Anda di halaman 1dari 3

TANYA :

Assalamu’alaikumwrwb. Pengasuh konkes yang baik. Saya seorang gadis pembaca setia
MATAN. Beberapa bulan belakangan ini, Ayah saya sering uring-uringan dan gampang
tersinggung dan kita sekeluarga jadi ikut-ikutan emosi. Beliau menjadi gampang lupa dengan
apa yang baru saja terjadi, tapi hapal sekali dengan apa yang dialami saat perang kemerdekaan
dulu. Oh iya, usia Ayah saya 75 tahun. Sebenarnya, apa yang dialami Ayah saya Dok, bisakah
disembuhkan? Kalau tidak bisa, apa yang harus dilakukan supaya tidak bertambah parah?
Terima kasih.
aura_farah@yahoo.com

Jawab:
Wa’alaikumslamwrwb. Dik Aura yang baik karena telah menjadi pembaca setia MATAN, dari
keluhan yang Adik sampaikan, sepertinya Ayah sudah mengalami kepikunan. Dalam bahasa
medis sering disebut dengan Dimensia. Dimensia atau kepikunan merupakan keadaan yang
meliputi perubahan jumlah, struktur, dan fungsi neuron di daerah tertentu dari otak. Penyebab
hal ini belum diketahui dengan pasti, namun kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor
genetik, radikal bebas, dll. Pada dasarnya, dimensia merupakan suatu sindrom penurunan
kemampuan intelektual secara progresif karena merosotnya fungsi kognitif. Akibatnya, terjadi
gangguan terhadap fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari.
Dimensia dibagi menjadi dua. Ada tipe Dimensia Alzheimer dan Dimensia Vaskuler.
Pada tipe pertama, sel neuron di otak akan mati secara perlahan, dan penyakit ini bersifat
progresif alias bertambah berat. Sedangkan dimensia vaskuler bisa disebabkan stroke, trauma,
atau radang otak. Dimensia aAzheimer dikategorikan sebagai penyakit degeneratif otak
progresif yang mematikan sel-sel otak sehingga mengakibatkan menurunnya daya ingat,
kemampuan berpikir, dan perubahan perilaku. Dimensia Alzheimer dapat dipicu berbagai hal,
antara lain penyakit jantung, paru-paru, ginjal, gangguan darah, infeksi, gangguan nutrisi,
berbagai keadaan keracunan, serta kelainan otak primer seperti stroke, infeksi, dan proses
degenerasi (penuaan).
Kegagalan mendiagnosis penyakit ini secara dini dapat mengakibatkan penanganan yang
tidak tepat serta memberikan beban tambahan, mulai dari ekonomi, sosial, dan emosi. Tidak
hanya bagi penderitanya, tetapi juga keluarganya. Kenali gejalanya sebelum terlambat, ada
baiknya kita mewaspadai penyakit ini melalui beberapa gejala dini yang mudah dikenali.
Antara lain gangguan terhadap memori yang memengaruhi ketrampilan dalam bekerja, serta
kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan, begitu pula dalam berbahasa. Selain itu,
muncul gangguan dalam pengenalan waktu dan tempat, kesulitan mengambil keputusan yang
tepat, dan sulit berpikir abstrak. Juga kerap salah dalam meletakkan barang, perubahan mood
dan tingkah laku, kepribadian yang berubah, serta kehilangan inisiatif.
Semakin uzur seseorang, semakin berpotensi pula mengalami dimensia. Diprediksi 1-
1,5% manusia berusia 60-65 tahun dimungkinkan menderita Dimensia. Sementara pada usia 80
tahun, kemungkinannya lebih tinggi, yakni 20-30 persen. Salah satu aspek yang memegang
peranan penting dalam penanganan Dimensia adalah perawatan pasien.
Merawat penderita Dimensia tidak mudah, tetapi bisa dilakukan. Pemahaman yang
cukup tentang penyakit ini, kesiapan mental, dan motivasi untuk berbagi merupakan modal
utama dalam memberikan asuhan. Kasih sayang dan perhatian merupakan pintu masuk untuk
memberikan asuhan yang utuh dan menyeluruh sehingga penderita Dimensia merasa aman dan
nyaman. Tujuan utama penanganan Dimensia adalah agar penderita dapat mengoptimalkan
kemampuan yang masih ada serta memperbaiki kualitas hidupnya. Segala upaya yang
dilakukan, tidak lain untuk menunda progresi kemunduran daya ingat.
Penanganan Dimensia dapat dilakukan melalui pendekatan nonfarmakologis
(psikososial) maupun terapi farmakologis.
Pendekatan nonfarmakologis merupakan pendekatan lini pertama pada pasien Dimensia ringan
sampai sedang. Dalam pendekatan nonfarmakologis, diperlukan intervensi lingkungan, perilaku,
dan keluarga. Selain itu untuk menunda kemunduran kognitif, penderita Dimensia harus
menjalankan pola perilaku sehat dan stimulasi otak sedini mungkin.
Sementara terapi farmakologis dilakukan setelah pendekatan nonfarmakologis tidak
memberikan hasil optimal. Umumnya, terapi farmakologis diberikan sesuai target gejala yang
menjadi sasaran obat, yakni antipsikotik, antidepresan, antiansietas, mood stabilizer, dan
hipnotik sedatif. Penanganan Dimensia, menurut panduan American Academy of Neurology
(AAN), biasanya menggunakan obat asetilkolinesterase inhibitor, vitamin, dan antioksidan.
Berikut ini beberapa tips yang bisa kita praktekan untuk mengatasi dan mencegah kepikunan.
Aktifkan Otak Kita Dengan Mengkaji Al-Quran
a. Belajar adalah kegiatan yang membuat otak menjadi aktif. Tumbuhkan semangat belajar
agar otak aktif untuk berpikir atau mengolah data. Membaca dan mengkaji Al-Quran
sangat baik dilakukan, Al-Quran adalah wahyu Allah SWT yang menenangkan jiwa,
meningkatkan keimanan dan menyeimbangkan nisbah keseimbangan hidup manusia.
b. Hafalan Ayat-Ayat Pendek
Pikun (Dimensia) merupakan menurunnya daya ingat. Dengan melakukan hafalan ayat-
ayat pendek dapat merangsang otak untuk memperpanjang ingatan. Ulanglah hafalan
Al-Quran dalam hati hal ini ditujukan agar Al-Quran meresap di qolbu dan menjaga
keseimbangan daya ingat kita.
c. Dzikir Sebagai Pusat Kegiatan dan Konsentrasi
Konsentrasi adalah tiangnya daya ingat. Untuk melatih konsentrasi intensifkan dzikir
sehingga kemampuan otak kita stabil. Selain memusatkan konsentrasi kita, perlu juga
olah fisik yang melibatkan konsentrasi seperti Sholat yang khusyuk, dianjurkan untuk
Sholat Malam ketika hening.
d. Mencurahkan Opini dan Bersosialisasi
Opini atau pendapat adalah hasil dari pembelajaran yang kita terima. Silakan
berpendapat, berdiskusi agar pemikiran kita dan apa yang kita pelajari ada hasil yang
baik. Ikuti pengajian rutin yang biasa diadakan di lingkukan tempat tinggal kita.
e. Rekreasi dan Senam Otak
Refreshing, jalan-jalan pagi hari, tamasya ke daerah pegunungan baik untuk membantu
tubuh untuk tenang dan nyaman.
Demikian jawaban saya, semoga bermanfaat. Amin

Anda mungkin juga menyukai