PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin mengatur dan mempertahankan fungsi tubuh dan
metabolisme tubuh, jika terjadi ganguan endokrin akan menimbulkan masalah
yang komplek terutama metabolisme fungsi tubuh terganggu salah satu
gangguan endokrin adalah diabetes melitus yang disebabkan karena defisiensi
absolute atau relatif yang disebabkan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.
Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin
tertentu, terdapat hormon setempat dan hormon umum, contoh dari hormon
setempat adalah asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung saraf
parasimpatis dan saraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding
duodenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan
sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut
kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas
sehingga timbul sekresi enzim.
Di Indonesia penderita Diabetes Melitus ada 1,2 % sampai 2,3 % dari
penduduk berusia diatas 15 tahun, sehingga Diabetes Melitus (DM) tercantum
dalam urutan nomor empat dari prioritas pertama adalah penyakit
kardiovaskuler, kemudian disusul penyakit selebrolaskuler dan katarak
(Depkes RI,2008). Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia
menempati urutan ke 4 dengan jumlah penderita Diabetes terbesar didunia
setelah India, Cina, Amerika Serikat.
Ada banyak faktor dan komplikasi yang membuat badan kurus pada
penderita tersebut, namun lebih baik sebelum mengetahui faktor badan
- Makan berlebihan
c. Faktor demografi
- Urbanisasi
d. Kurang gizi
Anatomi
Histologi Pembentukan
Mekanisme
Fisiologi
Kerja
Biokimia Glukagon
Somatostantin
Tipe 1
Patologi Diabetes melitus
Tipe 2
2.3.6 Referensi
Sistem endokrin adalah suatu sisitem yang terdapat didalam tubuh, dimana
sisitem ini mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada
kecepatan. Dalam sistem endokrin terdapat berbagai kelenjar endokrin.
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menyalurkan produknya ke dalam
peredaran darah. Salah satu organ yang didalamnya mempunyai kelenjar
endokrin adalah pankreas. Fungsi kelenjar endokrin pankreas adalah
mengeluarkan hormon yaitu hormon insulin, hormon glukagon, hormon
somatostatin, dan hormon polipeptida pankreas.
Pankreas adalah suatu organ yang terletak di atas dinding tubuh posterior,
jauh di dalam peritoneum, terdiri atas cauda di bagian ujung, corpus dan caput.
(Garner, 2012). Komponen endokrin pankreas tersebar di seluruh organ berupa
pulau sel endokrin yang disebut insula pancreatica (pulau Langerhans). Pada
pankreas endokrin terdapat beberapa sel yaitu sel alfa, sel beta, sel delta, sel
polipeptida pankreas. Sel alfa menghasilkan hormon glukagon yang
dibebaskan sebagai respon terhadap kadar glukosa darah yang rendah. Sel beta
menghasilkan hormon insulin yang pembebasannya dirangsang oleh kadar
glukosa darah yang meningkat setelah makan. Sel delta mengeluarkan hormon
somatostatin, hormon ini menurunkan dan menghambat aktivitas sekretorik sel
alfa dan sel beta. Sel polipeptida pankreas menghasilkan hormon polipeptida
pankreas yang menghambat pembentukan enzim pankreas dan sekresi alkali.
(Sherwood, 2012)
LBM 1 Badanku Semakin Kurus | 11
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh pankreas tepatnya pada pulau
Langerhans memiliki mekanisme kerja hormon tersendiri yaitu melalui sekresi
baik itu sekresi insuli maupun sekresi glukagon. (Guyton and Hall, 2016)
Insulin sebagai salah satu hormon yang dihasilkan oleh pulau Langerhans
bertugas menurunkan kadar glukosa, asam lemak dan asam amino darah serta
mendorong penyimpanan bahan-bahan tersebut. Insulin mengatur proses
metabolisme intrasel untuk menghasilkan efek yang diinginkan terhadap
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. (Sherwood, 2014) Ketika
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein tidak berjalan dengan baik atau
terjadi gangguan, maka dapat mengakibatkan suatu penyakit yaitu diabetes
melitus. Diabetes melitus merupakan suatu sindrom dengan terganggunya
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap
insulin. (Guyton and Hall, 2016)
Diabetes melitus memiliki dua tipe yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes
melitus tipe 2. Perbedaan tipe diabetes melitus dapat dilihat dari etiologi
masing-masing tipe. Diabetes melitus tipe 1 disebabkan kurangnya sekresi
insulin, infeksi virus atau kelainan autoimun dapat juga menyebabkan
kerusakan sel beta pankreas, dapat juga diakibatkan dari faktor herediter.
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh penurunan sensitivitas jaringan target
terhadap efek metabolik insulin, penurunan sensitivitas terhadap insulin ini
sering kali disebut resistensi insulin. (Guyton and Hall, 2016). Penatalaksaan
diabetes melitus juga dikenal dengan empat pilar yaitu edukasi, terapi gizi
medis, latihan jasmani dan pengelolaan farmakologis. (PERKENI, 2011)
2. Apa saja hormon yang dibentuk oleh pankreas serta bagaimana proses
pembentukan dan fungsi spesifik dari setiap hormon tersebut?
a. Sel alfa menyekresi glukagon
Fungsi glukagon
Fungsi yang paling penting dari hormon glukagon adalah
meningkatkan konsentrasi glukosa darah, yaitu suatu efek yang jelas
bertentangan dengan efek insulin.
Proses pembentukan glukagon
Glukagon melewati dalam proses sintesisnya yang disebut sebagai
limited proteolyse, yang artinya molekul glucagon berasal dari prohormon.
Glukagon disintesis di sel A pancreas melalui pemutusan pra proglukagon
(suatu peptide dengan 160 asam amino) yang berukuran jauh lebih besar.
Seperti insulin, praproglukagon dihasilkan di reticulum endoplasma kasar
dan di ubah menjadi proglukagon sewaktu hormone tersebut masuk
kedalam lumen. Pemutusan proteolitik diberbagai tempat menghasilkan
glucagon yaitu polipeptida dengan 29 asam amino yang matang (berat
molekul 3500) dan fragmen berisi glucagon yang lebih besar. Glucagon
dimetabolis dengan cepat, terutama di hati dan ginjal, dan waktu paruh
plasmanya hanya sekitar 3-5 menit.
Sekresi glucagon terutama diatur oleh glukosa dan insulin, dimana
keduanya menghambat pelepasan glucagon. Glukosa mungkin memiliki
efek supresif langsung pada sel A dan efek tidak langsung yang diperantarai
oleh kemampuannya merangsang pelepasan insulin. Arah aliran darah
dalam pancreas membawa insulin dari sel B dibagian tengah pulau
Paling sedikit ada empat macam hormon lain yang juga mempunyai
peran penting dalam mekanisme pengalihan ini: hormon pertumbuhan yang
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis anterior, kortisol yang dikeluarkan oleh
korteks adrenal, epinefrin yang dikeluarkan oleh medula adrenal, dan
glukagon yang dikeluarkan oleh sel-sel alfa pulau Langerhans pankreas.
Perihal glukagon akan dibicarakan di bagian berikutnya. Sekresi hormon
pertumbuhan dan kortisol merupakan respons terhadap hipoglikemia, dan
kedua hormon ini menghambat pemakaian glukosa dalam sel sambil
meningkatkan pemakaian lemak. Akan tetapi, efek kedua hormon timbul
sangat lambat, dan biasanya membutuhkan waktu berjam-jam untuk
menimbulkan efek maksimum.
Glukagon dengan konsentrasi yang tinggi juga (1) meningkat- kan kekuatan
jantung; (2) meningkatkan aliran darah di beberapa jaringan, terutama
ginjal; (3) meningkatkan sekresi empedu; dan (4) menghambat sekresi asam
lambung. Semua efek ini mungkin tidak begitu penting pada fungsi tubuh
yang normal.
C. Somatostatin
Ketika kadar glukosa darah mulai menurun sampai pada kadar yang
rendah di antara waktu-waktu makan, beberapa peristiwa akan berlangsung
sehingga hati melepaskan glukosa kembali ke dalam sirkulasi darah:
Berkurangnya kadar glukosa darah menyebabkan pankreas mengurangi
sekresi insulinnya.
Pengobatan yang tepat pada pasien syok atau koma hipoglikemik adalah
pemberian sejumlah besar glukosa secara intravena secepatnya. Tindakan
ini biasanya dalam waktu satu menit atau lebih akan membuat pasien
bangun dari syoknya. Selain itu, pemberian glukagon (atau epinefrin,
walaupun kurang efektif) dapat menyebabkan timbulnya proses
glikogenolisis dalam hati sehingga meningkatkan kadar glukosa darah
dengan cepat. Jika tindakan di atas tidak dilakukan dengan segera,
kerusakan sel-sel saraf sistem saraf pusat yang permanen sering kali terjadi.
10. Jelaskan perbedaan serta etiologi pada diabetes mellitus tipe 1 dan tipe
2!
Diabetes melitus merupakan sindrom dengan terganggunya
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap
insulin. Berikut perbedaan dari diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus
tipe 2 :
Pembeda Diabetes Melitus Tipe Diabetes Melitus
1 Tipe 2
Onset Anak desawa muda Biasanya setelah usia
(<25 tahun) pertengahan
Proporsi <10% dari semua >90% dari semua
peyandang DM penyandang DM
c. DM tipe lain
Diabetes jenis ini dahulu kerap disebut diabetes sekunder, atau
DM tipe lain. Etiologi diabetes jenis ini, meliputi : (a) penyakit pada
pankreas yang merusak sel β, seperti hemokromatosis, pankreatitis,
fibrosis kistik; (b) sindrom hormonal yang mengganggu sekresi dan/atau
menghambat kerja insulin, seperti akromegali, feokromositoma, dan
sindrom Cushing; (c) obat-obat yang menggangu sekresi insulin
LBM 1 Badanku Semakin Kurus | 46
(fenitoin) atau menghambat kerja insulin (estrogen dan glukokortikoid);
(d) kondisi tertentu yang jarang terjadi, seperti kelainan pada reseptor
insulin; dan (e) sindrom genetik (Arisman, 2011).
c. Diabetes Melitus Kehamilan
Eroschenko V.P., 2008. Atlas Histologi DiFiore dengan Korelasi Fungsional Edisi
11. Amerika Serikat : EGC
Guyton A.C dan Hall J. E., 2016. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Revisi
Berwarna ke-12. Singapore: Elsevier
Kumar, V., Abbas, A., dan Aster, J. 2013. Robbins Basic Pathology Edisi 9.
Philadelphia: ELSEVIER
Sherwood , L. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Singapore: EGC
Sherwood , L. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Singapore: EGC
Paulsen F. & J. Waschke. 2015. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Edisi 23, Jilid 2
Jakarta : EGC.
PERKENI, 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia
2 di Indonesia
Tortora GJ & Derrickson B. 2016. Principles of Anatomy & Physiology. 14th Ed.
USA : John Wiley & Sons.Inc.