Anda di halaman 1dari 23

EFISIENSI BAHAN BAKAR

DENGAN

TEKNOLOGI EFI

Di susun oleh :

Enggar Dista Pratama

14504241031

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

1
Daftar Isi

Halaman Judul 1

Daftar Isi 2

Kata Pengantar 3

I. Pendahuluan 4
1. Latar Belakang 4
2. Rumusan Masalah 5
3. Tujuan Pembahasan 5
II. Isi 6
1. Sejarah Electronic Fuel Injection 6
2. Cara kerja System EFI (Electronic Fuel Injection) 7
3. Penyebab – Penyebab Teknologi Electronic Fuel Injection
Lebih Efisien Dari Pada Teknologi Sebelumnya 13

III. Penutup 19

Kesimpulan 19

Daftar Pustaka 20

2
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur saya panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan karunia dan ilmu-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, saya juga menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya diberikan kepada yang
terhormat:
1. Drs Noto Widodo, M.Pd, selaku Pengampu atau dosen dari mata
kuliah teknologi sepeda motor, yang telah memberikan bimbingan
dan motivasi dengan segala kesabaran dan dorongannya, sehingga
makalah ini dapat selesai,
2. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
laporan ini.
Seperti pepatah, ​“Tiada Gading yang Tak Retak”,​ Penulisan makalah ini
tentu jauh dari kata sempurna, sehingga saya senantiasa mengharap segala saran
maupun kritikan yang membangun dari segala pihak.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
memberikan referensi pemikiran atau memperluas cakrawala dunia ilmu
pengetahuan.
Wa’alaikumsalam wr.wb.

Penyusun

​Enggar Dista Pratama

3
BAB I

Pendahuluan

. Makalah ini mengulas tentang efisiensi penggunaan bahan bakar minyak


dengan system efi. Sesuai dengan perkembangan dunia Otomotif saat ini bahwa
kendaraan dirancang selain untuk transportasi juga dirancang untuk kenyamanan
pengendaranya serta penghematan bahan bakar yang dari hari ke hari sumber daya
di alam makin berkurang . Didalam system efi jauh lebih menguntungkan
daripada system konvosional, semua pergerakan mesin dan mekanisnya diatur
secara cermat dan akurat.
Sesuai dengan isi makalah ini saya harap dapat menguraikan keuntungan
penggunaan system EFI dalam upaya penghematan energi. Makalah ini saya
susun sesuai perkembangan dunia pendidikan khususnya mata diklat otomotif.
Semoga makalah yang saya susun ini dapat memberi pengetahuan pada
pihak-pihak yang membaca khususnya pada dunia pendidikan kejuruan otomoif.

1. Latar Belakang

Akhir-akhir ini kita mendengar informasi ditelevisi maupun ditempat


umum yang sedang membahas tentang kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM)
disejumlah SPBU di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya, meningkatnya jumlah kendaraan baik sepeda motor maupun mobil
sehingga berdampak pada tingginya penggunaan bahan bakar minyak.
Berdasarkan infofmasi yang didapat tahun 2005 hingga 2006, konsumsi BBM di
indonesia meningkat 297,807 juta barrel menjadi 394,052 juta barrel. Peningkatan
cukup signifikan terjadi pada tahun 2006 yaitu menjadi 374,691 juta barrel.

4
Bahan bakar minyak yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor
adalah bensin dan solar. Bahan bakar minyak itu diambil dari dalam tanah dan
berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.
Meski jumlahnya banyak, jika diambil secara terus-menerus lama-kelamaan akan
habis. Jika hal itu terus berlanjut akan menyebabkan menipisnya ketersediaan
bahan bakar minyak dan kerugian diberbagai macam sektor, terutama transportasi
di Indonesia.
Dari permasalahan tersebut munculah beberapa solusi untuk menghemat bahan
bakar minyak terutama bensin dan solar yaitu dengan berkembangnya teknologi
yang mengedepankan efisiensi BBM. Elektronic Fuel Injection adalah salah
satunya.  ​EFI (Electronic Fuel Injection ) adalah sistem injeksi bahan bakar yang
dikontrol secara elektronik. Sistem ini merupakan salah satu jenis sistem bahan
bakar pada motor bensin. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan
tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator. Dan injeksi bahan
bakar juga dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih
tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat berupa
mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa
mekanikal namun sekitar 1980 mulai banyak menggunakan sistem elektronik.
Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi
mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik (electronic control unit, ECU) untuk
menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu injeksi bahan
bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga
memberikan tenaga keluaran yang lebih.
Di zaman sekarang banyak orang yang kurang mengerti tentang perbedaan
sistem karburator dan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) dan kebanyakan
orang mengabaikan perbedaan itu mereka tidak tahu bahwa sisitem EFI lebih irit
bahan bakar dari pada sistem karburator. Asumsi masyarakat bahwa dengan
semakin maju teknologi maka biaya yang akan di keluarkan juga semakin banyak.
Padahal dengan semakin majunya teknologi, semua di tuntut untuk lebih mudah
dan hasil atau output mesin yang semakin maksimal.
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu Elektronik Fuel Injection?
b. Mengapa EFI lebih efisien bahan bakar daripada teknologi
pendahulunya?
3. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui apa yang di maksud Electronic Fuel Injection
b. Mengetahui system sytem yang bekerja pada system EFI

5
c. Mengetahui penyebab Teknologi EFI lebih Efisien daripada teknologi
pendahulunya..

BAB II

ISI

1. SEJARAH EFI

Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis atau sisitem


injeksi elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem karburator yang
menggunakan sistem injeksi mekanis.
Menurut ​Firstiawan​, ​bahwa “eletronic Fuel Injection (EFI) adalah teknologi
pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang berkembang saat ini pada mesin
bensin menggantikan karburator”.
Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang
dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya
sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun
1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi
sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi
kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke
setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau
yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu
penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga

6
dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection),
PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine Management. Penggunaan
sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai
dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi
Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda
adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah
terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional ke
sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin
(power) yang lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin,
pemakaian bahan bakar yang ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun
(emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap
lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi ini
adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak
terpengaruh pada temperatur di lingkungannya.
Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota
sejak tahun 1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981
pertama kali diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil
Eropa memang sudah menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang
digunakan berbeda dengan yang sekarang sangat populer dengan istilah EFI. EFI
yang dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) - sangat membutuhkan
campur tangan sistem elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat
kaki pengemudi menekan pedal gas maka sensor air flow meter, akan
mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah data tersebut diolah, ECU
memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan bakar sesuai
banyaknya udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter adalah sebuah
peralatan yang terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil
yang menggunakan karburator.
Macam Macam Sistem EFI
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan
untuk megontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang
dihisap diukur langsung dengan tekanan udara dalam intake manifold (D-EFI
sistem) atau dengan airflow meter pada sistem L-EFI.
2. CARA KERJA SYSTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION
Pada system electronic fuel injection terdapat beberapa system yang saling
terintegrasi satu dengan yang lainnya. Seperti teknologinya yang juga

7
menggunakan system system ini , akan tetapi pada teknologi EFI system-system
ini di sempurnakan lagi fungsionalnya. System – system tersebut antara lain :

a. Sistem control udara masuk (Air Induction System)


Berdasarkan system kontrol udara masuk mesin EPI atau EFI dapat
digolongkan menjadi 2 type, yaitu :
a. Sistem D-EFI atau D-Jetronic (dari bahasa Jerman “DRUCK” yang
berarti tekanan, yaitu system yang mengatur banyaknya udara masuk
ke intake manifold diukur berdasarkan besarnya kevakuman.
Komputer mendapatkan input jumlah udara yang masuk ke intake air
chamber dari sensor yang dipasangkan di intake manifold atau
mendapatkan sumber identifikasi dari kevakuman intake manifold.
Input inilah yang dijadikan dasar penginjeksian selain input dari
putaran mesin. Pada mesin yang menggunakan sensor udara masuk
dengan berdasarkan kevakuman, maka perubahan kevakuman pada
inteke yang akan mengubah tegangan yang dikirim oleh sensor ke
Elektronik Control Modul (ECM). ECM kemudian mengirim tegangan
sebesar 5 volt sebagai input sensor.
Prinsip dasar D-Jetronik dapat dilihat pada gambar 9 dibawah ini:

Dengan input sensor sebesar 5 volt inilah, maka tegangan yang


dikeluarkan (output sensor) akibat perubahan kevakuman bervariasi
antara 0 – 5 volt.
b. Sistem L-EFI atau L-Jetronic (dari bahasa Jerman “LUFT” yang berarti
udara, yaitu system yang mengatur banyaknya udara masuk ke intake
manifold diukur berdasarkan besarnya kecepatan aliran udara.
Komputer mendapatkan input jumlah udara yang masuk ke intake air
chamber dari sensor yang dipasangkan di intake manifold atau
mendapatkan sumber identifikasi dari kecepatan aliaran udara pada
intake manifold. Input inilah yang dijadikan dasar penginjeksian selain
input dari putaran mesin.

8
Gambar 10.memperlihatkan prinsip dasar L-Jetronic.

Gambar 10. Prinsip dasar L-Jetronic.


Pada mesin yang menggunakan sensor udara masuk berdasarkan
kecepatan aliran udara, maka kecepatan udara akan menggesek heat
resistor yang akan merubah nilai tahanan. Perubahan nilai tahanan
resistor inilah yang akan mengakibatkan perubahan tegangan yang
dikeluarkan (output sensor). Dengan input sensor sebesar 12 volt dan
tegangan yang keluar bervariasi antara 0 – 5 volt, yang dijadikan ECM
sebagai dasar penghitungan jumlah udara yang masuk.

b.​ Sistem distribusi bahan bakar (Fuel Delivery System).


Bahan bakar (bensin) ditekan oleh sebuah pompa bensin eletrik yang
dikontrol kerjanya oleh ECM, melalui saringan bahan bakar (fuel filter)
dialirkan ke injector yang bekerjanya dikontrol oleh ECM. Bahan bakar
disemprotkan saat katup pada injector terbuka secara terputus-putus. Karena
tekanan pada pipa pembagi sudah dibuat tetap oleh adanya fuel pressure
regulator, maka banyaknya bensin yang dismprotkan tergantung dari
lamanya injector terbuka.
Sistem distribusi bahan bakar (fuel Delivery System dapat dilihat pada
gambar 11 dibawah ini.
Lamanya waktu penginjeksian bahan bakar secara umum terbagi atas 3
system :
1. Sebentar-sebentar (intermitten)
1. Yang diatur oleh waktu (Timed).
1. Berlanjut (Continuous).

9
​ istem distribusi bahan bakar (Fuel Delivery System).
Gambar 11.​ S

1. Pada intermitten system, terbuka dan tertutupnya injector tidak


melihat kondisi kerja intake valve. Pada system penginjeksian ini
mungkin saja penyemprotan bahan bakar ke mesin ketika intake
valve terbuka atau tertutup. Intermitten injection system biasa
disebut juga modulation injection system.
2. Pada timed injection system, bahan bakar benar-benar
menyemprot ke dalam mesin sebelum atau saat intake valve
terbuka. Penyemprotan bensin pada system ini selalu melihat
kondisi kerja intake valve.
3. Pada continuos system, bahan bakar disemprotkan ke dalam
mesin setiap waktu (terus menerus) selama mesin berputar.
Pengontrolan perbandingan campuran udara-bahan bakar dengan
cara menambah atau mengurangi tekanan pada injektor. Dengan
cara ini akan menambah atau mengurangi bahan bakar yang
keluar dari injector.
c. Sistem control
Dalam perkembangannya system control penginjeksian meliputi :
1. Sistem control mekanik
2. Sistem kontrol hidrolik-mekanik
3. Sistem control elektronik.
a. Pengontrolan penginjeksian mekanik tidak membutuhkan ECM
untuk mengontrol pembukaan injector.(lihat gambar 12)

10
Gambar 12. system control mekanik.

Prinsip kerja :
Sensor plat akan mendeteksi jumlah udara masuk, jika udara masuk
sedikit, maka gerakan dari sensor juga kecil, dan jika jumlah udara masuk
bertambah maka gerakan sensor akan bergerak semakin jauh sehingga
membesar. Gerakan sensor plat ini dihubungkan dengan sebuah plunyer
yang akan menentukan besar kecilnya saluran bahan bakar ke injector.
b. Sistem kontrol hidrolik-mekanik. Sistem penginjeksian dengan control
hidrolik-mekanik menggunakan unit pengontrolan campuran (sensor
udara masuk dan unit distributor bensin) untuk mengoprasikan injector.
Sensor aliran udara masuk untuk system injeksi tipe ini tidak
menggunakan control elektronik. (lihat gambar 13)
Prinsip kerja :
Gerakan plat sensor udara masuk ini dihubungkan dengan plunyer yang
diletakan ditengah distributor bensin. Ketika jumlah udara masuk
bertambah maka plat sensor akan terdorong naik, gerakan ini juga akan
mendorong plunyer. Gerakan plunyer ini akan menentukan banyak
sedikitnya bahan bakar yang akan dialirkan ke injector.

11
Gambar 13. Sistem kontrol hidrolik-mekanik

c. Sistem kontrol elektronik.


Pada system control elektronik menggunakan sebuah engine control
modul (ECM) yang berfungsi sebagai pusat pengontrolan system,
mendapat input dari 2 sensor utama yaitu sensor jumlah udara masuk dan
sensor putaran mesin yang akan digunakan untuk menentukan basic
injection volume. Selain dua sensor tersebut diatas terdapat
sensor-sensor lain yang berfungsi sebagai input ECM untuk mengoreksi
jumlah bahan bakar yang disemprotkan injector. (lihat gambar 14)

Pada system control elektronik menggunakan sebuah engine control


modul (ECM) yang berfungsi sebagai pusat pengontrolan system, mendapat
input dari 2 sensor utama yaitu sensor jumlah udara masuk dan sensor
putaran mesin yang akan digunakan untuk menentukan basic injection
volume. Selain dua sensor tersebut diatas terdapat sensor-sensor lain yang
berfungsi sebagai input ECM untuk mengoreksi jumlah bahan bakar yang
disemprotkan injector. (lihat gambar 14)

Gambar 14. Sistem control elektronik.

d.​ Sistem koreksi


Dasar penginjeksian bahan bakar pada mesin EPI/EFI tergantung pada dua
sensor utama yaitu sensor udara masuk dan sensor putaran mesin. Untuk
menyempurnakan besarnya waktu penginjeksian, maka diperlukan sensor
lain sebagai sensor pendukung untuk mengoreksi penyempurnaan
perbandingan campuran udara dan bahan bakar (air fuel ratio) sesuai dengan
kondisi kerja mesin. Banyaknya bahan bakar (bensin) yang disemprotkan

12
harus sebanding dengan jumlah udara yang masuk kedalam silinder (AFR).
Semakin banyak udara yang masuk ke dalam silinder, maka bensin harus
semakin banyak yang disemprotkan. Demikian sebalikya, semakin sedikit
udara yang masuk, maka volume bensin yang disemprotkan juga semakin
sedikit.(lihat gambar 15)

Gambar 15​. ​Sistem koreksi


Misalnya saat mesin dihidupkan dalam kondisi masih dingin, ECM
membutuhkan input dari sensor ECT (engine cooling temperature) untuk
memperkaya campuran supaya mesin mudah dihidupkan.

3.PENYEBAB TEKNOLOGI EFI LEBIH EFISIEN DALAM


PENGGUNAAN BAHAN BAKAR

13
Dari pembahasan sebelum sebelumnya kita dapat mengetahui bagaimana
sytem EFI memproses segala keperluan pembakaran agar mesin dapat bergerak.
Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa system EFI adalah suatu sytem
terintegrasi yang terdiri dari berbagai komponen elektronik yang saling
mendukung satu sama lain.

Pada system EFI banyak sekali sensor sensor yang di perlukan untuk proses
pembakaran dan proses kerja dari mesin. Sensor sensor tersebut ada di sebabkan
berbagai tujuan. Beberapa di antaranya adalah efisiensi penggunaan bahan bakar.
Dengan adanya sensor sensor tersebut maka efisiensi penggunaan bahan bakar
dapat di naikkan hingga 30%. Terdapat banyak perbedaan bagaimana system EFI
bekerja dengan system sebelumnya yaitu karburator.

Pada pemasukan bahan bakar, system EFI tidak lagi menggunakan karburator
dalam pemasukan bahan bakar, tetapi dengan penginjeksian. Dengan penggunaan
injeksi, maka pemasukan bahan bakar tidak memanfaatkan kevakuman.
Penginjeksian sendiri bekerja berdasarkan tekanan yakni bahan bakar di pompa
dan di semprotkan seperti mesin diesel. Keuntungan penginjeksian sendiri adalah
bahan bakar dapat bercampur sempurna dengan udara karena bahan bakar
teratomisasi lebih sempurna. Pengontrolan bahan bakar tidak hanya berdasarkan
katup gas atau katup throttle yang hanya bisa mengatur banyaknya bahan bakar
yang masuk pada besarnya katup gas yang terbuka, akan tetapi menggunakan
sensor sensor dan komponen yang berfungsi sebagai pengontrol.

a. Pengontrolan banyak sedikitnya bahan bakar yang masuk


Pada system EFI terdapat banyak variasi dalam pemasukan bahan bakar. Ada
yang langsung di injeksikan di ruang bakar akan tetapi juga ada yang di
semprotkan di manifold. Banyak sedikitnya bahan bakar yang di injeksikan
tergantung beberapa factor yaitu :
1. Banyaknya udara yang masuk dan segala sesuatu yang di butuhkan dari
udara yang masuk (banyaknya oksigen dari Oxygen Sensor, suhu dari
udara dari Intake air temperature Sensor, tekanan dari udara dari Intake
Air Presure, dll)
2. Kondisi mesin ( panas dinginnya mesin dari Engine Temperatur Sensor)
3. Pembukaan dari TPS(throttle position sensor), dll.

Cara kerja saat pemasukan bahan bakar :

14
Saat baru dinyalakan, biasanya mesin dalam kondisi dingin dan kondisi ini
diketahui oleh ECU berdasarkan informasi dari Engine temperature sensor (ETS).
ECU akan memerintahkan injector untuk menyemprotkan bensin lebih banyak,
mirip dengan penggunaan choke saat menstarter engine di pagi hari. Putaran
mesin meninggi dan semakin menurun seiring dengan kenaikan suhunya.

. Kira seperti ini sensor suhu mesin ETS

Posisinya biasanya di silider atau di head di jalur cairan pendingin (water cooled),
dan tegangan (V) yang diinformasikan ke ECU. Setelah​ informasi banyaknya
volume udara​ yang masuk diketahui (Throtle Position Sensor), maka ECU akan
menghitung​ seberapa besar bensin yang akan disemprotkan. Setelah dihitung
dengan teliti dengan menggunakan faktor koreksi dari masukan sensor2 yang lain
seperti IAT dan IAP (nanti akan dijelaskan dalam artikel yang berbeda), maka
ECU akan mengirimkan sinyal ke injector untuk menyemprotkan bensin dalam
ukuran tertentu yang sesuai dengan volume udara yang masuk agar diperoleh
komposisi stoichiometric (​AFR​=14.7). Bentuk sinyalnya secara umum tampak
pada gambar berikut.

15
Jadi banyaknya bensin yang akan disemprotkan oleh injektor tergantung dari
durasi sinyal mulai dari “ECU switches on ” sampai “ECU switches off”, atau
sepanjang panah waran merah dalam satuan mili detik (1/1000 detik). Sedangkan
bentuk dari injektor secara umum adalah sebagai berikut.

Tegangan yang berasal dari ECU akan diumpankan ke bagian koil selenoid
(selenoid coil no.9) yang bersama-sama dengan core spring (pegas pengembali
no.4) menghasilkan gerakan core (poros) naik dan turun. Jika naik maka lubang di
director (pengarah akan terbuka dan sebaliknya. Durasi bukaan ini dan tekanan
bensin yang berasal dari fuel pump, akan menentukan banyaknya bensin yang
disemprotkan.

b. Pemasukan Udara
Pada system pemasukan udara sebenarnya hampir sama dengan tipe
konvensional, akan tetapi pada pengontrolannya di sempurnakan lagi dengan
berbagai control elektronik seperti :
1. Banyak sedikitnya di atur menggunakan TPS ( Throrle Position
Sensor)
2. Pendeteksi banyak oksigen dengan Oksygen Sensor
3. Pendeteksi panas dan tekanan udara yang masuk dengan IAT (Intake
Air Temperature Sensor ) dan IAP (Intake Air Presure), dll.

Cara Kerja Pemasukan Udara :

16
Saat baru dinyalakan​, ​ECU mengatur bukaan bypass valve untuk
mengatur supplay udara pada saat pemanasan mesin dalam kondisi stasioner.

Pada saat normal, handle gas akan mentransfer gerakan tangan lewat kabel
throttle (kabel gas), menjadi bukaan kupu2 (throttle valve). Bukaan ini disensor
oleh TPS dan memberikan informasi mengenai derajat bukaan klep kupu2 kepada
ECU. Bentuk TPS dapat diliihat dalam gambar berikut, bentuk dalamnya.

17
sedangkan bentuk luarnya seperti ini

Dan posisinya terletak di TB dengan poros yang terkoneksi dengan klep kupu2

18
Dan sensor TPS ini akan mengirimkan sinyal ke ECU berupa tegangan seperti
gambar berikut

Dan oleh ECU tegangan yang dikirimkan TPS ini akan diartikan sebagai
banyaknya volume udara yang masuk, karena volume udara yang masuk
ditentukan oleh luasnya area yang terbuka dikalikan dengan kecepatan aliran
udara yang melalui TB. Pada salah satu gambar di atas telah terdapat penampakan
dari TB, akan tetapi akan lebih jelas jika melihat gambar berikut.

19
Hasil dari pengolahan banyaknya udara yang masuk tersebut selanjutnya di
gunakan untuk memproses banyaknya bahan bakar yang akan di masukkan atau di
semprotkan.

Dengan komponen dan sensor sensor tersebut, pengontrolan pada system


efi diatur secara elektronik sehingga ketepatan baik dari seberapa banyak
campuran dan waktu penyemprotan. Tidak hanya itu indicator campuran bahan
bakar juga di tentukan dari banyak oksigen yang masuk, panas mesin dan
indicator indicator lain. Sehingga efisien dalam pemasukan sesuai dengan tenaga
atau output yang di hasilkan

BAB III

20
Penutup

Kesimpulan

Dari ulasan di atas dapat di simpulkan bahwa semakin maju teknologi


maka teknologi tersebut semakin banyak mempertimbangkan berbagai factor agar
sesuai dengan standar dunia yang ada yakni EURO. Seperti teknologi EFI yang di
buat guna menaikkan efisiensi dari fungsional mesin itu sendiri, termasuk
efisiensi penggunaan bahan bakar. Efisensi penggunaan bahan bakar tidak hanya
di lihat dari factor irit akan tetapi dari seberapa banyak bahan bakar yang di
gunakan dengan tenaga, response, maupun torsi yang di hasilkan mesin tersebut

21
Daftar Pustaka
_.​Nama sensor sensor pada mesin EFI​ di akses melalui 
*​otosantoso.blogspot.com/.../nama-​sensor​-​sensor​-pada-mesin-​efi​.html 
Tanggal 19 mei 2015 
 
_.2008.​EFI MACAM SYSTEM​.di akses melalui 
*m-edukasi.net/online/2008/​efi​/​macam​sistem.html 
Tanggal 19 mei 2015 
 
Georgehendry.​electronic fuel injection.​ di akses melalui 
*www.hendrygeorge.com/.../electronic-fuel-injection-​efi​-system.html 
Tanggal 19 mei 2015 
 
_. ​EFI FUEL COMPONENT.​ di akses melalui 
*​www.cdxetextbook.com/.../​efi​FuelComp/​efi​co 
Tanggal 19 mei 2015 
 
_. ​SENSOR EFI.​ Di akses melalui 
*​www.cdxetextbook.com/.../​efi​/​sensors​/title.ht​... 
Tanggal 19 Mei 2015 
 
_.2015.​EFI Electronic Fuel Injection.​ Di akses melalui 
*otorhiez.blogspot.com/2010/05/​efi​-electronic-fuel-injection.html 
Tanggal 19 Mei 2015 
 
_.2014.​lebih Rinci Tentang Prinsip Kerja Sistem EFI Pada Motor.​ Di akses melalui
http://motogokil.com/2014/01/04/lebih-rinci-tentang-prinsip-kerja-sistem-efi-electronic
-fuel-injection-pada-motor/
tanggal 19 Mei 2015

_.2013. Fungsi Sensor Pada Sistem Bahan Bakar.Di akses melalui


http://www.spiderbeat.com/2013/03/fungsi-sensor-sensor-pada-sistem-bahan.html
tanggal 19 Mei 2015

_.2013.​Artikel Bahan Bakar Minyak​.Di akses melalui


http://setiaandy.blogspot.com/2013/04/artikel-bahan-bakar-minyak.html
tanggal 19 Mei 2015

22
23

Anda mungkin juga menyukai