Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PELATIHAN JUMANTIK PROGRAM DBD


KEGIATAN PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT ENDEMIK/ EPIDEMIK (OTSUS)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016
PELATIHAN JUMANTIK PROGRAM DBD
KEGIATAN PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT ENDEMIK/ EPIDEMIK (OTSUS)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016

BAB I.
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Dewasa ini Indonesia mengalami masalah kesehatan yang sangat kompleks dan
menjadi beban ganda dalam pembiayaan pembangunan bidang kesehatan. Pola penyakit
yang diderita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti TB
Paru, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Malaria, Diare dan penyakit Kulit. Namun
demikian, pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti
Jantung,dan pembuluh darah, Diabetes Mellitus serta Kanker. Selain itu Indonesia juga
menghadapi Emerging Deseases seperti DBD, HIV/AIDS, Chikungunya, Severe Akut
Respiratory Syndrom (SARS). Dengan demikian telah terjadi transisi epidemiologi sehingga
Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan ( double burdens).
WHO melaporkan bahwa penyebab utama kematian pada Balita ialah Diare (post
neonatal) 14%, & Pneumonia (post neo-natal) 14% lalu Malaria 8%, penyakit tak menyebar
menular (post neonatal) 4%, HIV/ AIDS 2%, Campak 1% dan lainnya 13%. Kematian pada
bayi umur < 1 bulan dampak Diare yaitu 2%. Terlihat bahwa Diare sebagai salah satu
penyebab utama tingginya angka kematian anak di dunia (WHO dalam Buletin Jendela Data
Informasi Kemenkes RI, 2011).
Walaupun period prevalen Diare pada Riskesda 2013 (3,5%) lebih kecil dari
Riskesdas 2007 (9,0%), penyakit Diare masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat di
negara berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih
cukup tinggi. Survei morbiditas yang dilaksanakan Subdit Diare, Depkes RI tahun 2000 s/d
2010 terlihat kecenderungan insiden naik.
Berdasarkan hasil laporan Diare dan ISPA Puskesmas yang dilaporkan setiap
bulannya ke Dinas Kesehatan, masih ada beberapa laporan yang tidak tepat dan dapat
dilihat juga bahwa pengetahuan penatalaksaan kasus Diare dan Ispa masih kurang. Untuk
mengantisipasi peningkatan kasus Diare dan ISPA di Kabupaten Aceh Tengah perlu
dilakukan Monitoring dan Evaluasi Program Diare dan ISPA pada petugas puskesmas.
Permasalahan yang ada untuk penanganan program Diare dan ISPA antara lain :
 Penatalaksanaan Kasus Diare yang dilaksanakan petugas Puskesmas kurang
 Kurangnya pengetahuan petugas ISPA tentang kasus Pneumonia
 Kurang aktifnya petugas dalam pelaporan
 Penyakit Diare dan ISPA dianggap penyakit biasa sehingga kurang diperdulikan.
Mengingat kurangnya pengetahuan petugas Diare dan ISPA tentang
penatalaksanaan kasus dan pelaporan mengharuskan kita untuk mengadakan
Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Program Diare dan ISPA
BAB II.
TUJUAN PELATIHAN

a. Tujuan Umum

Terlaksananya kegiatan Pelatihan Jumantik Program DBD di Dinas Kesehatan


Kabupaten Aceh Tengah.

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatnya pengetahuan petugas Diare dan ISPA dalam penatalaksanaan


kasus
2. Meningkatkan Pengetahuan Petugas tentang perencanaan Logistik Daiare & Ispa
3. Meningkatkan Pengetahuan Petugas tentang pencatatan dan pelaporan program
yang baik
4. Memperkuat kerjasama antara Program di Dinas Kesehatan dan Puskesmas
BAB III.
PELAKSANAAN PERTEMUAN

a. Peserta

Peserta pertemuan Monitoring dan Evaluasi Program Diare dan ISPA Kegiatan
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab.
Aceh Tengah adalah 42 orang petugas Puskesmas yang terdiri dari Petugas Diare,
ISPA, Surveilans dan petugas Laboratorium.

b. Narasumber

Narasumber yang menjadi fasilitator dalam pertemuan ini adalah 3 (tiga) orang yang
terdiri dari 2 (dua) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah dan 1 (satu) orang
dari Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

c. Materi
- Kebijakan Program Diare
- Kebijakan ISPA
- Lintas Diare
- Logistik Diare
- Situasi Diare di Kabupaten Aceh Tengah
- Tatalaksana Penumonia Balita
- Manajemen Logistik Ispa
- Program Kecacingan

c. Metode

Metode yang dipergunakan dalam pertemuan ini adalah partisipatif dimana peserta
diharapkan dapat terlibat aktif dalam setiap proses pertemuan. Metode ini sangat
sesuai dengan kondisi peserta yang merupakan orang dewasa, oleh karena itu
kegiatan pertemuan dilakukan dalam bentuk Presentasi Materi dan diskusi.

e. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat
Pertemuan ini dilaksanakan di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah.
2. Waktu
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2015

f. Konsumsi
Selama mengikuti pertemuan ini, para peserta memperoleh hidangan dengan
pengaturan sebagai berikut :
- Snack pagi : Pukul 10.00 – 10.15
- Makan Siang : Pukul 12.30 – 13.30
- Snack Sore : Pukul 16.00 – 16.30
- Konsumsi diluar yang telah disediakan panitia menjadi tanggung jawab peserta
(Personal Account)

g. Biaya
h.
Biaya pertemuan ini dibebankan pada Anggaran APBK Tahun 2015.
BAB. IV
PEMBAHASAN DAN HASIL KEGIATAN

1. Pembahasan
Diskusi dilakukan secara panel, hal ini diharapkan agar peserta pertemuan
Monitoring dan Evaluasi Program Diare dan ISPA Dinas Kesehatan dapat lebih aktif
terlibat dalam diskusi tersebut.
Materi dibahas dan disimpulkan sehingga terbentuk usulan sesuai dari hasil
pemikiran-pemikiran, masukan, saran dan pertimbangan dari masing-masing peserta.

2. Hasil Kegiatan
a. Tercapainya peningkatan Sumber Daya Manuasia (SDM) Khususnya petugas
Diare dan ISPA dalam Penatalaksanaan kasus.
b. Tercapainya peningkatan Pengetahuan Petugas tentang perencanaan Logistik
Daiare & Ispa
c. Tercapainya Peningkatan Pengetahuan Petugas tentang pencatatan dan pelaporan
program yang baik
d. Tercapainya kerjasama antara Program di Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Ketua Panitia

IRAWAN SASTRA
NIP : 19690302 199303 1 005

Anda mungkin juga menyukai