memasukkan gen yang memiliki sifat unggul maka akan tercipta organisme yang memiliki sifat
unggul tersebut. Selain itu, kloning juga bermanfaat untuk tujuan diagnostik dan terapi, dengan
mengkultur sel punca secara in vitro , membentuk organ atau jarngan untuk menggantikan organ
yang rusak. Selain itu pula kloning dapat dimanfaatkan untuk menolong dan menyembuhkan
pasangan infertile untuk mempunyai keturunaan tanpa perlu sel sperma dan ovum dari pasangan
tersebut, cukup menggunakan sel somatic dari manapun sudah memungkinkan mereka memiliki
keturunan yang mengandung gen dari suami dan istri.

DNA Rekombinan

DNA rekombinan adalah bentuk DNA yang dibuat dengan menggabungkan materi
genetik dari dua atu lebih organisme yang berlainan sehingga menyebabkan perubahan susunan
DNA dari organisme yang sebenarnya. DNA rekombinan banyak melibatkan bakteri atau virus
sebagai perantara (vektor). mekanisme DNA rekombinan yaitu sebagai berikut:

 Isolasi DNA, diawali dengan melakukan perusakan serta penghilangan dinding sel yang
dilakukan secara enzimatis maupun mekanis. Setelah terjadi perusakan dinding sel
selanjutnya dilakukan pelisisan sel, pelisisan sel merupakan tahapan dari awal isolasi DNA
yang bertujuan untuk mengeluarkan inti sel. Selanjutnya dilakukan ekstraksi DNA yang
biasanya digunakan chelating agent seperti EDTA (ethiylene diamine tetraacetic acid) yang
berperan menginaktivasi enzim DNase yang dapat mendenaturasi DNA yang diisolasi.
EDTA menginaktivasi enzim DNase dengan dengan cara mengikat ion magnesium dan

8
kalsium yang dibutuhkan sebagai kofaktor enzim DNase. Selanjutnya DNA yang telah
diekstraksi dipisah dari kontaminan sel penyusun sel lainnya seperti polosakarida dan protein
agar DNA yang didapat memiliki kemurnian yang tinggi. Selanjutnya DNA yang didapat
dipekatkan melalui proses presipitasi atau pengendapan
 Pemotongan molekul DNA, baik plasmid maupun genomik dilakukan dengan enzim restriksi
endonuklase yang memiliki sifat umum yaitu mengenali urutan basa tertentu di sepanjang
rantai DNA, memotong kedua untai molekul DNA di tempat pengenalnya, kemudian
pemotongan tersebut menghasilkan fragmen- fragmen DNA dengan berbagai ukuran dan
urutan basa
 Penyambugan molekul DNA, penyambungan molekul DNA digunakan untuk melegasi
fragmen- fragmen DNA secara in vitro dengan menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri,
DNA ligase dari sel- sel E. coli yang diinfeksi dengan bakteriofag T4 atau menggunakan
enzim doeksinukleotidl transferase untuk menyintesis untai tunggal
 Analisis hasil DNA dan memasukkan DNA ke sel hidup, analisis tersebut menggunakan
teknik elektroforesis, jika hasil elektroforesis menunjukkan bahwa fragmen- fragmen DNA
telah terligase dengan baik pada DNA vektor sehingga terbentuk DNA rekombinan.
Selanjutnya DNA rekombinan ini dimasukkan ke dalam sel inang agar dapat diperbanyak
dengan cepat dengan cara membelah diri, tahap memasukkan reaksi legasi kedalam sel inang
dinamakan transformasi

Stem Cell

Stem cell (Sel punca) merupakan sel yang belum terspesialisasi dan memiliki
karakteristik yang berbeda dengan sel tubuh lainnya. Salah satu karakteristik dasar yang dimiliki
oleh sel punca adalah tidak mempunyai struktur jaringan yang spesifik untuk melakukan fungsi
tertentu. Berdasarkan potensinya, sel punca selain mampu memperbanyak diri juga mempunyai
kemampuan untuk membentuk sel yang terspesialisasi.
Berdasarkan pada kemampuannya untuk berdifferensiasi, sel punca dapat dikelompokkan
menjadi:
 Totipotent, yaitu sel punca yang mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi
semua jenis sel. Sel punca ini merupakan sel embrionik awal yang masih mempunyai
kemampuan untuk membentuk berbagai jenis sel. Sel punca jenis ini mempunyai

9
kemampuan untuk membentuk satu individu yang utuh. Adapun yang termasuk dalam sel
punca dengan kemampuan totipotent adalah zigot dan morula.
 Pluripotent, yaitu sel punca yang mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi 3
lapisan embrional: ektoderm, mesoderm, dan endoderm, tapi tidak dapat menjadi jaringan
ekstra embrionik seperti plasenta dan tali pusat. Adapun yang termasuk sel punca
pluripotent adalah sel pada innercell mass pada stadium Blastocyst. embryonic sel punca
yang didapat dari inner cell mass, mempunyai kapasitas untuk berdiferensiasi secara in vitro
menjadi semua sel somatik.
 Multipotent, yaitu sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Sebagai
contoh, hemopoetic stem cell yang terdapat pada sumsum tulang mempunyai kemampuan
untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel darah seperti eritrosit, lekosit dan trombosit.
Pada jaringan dewasa, sel punca multipoten terdapat pada jaringan dan organ untuk
menggantikan sel yang hilang atau terluka.
 Unipotent, yaitu sel punca yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel. Tetapi berbeda
dengan non-sel punca, sel punca unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau
meregenerasi diri (self-regenerate/self-renew)
Beberapa penerapan manfaat sel punca yaitu untuk skin replacement seperti pada luka
bakar, untuk penderita struck dengan menggunakan darah tali pusat manusia, untuk penderita
jantung dengan menggunakan sel punca dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak, sel
punca untuk penderita diabetes, sel punca untuk penderita Parkinson dan lainnya.

Hibridoma
Hibridoma berasal dari kata hybrid yang artinya sel asli yang dicampur, dan oma yang
berarti kanker. Jadi teknik hibridoma merupakan teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi
antara sel B- limfosit yang menghasilkan antibodi dengan sel kanker yang memiliki karakter
cepat membelah. Sel hibridoma bersifat imortal, yaitu sel yang mampu bertahan hidup,
membelah, dan memperbanyak diri dalam jumlah yang tak terbatas dalam media kultur. Teknik
penggabungan sel menggunakan tenaga listrik sehingga prosesnya disebut elektrofusi.
Hibridoma adalah sel- sel yang dihasilkan dengan cara peleburan atau fusi dua tipe sel
yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang mengandung gen- gen dari kedua yang
digabungkan. Fusi sel memerlukan sel sumber gen yang memiliki sifat ungul, sel wadah yang

10
mampu membelah cepat, dan fusigen yang merupakan zat- zat yang mempercepat fusi sel.
Pemanfaatan teknik hibridoma ini banyak digunakan untuk menghasikan antibodi monoklonal
yang berguna untuk pengobatan kanker . Proses pembuatan sel hibridoma adalah sebagai berikut:
 Proses imunisasi dengan menggunakan antigen tertentu disuntikkan kedalam tubuh
organisme yang hendak dihibrida
 Sel B-limfosit organisme tersebut akan merespon antigen sehingga terbentuk antibody dari
organ limpa
 Sel B- limfosit kemudian difusikan dengan sel kanker immortal menghasilkan sel hibridoma
 Fusi sel hibridoma ini dilakukan dengan membuat membran sel menjadi lebih permeable
sehingga kedua sel bisa menyatu
 Sel hibridoma kemudian diklon pada kultur sel sehingga dihasilkan banyak sel yang memiliki
antibodi tertentu sehingga dikenal dengan antibodi monoklonal

DNA Fingerprint

DNA fingerprint adalah suatu teknologi DNA untuk melihat keragaman individu, dapat
untuk membedakan individu yang dekat kekerabatannya sekalipun. DNA fingerprint sangat
berguna dibidang forensik untuk mengidentifikasi seseorang seperti korban pemerkosa, korban
pembunuhan dan lainnya. Selain itu DNA fingerprint juga berguna untuk menemukan pelaku
tindak kejahatan. Pengidentifikasian ini dilakukan dengan pengambilan sampel yang ingin
diperiksa, selanjutnya memasukkan sampel DNA ke dalam mesin PCR.

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa biologi molekular
merupakan ilmu yang berkontribusi sangat besar dan penting dalam meningkatkan kualitas
makhluk hidup. Melalui biologi molekular yang memanfaatkan materi genetik dapat dibuat
makhluk hidup dengan sifat unggul yaitu melalui transgenik dengan rekayasa genetika atau
mengkombinasikan DNA dari gen organisme yang memiliki sifat yang diinginkan seperti
transgenik pada tanaman. Selain itu pula dengan memanfaatkan materi genetik dapat diciptakan
organisme dengan sifat yang sama persis tanpa melalui proses pembuahan. Selain itu biologi
molekular juga sangat berkontribusi dalam dunia kedokteran yaitu seperti melakukan terapi dan

11
pengobatan dengan memanfaatkan sel punca yang belum terspesialisasi dan dapat terspesialisasi
membentuk sel lain yang berguna seperti sel untuk memperbaiki penyakit akibat kerusakan suatu
organ, selain itu juga dapat melalui teknik hibridoma yang membentuk antibodi monoklonal
yang berguna untuk pengobatan kanker, selain itu juga biologi molekuler berkontibusi dalam
dunia forensik melalui teknik DNA fingerprint. DNA setiap individu berbeda- beda tanpa
terkecuali, sehingga DNA dengan sifat tertentu hanya dimiliki oleh satu pemilik walaupun
kembar. DNA ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan seseorang seperti korban
kecelakaan yang tidak diketahui identitasnya, mengidentifikasi pelaku tindak kejahatan sehingga
pelaku akan mudah dikenali dan tidak salah orang.

Kesimpulan

12
13

Anda mungkin juga menyukai