Anda di halaman 1dari 17

http://id.wikipedia.

org/wiki/Multimeter

Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM
(Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun
arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-
meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-
masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan
dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat ketepatan yang
sangat tinggi.

Cara Menggunakan MULTIMETER ANALOG

http://infokejepang.blogspot.com/2013/01/cara-menggunakan-multimeter-analog.html

Multimeter digunakan untuk mengukur arus DC


Untuk mengukur arus DC dari suatu sumber arus DC, skalar pemilih pada multimeter diputar ke
posisi DCmA dengan batas ukur 500 mA. Kedua test lead multimeter
dihubungkan secara seri pada rangkaian sumber DC (perhatikan Gambar 4 di bawah)
Ketelitian adalah modal utama karena bisa-bisa merusak multimeter/multitester jika kita tidak
teliti.
Hal yang harus diperhatikan adalah letak dari arah saklar putar, jika mengukur AC harus ke arah
AC begitupun dengan DC, dan cara pengukurannya harus dari batas ukur yang lebih besar jika
belum di batas maksimal batas ukur dibawahnya, maka batas ukur boleh diturunkan ke yang
lebih rendah.

Multimeter digunakan untuk mengukur Voltan AC


Untuk mengukur voltan AC dari suatu sumber elektrik AC, skalar pemilih multimeter diputar
pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar misal 1000 V. Kedua
test lead multimeter dihubungkan ke kedua kutub sumber elektrik AC tanpa memandang kutub
positif atau negatif. Selanjutnya caranya sama dengan cara mengukur voltan
DC di atas.

Multimeter digunakan untuk mengukur Voltan DC


Untuk mengukur Voltan DC (misal dari bateri atau power supply DC), skalar pemilih
multimeter ditetapkan pada kedudukan DCV dengan had ukur yang lebih besar dari voltan yang
akan diukur. Test lead merah pada kutub (+) multimeter dihubungkan ke kutub positif sumber
voltan DC yang akan diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter dihubungkan ke
kutub negatip (-) dari sumber tegangan yang akan diukur. Hubungan semacam ini disebut
hubungan paralel. Untuk mendapatkan ketelitian yang paling tinggi, usahakan jarum penunjuk
meter berada pada kedudukan paling maksimum, caranya dengan memperkecil batas ukurnya
secara bertahap dari 1000 V ke 500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas
ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merosakkan multimeter.

Multimeter digunakan untuk mengukur rintangan


Untuk mengukur rintangan suatu resistor, posisi skalar pemilih multimeter diatur pada
kedudukan dengan batas ukur x 1. Test lead merah dan test lead hitam saling
dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan
jarum pada posisi nol pada skala . Jika jarum penunjuk meter tidak dapat
diatur pada posisi nol, berarti baterainya sudah lemah dan harus diganti dengan baterai yang
baru. Langkah selanjutnya kedua hujung test lead dihubungkan pada hujung-hujung resistor yang
akan diukur rintanganya. Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa sehingga
mata kita tegak lurus dengan jarum meter dan
tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk
meter berada pada bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum penunjuk meter
berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas ukurnya di ubah dengan memutar
skalar pemilih padaposisi x 10. Selanjutnya dilakukan lagi pengaturan jarum
penunjuk meter pada kedudukan nol, kemudian dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor
tersebut dan hasil pengukurannya adalah penunjukan jarum meter dikalikan
10 . Apabila dengan batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah
tahanan, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan proses
yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10.Pembacaan hasilnya pada skala K, yaitu
angka penunjukan jarum meter dikalikan dengan 1 K .

Adapun cara pemakaian multimeter adalah pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah
sudah tepat pada angka 0 pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di
bagian kiri (lihat gambar 3a), dan untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan (lihat
gambar 3b). Jika belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur
kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-)
kecil.

Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan


fungsinya :

(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero


Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih
kecil.

(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero


(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur
jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan
sehingga menunjuk pada kedudukan 0 .

(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk


memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :

(4) Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai


ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;
dan K
(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.

(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi


sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.

(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter


berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari
tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.

(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe


multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.

(9) Lubang kutub + (V A Terminal), berfungsi sebagai


tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna
merah.

(10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi


sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang
berwarna hitam.

(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),


berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.

(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat


komponen-komponen multimeter.

(13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi


sebagai penunjuk besaran yang diukur.

(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan


meter.

Teknik Pengukuran Pararel


Pada prinsipnya pengukuran resistansi atau tahanan adalah mengukur besaran arus yang akan
mengalir pada suatu rangkaian, maka bila disaat pengukuran terdapat suatu jalur yang tidak
mempunyai nilai resistansi (Jarum AVO Meter tidak bergerak sedikitpun) atau short (Jarum
AVO Meter bergerak penuh ke arah kanan / 0 ohm), besar kemungkinan tidak akan ada arus
listrik yang dapat mengalir dari jalur tersebut. Akan tetapi bila terdapat nilai resistansi yang kecil
(Jarum AVO Meter akan bergerak lebih jauh ke arah kanan) maka arus yang akan mengalir pada
jalur tersebut sangat besar. Bila nilai resistansinya besar (Jarum AVO Meter hanya bergerak
sedikit saja ke arah kanan) maka makin kecil arus yang akan mengalir pada rangkaian tersebut.
Akan tetapi bila AVO-Meter tidak menunjukan nilai Resistansi (Jarum tidak bergerak
sedikitpun) maka tidak terdapat arus yang mengalir pada jalur tersebut.

Belum tentu bila dalam pengukuran tersebut tidak menujukan nilai resistansi maka dapat
dipastikan jalurnya yang putus, bisa saja tidak terdapat arus yang disebabkan karena terdapat
komponen yang bermasalah, mungkin rusak atau hubungannya tidak baik. Oleh karena itu cara
pengukuran pararel dapat dilakukan juga untuk menganalisa kerusakan pada suatu komponen
atau rangkaian.

Teknik Pengukuran Seri

Bila hasil pengukuran pararel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak mempunyai arus, sebaiknya
anda jangan dulu mengambil kepastian bahwa jalur tersebut putus, anda dapat meyakinkannya
dengan cara pengukuran secara seri, cara ini membutuhkan skema diagram untuk mengetahui
komponen yang akan dilalui oleh setiap jalurnya, pada prakteknya anda akan mengukur satu
persatu disetiap komponen yang akan dilalui oleh jalur tersebut.

Metode pengukuran secara seri dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
Berbeda dengan metoda pengukuran pararel, dimana AVO-Meter akan menunjukan nilai
resistansinya. Sedangkan metoda pengukuran seri dilakukan untuk mengetahui terhubung atau
tidaknya suatu jalur. Bila hasil pengukuran menunjukan suatu nilai resistansi (tahanan) maka
jalur tersebut tidak terhubung dengan baik, apalagi bila hasil pengukuran AVO-Meter tidak
bergerak sedikitpun dipastikan jalur tersebut telah putus. Jalur tersebut normal bila jarum
avometer menunjukan “0 Ohm” ( Jarum AVO-Meter bergerak penuh ke arah kanan). Seperti
gambar dibawah ini:

Cara Menganalisa kerusakan jalur

Sebagai contoh kasus, disini saya akan mempraktekan cara menganalisa jalur SIM Card pada
ponsel Nokia NGAGE QD, walaupun dalam praktek ini hanya diberikan contoh pada
permasalahan SIMCard saja, akan tetapi bila anda telah benar-benar paham dengan yang akan
dijelaskan ini maka akan mudah dalam penganalisaan jalur pada rangkaian yang lainnya.
Pertama kali langkah yang harus dilakukan adalah mengukur nilai Resistansi disetiap jalur/pin
out pada Konektor atau Interface SIMCard pada PWB Ponsel. Test Probe AVO-Meter
dihubungkan secara pararel, hitam ke Ground sedangkan yang merah dihubungkan kesetiap
jalur/pin out. Caranya dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:

Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Setel AVOMeter pada kalibrasi OHM X1, karena pada setingan ini AVOMeter akan
dapat memberikan arus yang cukup besar untuk mengalirkan arus listrik pada rangkaian
yang akan kita ukur dan AVOMeter tidak akan terlalu peka dalam pengukurannya,
terkecuali bila jarum petunjuk AVOMeter hanya bergerak sedikit saja, maka anda dapat
menaikan kalibrasinya menjadi OHM X10 atau yang lebih diatasnya.

2. Hubungkan Testprobe yang berwarna hitam kepada Ground (Negatif) pada PWB Ponsel,
selanjutnya Testprobe yang berwarna merah hubungkan kepada salah satu jalur SIMCard.
Anda ukur satu persatu ke semua kaki-kaki konektor SIMCard. Bila disetiap kaki konektror
tersebut terdapat nilai resistansi maka dapat dipastikan jalur tersebut adalah normal / tidak
bermasalah. Disaat pengukuran akan ditemukan dari salah satu jalur tersebut, dimana
AVOMeter menunjukan 0Ohm (jarum bergerak penuh / Short) ini bisa diartikan bahwa jalur
tersebut terhubung langsung dengan Ground. Akan tetapi bila salah satu kaki konektor
tersebut tidak memiliki nilai resistansi, kemungkinan besar jalur tersebut telah putus, untuk
meyakinkan jalur tersebut putus atau memang jalur itu adalah jalur kosong atau jalur aktif,
maka anda dapat melihatnya pada skema diagram. Dapat diperlihatkan pada gambar dibawah
ini:

Jalur konektor SIM Card

Pada “SIM READER” pin 6 (VPP), disana terlihat jelas bahwa jalur tersebut adalah jalur
yang tidak digunakan, maka bila tidak terdapat nilai resistansi, keadaan tersebut adalah
wajar. Pada pin 5 akan dihubungkan ke Ground, maka hal yang wajar bila hasil pengukuran
jarum AVO-Meter akan bergerak secara penuh ke arah kanan.

Menentukan antar blok yang bermasalah


Bila hasil dari pengukuran diatas terdapat salah satu jalur yang putus maka selanjutnya anda
tinggal mengetahui jalur alternatif yang akan dihubungkan. Langkah inilah yang cukup
memusingkan karena kita harus betul-betul memahami hubungan antar sistemnya, misalkan
saja untuk permasalahan SIM Card yang sedang kita bahas ini. Sebelum melakukan
pengukuran, harus diketahui hubungan antar sistem yang berkaitan dengan jalur dari
konektor SIM Card ini. Bila anda belum mengetahuinya, maka diperlukan skema diagram.
Dari penjelasan skema diagram diatas, terlihat bahwa jalur dari konektor SIM Card akan
diteruskan kepada EMI-Filter, selanjutnya diteruskan kepada UEM. Setelah kita mengetahui
hubungan antar sistem tersebut, langkah pengukuran dapat dilakukan secara bertahap dari
komponen ke komponen di setiap bloknya, agar jalur alternatif yang akan di Jumper adalah
jalur aktif yang semestinya tersambung tanpa harus melewati suatu rangkaian yang aktif,
misalkan melakukan jumper dari konektor SIM card langsung ke UPP tanpa melewati UEM
sedangkan UEM berfungsi sebagai SIM Detektor dan SIM IF, maka hal ini adalah tindakan
yang salah! Ponsel tidak akan dapat bekerja dengan baik.

Yang akan menyulitkan adalah menentukan jalur dari komponen manakah jalur yang putus
tersebut, apakah jalur dari konektor SIM Card kepada EMIF? atau justru yang putus adalah
jalur EMIF kepada UEM?. Oleh karena itu cara pengukurannya harus secara sistematis dan
berurutan berdasarkan Sistem didalamnya. Cara pengukurannya gunakan metoda pengukuran
secara seri.
Cara Menggunakan Multimeter

http://pecintalistrik.blogspot.com/2013/09/cara-menggunakan-multimeter-multimeter.html

17.45 Bidawi Zubir Komentar

Multimeter merupakan alat sistem kelistrikan yang mempunyai multi fungsi yaitu untuk :
1) Mengukur arus atau Amper meter
2) Mengukur tegangan atau Volt meter
3) Mengukur tahanan atau Ohm meter
Karena kemampuan sebagai Amper meter (A) , Volt meter (V) dan Ohm meter (O) maka
alat ini juga sering disebut AVO meter.

Model multi meter yang banyak digunakan ada dua, yaitu model analag dan model digital.
Model analog menggunakan jarum penunjuk, sedangkan model digital langsung menujukkan
angka hasil pengukuran.

MODEL MULTI METER


1. Multimeter Analog
Multi meter analog merupakan multi meter dengan penunjukan jarum ukur, multi meter jenis
ini pada saat ini banyak digunakan karena harganya lebih murah, namum pembacaan hasil ukur
lebih sulit karena sekala ukur pada display cukup banyak.
Bagian-bagian multi meter analog dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Cara Menggunakan Multi meter Analog
1. Mengukur Arus Listrik
Sebelum menggunakan Amper meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:

a. Pastikan bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, beberapa multi
meter mempunyai batas maksimal 500 mA atau 0,5 A.
b. Metode memasang amper meter pada rangkaian adalah secara seri, pengukuran secara parallel
dapat menyebabkan multimeter terbakar
c. Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Sekala ukur amper meter pada multi meter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20 A. Contoh
melakukan pengukuran arus kurang dari 250 mA.
Langkah mengukur:
1. Putar selector ukur kearah 250 mA
2. Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah (+) ke beban atau lampu dan colok
ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian hasilnya kalikan dengan 10.
Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 3, maka besar arus yang mengalir
adalah 3 x 10 = 30 mA.
2. Mengukur Tegangan
a. Mengukur Tegangan DC
Baterai merupakan salah satu sumber listrik tegangan DC. Besar tegangan DC yang mampu
diukur adalah 0 – 500 Volt DC. Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V, 25 V, 50 V dan 500
V.Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal
mengukur tegangan baterai 12V DC maka pilih skala 25V DC.
2. Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri
dapat menyebabkan multimeter terbakar.
3. Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Langkah mengukur tegangan baterai pada rangkaian
1. Putar selector ukur kearah 25 V DC.
2. Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah (+) ke positip baterai dan colok
ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai.
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25.

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 12 V DC


b. Mengukur Tegangan AC
Multi meter mampu mengukur tegangan AC sebesar 0 – 1000 Volt. Posisi pengukuran terdiri
dari 10 V, 25 V, 250 V dan 1000 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus
listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal
mengukur tegangan listrik sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.
2. Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri
dapat menyebabkan multimeter terbakar
3. Pemasangan colok ukur (test lead) dapat dibolak-balik.
Langkah mengukur tegangan listrik yaitu:
1. Putar selector ukur kearah 250 V AC
2. Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan colok ukur merah (+)dan colok ukur
hitam (-) pada lubang sumber listrik.
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan hasil pengukuran dengan 10.

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 10, maka besar tegangan sumber listrik
adalah 10x 10 = 100 Volt AC. Bila tegangan jaringan seharusnya 220 V, maka terjadi
penurunan tegangan pada sumber listrik.
3. Mengukur tahanan
Sebelum menggunakan Ohm meter untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Pastikan bahwa tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif tahanan yang diukur,
misal mengukur tahanan 220 Ω maka pilih skala1 X, tahanan 800 Ω menggunakan 10 X, tahanan
8 K Ω menggunakan 1 x 1K.
2. Kalibrasi alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan
mengatur jarum pada posisi 0 (nol).
3. Pengukuran tidak boleh pada rangkian uyang dialiri listrik, jadi matikan sumber dan lepas
komponen saat melakukan pengukuran.
Langkah mengukur tahanan
1. Putar selector ukur kearah 1X Ω.
2. Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan mengatur jarum pada
posisi 0 (nol) dengan memutar Ohm calibration.
3. Hubungkan colok ukur ke tahanan yang diukur.
4. Baca hasil pengukuran.

Hasil pengukuran menunjukan besar tahanan adalah 9 Ω. Bila posisi pengukuran pada 10 X,
maka hasil diatas dikalikan 10, sehingga 9 x 10 = 90 Ω.
2. Multimeter Digital
Multi meter digital pada saat ini lebih banyak digunakan karena hasil lebih akurat dan
pembcaan lebih mudah. Pada multi meter digital terdapat sekala ukur dengan tulisan M (Mega),
K (Kilo), m (milli), U (mikro). Cara menggunakan multimeter digital sama dengan multi meter
analog. Contoh penggunaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Mengukur kebocoran listrik rangkaian

Mengukur kebocoran tegangan baterai

Mengukur tegangan output terminal relay


Mengukur tahanan terminal relay

Anda mungkin juga menyukai