Anda di halaman 1dari 8

219

Jurnal Pharmascience, Vol. 04 , No.02, Oktober 2017, hal: 219 - 226


ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
http://jps.unlam.ac.id/
Research Article

Profil Glukosa Darah Tikus Putih Setelah


Pemberian Ekstrak Minyak Ikan Patin (Pangasius
hypopthalmus) Sebagai Alternatif Antidiabetes
*Hidayaturrahmah1, Heri Budi Santoso1, Nurlely2
1
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru
2
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru
*Email: rahmahidayahipb09@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak minyak


ikan patin dan dosis ekstrak minyak ikan patin yang tepat untuk menurunkan kadar
glukosa darah pada tikus jantan kondisi hiperglikemia. Penelitian ini merupakan
penelitian ekperimental. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan pada 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari 1.
Kontrol normal, 2. Kontrol positif, 3. Kontrol negative, 4. Kelompok A (Ekstrak
minyak ikan patin A), 5. Kelompok B (Ekstrak minyak ikan patin B) dan 6. Kelompok
C (Ekstrak minyak ikan patin C). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ekstrak
minyak ikan patin (EMIP) berpengaruh terhadap profil glukosa darah tikus putih.
Dosis yang dapat menurunkan kadar glukosa darahpaling tinggi pada tikus putih
adalah 72,8 mg/kg BB

Kata kunci : diabetes melitus, ikan patin, minyak.

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of catfish oil extract and dosage of catfish
oil extract proper to reduce blood glucose level in male rats hyperglycemia condition. This
research is an experimental research. The research design used was Completely
Randomized Design (RAL) with 6 treatments on 4 replications. Treatment consists of 1.
Normal control, 2. Positive control, 3. Negative control, 4. Group A (Catfish oil extract A),
5. Group B (Catfish oil extract B) and 6. Group C (Catfish oil extract C). The results
showed that catfish oil extract (EMIP) had an effect on blood glucose profile of white rat.
The highest dose in reducing blood glucose levels of white rats was 72.8 mg / kg BW
Keywords: diabetes melitus, catfish, oil

I. PENDAHULUAN perhatian khusus karena jumlah


Penyakit diabetes mellitus penderitanya terus mengalami peningkatan
merupakan penyakit yang membutuhkan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


220

World Health Organization (WHO) mudah didapat, dan yang berasal dari
(2015), kenaikan jumlah penderita diabetes ekstrak hewan dan salah satunya berasal
mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada dari ekstrak ikan patin. Kandungan minyak
tahun 2000 diperkirakan akan menjadi pada ikan patin lebih banyak dibandingkan
21,3 juta pada tahun 2030. Faktor-faktor dengan jenis ikan tawar lainnya sehingga
yang berhubungan dengan peningkatan memiliki potensi untuk diekstrak sebagai
jumlah penderita diabetes mellitus sumber asam lemak yang bermanfaat
disebabkan oleh perubahan pola makan (Isnani, 2013).
masyarakat, gaya hidup (Akrom et al., Ikan patin mempunyai potensi dalam
2014). pemanfaatan minyaknya sebagai sumber
Pengobatan yang biasa dilakukan asam lemak tak jenuh Omega-3 dan
oleh penderita diabetes mellitus yaitu Omega-6 dalam peningkatan pemenuhan
dengan cara suntikan atau pemberian obat kebutuhan pangan dan gizi masyarakat.
kimia antidiabetes. Pengobatan dengan Menurut Isnani (2013) dalam Kromhout
cara tersebut memiliki efek samping dan dkk. (1985) menyatakan bahwa asam
membutuhkan biaya yang mahal karena lemak ini diketahui dapat mencegah dan
penggunaannya dalam jangka waktu yang mengobati berbagai macam penyakit
lama, sehingga penderita diabetes mellitus degeneratif salah satunya adalah diabetes
menggunakan cara tradisional untuk melitus.
mengobati dan mengendalikan kadar Berdasarkan hal tersebut, suatu
glukosa darah. Umumnya bahan yang tantangan bagi peneliti untuk menjadikan
digunakan adalah bahan alam berupa ekstrak minyak ikan patin sebagai kandidat
tanaman herbal (Prameswari & suplemen yang kedepannya nanti dapat
Widjanarko, 2014). Sedangkan pengobatan berkompeten sebagai alternatif
dengan mengggunakan bahan alam dari antidiabetes mellitus. Indikator yang dapat
hewan masih sangat sedikit sekali. Maka dilakukan untuk penilaian antidiabetes
dari itu, produk hewani harus lebih adalah analisa profil darah pada tikus
memeriahkan tren makanan fungsional di sebagai hewan model sebelum diujikan ke
pasar-pasar negeri ini, karena kandungan manusia
nutrisinya jauh lebih fungsional daripada
tumbuhan. II. METODE PENELITIAN
Berdasarkan hal tersebut maka perlu A. Bahan dan Alat
dicari obat antidiabetes yang memiliki efek Bahan yang digunakan dalam
samping relatif rendah, harga yang murah, penelitian ini yaitu ikan patin segar yang di

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


221

dapat dari BBAT (Balai Budidaya Ikan Air 3. Pemeliharaan dan Perlakuan Hewan
Tawar) Mandiangin, NaCl 2,5 %, Uji
akuades,bentonit 1 %, tikus putih yang Hewan uji yang digunakan dalam
berasal dari Yogjakarta, sekam padi, pakan penelitian ini adalah tikus (Rattus
standar, aloksan, Na-CMC 0,5%, norvegicus) jantan yang berumur sekitar 2-
glibenklamid, strip glukosa, alcohol 70%, 3 bulan. Hewan uji ini diperoleh dari
dan kapas. Yogjakarta sehingga didapatkan subjek
Alat yang digunakan dalam yang homogen. Sebelum diperlakukan
penelitian ini yaitu pisau, timbangan, sesuai rancangan penelitian, tikus terlebih
kompor, panci stainless steel, hotplate dahulu diaklimitasi selama 1 minggu.
stirer magnetic, spatula, corong pisah, Tikus diberi makan, minum, dan kandang
sentrifuge, gelas beaker, tabung reaksi, yang sama dengan tujuan agar tidak
tube, kandang, botol minum tikus, mempengaruhi hasil dan tikus mampu
timbangan hewan, spuit injeksi, sonde oral, beradaptasi dengan kondisi tempat uji
erlenmayer, neraca analitik dan (laboratorium). Hewan uji dibagi secara
Glukometer. acak menjadi 6 kelompok masing-masing
terdiri dari 4 ekor tikus putih jantan.
4. Pembuatan Larutan Penginduksi
B. Jalannya Penelitian
Hewan uji diinduksi aloksan
1. Pengambilan Sampel Ikan Patin
monohidrat dengan dosis 150 mg/kg BB
Pengambilan sampel ikan patin
(Sujono & Munawaroh, 2009) yang
dilakukan di BBAT (Balai Budidaya Ikan
dilarutkan dengan Aquabidestilasi steril
Air Tawar) Mandiangin. Sampel ikan patin
forinjection diinjeksikan secara
diambil kemudian dicuci bersih dan
intraperitonial. Aloksan monohidrat yang
tiriskan, setelah itu ditimbang sekitar
telah dilarutkan harus segera diinjeksikan
@700-750gram dengan total 2kg untuk
sebelum terjadi perubahan warna dari
persiapan ekstraksi.
merah muda menjadi bening. Dosis
2. Ekstraksi Minyak Ikan Patin
aloksan yang diberikan pada tikus standar
Metode ekstraksi yang digunakan
(200 g) yaitu 200 g/1000 g x 150 mg/kg
adalah metode wet rendering yang telah di
BB = 30 mg/200 g BB tikus. Volume
modifikasi oleh Hidayaturrahmah (2015).
pemberian maksimal pada tikus standar
yang diinjeksikan secara intraperitonial
yaitu 0,5 mL (Dewi, 2013).

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


222

Hari pertama kadar glukosa darah positif diberi aloksan dan


tikus diukur sebagai kadar glukosa awal glibenklamid
dengan dosis 0,45
(normal). Tikus diinjeksi aloksan secara
mg/kg BB
intraperitoneal, lalu tiga hari setelah 3. Kontrol : Perlakuan yang
diinjeksi aloksan, kadar glukosa darah negatif diberi aloksan dan
Na-CMC 0,5%
tikus diukur lagi untuk dibandingkan
4. Kelompok A : Perlakuan yang
dengan kadar glukosa darah pada hari diberi aloksan dan
pertama, yaitu sebelum diinjeksi aloksan. ekstrak minyak ikan
patin (EMIP)
Apabila terjadi kenaikan kadar glukosa
dengan dosis 18,2
darah tikus yaitu menjadi ±200 mg/dL, mg/kg BB
maka tikus dianggap sudah diabetes (Che- 5. Kelompok : Perlakuan yang
B diberi aloksan dan
ma, 2015).
ekstrak minyak ikan
5. Pembuatan Dosis Glibenklamid patin (EMIP)
dengan dosis 36,4
Dosis Glibenklamid pada manusia
mg/kg BB
= 5 – 15 mg/hari (Siwaka, 2013). Konversi 6. Kelompok : Perlakuan yang
dosis manusia (70kgBB) ke tikus 200 gr = C diberi aloksan dan
ekstrak minyak ikan
0,018. Jadi dosis yang diberikan pada tiap
patin (EMIP)
tikus yaitu : 200 gr = 5 mg X 0,018 = 0,09 dengan dosis 72,8
mg/200 gr tikus (Dewi, 2013). Pada mg/kg BB
penelitian ini, konsentrasi glibenklamid
7. Penentuan Kadar Glukosa Darah
yang diberikan pada tikus standara dalah
Kadar glukosa darah diukur dengan
0,45 mg/kg BB.
menggunakan glukometer. Sampel darah
6. Rancangan Penelitian
diteteskan pada test strip glukosa. Kadar
Penelitian ini merupakan penelitian
glukosa darah yang diamati berada dalam
ekperimental. Rancangan penelitian yang
satuan mg/dL (Mokuna et al., 2014).
digunakan adalah Rancangan Acak
Setelah masa adaptasi semua tikus
Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan pada
dipuasakan selama 12 jam. Keesokan
4 ulangan. Pola pengelompokan perlakuan
harinya, dilakukan pengukuran glukosa
yaitu:
darah puasa (GDP) masing-masing tikus
1. Kontrol : Perlakuan yang
normal tidak diberi aloksan sebagai data awal. Setelah itu tikus dibagi
dan diberi Na-CMC menjadi 6 kelompok sesuai dengan
0,5%
perlakuan kelompok. Enam hari pasca
2. Kontrol : Perlakuan yang

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


223

injeksi aloksan, glukosa darah puasa 2 kg dengan berat masing-masing ikan


diukur kembali. Setelah terjadi kondisi 700-750 gram berumur sekitar 6-7 bulan
hiperglikemia pada semua kelompok maka dan diperoleh ekstrak minyak ikan patin
penelitian dilanjutkan dengan perlakuan sebanyak 38-41 gram. Hasil lebih
oral pemberian Na-CMC 0,5%, lengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut :
glibenklamid, dan EMIP sesuai perlakuan. Tabel I. Hasil ekstraksi minyak ikan patin
Setelah 14 hari dilakukan pemeriksaan Tahap Ekstraksi Minyak
Hasil Ekstraksi
Minyak Ikan
kadar glukosa puasa pada semua Ikan Patin
Patin
kelompok. Data penurunan kadar glukosa @700-750 gram=
Berat total ikan patin
total 2kg
darah puasa didapatkan dari KGD sebelum Aquadest 6 Liter
injeksi aloksan (hari ke-0), KGD 7 hari Ampas Ikan 1,2 Kg
Minyak + Aquadest 5,8 Liter
pasca injeksi aloksan (hari ke-7), dan KGD Minyak Kasar 70-90 mL
Bentonit yang diperlukan 0,7-0,9 gram
14 hari pasca perlakuan (hari ke-14)
Minyak Murni ikan patin 38-41 gram
(Wicaksono et al., 2014).
C. Analisis Data
Data yang didapat dari uji kadar
glukosa darah dan histologi pankreas pada
tikus dilakukan uji normalitas distribusi IV. KESIMPULAN
data dan homogenitas varians data dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Gambar 1. Ekstrak minyak ikan patin

dan uji Levene. Jika diperoleh data yang


terdistribusi normal dan homogen, maka 1. Penurunan Kadar Glukosa Darah
dilakukan uji parametrik Analisis Variasi Berdasarkan analisis statistik
(ANOVA) dan dilanjutkan dengan analisis menggunakan uji Kruskal – Wallis dan
HSD (uji Tuckey). Jika data percobaan dilanjutkan dengan uji Mann – Whitney
tidak terdistribusi normal dan homogen, didapatkan hasil pengukuran KGD pasca
maka dilakukan uji non-parametrik perlakuan (Tabel1). Hasil yang didapatkan
menggunakan uji Kruskal-Wallis dan pada perlakuan C memiliki pengaruh yang
dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. signifikan, sedangkan untuk hasil
pengukuran dengan perlakuan negatif,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN positif, perlakuan A dan perlakuan B tidak
Ekstraksi minyak ikan patin berpengaruh signifikan.
menggunakan tiga ekor ikan patin seberat

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


224

Tabel I. Nilai rata-rata ± standar deviasi kadar glukosa darah (mg/dl) pada
masing-masing hari.
Hari ke-
Perlakuan
0 7 14
N 83 ± 5,01 105,75 ± 7,64* 96,5 ± 6,86*
- 403 ± 71,11 305,75 ± 132,01 263 ± 185,60
+ 347,75 ± 109,49 184 ± 14,85 103,5 ± 6,85
A 333,75 ± 116,13 202 ± 116,07 163,75 ± 52,35
B 343,75 ± 133,66 209,5 ± 78,97 111 ± 26,05
C 345,75 ± 154,08 98 ± 6,06* 87,25 ± 12,31*
* Berbeda secara bermakna pada taraf uji p < 0,05, dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif

Keterangan :
Klp = Kelompok perlakuan
N = Perlakuan kontrol normal tanpa induksi aloksan dan diberi Na-CMC 0,5%
- = Perlakuan kontrol negatif dengan induksi aloksan dan diberi Na-CMC 0,5%
+ = Perlakuan kontrol positif dengan induksi aloksan dan diberi glibenklamid 0,45 mg/kg BB
A = EMIP dengan induksi aloksan dan diberi ekstrak minyak ikan patin dosis 18,2 mg/kg BB
B = EMIP dengan induksi aloksan dan diberi ekstrak minyak ikan patin dosis 36,4 mg/kg BB
C = EMIP dengan induksi aloksan dan diberi ekstrak minyak ikan patin dosis 72,8 mg/kg BB

H = Hari
H0 = Kadar glukosa darah sebelum di injeksi aloksan
H7 = Kadar glukosa darah setelah di injeksi aloksan
H14 = Kadar glukosa darah setelah diberi perlakuan .

450

400 403
345,75 Normal
350 343,75 347,75
333,75 Negatif
300 305,75
Positif
250 263
Mg/dL

209,5 EMIP A
200 202 EMIP B
184 163,75
150 EMIP C
111
100 103,5 105,75 96,5
85 98
87,25
50

0
0 7 14
Hari Ke-

Gambar 2. Diagram garis penurunan kadar glukosa darah


Keterangan : 0 = kadar glukosa darah awal (sebelum injeksi aloksan), 7 = kadar glukosa darah
pasca injeksi aloksan, dan 14 = kadar glukosa darah pasca perlakuan oral

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


225

Kondisi hiperglikemia disebabkan Minyak ikan bekerja menurunkan


karena aloksan secara selektif toksik pada kadar glukosa darah karena adanya dua zat
sel beta pankreas yang secara khusus yaitu, omega 3 dan albumin (Kidd, 2007).
berakumulasi pada sel beta melalui Omega 3 akan menstimulasi zink ke
ambilan via GLUT 2. Aloksan dapat membran sel dan meningkatkan proses
menyebabkan terjadinya gangguan sintesis insulin Zink diperlukan untuk
homeostatis kalsium intraseluler dengan membentuk proinsulin yang akan diubah
cara meningkatkan konsentrasi ion menjadi insulin. Asam lemak omega-3
kalsium bebas sitosolik pada sel β pulau dapat mengurangi resiko diabetes mellitus
Langerhans pankreas. Influks kalsium pada tikus, pemberian minyak ikan pada
akibat aloksan tersebut mengakibatkan tikus memiliki efek penghambatan
depolarisasi sel β pulau Langerhans peningkatan glukosa darah. Konsumsi
pankreas yang lebih lanjut akan membuka minyak ikan yang lebih tinggi akan
kanal kalsium tergantung voltase dan meningkatkan kadar insulin didalam
semakin menambah masuknya ion kalsium tubuh, yang mana sel beta penghasil
ke dalam sel, konsentrasi insulin insulin mendapat rangsangan dari omega-3
meningkat sangat cepat, dan secara yang kemudian memicu akan sekresi
signifikan mengakibatkan gangguan pada insulin (Soltan, 2012).
sensitivitas insulin (resistensi insulin)
perifer dalam waktu singkat (Wicaksono et IV. KESIMPULAN
al., 2014). Berdasarkan hasil penelitian yang
Ekstrak minyak ikan patin telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
berpengaruh dalam penurunan kadar bahwa pemberian ekstrak minyak ikan
glukosa darah tikus putih. Hasil yang patin berpengaruh terhadap profil glukosa
didapat dari pengukuran kadar glukosa darah. Dosis yang paling berpengaruh
darah pada tikus diabetes mellitus pada besar dalam penurunan profil glukosa
kurva memperlihatkan penurunan yang darah adalah dosis 72,8 mg/kg BB
beragam. Dosis pemberian ekstrak
DAFTAR PUSTAKA
minyak ikan patin yang memiliki pengaruh
terbaik pada kurva yaitu pada permberian Akrom, P.D. Harjanti, T. Armansyah.
2014. Efek Hipoglikemik Ekstrak
dengan perlakuan EMIP C (aloksan dan
Etanol Umbi Ketela
ekstrak minyak ikan patin dengan dosis Rambat(Ipomoea batatas P)
(EEUKR) pada Mencit Swiss yang
72,8 mg/kg BB).
DiinduksiAloksan. Pharmaciana. 4
(1) : 65 – 76.

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


226

Dewi, I. L. 2013. Uji Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa Darah


Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun dan Histopatologi Tikus Diabetes
Salam (Eugenia polyantha) Mellitus. Jurnal Pangan dan
Terhadap Tikus Galur Wistar yang Agroindustri. 2 (2) : 16 – 27.
Diinduksi Aloksan. Naskah Soltan, S. S. A. M. 2012. The Effects of
Publikasi. Fakultas Farmasi, Varieties Sources of Omega-3
Universitas Muhammadiyah Fatty Acids on Diabetes in Rats.
Surakarta, Surakarta. Food and Nutrition Sciences. 3 :
Che-ma, Mr. S. 2015. Pengaruh Ekstrak 1404 – 1412.
Etil Asetat Bawang Merah (Alium Wicaksono, B., Sugiyanta, & A.
sscalonicum) Terhadap Kadar Purwandhono. 2014. Efek Ekstrak
Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Buah Pare (Momordica charantia)
Wistar yang Diinduksi Aloksan. dan Metformin terhadap Kadar
Naskah Publikasi. Fakultas Glukosa Darah Tikus Wistar yang
Farmasi, Universitas Diinduksi Aloksan: Perbandingan
Muhammadiyah Surakarta, Terapi Kombinasi dan Terapi
Surakarta. Tunggal. Artikel Ilmiah Hasil
Hidayaturrahmah. 2015. Efektivitas Penelitian Mahasiswa. Fakultas
Ekstrak Minyak Ikan Patin Kedokteran, Universitas Jember.
(Pangasius hypopthalmus)
Terhadap Intelegensi dan Memori
Otak serta Protein Plasma Darah
pada Mencit. Laporan DIPA,
Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Isnani, A. N. 2013. Ekstraksi Dan
Karakterisasi Minyak Ikan Patin
yang Diberi Pakan Pellet
Dicampur Probiotik. Skripsi.
Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Jember.
Julaikha, Anita. 2014. Karakteristik
Minyak Ikan Dari Belly Flap Patin
Siam (Pangasius hypopthalmus)
Pada Berbagai Tahap Proses
Pemurnian. Skripsi. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mokuna, N., R. Pitopang, & Yuliet. 2014.
Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Akar
Garcinia rostrata Hassk.ex Hook.f
pada Mencit Jantan (Mus
musculus) dengan Metode
Toleransi Glukosa dan Induksi
Aloksan. Jurnal Biocelebes. 8 (2) :
37 – 47.
Prameswari, O. M. & S. B. Widjanarko.
2014. Uji Efek Ekstrak Air Daun
Pandan Wangi Terhadap

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai