PENDAHULUAN
[Type text]
1.3 Tujuan Umum
1.Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian dari kehamilan, Diabetes Mellitus (DM)
serta kaitan Diabetes Mellitus (DM) dengan ibu hamil
2.Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan keperawatan ibu hamil dengan penyakit
Diabetes Mellitus (DM)
[Type text]
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (syaifuddin, 2006).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi yang
berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,2008).
Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan
bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika,2009).
Jadi, kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin yang diawali dengan adanya pembuahan
dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi di hitung dari hari pertama haid terakhir.
Diabetes melitus merupakan kelainan herediter dengan ciri influensi atau absennya insulin dalam sirkulasi
darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis (Wahyu Purwaningsih, 2010).
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk bagi sang ibu
dan juga janin yang tengah dikandungnya.
2.2. Etiologi
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya jumlah
insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran sel.
2.3. Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa dapat difusi secara tetap melalui
plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar dalam darah ibu.
Insulin ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar dalam janin.
Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain yaitu estrogen,
steroid, plasenta laktogen. Akibat lambatnya reabsorbsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif
lama dan menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat mencapai 3 kali
dari keadaan normal yang disebut: tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi
retensi insulin yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia. Yang
menjadi masalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif
hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia / diabetes kehamilan. Retensi insulin juga disebabkan oleh
adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen yang mempengaruhi
reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi fungsi insulin. keadaan yang disebut hiperglikemia,
[Type text]
sehingga dapat menyembuhkan kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi)
mengekskresikan cairan (poliuri), mudah lapar (polifagi).
[Type text]
1. Diabetika endarteritis.
2. Mikrokoagulasi.
3. Ekstravasasi cairan menimbulkan edema.
2.6 Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa dapat difusi secara tetap melalui
plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar dalam darah ibu.
Insulin ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar dalam janin.
Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain yaitu estrogen,
steroid, plasenta laktogen. Akibat lambatnya reabsorbsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif
lama dan menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat mencapai 3 kali
dari keadaan normal yang disebut: tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi
retensi insulin yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia. Yang
menjadi masalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif
hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia / diabetes kehamilan. Retensi insulin juga disebabkan oleh
adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen yang mempengaruhi
reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi fungsi insulin. keadaan yang disebut hiperglikemia,
sehingga dapat menyembuhkan kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi)
mengekskresikan cairan (poliuri), mudah lapar (polifagi).
[Type text]
ASKEP PADA KEHAMILAN DIABETES MELITUS
Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus (DM)”Pada Ny. S Umur 31
Tahun G2P1A0AH1 Umur Kehamilan 30 minggu
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekarjaan
Alamat
No. Register
Dx. Medis
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
b. Identitas penanggung jawab
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
Pekarjaan
Suku/Bangsa
Alamat
Hubungan dengan klien
Data Subjektif
a). Alasan Datang/ Dirawat :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya.
b). Keluhan utama
Ibu mengeluh sering merasa haus, merasa lapar dan sering BAK
c). Riwayat kesehatan dahulu
[Type text]
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti PMS, HIV/AIDS,
TBC, penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, jantung, dan penyakit menahun seperti Asma, jantung,
dan Hipertensi. Dan Ibu mengatakan dulu pernah melakukan operasi sesar.
d). Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga ibu maupun keluarga suami tidak pernah/sedang menderita penyakit
menular seperti PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, jantung, dan penyakit
menahun seperti Asma, jantung, dan Hipertensi.
e). Riwayat Kehamilan Sekarang :
Trimester I
Frekuensi : 6 Minggu
Keluhan : mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : belum diberikan
Trimester II
Frekuensi : 2x
Keluhan : pusing
Komplikasi : DMG
Terapi : tablet Fe, Lico Calk,
Trimester III
Frekuensi : 2x
Keluhan : sering haus, lapar, BAK
Komplikasi : DMG
Terapi : tablet fe
f . Imunisasi TT
TT 1 : TT Caten
TT 2 : tanggal 25 September 2007
TT 3 : tanggal 28 Oktober 2007
TT 4 : tanggal
TT 5 : tanggal
Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
[Type text]
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80mmhg d. Nadi : 72x/menit
b. Pernafasan : 25x/menit e. Suhu : 36.50c
c. BB : 68 kg f. TB : 150 cm
b). Pemeriksaan Fisik
Kepala : messocepal. Tidak ada benjolan, bersih, tidak berketombe
Wajah : simetris, tidak ada odema, ada cloasma gravidarum
Telinga : simetris, terdapat lubang telinga
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidumg : simetris, tidak polip, tidak ada sekret
Mulut : simetris, tidak labioskisis/palatoskisis, tidak karies gigi
Leher : tidak ada pmbesaran vena jugularis, kelenjar parotis/limfe
Dada : simetris, tidak retraksi dinding dada.
Payudara : simetris, putting menonjol, colustrum(-), hyperpigmentasi
Abdomen : linea(+), striae(+), tfu 3 jari atas pusat.
Palpasi
· Leopold I : pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan ridak melenting yaitu bokong janin.
· Leopold II : pada bagian kanan ibu teraba panjang, datar, keras yaitu punggung janin, pada bagian
kiri ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas janin.
· Leopold III : Pada bagian terendah teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin.
· Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk PAP
Auskultasi
DJJ : 144x/menit
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Ekstermitas bawah : Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Genitalia luar : bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
c). Pemeriksaan penunjang tanggal: 31-3-2013 jam: 09.30WIB
Cek GDS = 220 mg/dl
d). Data penunjang
GDP: 120 mg/dl
2 jam sesudah makan: 140mg/dl
[Type text]
HbA1c : 7%
e). System pengindraan
1) Sistem penglihatan
Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat ada rangsangan cahaya
miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik, gerakan bola mata baik.
Palpasi : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan.
2) Sistem pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik karena klien
mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3) Sistem penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan kopi disertai dengan
tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk dengan tepat bau yang dirasakan.
4) Sistem pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula disertai tulisan
garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat apa yang dirasakan.
5) Sistem integument
Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke semuala +/- 3-5 detik
karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit putih,tidak ada masa, tampilan umum kulit bersih, kulit
kepala bersih, distribusi rambut merata.
6) Sistem pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi utuh mukosa bibir kering, reflek menelan ada, auskultasi pada bising usus
10x/menit.
7) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping hidung, retraksi dada
negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada benjolan pada dada, terdengar suara sonor pada dada
sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.
8) Sistem kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan vena juularis,
tidak ada bunyi tambahan.
9) Sistem perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri pada aderah supra
pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.
10) System persarafan
N1 (olfaktorius) : klien dapat membedakan bau minyak kayu putih
[Type text]
N2(optikus) : lapang pandang klien agak berkurang behubungan dengan penuaan
N3 (okulomotorius : normal (bila terkena cahaya miosis dan midriasis bila tidak terkena cahaya)
N4 (trakelis) : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.
N5 (trigeminus : reflek mengunyah ada, kelopak mata(+), rahang dapat mengatup secara simetris
N6 (abdusen) : klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan ke kanan.
N7 (fasialis) : klien dapat menggerakan muka.
N8 (cochlealis) : pendengaran baik.
N9 (glosopharingeus) : ada reflek menelan.
N10 (vagus) : kemampuan menelan baik.
N11 (accesorius) : kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan dengan cukup baik.
N12 (hipoglosus) : pergerakan lidah normal.
EVALUASI
Dari hasil intervensi yang tertulis, evaluasi yang diharapkan:
Diagnosa 1 : Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
Evaluasi : Pasien mampu mempertahankan nutrisi adekuat
Diagnosa 2 : Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia
Evaluasi : Cidera tidak terjadi
Diagnosa 3 : Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal,
perubahan pada sirkulasi.
Evaluasi : Cidera terhadap janin tidak terjadi
[Type text]
[Type text]