Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT HIV AIDS

Di susun oleh : Kelompok 4

1. Hela Denia Pratiwi (16010018)


2. Nurul Ainul Yakin (16010030)
3. Rizki Ardani (16010134)
4. Rhozzana Putri (16010084)
5. Siska imayani (16010091)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES dr.SOEBANDI JEMBER
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SAP
PENYAKIT HIV

Tema : Penyakit HIV


Sasaran : Keluarga pasien
Hari / Tanggal : Sabtu, 31 Agustus 2019
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat : AULA RS BINA SEHAT

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan
keluarga mengerti tentang penyakit HIV AIDS.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Pasien dan keluarga mampu memahami pengertian penyakit HIV AIDS.
2. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang penyebab penyakit HIV AIDS.
3. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang tanda dan gejala penyakit HIV AIDS.
4. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara penularan penyakit HIV AIDS.
5. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara pengobatan penyakitHIV AIDS.
6. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara pencegahan penyakit HIV AIDS.
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada masyarakat di RS
BINA SEHAT
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian penyakit HIV AIDS
2. Penyebab penyakit HIV AIDS
3. Tanda dan gejala penyakit HIV AIDS
4. Cara penularan penyakit HIV AIDS
5. Cara pengobatan penyakit HIV AIDS
6. Cara pencegahan penyakit HIV AIDS
E. Media
1. flipchart
2. Leafleat
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
G. KegiatanPenyuluhan
N TAHAP KEGIATAN KegiatanPeserta
O
.
1. Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab
( 5 menit )  Memperkenalkan diri salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
pendidikan kesehatan
 Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan
yang dimiliki pasien dan
keluarga tentang
penyakit HIV AIDS
2. Pelaksanaan  Menjelaskan materi  Mendengarkan
( 20 menit )  Pasien dan keluarga  Bertanya
memperhatikan
penjelasan tentang
penyakit HIV AIDS
 Pasien dan keluarga
menanyakan tentang hal-
hal yang belum jelas
3. Penutup  Menyimpulkan materi  Mendengarkan
(5menit)  Mengevalusi pasien dan  Menjawab
keluarga tentang materi salam
yang telah diberikan
 Mengakhiri pertemuan
H. Pengorganisasian
1. Penyaji : Nurul Ainul Yakin
Rhozzana Putri
2. Notulen : Rizki Ardani Siska Imayani
3. Fasilitator : Hela Denia Pratiwi
Siska Imayani
A. PENGERTIAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu
jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti
kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari
serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak
sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit
lain. Acquired : didapat, bukan penyakit keturunan.
Sedangkan di dalam kamus kedokteran Dorlan AIDS adalah suatu penyakit retrovirus
epidemik menular, yang disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat
bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok risiko
tertentu, termasuk pria homoseksual atau biseksual, penyalahgunaan obat intravena,
penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual dari
individu yang terinfeksi virus tersebut. AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi
HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata
hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat
membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi.
B. PENYEBAB
Penyebab HIV/AIDS adalah infeksi oleh virus HIV, yang menyerang sistem kekebalan
tubuh sehingga sel-sel pertahanan tubuh makin lama makin banyak yang rusak. Penderita
infeksi HIV menjadi sangat rentan terhadap semua bentuk infeksi. Pada yahap akhir,
penderita tidak bisa tahan terhadap kuman-kuman yang secara normal bisa dilawannya.
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu setelah
terinfeksi HIV, gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu
saja, lalu hilang dengan sendirinya. Seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan
gejala-gejala seperti flu, yaitu:
1. Demam
2. Rasa lemah dan lesu
3. Sendi-sendi terasa nyeri
4. Batuk
5. Nyeri tenggorokan
Gejala selanjutnya adalah memasuki tahap dimana sudah mulai timbul gejala-gejala
yang mirip dengan gejala-gejala penyakit lain, gejala-gejala diatas ini memang tidak
khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit-penyakit lain. Namun gejala-gejala ini
menunjukkan sudah adanya kerusakan pada system kekebalan tubuh yaitu:
1. Demam berkepanjangan
2. Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu 3 hari)
3. Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktifitas fisik sehari-hari
4. Pembangkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak
5. Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
6. Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus
7. Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan.
Gejala penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan mudahnya diserang penyakit lain,
dan disebut infeksi oportunitis. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan baik oleh
virus lain, bakteri, jamur, atau parasit (yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang bila
system kekebalan tubuh baik kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini
pengidap HIV telah berkembang menjadi penderita AIDS. Pada umumnya penderita
AIDS akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah gejala AIDS ini muncul. Gejala AIDS
yang timbul adalah :
1. Radang paru
2. Radang saluran pencernaan
3. Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
4. Kanker kulit
5. TBC
6. Gangguan susunan saraf / neurologis.
D. CARA PENULARAN
Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa
perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani,
cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur, atau
mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk ke aliran darah.
Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan
mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual.
2. Ibu pada bayinya
Penularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan laporan CDC
Amerika, prevalensi HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru
terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak
20% sampai 35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu
kemungkinannya mencapai 50%. Penularan juga terjadi selama proses persalinan
melalui transfuse fetomaternal atau kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi
dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan.
3. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan
menyebar ke seluruh tubuh.
4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat lain yang
darah cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV,dan langsung di gunakan untuk
orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV
5. Alat-alat untuk menoreh kulit
Alat tajam dan runcing seperti jarum,pisau,silet,menyunat seseorang, membuat
tato,memotong rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut
mungkin di pakai tampa disterilkan terlebih dahulu.
6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang di gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di gunakan oleh
parah pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat berpotensi menularkan
HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU secara bersama-sama juga
mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan gelas pengoplos obat,sehingga
berpotensi tinggi untuk menularkan HIV.
E. HIV TIDAK MENULAR MELALUI
HIV tidak menular melalui hal-hal di bawah ini :
1. Air mata, keringat, ait liur/ludah, air kencing
2. Peralatan makan bersama (Piring, sendok, gelas, dll),
3. Pakaian,handuk,sapu tangan,
4. Toilet yang di pakai secara bersama-sama,
5. Menggunakan kolam renang yang sama
6. Berpelukan,
7. Berjabat tangan,
8. Hidup serumah dengan penderita hiv/aids,
9. Gigitan nyamuk,
10. Hubungan social yang lain
F. PENGOBATAN
Obat-obatan Antiretroviral
Obat-obatan Antiretroviral (ARV) adalah beberapa obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi HIV. Obat-obatan ini tidak membunuh virus, tapi memperlambat
pertumbuhan virus. HIV bisa mudah beradaptasi dan kebal terhadap satu golongan ARV.
Oleh karena itu, kombinasi golongan ARV akan diberikan pada penderita. Beberapa
golongan ARV adalah:

1. NNRTI (Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Jenis ARV ini akan


bekerja dengan menghilangkan protein yang dibutuhkan virus HIV untuk
menggandakan diri.
2. NRTI (Nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Golongan ARV ini menghambat
perkembangan HIV di dalam sel tubuh.
3. Protease inhibitors. ARV jenis ini akan menghilangkan protease, jenis protein yang
juga dibutuhkan HIV untuk memperbanyak diri.
4. Entry inhibitors. ARV jenis ini akan menghalangi HIV untuk memasuki sel-sel CD4.
5. Integrase inhibitors. Jenis ARV ini akan menghilangkan integrase, protein yang
digunakan HIV untuk memasukkan materi genetik ke dalam sel-sel CD4.

Pengobatan kombinasi ini lebih dikenal dengan nama terapi antiretroviral (ART).
Biasanya pasien akan diberikan tiga golongan obat ARV. Kombinasi obat ARV yang
diberikan berbeda-beda pada tiap-tiap orang, jadi jenis pengobatan ini bersifat pribadi
atau khusus. Beberapa obat ARV sudah digabungkan menjadi satu pil. Begitu
pengobatan HIV dimulai, mungkin obat ini harus dikonsumsi seumur hidup.

Konsumsi Obat Secara Teratur. Anda harus membuat jadwal rutin untuk memasukkan
pengobatan HIV ke dalam pola hidup sehari-hari. Pengobatan HIV bisa berhasil jika
Anda mengonsumsi obat secara teratur (pada waktu yang sama setiap kali minum obat).
Jika melewatkan satu dosis saja, efeknya bisa meningkatkan risiko kegagalan.

Semua pengobatan untuk HIV memiliki efek samping yang tidak menyenangkan. Jika
terjadi efek samping yang tidak normal, Anda mungkin perlu mencoba kombinasi obat-
obatan ARV yang lainnya. Berikut adalah contoh efek samping yang umumnya terjadi:
1. Kelelahan
2. Mual
3. Ruam pada kulit
4. Diare
5. Satu bagian tubuh menggemuk, bagian lain kurus
6. Perubahan suasana hati

G. CARA PENCEGAHAN
Upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS dikenal dengan prinsip ABCD, yaitu :
1. A – Abstinence
Abstinence merupakan suatu upaya untuk tidak melakukan hubungan seksual,
terutama bagi seseorang yang belum menikah.
2. B-BeFaithful
Be Faithful merupakan suatu upaya untuk tidak berganti-ganti pasangan atau dengan
kata lain menunjukkan sikap saling setia kepada pasangannya.
3. C-Condom
Melakukan hubungan seksual yang aman yaitu dengan menggunakan alat pelindung
atau kondom.
4. D- don’t shre syering/ don’t inject
Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit secara bergantian
dengan orang lain, terutama di kalangan pemakai narkoba.
5. E - Save Equipment
Hindari pemakaian alat / bahan tidak steril.
Cara hidup yang positif bagi penderita HIV AIDS
1. Istirahat cukup
2. Penuhi asupan nutrisi
3. Hindari stress
4. Minum obat anti retroviral sesua anjuran dokter
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila disekitar kita ada yang positif HIV AIDS
1. Jangan mengucilkan mereka yang sudah positif HIV AIDS
2. Berikan dukungan kepada penderita HIV AIDS
H. KOMPLIKASI
1. Tuberculosis adalah infeksi oportunistik paling umum yang dikaitka dengan hiv dan
merupakan penyebab utama kematian orang-orang memiliki AIDS.
2. Cytomegalovirus adalah infeksi terkait HIV yang umum. Jika sistem kekebalan tubuh
melemah virus kembali muncul sehingga menyebabkan kerusakan pada mata, saluran
pencernaan, paru-paru atau organ lainya.
3. Candidiasis adalah infeksi jamur yang ditularkan dalam cairan tubuh seperti air liur,
darah, urin, sperma dan ASI. Infeksi ini menyebabkan peradangan pada selaput lendir
dimulut, lidah, esophagus dan vagina.
4. Meningitis kriptokokus adalah infesi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh jamur
yang ditemukan dalam kotoran. Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan
yang mengelilingi pada otak dan sumsum tulang belakang.
5. Toksoplasmosis infeksi ini disebabkan oleh toxsoplasma gondii, suatu parasit yang
disebarkan utamanya oleh kucing. Infeksi ini berpotensi kematian
6. Cryptosporidiosis adalah parasit usu yang umumnya ditemukan pada hewan, parasit
tersebut tumbuh didalam usus dan saluran empedu, menyebabkan diare yang kronis
dan parah pada orang yang memiliki AIDS
Daftar Pustaka
Djuanda, A. (2009). Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ninuk Dian Kurniawati, D. (2009). Asuhan keperawatan pada Pasien Terinfeksi. Jakarta:
Salemba Medika.
LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN
1. TN. M
Pertanyaan : Apakah transfusi darah dapat menyebabkan HIV?
Jawaban : tidak, karena sebelum dilakukan transfuse darah PMI sudah melakukan uji
screening sesuai prosedur
2. NY. H
Pertanyaan : Apakah penggunaan jarum suntik di tempat praktek seperti klinik dan
puskesmas itu sekali pakai dan tidak menyebabkan penularan HIV? Dan apakah HIV
itu dapat di obati
Jawaban : Iya, penggunaan jarum suntik itu sekali pakai atau steril jadi tidak dapat
menularkan HIV
Umtuk HIV itu dapat di obati dengan penggunaan obat yang telah disarankan oleh
doter dan harus dikonsumsi setiap hari
Pertanyaan dari pemateri ke audient
1. Pertayaan : Apa saja yang tidak dapat menularkan HIV?
Ny. S
Jawaban : Gigitan nyamuk, berpelukan, berbagi makanan atau minuman dengan orang
HIV
2. Pertanyaan : Apa saja yang dapat menularkan HIV ?
Ny. S
Jawaban : Menggunakan jarum suntik secara bergantian, melalui cairan tubuh,
melakukan seks bebas

Anda mungkin juga menyukai