Anda di halaman 1dari 2

Tanya:

Assalamu’alaikumwrwb. Pengasuh Konkes yang dirahmati Allah, ada tetangga kampung usianya 34
tahun, yang hamil anak pertama dan sudah 5 bulan tidak mens, perutnya membesar, mual muntah.
Entah karena apa, tiba-tiba jabang bayi yang dikandungannya menghilang. Banyak yang menyebut
bayinya digondol jin. Sebenarnya apa yang terjadi? Terima kasih atas jawaban dan penjelasannya.
edotonggo@gmail.com

Jawab:
Wa’alaikumussalam wrw. Di seputar kita, seringkali ada cerita dengan berbagai ‘bumbu’ yag
menyertainya, ada jin yang mengambil calon bayi yang dikandung seseorang. Benarkah itu? Sebelum
menjawabnya, ada baiknya kita pahami dulu tanda-tanda kehamilan. Tanda-tanda kehamilan dapat
dibagi menjadi 3, yaitu tanda tidak pasti, tanda kemungkinan kehamilan dan tanda pasti kehamilan.
Berikut ini merupakan tanda-tanda tidak pasti dan tanda-tanda pasti pada kehamilan.
Tanda tidak pasti kehamilan: Tidak haid, mual muntah, nafsu makan berkurang, kram perut, payudara
membesar, penambahan berat badan, merasa perut membesar, perubahan mood, menjadi lebih sering
buang air kecil, sulit buang air besar, nyeri punggung, dan lemah terkait mual muntah
Tanda kemungkinan kehamilan: tes pack (PP test) yang positif 2 garis (False Positive).
Tanda pasti kehamilan: gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, dan bagian-bagian janin
lainnya, adanya denyut jantung janin, bisa diketahui dengan (didengar dengan stetoskop monoral
Laennec, terdeteksi dengan alat Doppler, tercatat dengan alat feto elektro kardiogram dan dilihat pada
ultrasonografi (USG)).
Kita mendengar ada orang yang merasa hamil tapi sebenarnya tidak hamil? Mungkin aneh
mendengarnya tapi hal itu memang benar terjadi. Keanehan semacam ini sering di sebut dengan hamil
palsu atau secara medis disebut dengan pseudosiesis, adalah suatu keadaan dimana seseorang wanita
berada dalam kondisi yang menunjukkan berbagai tanda dan gejala kehamilan tetapi sesungguhnya
tidak benar-benar hamil. Penyebab yang pasti dari pseudosiesis belum diketahui. Tetapi faktor yang
sangat sering berhubungan dengan terjadinya Kehamilan palsu adalah faktor emosional/psikis yang
menyebabkan kelenjar pituitary terpengaruh sehingga menyebabkan kegagalan sistem endokrin dalam
mengontrol hormon yang menimbulkan keadaan seperti hamil. Seorang wanita mempunyai keinginan
yang kuat untuk hamil, menterjemahkan perubahan kecil pada dirinya sebagai suatu kehamilan.
Hebatnya lagi tes kehamilan bisa positif palsu (false positive). Air susu juga bisa keluar. Keduanya terjadi
lewat jalur hypothalamus-hypofise terkait dengan hormon kehamilan yaitu hormon oxytocin dan
prolaktin. Perut membesar akibat penumpukan lemak didinding perut, dikira hamil. Gerakan gas dalam
perut disangka gerakan bayi.
Adanya sikap yang ambivalen terhadap kehamilannya semakin melengkapi kondisi ini, ingin sekali hamil,
sekaligus tidak ingin menjadi hamil. Ingin memiliki anak yang dibarengi dengan rasa takut untuk
menetralisasi keinginan mempunyai anak. Keinginan untuk hamil tidak dari dorongan keibuan, tetapi
dipacu oleh dendam, sikap bermusuhan, dan harga diri. Wanita dengan pseudosiesis tidak terlepas dari
pseudologi, yaitu fantasi yang selalu ditampilkan untuk mengingkari hal yang tidak menyenangkan. Para
psikolog menyatakan bahwa perempuan yang mengalami pseudosiesis memiliki keinginan yang sangat
kuat untuk hamil, sehingga dirinya merasa mengalami proses kehamilan. Wanita yang rentan
pseudosiesis:
 Usia 30 - 40 tahun dan belum memiliki anak
 Pernah mengalami keguguran pada kandungan sebelumnya
 Sangat ingin punya anak lagi, karena anak yang kecil sudah layak punya adik lagi
 Di lingkungannya ada perempuan yang sedang hamil
 Faktor stres dan kecemasan, terutama yang menyangkut kehamilan
 Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga
Keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk menghukum diri sendiri yang kemudian
di kompensasikan dalam bentuk agresivitas, secara simultan, berbarengan muncul kesediaan untuk
tidak menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka. Oleh komponen yang kontradiktif ini biasanya wanita
tidak mau ke dokter untuk memeriksakan dirinya. Kapan ‘jabang bayi’ diketahui menghilang? Saat sudah
muncul pemahaman pada wanita yang mengalami pseudosiesis bahwa dirinya tidak hamil atau saat
periksa ke dokter dan dilakukan USG. Hasil USG tidak memperlihatkan bahwa ada janin di dalam
rahimnya, juga tidak ada kantong kehamilan. Ini bukan karena janin menghilang, namun karena
pseudosiesis.
Bagi Dokter, sebenarnya berat harus menyampaikan hal demikian, namun tugas dokter adalah
menyampaikan kebenaran bukan menggantung-gantungkan harapan kosong. Maka dukungan semangat
kembali diberikan agar wanita pseudosiesis tetap kuat menerima kenyataan tersebut.
Karena secara fisik kondisinya normal maka tidak dibutukan obat kecuali jika ingin memancing haidnya
muncul kembali. Pengobatan hanya dilakukan konseling dengan psikoterapis. Semoga ada manfaatnya.
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai